Anda di halaman 1dari 69

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”M” 61 TH DENGAN

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES


MELITUS DI PAVILIUM ASISI
CHARITAS HOSPITAL KM 7
PALEMBANG

Oleh :
WULAN DARI
629011121

PROGRAM KARYAWAN MAGANG CHARITAS HOSPITAL KM 7


PALEMBANG 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan
keperawatan berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny”M” 61 th Pada Gangguan
Sistem Endokrin : Diabetes Melitus Di Pavilium Asisi Charitas Hospital KM 7
Palembang” dalam menyelesaikan laporan asuhan keperawatan ini penulis banyak
mendapatkan bantuan, bimbingan dan semangat dari berbagai pihak lain, oleh
karena itu dalam kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih
khususnya kepada yang terhormat :

1. Dr. Yanto Taslim, MARS selaku Direktur Charitas Hospital KM 7


Palembang
2. Ns. Morlina Sitanggang, M.Kep selaku Wadir Keperawatan Charitas Hospital
KM 7 Palembang
3. Ns. Iqnasia Yulina, S.Kep dan Ns. Listya Transkiti, S.Kep selaku Komite
Keperawatan Charitas Hospital KM 7 Palembang
4. Vincentia Dian FU, S.Kep selaku Kepala ruangan Pavilium Asisi Charitas
Hospital KM 7 Palembang
5. Penanggung jawab shift ruangan Pavilium Asisi Charitas Hospital KM 7
Palembang
6. Preseptor ruangan Pavilium Asisi Charitas Hospital KM 7 Palembang
7. Teman sejawat ruangan Pavilium Asisi Charitas Hospital KM 7 Palembang

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penyusunan laporan keperawatan


ini masih banyak kekurangan baik itu dalam cara penulisan atau pun isi yang ada
di dalam laporan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun supaya kedepannya penulis bisa meningkatkan penyusunan di
laporan untuk masa yang akan datang. Atas bantuannya dan dukungan penulis
mengucapkan terima kasih.

Palembang, 26 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Ruang Lingkup..............................................................................4
C. Tujuan ...........................................................................................4
D. Metode Penulisan...........................................................................5
E. Sistematika Penulisa......................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Medis................................................................................7
1. Pengertian ..............................................................................7
2. Anatomi Fisiologi...................................................................7
3. Klasiikasi................................................................................14
4. Manifestasi Klinis...................................................................15
5. Etiologi...................................................................................15
6. Komplikasi..............................................................................16
7. Pemeiksaan penunjang............................................................17
8. penatalaksanaan......................................................................17
B. Konsep Asuhan Keperawatan Teori..............................................19
1. Pengkajian...............................................................................19
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................19
3. Intervensi Keperawatan..........................................................20

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian......................................................................................23
B. Pemeriksaan Penunjang.................................................................25
C. Daftar Obat....................................................................................27
D. Analisa Data...................................................................................29
E. Diagnosa Keperawatan..................................................................33
F. Intervensi Keperawatan.................................................................35
G. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan......................................40

BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian......................................................................................53
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................53
C. Rencana Keperawatan....................................................................54
D. Implementasi Keperawatan............................................................55
E. Evaluasi Keperawatan....................................................................56

iii
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................57
B. Saran............................................................................................57

PATOFLOW...................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................60

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem endokrin merupakan sistem yang mengatur seluruh kegiatan dan
fungsi sel, jaringan dan organ dengan cara mengendalikan dan mengatur
melalui hormon. Hormon dihasilkan oleh kelenjar dan organ-organ endokrin
sangat beragam dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Salah satu dari organ
endokrin adalah pankreas. Organ pankreas memiliki peran penting dalam
mengatur metabolisme dalam tubuh. Organ ini memiliki sel-sel khusus dengan
penghasil hormon yang berfungsi untuk mentrasnferkam glukosa darah,
mengatur kadar glukosa darah dan berperan dalam menyimpan makanan
(M.Black, 2014).
Gangguan yang sering terjadi pada terkait dengan kelenjar pankreas adalah
adanya diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan kondisi dimana kadar
glukosa darah meningkat. Diabetes pada dasarnya terbagi menjadi dua tipe
berdasarkan penyebabnya. Diabetes tipe 1 merupakan diabetes yang
disebabkan oleh kerusakan sel-sel pankreas terurama sek betha yang
menghasilkan insulin. Pada kondisi tipe 1 keseluruhan sel rusak sehingga
tidak ada produksi insulin didalam tubuh. Hal ini menyebabkan kadar glukosa
dalam darah meningkat dan terjadi diabetes (Urdden and D, 2014).
Pada diabetes tipe 2, keadaan se-sel pada pankreas terutama sel
alphadanselbetha dalam kondisi sehat. Penyebab dari meingginya kadar
glukosa dalam darah pada tipe ini adalah kegahalan insulin dalam
menstranferkan glukosa ke intra sel. Hal ini menyebabkan penumpukan
glukosa dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglikemia (diabetes)
(Urdden and D, 2014).
Diabetes tidak hanya menyebabkan kematian prematur di seluruh dunia,
penyakit ini juga menjadi penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan
gagal ginjal. Organisasi International Diabetes Federation (IDF)
memperkirakan sebesar 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia

1
2

menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan angka prevalensi 9,3%
dari total penduduk pada usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF
memperkirakan prevalensi diabetes pada tahun 2019 yaitu 9% pada
perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Prevalensi diabetes meningkat seiring
bertambahnya usia penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur
65-79 tahun. Angka dipredikasi terus meningkat hingga mencapai 578 juta di
tahun 2030 dan 700 juta di tahun 2045 (Kemenkes RI, 2020).
Negara di wilayah Arab-Afrika Utara, dan Pasifik Barat berada di
peringkat pertama dan ke-2 dengan prevalensi diabetes pada penduduk berusia
20-79 tahun tertinggi di antara 7 regional di dunia, yaitu sebesar 12,2% dan
11,4%. Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, peringkat ke-3
dengan prevalensi sebesar 11,3%. IDF juga memproyeksikan jumlah
penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di
dunia yang telah mengindentifikasi 10 negara dengan jumlah jumlah
prevalensi tertinggi. Cina, India, dan Amerika Serikat urutan tiga teratas
dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31 juta. Indonesia berada di
peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu
sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara
pada daftar tersebut, yang berkontribusi terhadap prevalensi kasus diabetes di
Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan pada tahun 2018
melakukan data penderita diabetes melitus pada penduduk berumur >15 tahun.
Kriteria diabetes melitus pada Risksesdas 2018 mengacu pada konsensus
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) yang menetapkan
berdasarkan kriteria American Diabetes Association (ADA). Menurut kriteria
tersebut, diabetes melitus ditegakkan bila kadar glukosa darah puasa > 126
mg/dl, atau glukosa darah setelah pembebanan > 200 mgl / dl, atau glukosa
darah sewaktu> 200 mg/dl dengan gejala sering lapar, sering haus, buang
sering udara kecil dan dalamjumlah banyak, dan berat badan turun
(Riskesdas, 2018).
3

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus di


Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada umur> 15 tahun sebesar 2%.
Angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan prevalensi diabetes
melitus pada penduduk> 15 tahun pada hasil Riskesdas 2013 sebesar 1,5%.
Namun prevalensi diabetes melitus menurut hasil pemeriksaan darah
meningkat dari 6,9% pada 2013 menjadi 8,5% pada tahun 2018. Angka ini
menunjukkan bahwa sekitar 25% penderita diabetes yang melihat bahwa
dirinya menderita diabetes (Riskesdas, 2018).
Peningkatan penderita diabetes mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Beberapa upaya telah dilakukan dalam penanganan diabetes. Upaya
tersebut meliputi menghadirkan pola hidup sehat, mengurangi konsumsi
glukosa berlebih dan melakukan kontrol kesehatan gula darah setiap bulanya
(Indah and Pratiwi, 2018). Pengontrolan secara berkala bertujuan untuk
mengetahui kadar glukosa darah sangat berguna dalam pencegahan awal
diabetes. Diabetes yang mengalami keterlambatan dalam penanganya akan
mengakibatkan banyak komplikasi yang sangat serius (M.Black, 2014).
Komplikasi diabetes merupakan akibat dari penyakit diabetes yang telah
kronis dan tidak baik dalam proses perawatanya. Komplikasi ini meliputi
ulkus diabetikum (gangren) hingga kematian. Gangren merupakan luka yang
biasanya terdapat pada ekstremitas bawah dengan karakteristuk didominasi
oleh eksudat. Luka ini ditimbulkan karena sumbatan oleh plak aterosklerosisdi
oembuluh darah kecil sehingga sirkulasi darah tidak lancar. Sirkulasi darah
yang tidak lancar akan menimbukan nekrosis sel dalam waktu tertentu
(Sheehy, 2018).
Pengobatan diabetes pada umumnya menggunakan terapi insulin yang
diberikan melalui subkutan. Pemberian insulin akan mengurangi kadar
glukosa dalam darah pada diabetes tipe 1, namun pada diabetes tipe 2
pengobatan ini kurang efektif. Perawatan dan pengobatan yang dilakukan
sangat penting diketahui guna mencegah komplikasi terjadi. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penulis akan menuliskan laporan mengenai konsep
4

penyakit diabetes mellitus beserta asuhan keperawatan yang diberikan kepada


pasien dengan diabetes melitus.

B. Ruang Lingkup
Pada kasus kali ini, penulis memilih studi kasus dengan kasus diabetes
mellitus pada usia dewasa. Asuhan keperawatan ini penulis membatasi ruang
lingkup hanya pada asuhan keperawatan pada Ny”M” dengan gangguan
sistem Endokrin : Diabetes Melitus di Pavilium Asisi Charitas Hospital KM
7 pada tanggal 26 Maret 2022.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam
menyelesaikan masalah keperawatan yang sedang dialami pasien secara
komprehensif dengan gangguan sistem endokrin.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
d. Mampu menerapkan rencana tindakan keperawatan sesuai Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia pada pasien Ny”M”61 th dengan
gangguan sistem endokrin : Diabetes Melitus
e. Mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang
telah dilakukan pada pasien Ny”M”61 th dengan gangguan sistem
endokrin : Diabetes Melitus
5

D. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis yaitu metode deskriptif
yang merupakan metode yang bersiifat menggambarkan keadaan secara
objektif selama mengamati pasien. Metode ini dimulai dari pengumpulan data
hingga melakukan evaluasi. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan penulis yaitu sebagai berikut :
1. Wawancara
Penulis melakukan wawancara secara langsung kepada pasien dan
keluarga dekat pasien dengan mengajukan pertanyaan terbuka sehingga
terjadi interkasi
2. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung terhadap respon
pasien untuk memperoleh data objektif
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik secara langsung dilakukan secara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi.
4. Studi Kepustakaan
Dalam melakukan penyusunan asuhan keperawatan serta konsep
dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem
endokrin : Diabetes melitus penulis menggunakan sumber buku dan
jurnal.
5. Dokumentasi
Penulis memperoleh informasi dari status pasien dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan di rumah sakit untuk memperoleh data

E. Sistematika Penulisan
Asuhan keperawatan ini terdiri atas lima bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini penulis menjelaskan latar belakang, ruang lingkup,
metode penulisan dan sistematika penulisan
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam BAB ini penulis menjelaskan tentang landasan teori medis dan
konsep asuhan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
Dalam BAB ini merupakan bagian penerapan asuhan keperawatan secara
langsung pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri
dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam BAB ini berisi tentang hasil studi kasus dan kajian yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi
keperawatan dan evaluasi keperawatan.
BAB V PENUTUP
Terdiri atas kesimpulan dan saran
PATOFLOW
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis
1. Pengertian
Pengertian diabetes mellitus menurut beberapa sumber adalah
sebagai berikut :
a. Diabetes merupakan keadaan dimana kadar glukusa dalam darah
meningkat atau sering disebut dengan hiperglikemia (Urdden and D,
2014)
b. Diabetes merupakan kelompok penyakit metabolic dengan keadaan
hiperglikemia yang disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu
insulin baik dari sistem pancreas maupun sel penerimanya (ADA,
2018).
c. Diabetes digolongkan sebagai penyakit metabolic kronis yang
ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi batas normal
(Kemenkes RI, 2020).

2. Anatomi Fisiologi
Mempertahankan keseimbangan berbagai sel, organ, jaringan pada
tubuh manusia merupakan tugas yang sangat kompleks. Terdapat dua
sistem yang mengatur tugas tersebut, yaitu sistem saraf dan juga sistem
endokrin. Sistem endokrin merupakan sistem yang mengontrol dan
mendistribusikan hormone keseluruh tubuh. Hormone sendiri merupakan
zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin dengan jenis dan fungsi
yang sangat beragam, seperti mengontrol pertumbuhan, mengatur jalanya
metabolism dan lain sebagainya (M.Black, 2014)
Sistem endokrin terdiri dari beberapa organ yang salah satunya
adalah pancreas. Organ pancreas merupakan organ yang menghasilkan
hormone untuk membantu proses metabolism dalam tubuh. Berikut ini

