Oleh :
WULAN DARI
629011121
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan
keperawatan berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny”M” 61 th Pada Gangguan
Sistem Endokrin : Diabetes Melitus Di Pavilium Asisi Charitas Hospital KM 7
Palembang” dalam menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan semangat dari berbagai pihak lain, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
khususnya kepada yang terhormat :
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Ruang Lingkup..............................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................4
D. Metode Penulisan...........................................................................5
E. Sistematika Penulisa......................................................................5
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian......................................................................................53
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................53
C. Rencana Keperawatan....................................................................54
D. Implementasi Keperawatan............................................................55
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................56
iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................57
B. Saran............................................................................................57
PATOFLOW...................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................60
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan sistem yang mengatur seluruh kegiatan dan
fungsi sel, jaringan dan organ dengan cara mengendalikan dan mengatur
melalui hormon. Hormon dihasilkan oleh kelenjar dan organ-organ endokrin
sangat beragam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Salah satu dari organ
endokrin adalah pankreas. Organ pankreas memiliki peran penting dalam
mengatur metabolisme dalam tubuh. Organ ini memiliki sel-sel khusus dengan
penghasil hormon yang berfungsi untuk mentrasnferkam glukosa darah,
mengatur kadar glukosa darah dan berperan dalam menyimpan makanan
(M.Black, 2014).
Gangguan yang sering terjadi pada terkait dengan kelenjar pankreas adalah
adanya diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan kondisi dimana kadar
glukosa darah meningkat. Diabetes pada dasarnya terbagi menjadi dua tipe
berdasarkan penyebabnya. Diabetes tipe 1 merupakan diabetes yang
disebabkan oleh kerusakan sel-sel pankreas terurama sek betha yang
menghasilkan insulin. Pada kondisi tipe 1 keseluruhan sel rusak sehingga
tidak ada produksi insulin didalam tubuh. Hal ini menyebabkan kadar glukosa
dalam darah meningkat dan terjadi diabetes (Urdden and D, 2014).
Pada diabetes tipe 2, keadaan se-sel pada pankreas terutama sel
alphadanselbetha dalam kondisi sehat. Penyebab dari meingginya kadar
glukosa dalam darah pada tipe ini adalah kegahalan insulin dalam
menstranferkan glukosa ke intra sel. Hal ini menyebabkan penumpukan
glukosa dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia (diabetes)
(Urdden and D, 2014).
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia,
penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan
gagal ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sebesar 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia
1
2
menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi 9,3%
dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF
memperkirakan prevalensi diabetes pada tahun 2019 yaitu 9% pada
perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring
bertambahnya usia penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur
65-79 tahun. Angka dipredikasi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di
tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045 (Kemenkes RI, 2020).
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara, dan Pasifik Barat berada di
peringkat pertama dan ke-2 dengan prevalensi diabetes pada penduduk berusia
20-79 tahun tertinggi di antara 7 regional di dunia, yaitu sebesar 12,2% dan
11,4%. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, peringkat ke-3
dengan prevalensi sebesar 11,3%. IDF juga memproyeksikan jumlah
penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di
dunia yang telah mengindentifikasi 10 negara dengan jumlah jumlah
prevalensi tertinggi. Cina, India, dan Amerika Serikat urutan tiga teratas
dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta. Indonesia berada di
peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu
sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara
pada daftar tersebut, yang berkontribusi terhadap prevalensi kasus diabetes di
Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan pada tahun 2018
melakukan data penderita diabetes melitus pada penduduk berumur >15 tahun.
Kriteria diabetes melitus pada Risksesdas 2018 mengacu pada konsensus
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) yang menetapkan
berdasarkan kriteria American Diabetes Association (ADA). Menurut kriteria
tersebut, diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah puasa > 126
mg/dl, atau glukosa darah setelah pembebanan > 200 mgl / dl, atau glukosa
darah sewaktu> 200 mg/dl dengan gejala sering lapar, sering haus, buang
sering udara kecil dan dalamjumlah banyak, dan berat badan turun
(Riskesdas, 2018).
3
B. Ruang Lingkup
Pada kasus kali ini, penulis memilih studi kasus dengan kasus diabetes
mellitus pada usia dewasa. Asuhan keperawatan ini penulis membatasi ruang
lingkup hanya pada asuhan keperawatan pada Ny”M” dengan gangguan
sistem Endokrin : Diabetes Melitus di Pavilium Asisi Charitas Hospital KM
7 pada tanggal 26 Maret 2022.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang sedang dialami pasien secara
komprehensif dengan gangguan sistem endokrin.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
d. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan sesuai Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan pada pasien Ny”M”61 th dengan gangguan sistem
endokrin : Diabetes Melitus
5
D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis yaitu metode deskriptif
yang merupakan metode yang bersiifat menggambarkan keadaan secara
objektif selama mengamati pasien. Metode ini dimulai dari pengumpulan data
hingga melakukan evaluasi. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan penulis yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara secara langsung kepada pasien dan
keluarga dekat pasien dengan mengajukan pertanyaan terbuka sehingga
terjadi interkasi
2. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap respon
pasien untuk memperoleh data objektif
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara langsung dilakukan secara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
4. Studi Kepustakaan
Dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan serta konsep
dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
endokrin : Diabetes melitus penulis menggunakan sumber buku dan
jurnal.
