1. Definisi
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang kesehatan
dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun (Maryam dkk, 2008). Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan
yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).
2. Batasan Lansia
Klasifikasi Lanjut Usia (Maryam dkk, 2008).
a. Pralansia (prasenilis) : Seseorang yang berusia 45 – 59 tahun
b. Lanjut usia : Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lanjut usia risiko tinggi : Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/
seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan
d. Lanjut usia potensial : Lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
e. Lanjut usia tidak potensial : Lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain
Karakteristik Lanjut Usia. Menurut Budi Anna Keliat (1999 );
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai Pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang
Kesehatan )
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari
kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga
kondisi maladptif
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
3. Perubahan – Perubahan yang terjadi pada lansia
a. Perubahan Fisik
Sel : Jumlahnya lebih sedikit, ukurannya lebih besar , TBW (jumlah cairan tubuh
berkurang) dan cairan intra seluler menurun, menurunnya proporsi protein di otak,
ginjal, otot darah dan hati, jumlah sel otak menurun, terganggunya mekanisme
perbaikan sel.
Sistem Persarafan : Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak tiap individu
berkurang setiap hari), respon dan waktu untuk bereaksi lambat, atropi saraf
panca indra (berkurangnya penglihatan, pendengaran, pencium & perasa, lebih
sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin),
kurang sensitif terhadap sentuhan.
Sistem Pendengaran : Prebiakusis (hilangnya kemampuan untuk daya
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap suara nada tinggi, suara yg
tidak jelas, sulit mengerti kata-kata) 50% terjadi pada usia >65th, atropi membran
tympani, menyebabkan otosklerosis (kekakuan pada tulang bagian dalam),
terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena peningkatan keratin,
pendengaran bertambah menurun pada lansia yang mengalami ketegangan
jiwa/stress
Sistem Penglihatan : Lensa lebih suram (kekeruhan lensa) menjadi katarak,
kornea lebih berbentuk sferis (bola kecil), respon terhadap sinar menurun, daya
adaptasi terhadap gelap lebih lambat, hilangnya daya akomodasi mata, lapang
pandang menurun, sulit membedakan warna biru dan hijau pada skala.
Sistem Kardiovaskuler : Elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun sehingga menurunnya kontraksi dan volume
jantung, kehilangan elastisitas pembuluh darah, oksigenisasi tidak adekuat,
mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah cenderung tinggi karena
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
Sistem Respirasi : Otot - otot pernafasan kehilangan kekuatan (lemah) dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas silia, elastisitas paru berkurang, kapasitas
residu meningkat, menarik nafas berat, dan kedalaman bernafas menurun O2
arteri menurun menjadi 75 mmHg; CO2 arteri tidak berganti kemampuan untuk
batuk berkurang, kemampuan dinding, dada & kekuatan otot pernafasan menurun
sejalan dengan tambah usia.
Sistem Genitourinari : Ginjal mengecil dan nefron atropi, aliran darah ke ginjal
menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang; kurangnya kemampuan
mengkonsentrasi urin; berat jenis urin menurun, proteinuria (+1), otot-otot vesika
urinaria melemah, kapasitasnya menurun 200ml sedangkan frekuensi buang air
kecil meningkat. Pada pria lansia, vesika urinari sulit dikosongkan akibatnya
meningkatkan retensi urin. Prostat membesar (dialami 75% pria usia 65 tahun
keatas), atropi vulva, selaput lendir kering, elastisitas menurun, permukaan lebih
licin, perubahan warna. Seksual intercourse masih.h) Sistem Reproduksi :
Menciutnya ovari dan uterus, atropi payudara, pada laki-laki, testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meski ada penurunan secara berangsur-angsur,
selaput lendir vagina menurun, permukaan lebih halus, sekresi berkurang, reaksi
sifatnya alkali, perubahan- perubahan warna, dorongan Seksual masih.
Sistem Gastrointestinal : Kehilangan gigi, karena kesehatn gigi buruk atau gizi
buruk, indra pengecap menurun, iritasi kronis selaput lendir, atropi indra
pengecap, hilangnya sensisitifitas saraf pengecap di lidah tentang rasa manis, asin,
dan pahit, dilambung, sensisitifitas rasa lapar menurun, asam lambung menurun,
waktu pengosongan juga menurun, peristaltik lemah sehingga biasa timbul
konstipasi, daya absorbsi terganggu.
