, Psikolog
KOGNITIF DI MASA REMAJA
SIFAT-SIFAT REMAJA
Pada tahun 1904, G. Stanley Hall mengajukan pandangan “badai dan stress” (strom
and stress) untuk menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa bergejolak
yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati (mood)
Meskipun demikian, ketika Daniel Offer dan koleganya (1988) mempelajari citra diri
remaja di Amerika Serikat, Australia, Bangladesh, Hungaria, Israel, Italia, Jepang,
Taiwan, Tuki dan Jerman Barat, ditemukan bahwa minimal 73% dari remaja
memperlihatkan citra diri yang sehat.
Sikap masyarakat umum yang terbentuk terhadap remaja dapat merupakan hasil
kombinasi dari pengalaman pribadi, gambaran yang diberikan oleh media, maupun
gambaran objektif mengenai perkembangan remaja yang normal yang diberikan
oleh sumber lain (Feldman & Elliot, 1990).
Banyak orang dewasa yang menakar persepsinya terhadap remaja berdasarkan
ingatan mereka mengenai pengalaman mereka sendiri ketika remaja.
Para orang dewasa kini menganggap remaja sebagai sosok yang lebih bermasalah,
kurang rasa hormat, lebih memikirkan diri sendiri, lebih asertif, dan lebih berjiwa
petualang dibandingkan generasi mereka.
Sebagian besar remaja mencoba melakukan negosiasi berkaitan dengan waktu
yang dibutuhkan untuk akhirnya berhasil menjadi seorang dewasa yang matang,
namun cukup banyak juga yang tidak berhasil (Lerner, Roeser, & Phelps, 2009).
Perbedaan etnik, budaya, gender, sosial-ekonomi, usia dan gaya hidup
mempengaruhi perlintasan hidup aktual dari setiap remaja (Schlegel 2009; Swanson,
Edwards & Spencer, 2010).
Remaja yang hidup di jaman sekarang dihadapkan pada berbagai pilihan gaya
hidup yang ditawarkan melalui media; dan kini banyak remaja yang tergoda untuk
menggunakan obat terlarang dan melakukan aktivitas seksual di usia yang sangat
dini.
• Pubertas
PERUBAHAN FISIK • Otak
• Seksualitas Remaja
PUBERTAS
Pubertas (puberty) adalah sebuah periode di mana kematangan fisik berlangsung
cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung
di masa remaja awal
Pubertas bukanlah suatu peristiwa tunggal dan terjadi secara tiba-tiba. Kita
mengetahui waktunya seorang anak laki-laki atau perempuan akan memasuki masa
pubertas; meskipun sulit menentukan awal dan akhir masa pubertasnya.
KEMATANGAN SEKSUAL, TINGGI DAN BERAT TUBUH
Pada Sebagian besar anak laki-laki, pubertas mungkin dimulai di usia 10 tahun atau
paling lambat usia 13 ½ tahun. Akhir masa pubertas, paling awal terjadi pada usia
13 tahun atau paling lambat usia 17 tahun.
Rentang normal ini cukup luas; dari dua anak laki-laki dengan usia kronologis yang
sama, yang satu mungkin telah menyelesaikan rangkaian pubertasnya sebelum yang
satu lagi memulainya.
Bagi anak perempuan, menarche dikatakan normal jika muncul pada usia 9 hingga
15 tahun. Saat ini semakin banyak anak perempuan yang memulai masa
pubertasnya di usia 8 hingga 9 tahun.
Precocious Pubertay adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan terjadinya
pubertas dan perkembangannya yang sangat cepat.
Precocious puberty biasanya diobati dengan menekan sekresi gonadotropic, yang
akan menunda secara temporer perubahan pubertas.
Pengobatan ini diberikan karena anak-anak yang mengalami precocious puberty
akan cenderung memiliki tubuh yang tidak tinggi, kapabilitas seksual awal, serta
potensi terlibat dalam perilaku yang tidak pantas secara usia (Blakemore,
Barrenbaum, & Liben, 2009)
CITRA TUBUH
Secara umum, bila dibandingkan dengan anak laki-laki, anak perempuan kurang
puas dengan tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang lebih negative selama pubertas
(Bearman dkk, 2006)
Seiring dengan berlangsungnya perubahan di masa pubertas, anak perempuan
sering merasa tidak puas dengan tubuhnya sehubungan dengan meningkatnya jumlah
lemak; sementara itu anak laki-laki menjadi lebih puas ketika melewati masa
pubertas sehubungan dengan meningkatnya otot.
OTAK
Dengan menggunakan pemindai otak fMRI, peneliti menemukan bahwa otak remaja
mengalami perubahan struktur yang signifikan (Bava dkk., 2010; Lenroot dkk.,
2009). Corpus callosum, dimana serat optic menghubungkan hemisphere otak
sebelah kiri dengan sebelah kanan, semakin tebal pada masa remaja, sehingga
meningkatkan kemampuan remaja dalam memproses informasi (Giedd, 2008).
Korteks prefrontal akan terus berkembang hingga dewasa awal, kira-kira pada usia
18 hingga 25 tahun, dimana amygdala –tempat emosi seperti rasa marah –
berkembang lebih awal daripada korteks prefrontal.
SEKSUALITAS REMAJA
Remaja adalah masa eksplorasi dan eksperimen seksual, masa fantasi dan realitas
seksual, masa mengintegrasikan seksualitas ke dalam identitas seseorang
Mayoritas remaja dapat mengembangkan identitas seksual yang matang, meskipun
sebagian besar diantara mereka mengalami masa yang rentan dan membingungkan.
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa remaja yang sering menonton tayangan
seksual cenderung untuk memulai hubungan seksualnya lebih awal dibandingkan
remaja yang sedikit menonton tayangan seksual (Brown & Stasburger, 2007).
Mengembangkan Sebuah Identitas Seksual
Menguasai perasaan seksual dan membentuk rasa identitas seksual merupakan
proses yang bersifat multiaspek dan Panjang. Hal ini mencakup kemampuan belajar
untuk mengelola perasaan seksual (seperti ketergugahan dan ketertarikan seksual),
mengembangkan bentuk intimidasi yang baru, serta mempelajari keterampilan untuk
mengelola tingkah laku seksual agar terhindar dari konsekuensi yang tidak
diinginkan.
Identitas seksual remaja mencakup aktivitas, minat, gaya perilaku, dan indikasi yang
mengarah pada orientasi seksual (Buzwell & Rosenthal, 1996)
Faktor-faktor Risiko dalam Perilaku Seksual Remaja
Banyak remaja yang secara emosi tidak siap untuk mengatasi pengalaman seksual,
khusunya di masa remaja awal. Aktivitas seksual awal juga berkaitan dengan
perilaku berisiko lainnya seperti menggunakan obat terlarang, kenakalan remaja,
dan masalah-masalah di sekolah (Dryfoos & Barkin, 2006).
Sebuah studi mengungkapkan bahwa penyalahgunaan alcohol, menarche awal, dan
komunikasi antara orangtua dan anak yang buruk terkait dengan perilaku intim
seksual remaja perempuan (Hipwell dkk., 2010)
Penelitian lainnya terhadap siswa sekolah menengah mengungkapkan bahwa prestasi
akademis yang baik merupakan faktor pelindung yang baik untuk menjaga anak
laki-laki dan perempuan dari hubungan seksual dini (Laflin, Wang, & Barry, 2008)
Kehamilan Remaja
Kehamilan remaja menciptakan risiko Kesehatan baik pada bayi maupun ibu. Bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang masih remaja cenderung memiliki bobot yang rendah – ini
merupakan faktor utama yang menyebabkan kematian pada bagi – maupun masalah-
masalah neurologis dan penyakit pada bayi (Chedraui, 2008).
Ibu yang masih remaja seringkali putus sekolah. Meskipun ada diantara mereka yang
melanjutkan sekolahnya di kemudian hari, secara ekonomi mereka biasanya tidak dapat
menyusul para wanita yang menunda memiliki anak hingga usia dua puluhan.
Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa anak-anak dari ibu yang memiliki anak
pertamanya ketika berusa belasan tahun memiliki skor yang rendah di dalam tes prestasi dan
lebih bermasalah dibandingkan anak-anak dari ibu yang melahirkan anak pertamanya
ketika dewasa (Hofferth & Reith, 2002)
ISU-ISU MENGENAI KESEHATAN • Kesehatan Remaja
• Penggunaan dan