Anda di halaman 1dari 5

NAMA :WILANDARI

NIM :A1Q123023
KELAS :A
TUGAS : RESUME 2
MASA PUBERTAS
CIRI CIRI
Pubertas adalah masa transisi perubahan kanak kanak menuju remaja.
Pubertas ini ialah masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik,emosional,dan pematangan fungsi seksual dan juga sebagai awal mulanya
organ organ reproduksi berfungsi seperti layaknya orang dewasa. Pada masa ini
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung dengan cepat. Pubertas pada
perempuan biasanya dimulai dengan rentang usia 8-12 tahun,dan laki-laki dari
usia 12-16 tahun. Pada masa pubertas wanita ditandai dengan menstruasi pertama
(menarche),sedangkan pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah.
Berikut ciri ciri umum masa pubertas.
a) Masa yang penting
Pada masa ini adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah
laku serta akibat-akibat jangka panjang menjadikan periode remaja lebih
penting daripada periode lainnya. Baik akibat angsung maupun akibat
langsung maupun akibat jangka panjang serta pentingnya bagi remaja
karena adanya akibat fisik dan akibat psokologis.
b) Masa transisi
Merupakan tahap peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap
berikutnya, maksudnya, apa yang telah terjadi sebelumnha akan
membekas pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan dating
c) Masa perubahan
Selama masa remaja perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan tingkat
perubahan fisik. Perubahan yang terjadi pada masa remaja memang
beragam , tetapi ada perubahan yang terjadi pada semua remaja.
d) Emosi yang tinggi
Perubahan tubuh ,minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok social
yang menimbulkan masalah baru. Perubahan nilai-nilai sebagai
konsekuensi perubahan minat dan pola tangka laku.