5. Dokumentasi
Penulis memperoleh informasi dari status pasien dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan di rumah sakit untuk memperoleh data
E. Sistematika Penulisan
Asuhan keperawatan ini terdiri atas lima bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini penulis menjelaskan latar belakang, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan
6
A. Konsep Medis
1. Pengertian
Pengertian diabetes mellitus menurut beberapa sumber adalah
sebagai berikut :
a. Diabetes merupakan keadaan dimana kadar glukusa dalam darah
meningkat atau sering disebut dengan hiperglikemia (Urdden and D,
2014)
b. Diabetes merupakan kelompok penyakit metabolic dengan keadaan
hiperglikemia yang disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu
insulin baik dari sistem pancreas maupun sel penerimanya (ADA,
2018).
c. Diabetes digolongkan sebagai penyakit metabolic kronis yang
ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi batas normal
(Kemenkes RI, 2020).
2. Anatomi Fisiologi
Mempertahankan keseimbangan berbagai sel, organ, jaringan pada
tubuh manusia merupakan tugas yang sangat kompleks. Terdapat dua
sistem yang mengatur tugas tersebut, yaitu sistem saraf dan juga sistem
endokrin. Sistem endokrin merupakan sistem yang mengontrol dan
mendistribusikan hormone keseluruh tubuh. Hormone sendiri merupakan
zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dengan jenis dan fungsi
yang sangat beragam, seperti mengontrol pertumbuhan, mengatur jalanya
metabolism dan lain sebagainya (M.Black, 2014)
Sistem endokrin terdiri dari beberapa organ yang salah satunya
adalah pancreas. Organ pancreas merupakan organ yang menghasilkan
hormone untuk membantu proses metabolism dalam tubuh. Berikut ini
7
8
(Gambar 2.1)
Anatomi Pankreas
9
2) Sel eksokrin
Sel eksokrin khusus pada pancreas mengeluarkan enzim
pencernaan melalui saluran dengan lebar 3 mm dan melintasi
panjangnya pancreas. Saluran pancreas bergabung dengan
saluran cystic duct, membawa empedu dari hati dan kantong
empedu sebelum masuk kedalam duodenum (Urdden and D,
2014). (lihat gambar 2.2)
3) Sel endokrin
Pancreas mengandung sel-sel endokrin khusus yang
mengeluarkan hormone langsung ke aliran darah. Jaringan
endokrin kurang dari 5 % dari total volume pancreas. fungsi
pada hormone endokrin akan dijelaskan lebih lanjut pada
fisiologis pancreas (Urdden and D, 2014).
Gambar 2.3
Sel-sel Pada Pulau Langerhans
Sebagian besar pulau langerhans terdiri dari sel alfa yang
mensekresikan glucagon dan sel beta yang mensekresikan insulin.
Hormone-hormon ini dilepaskan ke kapiler vena yang kemudian
menuju vena portal. Hormone kemudian berjalan kesirkulasi umum
untuk mencapai sel-sel target lainnya (Urdden and D, 2014).
1) Insulin
Insulin adalah hormone y ang diproduksi oleh sel beta dari
pancreas. Hormone ini biasanya disekresikan pada keadaan
11
3. Klasifikasi
Menurut Rendi and TH,( 2012, p. `164-165) klasifikasi diabetes
melitus dari national diabetus data group: classification and diagnosis of
diabetes melitus and other categories of glucosa intolerance:
a. Klasifikasi klinis
1) Diabetes melitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI) tipe I
b) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI) tipe II : DMTTI yang
tidak mengalami obesitas dan DMTTI dengan obesitas
2) Gangguan toleransi glukosa (GTG)
3) Diabetes kehamilan (GDM)
b. Klasifikasi risiko statistik
1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2) Berpotensi menderita kelaninan toleransi glukosa
15
4. Manifestasi Klinis
Menurut (Wijaya, 2013, pp. 7–8) tanda dan gejala diabetes melitus
yaitu sebagai berikut:
a. Banyak kencing (polyuria)
b. Banyak minum (polydipsia)
c. Banyak makan (polifagia)
d. Penurunan berat badan dan rasa lemah
e. Kesemutan
f. Gangguan penglihatan
g. Gatal / bisul
h. Gangguan ereksi
i. Keputihan
5. Etiologi
Menurut Wijaya and Putri,( 2013, pp. 4–5) etiologi dari diabetes
melitus yaitu sebagai berikut :
a. Faktor genetic
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibodi
autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.
b. Faktor infeksi virus
Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik
c. Faktor imunologi
Respon autoimun abnormal, antibodi menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing.
d. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam
meningkatkan eek metabolik
e. Usia
Cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
16
f. Riwayat keluarga
g. Kelompok etnik
h. Penyakit pancreas
i. Penyakit hormonal
j. Obat-obat
6. Komplikasi
Menurut Rendi and TH, (2012, pp. 169–170) komplikasi dari
diabetes melitus adalah sebagai berikut :
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,
penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler)
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefropati
d. Neurofati safar sensorik (berpengaruh pada ekstremitas)saraf
otonom berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler
2. Komplikasi menahun Diabetes Melitus
a. Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/ gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain sebagai berikut :
1) Grade 0 : tidak ada ulkus
2) Garde I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : ganggren pada kaki bagian distal
17
7. Pemeriksaan penunjang
Menurut M.Black, (2014), Wijaya and Putri, (2013, p. 8)
pemeriksaan diagnostik diabetes melitus sebagai berikut:
1. Kadar glukosa
Kadar glukosa darah puasa : > 126 mg/dl
Kadar glukosa darah sewaktu : > 200 mg/dl
Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan : > 200 mg/dl
2. Aseton plasma : hasil (+) mencolok
3. As lemak bebas : peningkatan lipid dan kolesterol
4. Osmolaritas serum (>330 osm/l)
5. Urinalisis : protinuria, ketonuria, glukosuria
8. Penatalaksanaan
Menurut Wijaya and Putri, (2013, pp. 9–10) penatalaksanaan untuk
diabetes melitus sebagai berikut :
Tujuannya :
1. Jangka panjang : mencegah komplikasi
2. Jangka pendek : menghilangkan keluhan / gejala DM
Penatalaksanaan DM :
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika
Merekomendasikan 50-60% kalori yang berasal dari:
Karbohidrat 60-70%
Protein 12-20%
Lemak 20-30%
2. Obat hipoglikemik oral (OHO)
18
2. Diagnosa Keperawatan
20
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Wijaya and Putri, (2013, pp. 11-12 ) intervensi keperawatan
diabetes melitus yakni sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik, kehilangan gastrik
yang berlebihan (mual,muntah)
Ditandai dengan : peningkatan haluaran urin, urine encer, haus,
lemah, BB menurun,kulit kering,turgor buruk
Hasil yang diharapkan : Tanda vital stabil, turgor kulit stabil,
haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi Rasional
1) Pantau tanda vital Hipovolemia ditandai dengan
hipotensi dan takikardia
2) Kaji suhu, warna kulit dan Demam, kulit kemerahan,
kelembaban kering
3) Pantau masukan dan Memberikan kebutuhan akan
pengeluaran catat bj urin cairan, fungsi ginjal dan
keefektifan terapi
4) Ukur BB setiap hari
Memberikan hasil
21
pengkajianyang terbaik,
memberikan cairan pengganti
5) Pertahankan cairan 2500
Mempertahankan hidrasi
cc/hari jika pemasukan secara
oral sudah dapat diberikan
6) Tingkatkan lingkungan yang Menghindari pemanasan yang
nyaman berlebihan pada pasien yang
akan menimbulkan kehilangan
cairan
7) Catat hal-hal yang dilaporkan Kekurangan cairan mengubah
seperti mual,nyeri abdomen, motilitas lambung, yang sering
muntah,distensi lambung menimbulkan muntah
23
24
B. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Tanggal/ Jam Hasil Nilai
N Pemeriksaan Jenis
Abnor Norma
o Pemeriksaan Normal Satuan
mal l
1 Pemeriksaan Hemoglobin 11.3 g/dl 11.7-
laboratorium 15.5
2 leukosit 4.7 mm3 3,6-
11.0
3 Trombosit 297 mm3 150-
440
4 Hematokrit 34 % 35-47
5 Eritrosit 3.8 10^6/ul 3.8-5.2
6 Pemeriksaan Ureum 58 mg/dl 10-50
7 faal ginjal Kreatinin 1.3 mg/dl 0,45-
0.75
8 Pemeriksaan Natrium 152 mmol/l 135-
elektrolit 147
9 Kalium 3.9 mmol/l 3,5-5,0
10 Urine lengkap pH 6.0 4.8-7.4
11 Berat Jenis 1.030 1.015-
1.025
12 Bilirubin Negatif Negatif
13 Protein +1 Negatif
(urine)
