Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

Remaja adalah kelompok potensial yang perlu mendapat perhatian serius

karena remaja dianggap sebagai kelompok yang mempunyai risiko secara

seksual maupun kesehatan reproduksi dimana mereka memiliki rasa

keingintahuan yang besar dan ingin mencoba sesuatu yang baru (Hapsari,

2019). Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu

masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak mengalami

percepatan pertumbuhan, perubahan-perubahan baik fisik maupun psikologis.

Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial,

yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya

perubahan sosial (Rahayu, 2017).

Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan

psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan sebagai berikut

(Rahayu, 2017):

a. Masa remaja awal/dini (early adolescence)

Masa remaja ini pada umur 10–13 tahun. Biasanya tampak dan memang

merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin bebas, dan

memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

berfikir khayal (abstrak).


b. Masa remaja pertengahan (middle adolescence)

Masa remaja pertengahan ini pada umur 14–16 tahun. Tampak dan

merasa ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau

tertarik pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam,

kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang,dan berkhayal

mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual.

c. Masa remaja lanjut (late adolescence)

Pada remaja umur 17–19 tahun ini menampakkan pengungkapan

kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra

(gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan

perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak

Perkembangan pada remaja meliputi yakni (Widyaningrum, 2010)

a. Perkembangan fisik

Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik

berhubungan dengan mulainya pubertas. Hormone estrogen

membuat anak peremuan memiliki sifat kewanitaan setelah remaja.

Hormone ini dapat merangsang pertumbuhan saluran susu

dipayudara sehingga payudara membesar, dan juga merangsang

pertumbuhan saluran telur, rongga rahum dan vagina sehingga

membesar, tebal, dan mengeluarkan cairan bertambah banyak.

Selain itu, dapat mengakibatkan tertimbunnya lemak didaerah

panggul wanita dan dapat memperlambat pertumbuhan tubuh yang

semuka sudah dirangsang oleh kelenjar bawah otak.


b. Perkembangan intelektual

Tidak terdapat perubahan-perubahan dalam fungsi intelektual

selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah

yang kompleks berkembang secara bertahap. Sebagian besar remaja

mampu menyesuaikan diri tanpa mendapatkan kesulitan. Tetapi

selama masa penyesuaian remaja akan bersikap irasional, mudah

tersinggung dan sulit dimengerti. Hal ini karena adanya konflik

dalam dirinya, frustasi, kebimbangan dan keputusasaan.

c. Perkembangan seksual

Perubahan fisik yang terjadi mengakibatkan munculnya

dorongan seksual. Pemuasan dorongan seksual dipersulit dengan

banyaknya tabu sosial, dan kurangnya pengetahuan yang benar

tentang seksualitas. Pada masa ini Mulai tumbuh ketertarikan pada

lawan jenisnya dan keinginan untuk menjalin hubungan lebih dekat

dengan lawan jenisnya.

d. Perkembangan emosional

Masa remaja adalah masa stress emosional yang timbul dari

perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas.

Hal itu dipandang sebagai perkembangan proses psikososial yang

terjadi seumur hidup. Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh

dari orang yang bergantung menjadi orang yang tidak bergantung,

yang identitasnya memungkinkan mereka berhubungan dengan yang

lainnya dengan gaya dewasa. Terjadinya masalah emosional tersebut


berbeda-beda pada setiap remaja. Seperti biasanya kebanyakan

remaja Mulai mencari jati diri, susah diatur, lebih mudah marah,

cemas dan merasa bimbang.

Menurut Marni (2013) tanda-tanda perubahan pada remaja perempuan

dibagi menjadi dua yakni :

a. Tanda-tanda perubahan primer wanita

Adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang

ditandai dengan datangnya haid. Ovarium mulai berfungsi dengan

matang di bawah pengaruh hormon gonadotropin dan hipofisis, folikel

mulai tumbuh meski belum matang tetapi sudah dapat mengeluarkan

estrogen. Korteks kelenjar suprarenal membentuk androgen yang

berperan pada pertumbuhan badan. Selain pengaruh hormon

somatotropin diduga kecepatan pertumbuhan wanita dipengaruhi juga

oleh estrogen.

b. Tanda-tanda perubahan sekunder wanita

1. Rambut: tumbuhnya rambut pada kemaluan ini terjadi setelah

pinggul dan payudara mulai berkembang. Bulu ketiak dan bulu

pada wajah mulai tampak setelah datang haid. Rambut yang mula-

mula berwana terang berubah menjadi lebih subur, gelap, kasar,

dan keriting.

2. Pinggul: berubah menjadi lebih membesar dan membulat. Hal ini

disebabkan karena membesarnya tulang pinggul dan lemak di

bawah kulit.
3. Payudara: bersamaan dengan membesarnya pinggul maka payudara

juga membesar dan puting susu ikut menonjol, semakin

membesarnya kelenjar susu maka payudara semakin membesar dan

bulat.

4. Kulit: menjadi semakin kasar, lebih tebal, dan pori-pori lebih

membesar, akan tetapi kulit wanita lebih lembut daripada pria.

5. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat: menjadi lebih aktif. Pada

masa ini sering timbul masalah jerawat karena adanya sumbatan

kelenjar keringat dan baunya menusuk pada saat sebelum dan

sesudah haid.

6. Otot: menjelang akhir masa puber, otot menjadi semakin membesar

dan kuat dan akan terbentuk bahu, lengan, dan tungkai kaki.

7. Suara: berubah menjadi merdu.

2.2 Menarche

Menarche merupakan pertanda adanya suatu perubahan status sosial dari

anak-anak ke dewasa. Pada studi antar budaya, menarche mempunyai variasi

makna termasuk rasa tanggung jawab. Kebebasan dan harapan untuk memulai

reproduksi. Menarche merupakan suatu tanda yang penting bagi seorang

wanita yang menunjukkan adanya produksi hormon yang normal yang dibuat

hypothalamus dan kemudian diteruskan oleh ovarium dan uterus. Selama

sekitar 2 tahun hormon-hormon ini akan merangsang pertumbuhan tanda-

tanda seks sekunder seperti pertumbuhan payudara, perubahan-perubahan


kulit, perubahan siklus, pertumbuhan rambut ketiak dan rambut pubis serta

bentuk tubuh menjadi bentuk tubuh yang ideal (Proverawati, 2016).

Menarche adalah siklus menstruasi pertama kali yang dialami wanita, yang

merupakan ciri kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil.

Menstruasi atau haid adalah perdarahan periodik dari rahim yang dimulai

sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan

endometrium uterus. Kondisi ini terjadi Karena tidak ada pembuahan sel telur

oleh sperma, sehingga lapisan endometrium yang sudah menebal untuk

persiapan kehamilan menjadi luruh. Umumnya siklus menstruasi pada wanita

yang normal 28-35 hari dan lama haid antara 3-7 hari (Sinaga, 2017).

Menarche atau menstruasi pertama seorang wanita mengalami dimana

pada awal haid pendarahan yang keluar lebih banyak dan gumpalan darah

lebih sering keluar. Pada fase menstruasi, endometrium terlepas dari dinding

uterus dengan disertai pendarahan. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima

hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron,

LH (Lutenizing Hormon)menurun atau pada kadar terendahnya, sedangkan

siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

Kemudian dilanjutkan fase poliferasi ini ovarium sedang melakukan proses

pembentukan dan pematangan ovum. Fase proliferasi merupakan periode

pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14

dari siklus haid. Permukaan endometriumsecara lengkap kembali normal

sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini

endometrium tumbuh menjadi tebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari
semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Pada fase proliferasi terjadi

peningkatan kadar hormon estrogen, karena fase ini tergantung pada stimulasi

estrogenyang berasal dari folikel ovarium (Sinaga, 2017).

Pada fase selanjutnya yakni Fase sekresi berlangsung sejak hari

ovulasisampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya. Pada

akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna

mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium

menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. Umumnya pada fase pasca

ovulasi wanita akan lebih sensitif. Sebab pada fase ini hormon reproduksi

(FSH, LH, estrogen dan progesteron)mengalami peningkatan. Jadi pada fase

ini wanita mengalami yang namanya Pre Menstrual Syndrome (PMS).

Beberapa hari kemudian setelah gejala PMS maka lapisan dinding rahim akan

luruh kembali (Sinaga, 2017).

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus Luteum yang

mensekresi estrogen dan progesterone menyusut. Seiring penyusutan kadar

estrogen dan progesterone yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga

suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan

fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi dimulai, pada

fase ini sering disebut fase iskemi/fase premenstrual (Sinaga, 2017).


2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menarche

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi menarche pada remaja yakni:

2.3.1 Faktor Internal

A. Status Gizi

Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai,

kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial

yang menjadi basis pertumbuhan. Asupan energi mempengaruhi

pertumbuhan tubuh dan bila asupan tidak adekuat dapat

menyebabkan penurunan beberapa hal diantaranya: derajat

metabolisme, tingkat aktifitas, tampilan fisik dan maturasi seksual.

Asupan gizi mempengaruhi kematangan seksual pada remaja yang

mendapat menarche lebih dini (Thevar, 2016).

B. Berat Badan Lahir

Adanya keterkaitan antara berat badan lahir dengan umur

menarche dapat disebabkan oleh status gizi selama kehamilan. Berat

badan lahir pada anak akan mencerminkan pemenuhan asupan gizi

selama kehamilan. Hal tersebut tentu berpengaruh pada pertumbuhan

dan perkembangan badan anak sehingga berdampak pada umur

menarche (Utami, 2019).


C. Usia Ibu Menarche

Usia menarche dipengaruhi oleh hereditas, tetapi gen spesifik yang

menentukan belum diketahui. Bukti yang menunjukkan bahwa genetik

mempengaruhi usia menarche berasal dari penelitian yang

menunjukkan kecenderungan usia menarche ibu untuk memprediksi

usia menarche anak perempuannya (Sandra, 2020).

2.3.2 Faktor Eksternal

A. Sosial Ekonomi

Usia menarche dapat dikatakan berhubungan dengan status sosial

ekonomi. Pendapatan di dalam suatu keluarga seringkali dihubungkan

dengan bagaimana kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan

kebutuhan gizi dimana hal pemenuhan gizi tersebut akan berkaitan pula

dengan pematangan seksual pada remaja. Oleh karena itu biasanya

keluarga yang mempunyai pendapatan lebih dari cukup akan secara

otomatis mempengaruhi keadaan status gizinya apalagi untuk anak

perempuan yang berkorelasi terhadap cepatnya menarche (Sandra,

2020).

B. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang

bisa berubah bergantung zaman atau keinginan seseorang untuk

mengubah gaya hidupnya. Indikator gaya hidup bisa dilihat dari pola

makan, olahraga, dan istirahat tidur (Sandra, 2020).


2.3.3 Faktor Predisposisi

A. Peran Ibu

Peran ibu tentang menarche, permasalahan pribadi ataupun

pertanyaann tentang tubuh perkembangannya akan mengurangi

kecemasan remaja perempuan ketika menarche datang serta

meningkatkan ilmu pengetahuan tentang menarche dengan lebih luas

(Thevar, 2016).

B. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan terbentuknya tindakan seseorang.

Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam

menumbuhkan diri maupun dorongann sikap dan perilaku setiap

hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan

stimulus terhadap tindakan sesorang (Notoadmojo, 2018).

C. Dukungan Sosial

Dukungan sosial (social support) merupakan suatu bentuk

kenyamanan yang didapatkan seorang dari orang lain seperti orang

tua, pasangan, saudara, teman, guru ataupun petugas medis.

Dukungan sosial yang diterima remaja putri terkait menarche akan

menyebabkan remaja putri merasa mendapatkan perhatian,

informasi, cinta, kasih sayang dan rasa nyaman sehingga

membantunya mempersiapkan diri dalam menghadapi menarche

(Setyawati et al, 2019).


D. Ketersedian Informasi

Ketersediaan informasi (accessibility of information) dapat

meningkatkan intuisi sehingga pengetahuan yang didapatkan bisa

bertambah. Informasi bisa berasal dari media cetak, media

elektronik, media sosial, orang tua, guru, teman dan sebagainya.

Informasi yang diperoleh akan menambah wawasan remaja putri,

mengurangi kesalahan dalam mengambil keputusan serta

meningkatkan gambaran yang positif terhadap menarche (Narsih,

2021).

2. 4 Kerangka Teori

Menarche yang merupakan ciri kematangan anak perempuan dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi menarche adalah status gizi

dan sosial ekonomi mempengaruhi terjadinya menarche. Selain itu, stimulan

eksternal, peran ibu, pengetahuan, dukungan sosial, dan ketersediaan

informasi menyebabkan kematangan seksual seorang remaja yang memicu

terjadinya menarche.
Faktor Internal:
1. Genetik : Usia Menarche Ibu
2. Berat Badan Lahir
3. Status Gizi

Faktor Eksternal:
Kesiapan Remaja
1. Status Ekonomi Menghadapi Menarche
2. Gaya Hidup

Faktor Presdiposisi:
1. Peran Ibu
2. Pengetahuan
3. Dukungan Sosial
4. Ketersediaan Informasi

Bagan 2.1 Kerangka Teori Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Menarche


(Sumber : Thevar, 2016; Utami, 2019; Sandra, 2020; Notoadmojo, 2018; Setyawati et al,
2019; Narsih, 2021)

Anda mungkin juga menyukai