KRITERIA PUBERTAS
Kriteria yang paling sering digunakan untuk menentukan timbulnya
pubertas dan untuk memastikan tahap pubertas tertentu yang telah dicapai adalah
haid untuk perempuan dan untuk laki-laki adalah “basah malam”.
Ada beberapa masalah dalam masa puber yaitu: (1) Basah malam. Jika
anak laki-laki tidak mengetahui sebelumnya tentang hal ini, maka pengalaman
yang pertama tentang basah malam dapat menjadi pengalaman yang traumatis;
(2) Ciri-ciri seks sekunder pada anak laki-laki. Biasanya anak laki-laki terganggu
oleh lambatnya pertumbuhan rambut juga adanya suara yang serak atau pecah
karena adanya perubahan suara dan perkembangan yang lambat dari otot-otot;
(3) Kurangnya minat terhadap anak perempuan. Biasanya anak lakilaki lebih
suka bergaul dengan temen laki-lakinya dan jika ia melihat temannya yang lebih
besar berkencan, dan menunjukan minat kepada anak perempuan ia ragu apakah
ia sendiri bisa melakukannya.
Sedangkan keprihatinan anak perempuan yaitu: (1) Haid. Kadang-kadang
anak perempuan pengalaman haid langsung dari keluarga dekat atau teman-
temannya, tetapi kadang-kadang haid masih merupakan pengalaman yang
traumatis, terutama jika disertai dengan mual, nyeri dan pusing. (2) Ciri-ciri seks
sekunder. Anak perempuan biasanya mengkhawatirkan bentuk payudara,
pinggul terlampau besar atau justru terlampau kecil karena masih dalam taraf
perkembangan sehingga nanti akan mempengaruhi penampilannya.
Menurut Schonfiod, anak yang matang lebih awal mempunyai
keuntungan sosial yaitu mempunyai teman yang lebih tua, tetapi dia dapat
menunjukkan kesulitan kepribadian. Kesulitan ini timbul karena ia kelihatan
lebih tua dari usianya, jadi biasanya ia diharapkan bertindak sesuai dengan
penampilannya dan bukan dengan usianya. Kalau tidak berhasil
melaksanakannya, ia akan dikritik. Kritik ini menyebabkan rasa benci, perasaan
tidak mampu dan rendah diri. Penelitian mengenai anak yang keluar dari sekolah
menunjukkan, bahwa guru dan orang tuanya cenderung mengharapkan lebih
banyak darinya, melebihi kemampuannya, sehingga anak sering memandang
sekolah dengan sikap bermusuhan dan akhimya ia menolak. Biasanya akibat dari
masa puber adalah: meningginya emosi, kecanggungan dan sebagainya.
Sehingga perasaan rendah diri sering menginggapinya.
SEBAB SEBAB PUBER
Pubertas merupakan proses transisi tubuh anak menjadi dewasa
yang mampu melakukan proses reproduksi, atau mencapai maturitas
reproduksi. Pubertas melibatkan hypothalamic–pituitary–gonadal(HPG) axis,
yaitu Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) yang disekresi oleh
hypothalamus; Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) yang disekresi oleh kelenjar pituitari; serta hormon-
hormonsteroid seperti estrogen, progesteron, dan testosteron yang dihasilkan
oleh kelenjar gonad. Pubertas ditandai beberapa perubahan fisik, dimana
perempuan ditemukan menarche serta perubahan seks sekunder, sedangkan
laki-laki ditemukan perubahan suara, pertumbuhan rambut di daerah wajah,
aksila dan pubis, penambahan panjang penis serta perubahan ukuran dan volume
testis.Periode pubertas perempuan umumnya terjadi pada usia 8-11 tahun,
sedangkan pada laki-laki umumnya terjadi pada usia 9-14 tahun. Faktor yang
mempengaruhi pubertas diantaranya faktor genetik, etnis, geografi, nutrisi, pola
hidup, serta berbagai faktor lainnya. Pubertas terlalu dinidisebut dengan pubertas
prekoks yang disebabkan adanya tumor, penggunaan obat hormonal, hipotiroid,
konsumsi makanan tinggi lemak, overweight, dan juga gangguan suprarenal.
Padadelayed pubertytidak ditemukan perubahanseks sekunder,baiklaki-laki
maupun perempuan dikarenakan kelainan genetik, gangguan pada hipotalamus
dan defisiensi nutrisi.Tujuan penulisan ini untuk mendukung kegiatan webinar
GAUL RI memberikan edukasi kepada remaja dan masyarakat umum di
Indonesia terkait kesehatan reproduksi.Diharapkan melalui tulisan ini remaja
dapat mengetahui tentang pubertas serta permasalahan pada masa pubertas.

USIA USIAPUBERTAS
Rerata usia awal pubertas responden laki-laki adalah 10,7 (±1) tahun yang
mengalami penurunan 0,9 tahun dibandingkan dengan standar yaitu 11,6 tahun
dan rerata usia awal pubertas responden perempuan adalah 10 (±0,9) tahun yang
mengalami penurunan 1,2 tahun dibandingkan dengan standar yaitu 11,2 tahun.
Penurunan usia awal pubertas menurut beberapa penelitian disebabkan oleh
peningkatan kondisi sosial ekonomi, nutrisi, dan status kesehatan masyarakat.
Hasil selisih rerata antara usia awal pubertas responden dengan nilai
standar usia awal pubertas pada masing masing jenis kelamin, ditemukan bahwa
responden perempuan mempunyai selisih rerata usia awal pubertas lebih banyak
dibandingkan dengan responden lakilaki. Hal ini menunjukkan bahwa responden
perempuan lebih cepat mengalami penurunan usia awal pubertas dibandingkan
responden laki-laki. Penurunan usia awal pubertas responden perempuan yang
lebih cepat ini dikarenakan anak perempuan mempunyai massa lemak lebih
banyak dibandingkan dengan anak laki-laki.(10) Tubuh akan memproduksi
leptin sebanding dengan jumlah lemak tubuh. Konsentrasi leptin yang adekuat
memberikan informasi kepada sistem saraf pusat bahwa cadangan energi telah
mencukupi untuk melakukan proses perkembangan pubertas.(11) Walaupun
sama-sama mengalami penurunan usia awal pubertas, anak laki-laki yang lebih
banyak memiliki massa otot, akan lebih lambat mengalami pubertas jika
dibandingkan dengan anak perempuan.

PERTUMBUHAN PESAT PUBERTAS


Masa pubertas adalah suatu periode kehidupan yang ditandai dengan
pertumbuhan yang pesat dan perubahan yang mencolok,perubahan-perubahan ini
menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan perasaantidak aman dan
dalam beberapa kasus dapatmengakibatkan perilaku yang kurang baik. (Walyani
Elisabeth Siwi, 2017) masa remaja adalah masa yang paling kritis dari kehidupan
seseorang, karena masa ini adalah peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa baik secara fisik maupun psikis, serta merupakan tahapan yang sangat
menentukan terbentuknya pribad bagi remaja. (BKKBN, 2017).
Perubahan fisik pada remaja ditandai dengan perubahan fungsi alat-alat
reproduksi yaitu munculnya haid pada wanitadan terjadinya mimpi basah pada
lakilaki. Perubahan fisik pubertas dapat membuat remaja merasa canggung
karena adanya penyesuaian diri dengan perubahan yang terjadi secara alami pada
remaja. Salah satu perubahan yang terjadi pada remaja seperti terjadinya
perubahan pembesaran payudara yang dapat menyebabkan remaja merasa malu
dan tersisihkan dari teman-temannya.
KESIMPILAN :
Masa pubertas, sebagai fase transisi kritis dari kanak-kanak ke remaja,
melibatkan perubahan fisik, emosional, dan fungsi seksual. Rentang usia
pubertas berkisar antara 8-12 tahun untuk perempuan dan 12-16 tahun untuk laki-
laki, dengan ciri-ciri umum seperti menstruasi pada perempuan dan mimpi basah
pada laki-laki. Kriteria penentuan pubertas mencakup menarche untuk
perempuan dan "basah malam" untuk laki-laki. Tantangan dalam masa ini
melibatkan masalah seperti kecanggungan, meningkatnya emosi, dan
kekhawatiran terhadap perubahan fisik. Faktor-faktor seperti genetik, etnis,
nutrisi, dan gaya hidup mempengaruhi pubertas, sementara penurunan usia awal
pubertas dapat disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan nutrisi.
Kesimpulannya, pemahaman tentang pubertas menjadi penting untuk membantu
remaja dan orang tua menghadapi perubahan ini, serta untuk meningkatkan
kesadaran akan kesehatan reproduksi di kalangan remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Mutia, W, N. 2020. Tingkat Pengetahuan Terhadap Perubahan Fisik Pubertas
Remaja Putri. JURNAL ILMU KEBIDANAN. VOL. 9(1).
Hardy, M, N., Lintang, D, S., dan Ari, U. 2016. GAMBARAN
PERKEMBANGAN PUBERTAS DAN PERBEDAAN USIA AWAL
PUBERTAS PADA SISWA - SISWI SEKOLAH DASAR. JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT. Vol. 4(1).
Lestar, S, H., dan Nuridho, A, S. PUBERTAS DAN MACAMNYA. Jurnal
Fakultas Kedokteran, Universitas Ciputra Surabaya. Vol. 1(1).
Gultom, D, M., dan Elpiana, S. 2022. Penyuluhan Kesehatan Tentang Perubahan
Hormon Masa Pubertas Pada Usia Remaja. Jurnal Law of Deli Sumatera.
Vol. 1(1).
Al-Karima, N, F. 2018. Sosialiasi Makna “Masa Puber” bagi Remaja Desa
Tegalrejo, Kalurahan Ngesrep, Kecamatan Ngemplak, Kabupeten
Boyolali, Jawa Tengah. Jurnal Abdi MOESTOPO. Vol. 1(1).

Anda mungkin juga menyukai