14 Aceton Negatif Negatif
15 Nitrit Negatif Negatif
16 Kejernihan Jernih Jernih
17 Warna Kuning Kuning
18 Jamur Negatif Negatif
19 Kristal Negatif Negatif
20 Silinder Negatif Negatif
21 Bakteri Negatif Negatif
22 26-03-2022 Glukosa 244 mg/dl 70-99
darah puasa
23 Glukosa 301 mg/dl 70-180
darah
24 27-03-2022 Gula darah 76 mg/dl 70-180
25 Gula darah 130 mg/dl 70-180
26 28-03-2022 Gula darah 182 mg/dl 70-180
27 29-03-2022 Gula darah 208 mg/dl 70-180
26
Hasil Radiologi
Jenis Interpretasi/
No Tanggal Deskripsi Hasil
Pemeriksaan Kesimpulan
1 25 Maret Pemeriksaan Jantung kesan Kardiomegali,
2022 radiologi (Foto membesar, aorta bendungan paru
Thorax) baik. Mediastinum dengan efusi
ssuperior tidak pleura bilateral
melebar.trakea
ditengah, hilus
kanan-kiri tidak
menebal. Corokan
bronkovaskular
kedua paru kesan
meningkat,
konsolidasi di
lapangan kedua paru,
perselubungan di
diafragma kiri dan
sinus kostofrenikus
bilateral. Tulang-
tulang dan jaringan
lunak dinding dada
baik
2 25 Maret Pemeriksaan hepar : normal. Asites dan efusi
2022 USG abdomen Asites dan efusi pleura bilateral.
lengkap. pleura bilateral. Penebalan
Endometrium (+) dinding
gallbladder ec
proses sistemik.
Tidak tampak
kelainan pada
organ
intraabdomen
lainnya yang
tervisualisasi
27
C. Daftar Obat
Dosis
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi
1 Furosemide 2x1 Untuk mengatasi pasien memiliki
edema riwayat hipersensitif
(penumpukan terhadap
cairan didalam furosemide, auria,
tubuh atau gagal ginjal dengan
hipertensi anuria tidak
merespon
furosemide,
gangguan elektrolit,
hipovolemia,
dehidrasi dan
hipotensi.
D. Analisa Data
ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK : 61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Tuliskan semua data yang abnormal dan rumuskan semua masalah keperawatan )
Data Subyektif Data Obyektif MasalahKeperawat
N (PF dan Penunjang) an
Etiologi
o Data Subyektif Data Obyektif (Uraikan patoflow
masalah)
1 Pasien • Kadar glukosa Gangguan Ketidakstabilan
mengatakan dalam darah toleransi kadar glukosa
badannya tinggi glukosa darah
lemas • Tampak lemas darah
Pasien Hasil Ronsen
mengatakan Thorax :
mulutnya • Kardiomegali,
terasa bendungan
kering paru dengan
efusi pleura
bilateral
Hasil laboratorium:
• Gula darah
301 mg/dl
• Gula darah
puasa 244
mg/dl
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0°C.
SpO2 : 98%
ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK : 61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Tuliskan semua data yang abnormal dan rumuskan semua masalah keperawatan )
Data Subyektif Data Obyektif MasalahKeperawa
N (PF dan Penunjang) tan
Etiologi
o Data Subyektif Data Obyektif (Uraikan patoflow
masalah)
2 Pasien • Tampak Hiperglikemia Perfusi perifer
mengatakan edema tidak efektif
badannya anasarka
lemas • Tampak
asites
• Turgor kulit
menurun
Hasil Ronsen
Thorax :
Kardiomegali,
bendungan
paru dengan
efusi pleura
bilateral
Asites dan
efusi pleura
bilateral.
Penebalan
dinding
gallbladder ec
proses
sistemik.
Pemeriksaan
laboratorium :
Hemoglobin
: 11.3 g/dl
Hematokrit :
34%
Pemeriksaan
faal ginjal dan
elektrolit :
31
• Kalium 3.9
mmol/L
• Natrium 152
mmol/L
• Ureum 58
mg/dL
• Creatinine
serum 1.3
mg/dL
TTV :
TD: 90/60
mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0 °C.
SpO2 : 98%
ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
32
E. Diagnosa Keperawatan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
33
F. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
35
INTERVENSI KEPERAWATAN
36
INTERVENSI KEPERAWATAN
38
konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika
perlu.
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 26- Berkolaborasi W 26- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan lemas L
R/ pasien A 20:00 O : ku sakit A
terpasang infus N sedang, pasien N
NaCL 10 tts/m tampak lemas,
I 10:08 Memonitor kadar D tampak posisi D
glukosa darah A semi fowler A
setiap hari R ditempat tidur R
R/ kadar glukosa I A: I
darah pasien 301 ketidakstabilan
mg/dl D kadar glukosa D
I 14:30 Memonitor tanda A A
darah b.d
dan gejala N N
gangguan
hiperglikemia
S toleransi S
(mis.poliuria,
kelemahan) E glukosa E
R/ pasien J P: intervensi J
mengatakan A dilanjutkan A
badan lemas W W
I 16:30 Memberikan A A
asupan cairan T T
oral
R/pasien tampak
minum
I 16:30 Menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah
secara mandiri
R/pasien dan
keluarga
mengatakan
monitor gula
darah saat
dirumah
I 16:30 Mengajarkan
pengelolaan
41
diabetes
(mis.penggunaan
insulin, obat oral)
R/pasien
mengatakan
menggunakan
insulin novorapid
6 iu saat dirumah
I 18:00 Memonitor intake
output cairan
R/pasien minum
1 satu gelas,
cairan infus 300
cc dan urine 400
cc
I 20:00 Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 3 x
8 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
II 26- Menghindari W 26- S: pasien W
03-22 pemasangan infus U 03-22 mengatakan U
atau pengambilan L badan lemas, L
darah di aea A tangan, kaki A
keterbatasan N bengkak N
perfusi O: ku sakit
R/pasien tampak D sedang, D
terapasng inus di A tampak A
metacarpal dextra R edema, R
II 14:30 Melakukan I tampak perut I
pemeriksaan masih
sirkulasi perifer D besar,tampak D
(edema,suhu) A posisi semi A
R/ tampak edema N fowler N
di tangan, kaki, A: perfusi
dan palpebra. Suhu S perifer tidak S
pasien 36.0 C E efektif b.d E
II 14:30 Melakukan J J
hipergikemia
identifikasi faktor A A
W belum teratasi W
resiko gangguan
A P: intervensi A
sirkulasi
T dilanjutkan T
(mis.diabetes)
R/ pasien
mengatakan sudah
menderita diabetes
melitus sejak 15
tahun lalu
II 15:00 Memonitor
panas,kemerahan,n
yeri atau bengak
pada ekstremitas
R/ ekstremitas
pasien tampak
bengkak
II 17:00 Menganjurkan
mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
43
terbakar
R/ pasien tampak
mengerti anjuran
perawat
II 18:00 Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
(melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
mengerti anjuran
pasien
II 18:00 Menghindari
pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan
perfusi
R/pasien tampak di
tensi tangan kiri
II 18:00 Melakukan
pencegahan infeksi
R/ menggunakan
APD dan mencuci
tangan setelah ke
pasien
II 19:00 Menganjurkan
berolahraga secara
rutin
R/ pasien
mengatakan tidak
olahraga
II 20:00 Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan, luka
tidak sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan.
44
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 26- Mengidentifikasi W S: pasien W
03-22 kepatuhan U mengatakan U
14:30 menjalankan L badan masih L
pengobatan A terasa lemas A
R/pasien N O : ku sakit N
mengatakan sedang, badan
menggunakan D tampak lemas, D
insulin novoravid A tampak gula A
6 iu namun R darah meningkat R
kadang lesu I 301 mg/dl I
makan A:
III 15:00 Membuat D Ketidakpatuhan D
komitmen A b.d program A
menjalankan N N
terapi kompleks
pengobatan
S atau lama belum S
dengan baik
R/pasien E teratasi E
mengatakan J P: intervensi J
teratu berobat A dilanjutkan A
III 15:00 Membuat jadwal W W
pendampingan A A
keluarga untuk T T
bergantian
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/pasien
mengatakan saat
dirumah
didampingi
anaknya
III 16:00 Melibatkan
keluarga untuk
mendukung
program
pengobtan yang
45
dijalani
R/ pasien tampak
sesekali ditunggu
keluarga dalam
III 19:00 perawatan
Memberikan
informasi
program
pengobatan yang
harus dijalani
R/pasien tampak
mengerti dengan
penjelasan yang
III 20:00 diberika
Memberikan
infomasi manfaat
yang akan
diperoleh jika
teratur menjalani
pengobatan
R/pasien tampak
semangat untuk
berobat
46
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 27- Berkolaborasi W 27- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan masih L
R/ pasien A lemas A
terpasang infus N O: ku sakit N
NaCL 10 tts/m sedang,tampak
I Pagi Memonitor kadar D lemas, kadar D
glukosa darah A glukosa darah 76 A
setiap hari R mg/dl lanjut gula R
R/ kadar glukosa I 130 mg/dl I
darah pasien 76 A :
mg/dl lanjut gula D ketidakstabilan D
130 mg/dl A kadar glukosa A
I 14:50 Memonitor tanda N darah b.d N
dan gejala gangguan
hiperglikemia S toleransi glukosa S
(mis.poliuria, E belum teratasi E
kelemahan) J P : intervensi J
R/ pasien A dilanjutkan A
mengatakan W W
badan masih A A
lemas T T
I 14:50 Memberikan
asupan cairan
oral
R/pasien tampak
minum
I 15:00 Menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah
secara mandiri
R/pasien dan
keluarga
mengatakan
monitor gula
47
darah saat
dirumah
I 18:00 Memonitor intake
output cairan
R/pasien minum
2 gelas, cairan
infus 200 cc dan
urine 400 cc
I 20:00 Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 2 x
6 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam stop
48
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
II 27- Melakukan W 27- S: pasien W
03-22 pemeriksaan U 03- mengatakan U
14:50 sirkulasi perifer L 22 masih lemas dan L
(edema,suhu) A tangan masih A
R/ tampak edema N bengkak N
di tangan, kaki, O :ku sakit
dan palpebra. D sedang, edema, D
Suhu pasien 36.0 A asites dan A
C R tampak nyaman R
II 14:50 Memonitor I dengan posisi I
panas,kemerahan, yang diberikan
nyeri atau bengak D A: perfusi D
pada ekstremitas A perifer tidak A
R/ ekstremitas N efektif b.d N
pasien tampak hiperglikemia
masih bengkak S S
II 17:00 E belum teratasi E
Menganjurkan
J P: intervensi J
mengecek air
A dilanjutkan A
mandi untuk
menghindari kulit W W
terbakar A A
R/ pasien tampak T T
mengerti anjuran
perawat dan
mengecek saat
mandi
II 18:00 Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
(melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
mengerti anjuran
perawat da
49
melakukannya
II 18:00 Menghindari
pengukuran
tekanan darah
pada ekstremitas
dengan
keterbatasan
perfusi
R/pasien tampak
di tensi perawat
tangan sebelah
kiri
II 18:30 Melakukan
pencegahan
infeksi
R/ menggunakan
APD dan
mencuci tangan
setelah ke pasien
dan
menganjurkan
pasien untuk
mencuci tangan
selalu
II 19:30 Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan,
luka tidak
sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan
50
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 27- Mengidentifikasi W 27- S: pasien W
03-22 kepatuhan U 03- mengatakan U
14:50 menjalankan L 22 masih lemas, L
pengobatan A makan sedikit A
R/pasien N O: ku sakit N
mengatakan sedang, tampak
menggunakan D makan ¼ porsi, D
insulin apidra 8 A badan lemas, A
iu namun makan R gula darah 76- R
sedikit I 130 mg/dl I
III 16:30 Membuat A:
komitmen D Ketidakpatuhan D
menjalankan A b.d program A
pengobatan N N
terapi kompleks
dengan baik
S atau lama belum S
R/pasien
mengatakan akan E teratasi E
teratur berobat J P: intervensi J
III 16:30 Membuat jadwal A dilanjutkan A
pendampingan W W
keluarga untuk A A
bergantian T T
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/pasien
mengatakan saat
dirumah
didampingi
anaknya dan di
rumah sakit
tampak sesekali
didampingi
51
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 28- Berkolaborasi W 28- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan lemas L
R/ pasien A mulai berkurang A
terpasang infus N O : ku sakit N
NaCL 10 tts/m sedang, tampak
I 09:00 Memonitor kadar D ke kamar mandi D
glukosa darah A A: A
setiap hari R ketidakstabilan R
R/ kadar glukosa I kadar glukosa I
darah pasien 182 darah b.d
mg/dl D gangguan D
I 10:30 Memonitor tanda A toleransi glukosa A
dan gejala N teratasi sebagian N
hiperglikemia P : intervensi
(mis.poliuria, S dilanjutkan saat S
kelemahan) E dirumah E
R/ pasien J J
mengatakan A A
badan lemas W W
berkurang A A
I 18:00 Memonitor intake T T
output cairan
R/pasien minum
1 gelas, cairan
infus 200 cc dan
urine 400 cc
I 20:00 Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 2 x
53
6 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam stop
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Para Tgl/ Mandiri/ Paraf
Jam f Jam Kolaboratif
II 28- Melakukan W 28- S: pasien W
03-22 pemeriksaan U 03- mengatakan U
10:30 sirkulasi perifer L 22 lemas L
(edema,suhu) A bengkak di A
R/ tampak edema di N tangan, dan N
tangan, kaki, dan kaki
palpebra berkurang. D berkurang D
Suhu pasien 37.0 C A O : ku sakit A
II 10:30 Memonitor panas, R sedang, R
kemerahan, nyeri I bengkak di I
atau bengak pada tangan dan
ekstremitas D kaki D
R/ tampak A berkurang, A
ekstremitas yang N perut tampak N
bengkak berkurang masih besar
II 12:00 Menghindari S A: perfusi S
pengukuran tekanan E perifer tidak E
darah pada J efektif bd J
ekstremitas dengan A A
hiperglikemi
keterbatasan perfusi W W
A a teratasi A
R/pasien tampak di
T sebagian T
tensi perawat tangan
sebelah kiri P: intervensi
II 12:00 Melakukan dilanjutkan
pencegahan infeksi saat dirumah
R/ menggunakan
APD dan mencuci
tangan setelah ke
pasien dan
menganjurkan
pasien untuk
mencuci tangan
54
selalu
II 14:30 Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit yang
tepat (melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
melakukan
perawatan kulit yang
gatal
II 16:00 Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan, luka
tidak sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan dan
tampak rileks
55
No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 28- Mengidentifikasi W 28- S: pasien W
03-22 kepatuhan U 03- mengatakan U
10:30 menjalankan L 22 nafsu makan L
pengobatan A sudah mulai ada, A
R/pasien N lemas berkurang N
mengatakan O: ku sakit
mendapatkan D sedang, tampak D
insulin apidra 6 A menghabiskan A
iu, nafsu makan R makan ½ porsi, R
mulai ada I gula darah 182 I
III 11:30 Membuat mg/dl
komitmen D A: D
menjalankan A Ketidakpatuhan A
pengobatan N b.d program N
dengan baik terapi kompleks
R/pasien S S
E atau lama E
mengatakan akan
teratur berobat J teratasi sebagian J
III 12:30 Membuat jadwal A P: intervensi A
pendampingan W dilanjutkan saat W
keluarga untuk A dirumah A
bergantian T T
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/ pasien tampak
didampingi
keluarga sesekali
saat dirumah
sakit
III 15:30 Memberikan
56
infomasi manfaat
yang akan
diperoleh jika
teratur menjalani
pengobatan
R/pasien tampak
semangat untuk
berobat dan nafsu
makan sudah
mulai ada
52
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dalam melakukan pengkajian penyusun mendapatkan data dengan
menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pustaka.
Secara sistemik melihat data-data penunjang melalui status pasien. Pada
pengkajian teoritis pasien diabetes melitus ditemukan adanya tanda dan gejala
seperti banyak kencing, banyak minum, badan gatal, glukosa darah tinggi.
Pada saat pengkajian langsung pada Ny.”M” penulis menemukan tanda
dan gejala yaitu peningkatan glukosa darah, lemas, badan gatal, edema, perut
membesar. Hasil pemeriksaan glukosa darah 301 mg/dL dan gula darah puasa
244 mg/dL.
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan teori yang ada perumusan diagnosa keperawatan merupakan
proses pemikiran melalui tanda dan gejala klinik yang terlihat pada pasien.
Diagnosa keperawatan secara teoritis yang mungkin timbul pada kasus
diabetes melitus yaitu : Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan (mual,muntah), perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh b.d ketidakadekuatan insulin, penurunan masukan oral,
kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi, kerusakan integritas kulit
b.d kerusakan sirkulasi, penurunan sensasi.
Setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung, diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada pasien Ny.”M” yaitu : ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa darah, hipervolemia b.d
kelebihan asupan natrium dan defisit nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan. Pertimbangan penulis mengangkat ketiga
diagnosa tersebut karena pada diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah
53
54
pasien mengalami lemas dan hasil pemeriksaan glukosa darah dan gula darah
puasa tidak normal. Pada diagnosa hipervolemia pasien mengalami terasa
senap saat berbaring, edema anasarka, perut membesar. Pada diagnosa defisit
nutrisi pasien mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas.
.
C. Perencanaan keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan selanjutnya penyusun
menyusun perencanaan yang meliputi perumusan tujuan penentuan kriteria
hasil, dan rencana tindakan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah
yang dialami pasien. Rencana keperawatan yang muncul pada pasien Ny.”M”
yaitu diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi
glukosa darah dalam waktu 3 x 24 jam dengan indikator kestabilan glukosa
darah meningkat dengan kriteria hasil : lelah/lesu 2 (cukup meningkat)
ditingkatkan ke skala 4 (cukup menurun dan kadar glukosa dalam darah 2
(cukup memburuk) ditingkatkan ke skala 5 (membaik) dengan intervensi
Monitor kadar glukosa darah, Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis.poliuria, kelemahan), Monitor intake output cairan, Berikan asupan
cairan oral, Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri, Ajaran
pengelolaan diabetes (mis.penggunaan insulin, obat oral), Kolaborasi
pemberian insulin, Kolaborasi pemberian cairan IV.
Rencana keperawatan yang muncul pada pasien Ny.”M” yaitu diagnosa
hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium dalam waktu 3 x 24 jam dengan
indikator keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil : edema dan
asites 2 (cukup meningkat) ditingkatkan ke skala 4 (cukup menurun) dengan
intervensi Periksa tanda dan gejala hipervolemia (dispnea, edema),
Identifikasi penyeab hipervolemia, Monitor status hemodinamik (tekanan
darah), Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN,
hematokrit), Monitor intake output cairan, Batasi asupan cairan dan garam,
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40º, Ajarkan cara membatasi cairan,
Kolaborasi pemberian diuretik (furosemid), Kolaborasi dalam pemeriksaan
Ro.Thorax dan USG abdomen.
