Disusun Oleh :
Aldan Renaldi
Derith Syanie Nalle
Putri Ainun Zaskia
Risna Rosalina
Rosa Dwi Apriyani
Vina Juliani
Yusuf Mulyana
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................3
C. TUJUAN..................................................................................................................4
1. Tujuan Umum..................................................................................................4
2. Tujuan Khusus.................................................................................................4
D. MANFAAT...............................................................................................................4
1. Manfaat Teoristik.............................................................................................4
2. Manfaat Praktis................................................................................................5
BAB II ANALISIS JURNAL.............................................................................................5
A. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Latihan Range Of Motion (Rom)
Terhadap Keterampilan Keluarga Melakukan Rom Pasien Stroke................5
B. Hubungan Pengetahuan Rom Dengan Bimbingan Keluarga Melaksanakan
Rom Exercise Pada Pasien Stroke Di Rsu Gmm Bethesda Tomohon..........7
C. Pengaruh Latihan Range Of Motion Terhadap Rentang Gerak Sendi
Ekstremitas Atas Pada Pasien Pasca Stroke Di Makassar............................8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................10
A. HASIL....................................................................................................................11
B. PEMBAHASAN....................................................................................................14
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Keterampilan Keluarga Sebelum
Diberikan Intervensi Di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan................................14
2. Gambaran Gambaran Tingkat Pengetahuan Keterampilan Keluarga
Setelah Diberikan Intervensi Di Ruang Asal RSUD Al-Ihsan..................15
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Latihan ROM Pasif terhadap
Peningkatan Pengetahuan Keterampilan Keluarga di Ruang Asal RSUD
Al-Ihsan...........................................................................................................15
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................19
A. KESIMPULAN......................................................................................................19
B. SARAN..................................................................................................................19
ii
1. Manfaat Teoristik...........................................................................................19
2. Manfaat Praktis..............................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
satu tanda khas penyakit Diabetes Mellitus (DM), meskipun juga mungkin
adalah 300 juta orang dan mengalami peningkatan dua kali lipat dari tahun
penduduk dunia atau sekitar 387 juta kasus dan mengalami peningkatan
1
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (2013) Indonesia
Diabetes Mellitus akan terus meningkat dengan perubahan gaya hidup dan
Diabetes Mellitus terus meningkat hingga 21,3 juta jiwa (RIKESDAS, 2013)
Ihsan pada tahun 2017, yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:
2
peripheral
Jumlah 13277
Sumber :Data Rekam Medik RSUD Al Ihsan
kesehatan.
Diabetes Mellitus dapat disebut juga dengan the silent killer sebab
frekuensi buang air kecil (poliuria), pada penderita Diabetes Mellitus, ginjal
tidak dapat menyerap kembali gula yang berlebihan di dalam darah, gula ini
akan menarik air keluar dari jaringan, sehingga selain berkemih menjadi
sering dan banyak, juga akan merasa dehidrasi atau kekurangan cairan.
memonitor status cairan pasien (Wagner, dkk 2013). Konsumsi air putih
3
Cairan merupakan komponen terbesar yang membentuk tubuh,
60% dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan (Potter & Perry,
buruk pada kinerja organ organ tubuh, selain itu dehidrasi juga dapat
menyelesaikan persoalan yang sederhana (Guyton & Hall, 2008). Air putih
mengandung dan terdiri dari senyawa hidrogen (H2) dan senyawa oksigen
Sementara itu, air yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya adalah
(hidroterapi) atau ketika asupan air meningkat, ini dapat mencegah atau
Hal ini sejalan dengan penelitian Kusniawati & Suhanda (2017) yang
B. RUMUSAN MASALAH
4
Rumusan masalah pada analisis ini adalah “Bagaimanakah
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT
1. Manfaat Teoristik
2. Manfaat Praktis
5
Dalam peneilitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk berbagai
pasien DM.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
dengan kadar gula darah sewaktu > 200 mg/dl dan gula darah puasa >
126 mg/dl.
7
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
peningkatan gula darah akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
keduanya dengan gejala klasik seperti poliuri, polidipsi dan polipagi, yang
pembuluh darah.
8
pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh
Wilson, 2012).
terdiri dari poliuria, polidipsia, polifagia dan berat badan menurun tanpa
9
kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita
makan terakhir.
a. Poliuria
b. Polidipsia
10
Peningkatan difusi cairan dari intrasel ke dalam vaskuler
dehidrasi sel. Akibat dari dehidrasi sel mulut menjadi kering dan
c. Poliphagia
akibat dari itu maka sel akan menciut, sehingga seluruh jaringan
Pulau-pulau ini berisi sel alpa yang menghasilkan hormon glukagon sel
11
Insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dapat diibaratkan
sebagai anak kunci yang dapat membuka pintu masuk glukosa ke dalam
tenaga. Jika insulin tidak ada atau jumlahnya sedikit, maka glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel sehingga kadarnya di dalam darah tinggi atau
insulin). Sementara produksi glukosa oleh hati terus meningkat, kondisi ini
12
hambatan karena insulin tidak ada. Ketika kadar glukosa darah meningkat
(sering berkemih).
tidak kuat. Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami
dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstra
sel yang hipertonik. Sel-sel otak sangat peka karena timbul gangguan
13
6. Komplikasi Diabetes Mellitus
1) Hipoglikemia
2) Ketoasidosis diabetik
14
Sindrom HHNK adalah komplikasi diabetes mellitus yang
15
Kerusakan ginjal pada pasien diabetes mellitus
(Hendromartono, 2009).
jantung koroner.
16
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat Diabetes
b) Penyakit serebrovaskuler
2010).
(Corwin, 2009).
a. Keturunan
17
Riwayat Diabetes Mellitus pada orang tua dan saudara kandung.
secara normal).
b. Kegemukan
lebih dari berat badan yang diharapkan atau memiliki indeks massa
insulin.
Peredaran darah lebih baik dan risiko terjadinya diabetes tipe 2 akan
turun sampai 50%. Keuntungan lain yang dapat diperoleh olah raga
diserap oleh otot. Pada orang tua atau yang kurang gerak badan,
18
f. Sindrom metabolik
kadar tinggi dari trigliserida, protein C reaktif naik, dan glukosa darah
puasa lebih dari 110 mg/dl meningkatkan resiko DM, penyakit jantung
a. Diet
mineral).
b. Latihan Jasmani
19
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara
dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari
masing-masing individu.
20
Dengan melakukan pemantauan kadar glukosa darah secara
d. Terapi Farmakologis
menjadi 5 golongan:
Sulfonilurea
21
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan
Glinid
hipoglikemia.
Metformin
Tiazolidindion (TZD)
22
Tiazolidindion merupakan agonis dari Peroxisome
Acarbose.
23
glukagon bergantung kadar glukosa darah. Contoh obat
Depagliflozin.
lainnya. Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari atau
insulin.
24
e. Pendidikan kesehatan
25
glukosa di dalam hati. Karena itu, glukosa merupakan monosakarida
2. Pencernaan karbohidrat
dalam susu) dan pati, polisakarida yang besar yang terdapat hampir pada
dipengaruhi enzim ptialin, proses hidrolisis pati dibantu oleh asam klorida
dalam hatidan otot. Bila tubuh kurang memperoleh suplai makanan dari
3. Metabolisme Glukosa
26
glikogen (glikogenolisis) proses oksidasi akan menghasilkan
(Sakung J, 2016:62)
sel hati mengatur kadar glukosa dalam darah. Jika terjadi peningkatan
insulin, maka glukosa tidak masuk ke dalam sel hati atau tetap
harus dihemat untuk digunakan oleh otak dan sel darah merah yang
(Sherwood, 2012).
27
Karena keseimbangan kadar glukosa darah sistemik sangat
kadar glukosa dalam darah tinggi, maka insulin akan disekresikan oleh
pankreas. Insulin akan merangsang sel otot dan lemak untuk lebih
enzim yang berperan dalam proses glikogenesis di otot dan hati (Guyton
a. Konsumsi karbohidrat
28
menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat diserap melalui
2008).
lain akan diubah oleh hati menjadi glukosa (Murray, Granner, dan
Rodwell, 2009)
b. Aktivitas fisik
29
Aktivitas fisik mempengaruhi kadar glukosa dalam darah.
Ketika aktivitas tubuh tinggi, penggunaan glukosa oleh otot akan ikut
yang tinggi akibat aktivitas fisik yang berlebihan, maka kadar glukosa
(ADA, 2015).
c. Penggunaan obat
30
Steroid mempunyai efek yang beragam karena steroid dapat
d. Keadaan sakit
31
Tiroksikosis dapat menaikkan kadar glukosa darah melalui efek
e. Stress
Rodwell, 2009).
32
setiap penyakit yang menyebabkan kelemahan (Guyton dan Hall,
2008).
f. Dehidrasi
2012).
2011).
g. Konsumsi alkohol
33
Peningkatan NADH ini mengganggu proses glikogenolisis. Alkohol
tidak mengkonsumsi apa pun kecuali air selama 8 jam. Tes ini
Kadar gula darah sewaktu disebut juga kadar glukosa darah acak
atau kasual. Tes gula darah sewaktu dapat dilakukan kapan saja.
Kadar glukosa darah sewaktu dikatakan normal jika tidak lebih dari
200 mg/dl.
Tes toleransi oral adalah tes yang mengatur kadar glukosa darah
mg/dl.
d. Uji HbA1C
34
Uji HbA1C mengukur kadar glukosa darah rata-rata dalam 2-3 bulan
terakhir. Uji ini lebih sering digunakan untuk mengontrol kadar glukosa
2014)
darah dan getah bening akan menjadi kental karena cairan dalam
35
c. Menjaga suhu tubuh, tubuh manusia 70 persen terdiri dari cairan.
suhu tubuh.
Air mampu membersihkan racun dalam tubuh lewat keringat, air seni
dan pernafasan.
h. Terhindar dari batu ginjal. Cairan tubuh merupakan media yang juga
sel. Ginjal akan berfungsi normal, jika keseimbangan air dalam tubuh
terjaga.
berakibat pada kelelahan otot. Ketika sel-sel otot tidak memiliki cairan
kemampuannya berkurang.
36
k. Untuk mengontrol kalori. Makanan yang mengandung banyak air
tidak akan berfungsi dengan baik jika tidak terdapat pelumas yang
(Hamidin, 2013)
a. Pagi hari ketika saat bangun tidur minum 1250 ml air putih, yang kira-
b. Untuk latihan boleh minum 4 gelas dahulu dan sisanya diminum dua
menit kemudian.
d. Untuk yang berusia lanjut ataupun yang sedang sakit dan tidak dapat
sakit, dan bagi orang sehat dapat menikmati hidup yang lebih sehat.
diketahui dapat disembuhkan dengan terapi air putih ini dalam waktu,
sebagai berikut:
37
c. Diabetes Mellitus, dilakukan terapi air putih selama 7 hari.
hari
melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam
satu jam sebelum makan selama satu minggu, setelah itu dua kali
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
38
A. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
ereksi pada pria, dan pruritus vulva pada wanita (PERKENI, 2011).
yang lainnya, antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari
2. Rancangan Penelitian
39
desain rancangan non equivalent control group. Peneliti lapangan
R Pretest X Posttest
Keterangan :
R : Kelompok intervensi
Pretest : Mengukur kadar gula sewaktu sebelum diberi
perlakuan
X : Diberikan hidroterapi sebanyak 6 gelas/hari selama
3 hari
Posttest : Mengukur kadar gula sewaktu setelah diberi
perlakuan
3. Hipotesis Penelitian
40
Hipotesis merupakan jawaban sementara penelitian, patokan
Al-Ihsan.
Ha : Terdapat pengaruh pengaruh hidroterapi
Al-Ihsan.
4. Variabel Penelitian
adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
41
5. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini ialah seluruh pasien rawat
42
2. Sampel
Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
b. Kriteria sampel
1) Kriteria Inklusi
Al-Ihsan.
2) Kriteria Ekslusi
melakukan Hidroterapi.
daruratan.
C. Pengumpulan Data
43
1. Tehnik pengumpulan data
2. Instrumen Penelitian
data yaitu berupa gluko test untuk mengukur kadar glukosa dalam
alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Sedangkan uji
2018).
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
penyusunan makalah.
2. Tahap pelaksanaan
44
b. Melakukan informed concent bersedia atau tidaknya menjadi
responden.
disediakan.
Hidroterapi.
hari.
Hidroterapi.
penelitian.
responden.
3. Tahap akhir
45
E. Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan data
hal ini disebabkan data yang diperoleh langsung dari penelitian masih
b. Coding
46
Cleaning merupakan proses pengecekan kembali data
2. Analisa data
a. Analisa Univariat
variabel.
Rumus :
F
P= 100%
N
Keterangan
P = Persentasi
F = Frekuensi
0% : Tidak seorangpun
47
1-25% : Sebagian kecil
50% : Setengahnya
96-100% : Seluruhnya
b. Analisa Bivariat
simple T test.
48
maka menggunakan anlisa data statistik yaitu Independen Simple
T test.
F. Etik Keperawatan
1. Informed Consent
orangtua dan anak untuk ikut berpartisipasi, jika ada yang menolak
identitas responden dalam penelitian ini akan dijaga oleh peneliti dan
peneliti,
49
3. Balancing Harms and Benefit
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
50
BAB IV
meminum air putih 5-6 gelas/ hari, terapi air putih diberikan selama pada
1. Analisa Univariat
51
Berdasarkan hasil analisis didapatkan, yaitu sebagian besar 9
2. Analisa Bivariat
Pretest 287.90
10 5,00 0,002
Posttest 233.20
Paired Simple T-Test
52
pengaruh penurunan kadar gula darah sewaktu nilai p value= 0,002
(p>0,05).
B. PEMBAHASAN
lanjut usia serta jarang melakukan diet, latihan jasmani, dan memantau
kadar glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah tinggi.
Terlebih lagi responden jarang minum air putih dalam sehari responden
kecil yaitu 4 responden memiliki kadar gula darah sewaktu tinggi (40,0%).
53
Dalam aplikatif jurnal ini masih ada responden yang memiliki
kadar gula darah tinggi hal ini dikarenakan ada beberapa responden yang
masih sangat sulit untuk diberi intervensi dengan alasan lupa dan sering
54
gula.Untuk membantu mengeluarkan zat-zat kimia seperti glukosa dan
jumlah cairan yang banyak dalam satu kali pemberian di pagi hari. Hal ini
Husna & Junios (2013) didapatkan hasil uji statistik nilai p = 0,006
(p<0,05), maka terdapat pengaruh terapi air putih terhadap kadar gula
darah pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Hasil penelitian ini selaras
memonitor status cairan pasien (Wagner, dkk 2013). Konsumsi air putih
55
dapat menyebabkan kematian karena aliran darah ke otak turun atau
tidak kuat. Selain itu, sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami
dehidrasi akibat perpindahan osmotik air dari dalam sel ke cairan ekstra
60% dari berat badan orang dewasa terdiri atas cairan (Potter & Perry,
berakibat buruk pada kinerja organ organ tubuh, selain itu dehidrasi juga
Air putih mengandung dan terdiri dari senyawa hidrogen (H2) dan
senyawa oksigen (O2) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh (Marks, dkk.,
2000). Sementara itu, air yang dibutuhkan oleh tubuh setiap harinya
adalah sekitar 50 ml/kgBB/hari (Potter & Perry, 2010). Konsumsi air putih
(hidroterapi) atau ketika asupan air meningkat, ini dapat mencegah atau
2011).
gula darah dan yang paling tinggi Sehingga dapat disimpulkan sesuai
56
dengan teori yang ada bahwa terapi air putih berpengaruh terhadap
C. KETERBATASAN PENELITI
3. Pada aplikatif jurnal ini masih ada variabel yang mempengaruhi kadar
seperti konsumsi obat hiperglikemi oral (OHO), aktivitas fisik dan diet.
kelompok tidak tau apakah responden minum air putih sesuai dengan
57
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
(40,0%).
B. SARAN
1. Manfaat Teoristik
58
Hasil dari penelitian ini di harapkan menjadi sumber ilmu
2. Manfaat Praktis
pasien DM .
59
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Friedman, M.M. 2010. Family Nursing Research, theory, and practice 6 th edition.
4 Nomor 2 , 213-224.
Lewis. 2007. Medical Surgical Nursing. Edisi VII. St. Louis: Missouri. Mosby-
yearbook, Inc.
60
Notoatmodjo, Soekidjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rinekan Cipta
Http://ejournal.stikesnh.ac.id/index, php/jikd/article/view/319
Yogyakarta
61