Sistem Endokrin : Produksi hormon menurun, termasuk hormon tiroid,
aldosteron, kelamin (progesteron, estrogen, testosteron), menurunnya aktivitas
tiroid, menurunnya BMR= basal metabolic rate, fungsi paratiroid & sekresinya
tidak berubah
Sistem Integumen : Kulit keriput, akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan
kulit kasar dan bersisik, (kaku, rapuh dan keras), karena kehilangan proses
keratinisasi, perubahan ukuran dan bentuk - bentuk sel epidermis, menurunnya
respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun : Produksi serum
menurun, gangguan pigmentasi kulit. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna
kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas,
akibat menurunnya cairan & vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku
pudar dan kurang bercahaya, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki
tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah
dan fungsi.
1) Sistem Muskuloskeletal : Tulang kehilangan density (cairan), makin rapuh,
kifosis, pinggang, lutut dan jari pergelangan, pergerakannya terbatas, Discus
intervertebralis menipis, menjadi pendek (tingginya berkurang), persendian
membesar dan kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, atropi serabut
otot bergerak menjadi lambat, otot- otot kram dan tremor, otot polos tidak
begitu terpengaruh.
2) Perubahan Psikososiala) Pensiun :
a) Produkdivitas dan identitas – peranan (kehilangan financial, kehilangan
status, kehilangan relasi),
b) Sadar akan kematian,
c) Perubahan dalam cara hidup,
d) Penyakit kronis dan ketidakmampuan,
e) Hilanganya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap body
image, perubahan konsep diri.
3) Perubahan Mentala) Faktor-faktor yang pengaruhi perubahan mental :
a) Perubahan fisik, organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan,
herediter, lingkungan,
b) Perubahan kepribadian yang drastic,
c) Ungkapan tulus perasaan individu
d) Tidak senang pada perubahan,
e) Berkurangnya ambisi dan kegiatan,
f) Kecenderungan egosentris, perhatian menurun
g) Berkurangnya adaptasi untuk kebiasaan baru,h) Berkurangnya
kemampuan nyatakan sopan santun,
h) Merasa kadang tidak diperhatikan atau dilupakan,
i) Cenderung menyendiri, bermusuhan,
j) Mudah tersinggung akibat egoisme atau reaksi kemunduran ingata
k) Tidak memperhatikan kebersihan, penampilan
l) Kegiatan seksual berlebihan atau perilaku tidak senonoh,
m) Orientasi terganggu, bingung, sering lupa, hilang dan tersesa
n) Lupa meletakan barang, menuduh orang mencuri,
o) Gelisah, delirium pada malam hari
p) Disorientasi waktu,
q) Pola tidur berubah (tidur seharian atau sulit tidur di malam hari)
r) Mengumpulkan barang yang tidak berharga
4) Perubahan Memoria)
a) Kenangan jangka panjang : berjam-jam sampai berhari,
b) Kenangan jangka pendek atau seketika : 0-10 menit, kenangan buruk.
5) IQ (Intellgentia Quotion)
a) Tidak berubah degan informasi matematika dan perkataan verbal,
b) Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor, terjadi
perubahan pada daya membayangkan karena tekanan - tekanan dari faktor
waktu.
6) Perkembangan Spiritual
a) Maslow, 1970: Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam
kehidupannya.
b) Murray & Zenner, 1970: Lansia makin matur dalam kehidupan
keagamaannya, hal ini terlihat dalam berfikir dan bertindak di kehidupan
sehari-hari
c) Folwer,1970: lansia 70 tahun Universalizing, pada tingkat ini adalah
berfikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan
keadil
b. Penyakit yang umum terjadi pada lansia
1. Masalah Fisik Sehari-Hari Yang Sering Ditemukan Pada Lansia
a) Mudah jatuh
b) Mudah lelah, disebabkan oleh : Faktor psikologis, Gangguan organis, Pengaruh
obat
c) Kekacauan mental karena keracunan, demam tinggi, alkohol, penyakit
metabolisme, dehidrasi, dsb
d) Nyeri dada karena PJK, aneurisme aorta, perikarditis, emboli paru, dsb
e) Sesak nafas pada waktu melakukan aktifitas fisik karena kelemahan jantung,
gangguan sistem respiratorius, overweight, anemia
f) Palpitasi karena gangguan irama jantung, penyakit kronis, psikologis
g) Pembengkakan kaki bagian bawah karena edema gravitasi, gagal jantung, kurang
vitamin B1, penyakit hati, penyakit ginjal, kelumpuhan, dsb
h) Nyeri pinggang atau punggung karena osteomalasia, osteoporosis, osteoartritis,
batu ginjal, dsb.