55
D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari perencanaan
keperawatan yang telah disusun. Didalam pelaksanaan tindakan keperawatan
pada pasien Ny.”M” dengan gangguan sistem endokrin : diabetes melitus,
penulis bekerja sama dengan perawat yang ada di ruangan, tim medis, serta
alat yang memadai. Penulis melakukan pelaksanaan keperawatan selama 3
hari mulai pada tanggal 26 maret -28 maret 2022. Pelaksanaan keperawatan
yang dilakukan pada Ny.”M” berdasarkan rencana yang telah disusun untuk
diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah : manajemen hiperglikemia
yaitu Monitor kadar glukosa darah, Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis.poliuria, kelemahan), Monitor intake output cairan, Berikan asupan
cairan oral, Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri, Ajaran
pengelolaan diabetes (mis.penggunaan insulin, obat oral), Kolaborasi
pemberian insulin, Kolaborasi pemberian cairan IV.
Pada diagnosa hipervolemia : manajemen hipervolemia yaitu Periksa
tanda dan gejala hipervolemia (dispnea, edema), Identifikasi penyeab
hipervolemia, Monitor status hemodinamik (tekanan darah), Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematokrit), Monitor intake
output cairan, Batasi asupan cairan dan garam, Tinggikan kepala tempat tidur
30-40º, Ajarkan cara membatasi cairan, Kolaborasi pemberian diuretik
(furosemid), Kolaborasi dalam pemeriksaan Ro.Thorax dan USG abdomen.
56
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap untuk mengetahui perkembangan
dan keberhasilan dari pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun. Dengan demikian dapat ditentukan
apakah perencanaan dapat diteruskan atau dihentikan.
Adapun evaluasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
Ny.”M” dengan gangguan sistem endokrin : diabetes melitus selama 3 hari
mulai pada tanggal 26 -28 maret 2022. Evaluasi yang didapat pada diagnosa
ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguang toleransi glukosa darah
teratasi karena pasien mengatakan lemas sudah berkurang dan hasil gula
darah 182 mg/dl namun terapi insulin tetap dilanjutkan saat pasien dirumah.
Evaluasi pada diagnosa hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium teratasi
sebagian karena perut pasien masih membesar dan perawatan tetap
dilanjutkan saat dirumah. Evaluasi pada diagnosa defisit nutrisi b.d faktor
psikologis (keengganan untuk makan) teratasi sebagian karena pasien hanya
menghabiskan ½ porsi makanan dari rumah sakit dan perawatan tetap
dilanjutkan saat sudah dirumah dengan menghabiskan 1 porsi makanan
dirumah
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes merupakan keadaan dimana kadar glukusa dalam darah
meningkat atau sering disebut dengan hiperglikemia. Diabetes merupakan
kelompok penyakit metabolik dengan keadaan hiperglikemia yang
disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu insulin baik dari sistem pancreas
maupun sel penerimanya.
B. Saran
Demikian laporan ini, adapun discharge planning pada pasien diabetes
melitus yaitu sebagai berikut :
1. Lakukan olahraga yang rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan dan menunda waktu makan karena hal
ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar glukosa darah.
4. Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan
sereal
5. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak
kolestrol jahat seperti daging merah, makanan yang digoreng, makanan
yang manis, dan makanan cepat saji.
6. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam
57
58
Kegagalan pemasukan nutrisi dan glukosa ke sel Penggunaan protein sebagai PD :tes gula Viskositas darah meningkat
Lipolisis meningkat darah,OGTT,
cadangan energi meningkat
T&G:Polifagia Kelaparan sel HBA1c Osmolaritas meningkat
Asam lemak dan gliserol dalam darah
Sel kekurangan protein
meningkat Pembongkaran lemak dan cadangan protein untuk Hiphotalamus menstimulusi pengeluaran
memenuhi kebutuhan metabolisme sel Pembentukan mylin terganggu ADH
LDL dan VLDL membawalemak
masuk ke endothel arteri Asam lemak meningkat Akson tidak dapat menghantar Volume cairan ekrasel meningkat
impuls dengan sempurna
Oksidasi kolesterol dan trigliserida Proses oksidasi oleh hati membentuk asetil Ko-a Peningkatan beban kerja ginjal
membentuk radikal bebas meningkat Neuropati Diabetes menyaring glukosa dan cairan
Merusaj sel endothel dan terjadi Pembentukan keton meningkat Pengontrolan terhadap trauma Pelebaran glomerulus
reaksi inflamasiterbentuk mekanis, fisik dan kimia menurun
Kandungan keton dalam darah meningkat Lesi sklerotik nodular
Terbentuk plak ATEROSKLEROSIS Gangreen
Ketoasidosis Diabetes (DKA) Merusak nefron
60