Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KELOMPOK

Disusun Oleh:
KELOMPOK

1. Octa Diva Violeta
2. Octafy Triyanthi F.
3. Salsabilla Harianto
4. Yolanda
5. Arjuna Tri Dharma
6. Baihaki Akbar Fahri




Mata Pelajaran : Bimbingan Konseling (BK)
Guru Pembimbing :
Kelas : VII.H / 7 H





SMP NEGRI 2 KOTA JAMBI
Tahun Ajaran 2014/2015

Pengertian Pubertas

Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi
seksual.
Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:
Menurut Prawirohardjo (1999: 127) pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan
masa dewasa.
Menurut Soetjiningsih (2004: 134) pubertas adalah suatu periode perubahan dari tidak matang menjadi
matang.
Menurut Monks (2002: 263) pubertas adalah berasal dari kata puber yaitu pubescere yang artinya
mendapat pubes atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang menunjukkan
perkembangan seksual.
Menurut Root dalam Hurlock (2004) Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana
terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.
Perubahan Fisik
Selama pertumbuhan pesat masa puber, terjadi empat perubahan fisik penting dimana tubuh anak dewasa:
perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, perkembangan ciri-ciri seks primer dan
perkembangan ciri-ciri seks sekunder (Hurlock, 2004: 188).
Perubahan primer
Perubahan sekunder
Perubahan primer pada masa puber
Perubahan primer pada masa pubertas adalah tanda-tanda/perubahan yang menentukan sudah mulai
berfungsi optimalnya organ reproduksi pada manusia.
Pada pria Gonad atau testis yang terletak di skrotum, di luar tubuh, pada usia 14 tahun baru sekitar 10%
dari ukuran matang. Kemudian terjadi pertumbuhan pesat selama 1 atau 2 tahun, setelah itu pertumbuhan
menurun, testis sudah berkembang penuh pada usia 20 atau 21 tahun. Kalau fungsi organ-organ pria
sudah matang, maka biasanya mulai terjadi mimpi basah.
Pada wanita - Semua organ reproduksi wanita tumbuh selama masa puber, meskipun dalam tingkat
kecepatan yang berbeda. Berat uterus anak usia 11 atau 12 tahun berkisar 5,3 gram, pada usia 16 rata-rata
beratnya 43 gram. Tuba falopi, telur-telur, dan vagina juga tumbuh pesat pada saat ini. Petunjuk pertama
bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan menjadi matang adalah datangnya menstruasi.(Hurlock,
2004: 210).
b. Perubahan sekunder pada masa pubertas
Perubahan sekunder pada masa pubertas adalah perubahan-perubahan yang menyertai perubahan primer
yang terlihat dari luar.
1) Pada perempuan: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; pertumbuhan payudara; tumbuh
bulu-bulu halus disekitar ketiak dan vagina; panggul mulai melebar; tangan dan kaki bertambah besar;
tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar; vagina mengeluarkan cairan; keringat bertambah
banyak; kulit dan rambut mulai berminyak; pantat bertambah lebih besar.
2) Pada pria: lengan dan tungkai kaki bertambah panjang; tangan dan kaki bertambah besar; pundak
dan dada bertambah besar dan membidang; otot menguat; tulang wajah memanjang dan membesar tidak
tampak seperti anak kecil lagi; tumbuh jakun; tumbuh rambut-rambut di ketiak, sekitar muka dan sekitar
kemaluan; penis dan buah zakar membesar; suara menjadi besar; keringat bertambah banyak; kulit dan
rambut mulai berminyak.(Sarlito, 2009: 1).
c. Perubahan Emosional/Psikologis
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode Badai dan Tekanan, sesuatu masa dimana
ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan yang terjadi
terutama bersifat melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber. Adapun meningginya emosi
terutama karena anak laki-laki dan perempuan berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi
baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-
keadaan itu (Hurlock, 2004: 212-213).
Masa remaja merupakan badai dan tekanan, masa stress full karena ada perubahan fisik dan biologis
serta perubahan tuntutan dari lingkungan, sehingga diperlukan suatu proses penyesuaian diri dari remaja.
Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan. Namum benar benar juga bila sebagian besar
remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri
pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. (Nurfajriyah, 2009: 1).
Problematika Remaja dan Pubertas
Masalah Pubertas dan Cara Mengatasinya
Remaja adalah periode transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Pada masa ini seringkali timbul
kesulitan serta perselisihan, satu diantaranya yang paling sering terjadi adalah perselisihan antara Anak
dengan Orangtua. Hal ini terjadi karena secara fisiologis si anak sedang mengalami sesuatu yang baru dan
meresahkan dirinya. Adapun faktor yang menyebabkan keresahan tersebut antara lain adalah aktifitas
hormonal pada usia puber juga faktor emosional, psikologis dan sosial.
Periode Yang Terjadi pada Masa Pubertas
1) Periode Depresi :
Periode ini biasanya akan berlangsung sekitar seminggu atau lebih, namun apabila depresi sudah terasa
tidak wajar lagi (terjadi sampai berlarut-larut) mungkin ini disebabkan karena kecemasan atau kesulitan
emosional. Biasanya anak yang mempunyai sifat tertutup (introvert) cenderung mengalami depresi yang
lebih lama bila dibandingkan dengan anak yang mempunyai sifat terbuka (extrovert), karena anak
introvert tidak bisa mengungkapkan apa sebenarnya yang menjadi akar dari kecemasan serta kesulitan
emosionalnya itu kepada orang lain.
2) Periode Kecemasan :
Pada periode ini Remaja seringkali bersikap tidak biasa, seperti : cepat tersinggung, sangat agresif, suka
menggerutu dan kasar atau kadang yang terjadi justru kebalikannya : bersikap kekanakan serta sangat
tergantung kepada Orangtuanya.
3) Periode Kerewelan :
Umumnya periode ini ditemukan pada Remaja Putri, misalnya dalam hal memilih pakaian, ataupun
memilih makanan. Pada periode ini kaum Remaja Putri ada yang melakukan diet ketat untuk menjaga
keindahan tubuh dan penampilannya, tapi ada juga yang justru melakukan sebaliknya yaitu lebih rakus
dan tidak perduli pada penampilan.
4) Periode Pembangkangan :
Seringkali Remaja seakan menjadi tidak patuh kepada apa yang menjadi aturan Orangtuanya. Sepanjang
tidak melanggar norma Agama, Kesusilaan dan juga tidak membahayakan bagi keselamatan serta
kesehatan dirinya, Orangtua sebaiknya bisa bertindak lebih bijak untuk memberi kesempatan kepada
Remaja agar ia dapat mengambil keputusan sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang telah dia
lakukan. Hal ini selain dapat menambah rasa percaya diri Remaja tersebut sekaligus juga bisa
menghindari timbulnya pertengkaran (konflik) yang berkepanjangan antara Orangtua dengan Anak.
5) Periode Ingin Tampil Beda :
Kebanyakan para Remaja mengalami periode ini, antara lain bisa terlihat dari caranya berpakaian,
bergaya, berbahasa dan masih banyak lagi.
Sepanjang yang dilakukannya tidak bertentangan dengan norma Agama, Kesusilaan serta tidak
membahayakan bagi diri Remaja tersebut, sebaiknya Orangtua tidak perlu merasa cemas. Mereka
melakukan hal ini hanya karena sedang dalam tahap mencari identitas diri, dan ingin diterima dengan baik
sebagai anggota kelompoknya.Seiring dengan bertambahnya usia, perlahan-lahan semua itu akan hilang
dengan sendirinya.
Cara Menanggulangi Masalah Remaja Pubertas
Orangtua sebaiknya jangan membahas suatu masalah dengan cara sikap seolah sedang menginterogasi
atau mendoktrin, karena hal ini akan membuat Remaja tersebut semakin takut untuk mengemukakan apa
yang sedang dirasakannya dan itu akan mengakibatkan semakin jauhnya jarak antara Orangtua dengan
Anak.
Sebaiknya ajaklah Remaja tersebut untuk berbicara dari hati ke hati dan dalam suasana yang santai,
bahkan tak ada salahnya apabila dalam pembicaraan tersebut sesekali diselingi juga dengan gurauan
ringan.
Ciptakanlah suasana demokratis dalam rumah tangga, dimana semua anggota keluarga bisa
mengemukakan pendapatnya, tanpa harus merasa malu apalagi takut dengan anggota keluarga lainnya,
terutama kepada Orangtua.
Biasakanlah dalam keluarga untuk saling menghargai serta menghormati pendapat orang lain, tanpa
memandang apa jenis kelamin serta usianya.