i) Nyeri sendi pinggul karena artritis, osteoporosis, fraktur/dislokasi, saraf terjepit
j) Berat badan menurun karena nafsu makan menurun, gangguan saluran cerna,
faktor sosio-ekonomi
k) Sukar menahan BAK karena obat-obatan, radang kandung kemih, saluran kemih,
kelainan syaraf, faktor psikologis
l) Sukar menahan BAB karena obat-obatan, diare, kelainan usus besar, kelainan
rektum
m) Gangguan ketajaman penglihatan karena presbiopi, refleksi lensa berkurang,
katarak, glaukoma, infeksi mata
n) Gangguan pendengaran karena otosklerosis, ketulian menyebabkan kekacauan
mental
o) Gangguan tidur karena lingkungan kurang tenang, organik dan psikogenik
(depresi, irritabilitas)
p) Keluhan pusing-pusing karena migren, glaukoma, sinusitis, sakit gigi, dsb
q) Keluhan perasaan dingin dan kesemutan anggota badan karena ganguan sirkulasi
darah lokal, ggn syaraf umum dan lokal
r) Mudah gatal-gatal karena kulit kering, eksema kulit, DM, gagal ginjal, hepatitis
kronis, alergi2. Karakteristik penyakit lansia di Indonesia :
a) Penyakit persendian dan tulang, misalnya rheumatik, osteoporosis,
osteoartritis
b) penyakit Kardiovaskuler. Misalnya: hipertensi, kholesterolemia,
angina, cardiac attack, stroke, trigliserida tinggi, anemia.
c) Penyakit Pencernaan yaitu gastritis, ulcus pepticum
d) Penyakit Urogenital. Seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal
Ginjal Akut/Kronis, Benigna Prostat Hiperplasia
e) Penyakit Metabolik/endokrin. Misalnya; Diabetes mellitus, obesitas
f) Penyakit Pernafasan. Misalnya asma, TB pa
g) Penyakit Keganasan, misalnya; carsinoma/ kanker
h) Penyakit lainnya. Antara lain; senilis/pikun/dimensia, alzeimer,
parkinson, dan sebagain
2. Masalah Kesehatan (Hipertensi)
1. Definisi
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2010) hipertensi adalah tekanan sistolik ≤ 140
mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti
hipertensi.
Hipertensi menurut Brunner & Suddarth (2008) merupakan gejala penyakit yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya ≥
140 mmHg dan diastoliknya ≥ 90 mmHg
2. Klasifikasi
Pada pemeriksaan tekanan darah akan di dapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi di peroleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih
rendah akan di peroleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Pada hipertensi
sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan
diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik dalam kisaran normal.
Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya
usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat
sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan bahkan menurun
drastis.
Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori Tekanan darah Tekanan Darah Diastolik
sistolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium I (hipertensi 140-159 mmHg 90-99 mmhg
ringan)
Stadium 2 (hipertensi 160-179 mmHg 100-109 mmHg
sedang)
Stadium 3 (hipertensi 180-209 mmHg 110-119 mmHg
berat)
Stadium 4 (hipertensi 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
maligna)
Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Aktifitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekwensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, penyakit jantung koroner aterosklerosis.
Tanda : Kenaikan tekanan darah, tachycardi, disrythmia, denyutan nadi jelas, bunyi
jantung murmur, distensi vena jugularis
c. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor
stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue perhatian, tangisan yang
meledak, otot muka tegang (khususnya sekitar mata), peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala :Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat penyakit
ginjal),obstruksi.Makanan/ cairan
Gejala :Makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol), mual,
muntah, perubahan berat badan (naik/ turun), riwayat penggunaan diuretik.
Tanda : Berat badan normal atau obesitas, adanya oedem.
e. Neurosensori
Gejala :Keluhan pusing berdenyut, sakit kepala sub oksipital, gangguan penglihatan.
Tanda :Status mental: orientasi, isi bicara, proses berpikir,memori, perubahan retina
optik. Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan.Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala :Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri abdomen/ masssa.
f. Pernafasan
Gejala :Dyspnea yang berkaitan dengan aktifitas/ kerja, tacyhpnea, batuk dengan/ tanpa
sputum, riwayat merokok. Tanda :Bunyi nafas tambahan, cyanosis, distress respirasi/
penggunaan alat bantu pernafasan.
2. Kemungkinan Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
b. Resiko penurunan curah jantung b/d vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler,
c. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
3. Intervensi
Brunner & Suddarth. 2009. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC.
Smeltzer, Suzanne; and Benda G Bare. (2008), Buku Saku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Darmojo , R. Bodhie. (2010). Geriatri (ilmu kesehatan usia lnjut ) jakarta : FKUI
Dep Kes RI, 2010. Diet Rendah garam, Pozi Pusat Dep Kes RI, Jakarta
Mansjoer Arief. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta : Media
AesculapiusMaryam, dkk. 2009. Mengenal Usia Lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba
MedikaSoeparman dkk, 2010, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta.