TINJAUN PUSTAKA
A. REMAJA
1.Defenisi remaja
Remaja pada umunya didefenisikan sebagi orang yang mengalami masa peralihan
dari masa kanak-kanak kemasa dewasa. Menurut WHO remaja adalah
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun sementara daam
terminology lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang
berusia 15-24 tahun kemudian disatukan dalm sebuah terminologi kaum muda
(young people) yang mencakup 10-24 tahun. (Marmi, 2013.
Masa remaja merupakan suatu tahapan antara masa kanak – kanak dengan masa
dewasa, biasanya terjadi antara usia 10 – 18tahun. Sebelum memasuki masa
remaja,seseorang akan mengalami periode pubertas terlebih dahulu.Pada periode
pubertas inilah akan terjadi percepatan pertumbuhan dan perkembangan fisik dari
anak-anak menjadidewasa serta mengalami kematangan organ reproduksi seksual.
(Wulandari dkk, 2015)
Masa remaja ditandai dengan pubertas.Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan
fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.
Pubertas tercapai pada umur 12-16 tahun. Remaja mengalami perubahan dramatis pada
masa pubertas. Pada masa inihormon seksual seperti progesteron dan esterogen
meningkat kuat. (Suyamti dkk, 2018)
Masa remaja (usia 10-19 tahun) masa yang khusus dan penting, karena merupakan
periode pematangan organ-organ reproduksi manusia. Masa remaja disebut juga masa
pubertas merupak an masa transisi yang unik ditandai dengan berbagai perubahan fisik,
emosi, dan psikis. (Pinem, 2009)
B. PUBERTAS
1.Defenisi Pubertas
Pubertas adalah merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa.Tidak ada batas yang yang tajam antara masa kanak-kanak dan awal masa
pubertas, akan tetapi dapat dikatakan bahwa masa pubertas diawali dengan
berfungsinya ovarium . Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi
dengan mantap dan teratur. Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya cirri-
ciri kelamin sekunder, dan berakhir kalau sudah ada kemampuan reproduksi.Awal
pubertas dipengaruhi oleh bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan.Secara umum ada
pergeseran permulaan pubertas kearah umur yang lebih muda dikarenakan
meningkatnya kesehatan umum dan gizi (Widyastuti, 2009)
pubertas, yang meliputi perubahan fisik, psikologis, dan sosial.Perubahan tersebut dapat
menimbulkan reaksi negatif berupa perilaku menyimpang. Hal inidapat dihindari apabila
anak telah dipersiapkandan mendapat informasi tentang perubahan padamasa remaja dari
orang tua mereka sejak dini,khususnya dari ibu sebagai pihak yang palingdekat dengan
anak(Saptowati dkk, 2018)
.
2.faktor –faktor yang mempengaruhi pubertas dan kesehatan wanita
menurut Widyastuti, (2009)
a. faktor internal
-hormon
b.faktor eksternal
-bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan
-faktor genetik
Merupakan modal utama atau dasar faktor bawaan yang normal contoh:jenis
kelamin,suku,bangsa.
-faktor lingkungan
komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi, perawatan kebersihan
lingkungan,pendidikan, sosial budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi,politik.
c.faktor perilaku
Keadaan perilaku akan mmpengaruhi tumbuh kembang anak dalam
perkembangan selanjutnya
1.Masalah gizi
a.Anemia dan kurang gizi kronis
b.Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri
2.Masalah pendidikan
a. Buta huruf
b. Pendidikan rendah
3.Masalah lingkungan dan pekerjaan
a. lingkungan dan suasana yang kurang memperhatikan kesehatan remaja dan
bekerja yang akan mengganggu kesehatan remaja.
b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak
kesehatan fisik, mental dan emosional remaja.
4.Masalah seks dan seksualitas
a.Pengerahuan yang tidak lengkap dan tidak tentang masalah seksualitas,
misalnya mitos yang tidka benar
b.kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
seksualitas
c. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yang mengarah pada penularan
HIV/AIDS
d.Penyalahgunaan seksual
e.Kehamilan remaja
f.Kehamilan pra nikah atau di luar ikatan pernikahan
5.Masalah kesehatan reproduksi remaja
a.Ketidakmatangan secara fisik dan mental
b. Risiko komplikasi dan kematian ibu dan janin lebih besar
c.Kehilangan kesempatan untuk pengembangan diri
d. Risiko bertambah untuk melakukan aborsi yang tidak aman.
1.Definisi
b. Bahan bacaan yang sengaja dan semata – mata dirancang untuk membangkitkan
nafsu birahi/ seks.
Menurut Nadesul (2011), pada masa remaja otak depan seseorang atau prefrontal cortex
belum mengalami perkembangan yang sepenuhnya. Fungsi dari PFC ini yaitu
betanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menentukan prioritas, menimbang
resiko, kemampuan penilaian, dan analisa. Gunawan dalam buku Nadesul (2011) juga
berpendapat bahwa bagi anak, menstimulus anak sangat mudah. Hal ini terjadi karena
anak dominan belajar dengan melihat ketimbang rangsang berpikir. Itu pula yang
membuat anak sulit membedakan antara fakta dan fantasi tindakan yang boleh dan tidak
boleh.
Selain faktor PFC, pornografi juga merangsang pelepasan hormon dopamine dan
endorphin. Jumlah reseptor didalam otak juga terus bertambah yang dapat menggiring
sesorang menjadi kecanduan. Untuk itu, pada anak dan remaja yang bagian otak
logikanya belum berkembang, pornografi akan sangat berpengaruh dan menyebabkan
adiksi (kecanduan) serta merusak tumbuh kembang otak anak.
Menurut Armando (2004) media masa yang termasuk dalam media audio (dengar) yaitu
siaran radio, kaset CD, telepon media audio lain yang dapet di akses lewat internet.
1. Lagu-lagu yang mengandung lirik mesum, lagu- lagu yang mengandung bunyi-
bunyian atau suara-suara yang dapat diasosiasikan dengan kegiatan seksual.
2. Program radio dimana penyiar atau pendengarannya berbicara hal yang berhubungan
dengan mesum
Program televisi, film layar lebar, video, laser disc, VCD, DVD, game computer atau
ragam media audio visual lain yang dapat diakses internet merupakan media yang
termasuk dalam media audio- visual (Armando, 2004). Berikut penjabaran dari media –
media tersebut :
1.film-film yang mengandung adegan seks atau menampilakn artis yang tampil dengan
berpakain minim atau tidak atau seolah-olah tidak berpakain.
2. Adegan pertunjukan musik dimana penyanyi, dan pengiringnya hadir dengan tampilan
dan gerak yang membangkitkan syahwan penonton.
media visual merupakan media yang berupa Koran, majalah, tabloid, buku (karya sastra
novel populer, buku non fiksi ) komik, iklan, billboard, foto, bahkan media permainan
(Armando, 2004) dalam buku Armando (2004) juga dijelaskan bahwa konten pada media
visual berupa:
1. Berita, cerita, atau artikel yang menggambarkan aktivitas seks secara terperinci atau
yang memang dibuat dengan cara yang sedeikian rupa untuk meransang hasrat
seksual pembaca.
2. Gamabar, foto, adegan seks atau artis yang tampil dengan gaya yang dapat
membangkitkan daya tarik seksual.
3. Iklan di media cetak yang menampilkan artis dengan gaya yang menonjolkan daya
tarik seksual
4. Fiksi atau komik yang mengisahkan atau menggambarkan adegan seks dengan cara
yang sedemikian rupa sehingga membangkitlkan hasrat seks
4.Tingkat keterpaparan media massa pornografi (Kinsey 1965 dalam Soebagijo (2008)
a.Pornografi Ringan
pornografi ringan yaitu pornografi yang menghadirkan materi berupa adegan pegangan
tangan, pelukan, ciuman bibir, dan juga adegan yang mengesankan terjadinya hubungan
seks (sexually suggestive scenes) dan seks simulasi (simulated sex)
b.Pornografi Berat
Pornografi berat yaitu materi orang dewasa dan materi seks eksplisit seperti menampilkan
gambar-gambar alat kelamin, perabaan dada atau alat kelamin oral seks dan sktivitas
seksual
B.Penelitian terkait
2.Zevrianti dkk, (2019) dalam penelitiannya dengan judul” Gambaran Pengalaman Remaja Dalam
Mengakses Pornografi SMP Perintis Depok Jawa Barat” .Berdasarkan hasil analisa dan
penelitian tentang gambaran pengalaman remajamengakses konten pornografi di
SMP Perintis Depok Jawa Barat didapatkan beberapa hal yang disimpulkan,
antara lain: Mayoritas jenis kelamin pada penelitian ini didominasi oleh laki-laki
dengan sejumlah 71 remaja (56.8%). Rata-rata usia responden adalah 14.11 tahun.
Mayoritas usia pertama kali remaja mengakses konten pornografi terbanyak pada
usia 12-15tahun sebesar 84 remaja (67.2%). Mayoritas bentuk pornografi diakses
adalah bentuk foto sebesar 32 remaja (25.6%). Mayoritas media yang diakses
adalah situs internet sebesar 46 remaja (36.8%). Mayoritas tempat pertama kali
mengakses konten pornografi paling banyak disekolah sebesar 46responden
dengan persentase (36.8%). Mayoritas alasan remaja mengakses konten
pornografi paling banyak dikarenakan rasa ingin tahu dengan jumlah responden
68 (54.4%). Mayoritas orang yang menemani saat menonton terbanyak adalah
teman sebaya dengan jumlah responden 66 (52.8%). Mayoritas perasaan remaja
saat pertama kali melihat konten pornografi paling banyak respon yang dipilih
adalah jijik dengan jumlah responden 56responden (44.8%). Mayoritas
pengalaman perasaan remaja setelah melihat konten pornografi yang paling
banyak dipilih adalah menyesal dengan jumlah responden 47(37.6%)
.
3.Mustofa dkk, (2018) dalam penelitiannya dengan judul “ Pengaruh Pornomedia Dalam Situs-
Situs Dewasa Terhadap Perubahan Norma Dan Perilku Seks Remaja Surabaya” Berdasarkan
hasil penelitian dalam babsebelumnya dari 100 kuisioner yang diseber dapat diketahui
bahwa 77 responden pernah dan7 responden sangat pernah menonton pornomedia
internet dalam situs-situs dewasa
atau 84% dan uji statistika yang telah dibahaspada bab 4, maka kesimpulan yang bisa
diambil
dari penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.(1) Konten pornomedia dalam situs-situs
dewasa
tidak berpengaruh terhadap gaya berpacaranremaja Surabaya. (2) Menonton konteks
situssitus dewasa berpengaruh terhadap sikap penerimaan seks sebelum nikah. (3)
Menonton pornomedia dalam situs-situs dewasa berpengaruh terhadap terbentuknya
perilakumenyimpang remaja Surabaya. (4) Menonton pornomedia dalam situs-situs
dewasa.
B.Kerangka Teori
Kerangka teori adalah ringkasan dan tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengidentifikasi
variable yang akan diteliti yang berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan
untuk mengembangkan kerangka konsep penelitian (Notoadmodjo,2010). Kerangka teori dalam
penelitian sebagai berikut:
Keterpaparan media
e.Perubahn kelenjar lemak dan kelenjar
f. Perubahan payudara
g.Perubahn otot berkonten dewasa
h.perubahan suara
pada laki-laki
a perubahan rambut
b.perubahn kulit
c.perubahan kelenjar lemak dan kelenjar keringat
d.perubahn otot
e.perubahn suara
Faktor internal
f.perubahn benjolan di dada
-hormon
Faktor eksternal
-bangsa, iklim, gizi, dan kebudayaan
-faktor genetik
Pada laki-laki
Merupakan modal utama atau dasar faktor bawaan yang normal
contoh:jenis kelamin,suku,bangsa.
a. Rambut
-faktor lingkungan
b.Kulit
komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi, perawatan kebersihan
Kulit menjadi sosial
lingkungan,pendidikan, lebih budaya,
kasar, tradisi,
tidak jernih, adat,
agama, pori-pori
membesar.
ekonomi,politik.
c.faktor perilaku
c.Kelenjar lemak dan kelenjar keringat
keadaan perilaku akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam
Kelenjar
perkembangan lemak
selanjutnya. dibawah kulit menjadi lebih aktif.
Seringkali menyebabkan jerawat karena produksi minyak
meningkat. Aktivitas kelenjar keringat juga bertambah,
terutama bagian ketiak.
Pubertas
d. Otot
Otot-otot pada tubuh remaja makin betambah besar dan
kuat.Lebih –lebih bila dilakukan latiahn otot maka akan
tampak member bentuk pada lengan, bahu, dan tungkai
peralihan
kaki.antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa.Tidak ada batas yang yang tajam antara
e.Suara
masa kanak-kanak dan awal masa pubertas, akan
tetapi Seirama dengan bahwa
dapat dikatakan tumbuhnya
masa rambut
pubertaspada kemaluan, maka
diawali dengan
terjadi berfungsinya
perubahan ovarium . Pubertas
suara.Mulai-mulai agak serak, kemudian
berakhir pada saat ovarium sudah
volumenya juga meningkat. berfungsi
dengan mantap dan teratur. Secara klinis pubertas
mulai f.dengan
Benjolan di dadacirri-ciri kelamin
timbulnya
Padadan
sekunder, usia remajakalau
berakhir sekitar
sudah 12-14
ada tahun muncul benjolan
kemampuan reproduksi
kecil-kecil disekitar kelenjar susu. Setelah beberapa
minggu besar dan jumlahnya menurun.
Sumber (widyastuti, ,2009 dan Notoatmodjo, 2010)
D.Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian adalah kerangka yang akan berhubungan antara konsep-konsep
yang akan diteliti atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo , 2010)
Hubungan Media Keterpaparan Media Berkonten Dewasa Dengan Kejadian Pubertas Pada
Remaja
Indevendent Devendent
E.Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan, dugaan, atau dalil sementara yang akan
dibuktikan dalam penelitian (Notoatmodjo , 2010). Berdasarkan kerangka konsep di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan keterpaparan media berkonten dewasa dengan kejadian pubertas pada remaja
di SMP Muhammadiyah Kecamatn Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.
Ho: Tidak ada hubungan keterpaparan media berkonten dewasa dengan kejadian pubertas pada
remaja di SMP Muhammadiyah 1 Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu.