Anda di halaman 1dari 4

Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Remaja - Secara fisik dan kognitif, remaja

memiliki pola yang pasti dan berlaku sama bagi setiap remaja. Menurut Papalia, Olds, dan
Feldman (2009), menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi perkembangan
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mengandung perubahan besar fisik,
kognitif dan psikososial. Menurut King (2010) masa remaja (adolescence) adalah masa
perkembangan yang merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa ini
dimulai pada sekita usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 21 tahun.

Masa remaja secara umum dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada
kematangan seksual, atau fertilitas (kemampuan untuk bereproduksi). Masa remaja dimulai
pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia 20, dan masa tersebut
membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah perkembangan. Masa remaja
awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun), transisi keluar dari masa kanak-kanak,
menawarkan peluang untuk tumbuh, bukan hanya dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam
kompetensi kognitif dan sosial (Papalia et al., 2009).

Sedangkan menurut Hurlock (2003), masa remaja dibagi menjadi 2 bagian, masa remaja awal
(sekitar usia 13-17 tahun) dan masa remaja akhir (sekitar usia 17-18 tahun). Merupakan
periode klimaks dari periode-periode perkembangan sebelumnya. Dan pada periode ini
salah satu cirinya adalah perilaku sosial yang terlihat jelas, teman sebaya menjadi sangat
penting, dan manusia membentuk kelompok-kelompok dan di dalam kelompok tersebut
manusia saling mempengaruhi. Periode remaja disebut juga dengan periode pemantapan
identitas diri.

image source: www.harvestoftempe.com

Perkembangan Fisik Remaja

Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat
reproduksi, meningkatnya gangguan makan (eating disorder) dan pengunaan narkoba dan
obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri (Papalia et al., 2009).Perubahan
fisik secara dramatis mewarnai masa remaja, terutama pada awal masa remaja. Perubahan
besar atas fisik remaja adalah yang melibatkan masa puber serta otak (King, 2010).
Perubahan biologis pubertas, yang merupakan tanda akhir masa kanak-kanak, berakibat
peningkatan pertumbuhan berat dan tinggi, perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, dan
pencapaian kematangan seksual (Papalia et al., 2009).

Pubertas dimulai dengan peningkatan tajam pada produksi hormon seks. Pertama-tama antara
usia 5 dan 9 tahun, kelenjar adrenal mulai mengeluarkan androgen dalam jumlah besar, yang
memainkan peran utama dalam pertumbuhan pubic, bulu ketiak, dan bulu di muka. Beberapa
tahun kemudian ovaris, dalam tubuh anak perempuan, meningkatkan produksi estrogen
mereka, yang merangsang pertumbuhan alat kelamin wanita dan perkembangan payudara.
Pada anak laki-laki, testis meningkatkan pembuatan endrogen, khususnya testosteron, yang
merangsang pertumbuhan alat kelamin pria, massa otot, dan rambut tubuh. Baik anak laki-
laki maupun anak perempuan sama-sama memiliki kedua jenis hormon tersebut dalam tubuh
mereka, hanya saja anak perempuan memiliki level estrogen yang lebih tinggi dan anak laki-
laki memiliki androgen yang lebih tinggi. Pada anak perempuan, testosteron mempengaruhi
pertumbuhan klitoris, begitu pula tulang dan rambut kemaluan serta rambut wajah.Terdapat
jangka waktu sekitar 7 tahun bagi permulaan pubertas pada anak laki-laki maupun
perempuan. Biasanya proses tersebut memakan waktu 4 tahun terhadap kedua jenis kelamin
tersebut dan mulai 2 atau 3 tahun lebih awal pada anak perempuan (Papalia et al., 2009).

Ledakan pertumbuhan masa remaja (adolescent growth spurt) adalah peningkatan tajam pada
tinggi dan berada yang berlanjut, kepada kematangan seksual. Ledakan pertumbuhan masa
remaja dimulai antara usia 9 tahun dan 14 (biasanya sekitar usia 10 tahun) pada anak
perempuan, dan antara 10 dan 16 tahun (biasanya pada usia 12 atau 13 tahun) pada anak
laki-laki. Ledakan pertumbuhan biasanya berlangsung sekitar 2 tahun dan segera setelah
masa tersebut berakhir maka anak tersebut mencapai kematangan seksual. Karena ledakan
pertumbuhan anak perempuan lebih dini dibandingkan anak laki-laki maka anak perempuan
pada usia 12 dan 13 tahun lebih tinggi, lebih berat, dan lebih kuat dibandingkan dengan laki-
laki di usia yang sama. Bagi anak laki-laki mapuan anak perempuan mencapai tinggi
maksimun mereka pada usia 18 tahun (Papalia et al., 2009).

Anak laki-laki dan perempuan tumbuh secara berbeda. Anak laki-laki menjadi lebih besar
secara keseluruhan. Bahu lebih lebar, kaki lebih panjang ketimbang tubuhnya, dan lengannya
lebih panjang dibandingkan bahu. Panggul anak perempuan lebih lebar untuk memudahkan
proses persalinan, dan lapisan lemak disimpan dibawah kulit, memberikan penampilan lebih
montok atas dirinya. Karakteristik seks primer adalah organ yang dibutuhkan untuk
reproduksi. Pada wanita, organ reproduksi adalah indung telur (ovaries), tubafalopi, uterus,
dan vagina. Pada pria, testis, penhis, skrotum, gelembung sperma, dan kelenjar prostat.
Karateristik seks sekunder adalah sinyal visiologis kematangan seksual yang tidak berkait
langsung dengan organ seks misalnya, payudara wanita, lebar bahu pada pria. Karakteristik
seks sekunder lainnya adalah perubahan suara dan tekstur kulit, perkembangan muskular, dan
pertumbuhan pubic, rambut tubuh, wajah, ketiak, dan tubuh (Papalia et al., 2009).

Pada remaja laki-laki, tanda utama kematangan seksual adalah produksi sperma. Seorang
remaja laki-laki kadang bangun tidur dan menemukan noda basah atau mengering di sprainya
sebagai akibat dari noctural emission, ejakulasi semen yang tidak disengaja (biasanya disebut
sebagai mimpi basah). Mayoritas remaja laki-laki mengalami pengeluaran ini, terkadang
berkaitan dengan mimpi erotis. Perasaan remaja laki-laki tentang ejakulasi pertamanya
(spermache), yang rata-rata terjadi pada usia 13 tahun adalah mayoritas anak memiliki reaksi
positif walaupun 2/3 dari mereka dilaporkan ketakutan. Isyarat utama kematangan seksual
anak perempuan adalah menstruasi, pelepasan bulanan jaringan dari dinding rahim.
Menstruasi pertama disebut menarche, terjadi pada fase akhir dari urutan perkembangan
wanita dan mengindikasikan bahwa ovulasi tersebut telah terjadi. Jadwal normal menarche
dapat bervariasi antara usia 10 sampai 16 tahun. Efek psikologis masa terjadinya pubertas
tergantung kepada bagaimana remaja tersebut dan orang di sekitarnya atau di dunianya
menginterpretasikan perubahan yang menyertai hal tersebut. Namun menarche dini telah
diasosiasikan dengan depresi dan substance abuse (Papalia et al., 2009).

Perkembangan Kognitif Remaja

Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya


pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan
kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan
universitas (Papalia et al., 2009). Remaja melewati perubahan kognitif yang signifikan, salah
satunya adalah kemajuan tahap Piaget menjadi tahap pemikiran operasional formal.
Perubahan lainnya yang terjadi pada masa remaja berhubungan dengan egosentrisme remaja
(King, 2010). Merujuk kepada Piaget, remaja memasuki level tertinggi perkembangan
kognitif, yaitu operasional formal ketika mereka mengembangkan kemampuan berpikir
abstrak. Perkembangan ini, yang biasanya terjadi pada usia 11 tahun, memberikan cara baru
yang lebih fleksibel kepada mereka untuk mengolah informasi.Tidak lagi terbatas oleh di sini
dan sekarang, mereka sudah dapat memahami waktu historis dan ruang luar angkasa. Mereka
dapat menggunakan simbol untuk menyimbol (misalnya menjadikan huruf X sebagai angka
yang tidak diketahui). Mereka dapat menghargai lebih baik metafora dan alegori sehingga
bisa menemukan makna yang lebih kaya dalam literatur. Mereka dapat berpikir dalam
kerangka apa yang mungkin terjadi, bukan hanya apa yang terjadi. Mereka dapat
membayangkan kemungkinan dan dapat menyusun dan menguji hipotesis. Orang-orang di
tahap operasi formal dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari dengan
tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa datang (Papalia et al., 2009).

Penalaran hipotetis-deduktif adalah kemampuan yang dipercaya oleh Piaget menyertai tahap
operasional formal, untuk mengembangkan, mempertimbangkan, dan menguji hipotesis.
Seseorang dengan penalaran tersebut mempertimbangkan semua hubungan yang dapat
dibayangkan dan meneliti itu semua secara sistematis, satu persatu, untuk menghilangkan
yang salah dan mendapatkan yang benar. Selain itu, kosakata terus tumbuh seiring dengan
bahasa bacaan yang semakin dewasa. Walaupun ada perbedaan individual yang besar, pada
usia 16 sampai 18 tahun, seorang anak muda rata-rata mengetahui 80.000 kata (Papalia et al.,
2009).

http://www.ilmupsikologi.com/2015/09/perkembangan-fisik-dan-kognitif-remaja.html

Anda mungkin juga menyukai