1. CIRI CIRI PUBERTAS LAKI LAKI
a. Mimpi Basah
2. Perkembangan Fisik Laki-Laki pada Masa Pubertas
Seorang laki-laki telah dianggap memasuki masa puber jika pada tubuhnya terjadi perubahan, antara lain
sebagai berikut:
a. Jakun mulai tumbuh
b. Dada tampak lebih berbidang
c. Tumbuh rambut di daerah ketiak dan kemaluan
d. Suara menjadi lebih berat dan besar
e. Mulai mengalami mimpi basah
f. Pembuangan minyak lambat, mulai tumbuh jerawat
g. Hormon seks makin matang menghasilkan organ seks laki-laki
h. Bahunya melebar dan otot-otot berisi

1. Ciri ciri pubertas perempuan
a. Menstruasi/ Haid
2. Perkembangan Fisik Perempuan pada Masa Pubertas
Seorang perempuan telah dianggap memasuki masa puber jika pada tubuhnya telah ada perubahan
sebagai berikut:
a. Payudara mulai tumbuh besar
b. Pinggul mulai melebar
c. Tumbuh rambut di daerah ketiak dan kemaluan
d. Datangnya haid atau menstruasi setiap bulan
e. Bentuk tubuh membulat
f. Pertumbuhan tinggi badan berhenti
g. Usia 13 tahun rata-rata gadis mengalami haid pertama

Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia
Remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Remaja menurut BKKBN adalah penduduk
laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan belum menikah. Sedangkan menurut WHO adalah
penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 15- 24 tahun ( BKKBN, 2003).
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri
seks sekunder, tercapainya fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif
(Soetjiningsih, 2004).
Batasan remaja menurut WHO:
Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua
remaja akan melewati sebagai berikut:
a. Masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 11 13 tahun.
b. Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14 -16 tahun.
c. Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17 20 tahun.
(Soetjiningsih, 2004).
Tabel 2.1 Tahapan
perkembangan remaja
Sumber : Dikutip dari
PPFA, Adolescence
Sexuality, 2001.
Ciri-ciri perkembangan
remaja.
Dalam lingkungan sosial
tertentu, masa remaja bagi pria merupakan saat diperolehnya kebebasan. Sementara untuk remaja wanita
merupakan saat mulainya segala bentuk pembatasan.
Menurut ciri perkembangannya masa remaja dibagi menjadi tiga periode:
1) Masa Remaja Awal ( 10-12 tahun), Ciri khasnya :
a) Lebih dekat dengan teman sebaya.
b) Ingin Bebas
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir abstrak.
2) Masa Remaja Tengah (13-15 tahun), ciri khasnya :
a) Mencari identitas diri.
b) Timbulnya keinginan untuk kencan.
c) Punya rasa cinta yang mendalam
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
e) Berkhayal tentang aktivitas seks.
3) Masa Remaja Akhir (16-19 tahun), ciri khasnya :
Tahapan Remaja Laki-laki perempuan
Umur (tahun) Umur (tahun)
Pra remaja
Remaja Awal
Remaja Menangah
Remaja Akhir
<11
9-13
13-16
> 16
< 11
11-14
14-17
> 17
a) Pengungkapan kebebasan diri.
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c) Punya citra jasmani diri.
d) Dapat mewujudkan rasa cinta.
e) Mampu berfikir abstrak.
(BKKBN, 2003)

Anda mungkin juga menyukai