7
8

akan menjelaskan mengenai anatomi dan fisiologi pancreas (M.Black,


2014).
a. Anatomi Pankreas
Pancreas adalah organ dengan bentuk segitiga memanjang.
Secara klinis, organ ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
kepala, ekor dan bagian badan (lihat gambar 2.1). bagian kepala
berada pada lengkungan yang berbentuk C dekat duodenum, dan
ekor yang memanjang kebelakang dari bawah perut menunju limfa.
Pada orang dewasa, pancreas memiliki panjang sekitar 15 cm (6
inci) dan lebar 4 cm (1,5 inci) (Urdden and D, 2014).
1) Pasokan Darah Pankreas
Pankreas menerima suplay darah dari berbagai macam
arteri. Pada bagian kepala pancreas menerima darah dari arteri
pancreatiduodenum superior yang merupakan percabangan
dari Celiac Trunk), pada bagian pancreas inferior menerima
darah dari arteri odenal (Odenal Arteri), yang bercabang dari
arteri mesentrika superior. Pada bagian tubuh dan ekor
menerima darah dari multiple cabang arteri limfa (cabang lain
dari arteri celiac). Drainase vena terjadi pada saluran yang
berdampingan dengan arteri lalu bermuara pada vena porta
(Urdden and D, 2014).

(Gambar 2.1)
Anatomi Pankreas
9

2) Sel eksokrin
Sel eksokrin khusus pada pancreas mengeluarkan enzim
pencernaan melalui saluran dengan lebar 3 mm dan melintasi
panjangnya pancreas. Saluran pancreas bergabung dengan
saluran cystic duct, membawa empedu dari hati dan kantong
empedu sebelum masuk kedalam duodenum (Urdden and D,
2014). (lihat gambar 2.2)
3) Sel endokrin
Pancreas mengandung sel-sel endokrin khusus yang
mengeluarkan hormone langsung ke aliran darah. Jaringan
endokrin kurang dari 5 % dari total volume pancreas. fungsi
pada hormone endokrin akan dijelaskan lebih lanjut pada
fisiologis pancreas (Urdden and D, 2014).

Gambar 2.2 Sel-sel Pankreas


b. Fisiologis
Fisiologis metabolism glukosa secara tradisionl terfokus
eksklusif di pancreas. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan,
metabolism glukosa berkembang mencakup keseluruhan transport
glukosa protein ke seluler, yang dikenal sebagai glucose
10

transportet (GLUTs), dan penyerapan protein dari sistem


gastrointestinal (Urdden and D, 2014).
Di pankreas terdapat gugusan sel kecil-kecil yang berbentuk
seperti pulau di antara sel-sel eksokrin. Gugusan ini dikenal
sebagai pulau lanngerhans (Islets of Langerhans) dan terdiri dari 4
tipe sel yang berbeda. Sel tersebut meliputi sel alfa, beta, delta dan
PP (lihat gambar 2.3) sel alfa mengeluarkan glucagon, sel beta
mengeluarkan insulin, sel delta mentgeluarkan somastotatin dan sel
PP mengeluarkan hormone polipeptida pancreas (Urdden and D,
2014).

Gambar 2.3
Sel-sel Pada Pulau Langerhans
Sebagian besar pulau langerhans terdiri dari sel alfa yang
mensekresikan glucagon dan sel beta yang mensekresikan insulin.
Hormone-hormon ini dilepaskan ke kapiler vena yang kemudian
menuju vena portal. Hormone kemudian berjalan kesirkulasi umum
untuk mencapai sel-sel target lainnya (Urdden and D, 2014).
1) Insulin
Insulin adalah hormone y ang diproduksi oleh sel beta dari
pancreas. Hormone ini biasanya disekresikan pada keadaan
11

dimana glukosa dalam dara meningkat. Insulin adalah satu-


satunya hormone yang di produksi didalam tubuh dengan
fungsi untuk menunrunkan kadar glukosa dalam darah. Insulin
bertanggung jawab untuk penyimpanan nutrisi karbohidrat,
protein dan lemak. Insulin juga menambah pengangkutan
kalium ke dalam sel, menurunkan mobilisasi lemak dan
merangsang sintesis protein (Urdden and D, 2014).
2) Glukosa Darah
Glukosa darah dilaporkan dalam Milimol per litel, yang
merupakan satuan sistem internasional (SI) yang digunakan di
seluruh dunia. Di amerika serikat, glukosa darah diukur dalam
milligram per desi liter. Pada keadaan normal, kadar glukosa
darah berada pada rentang 70-100 mg/dL (3,9-5,6 mmol/L)
(Urdden and D, 2014).
Pada penderita yang mengalami diabetes, biasanya terjadi
karena kerusakan sel beta. Diabetes memiliki 2 tipe yaitu
diabetes tipe 1 dan tipe 2. Pada diabetes tipe 1, semua sel beta
sudah tidak berfungsi. Pada diabetes tipe 2, hanya sebagian sel
beta yang berfungsi untuk menghasilkan insulin. Kerusakan sel
beta akan menggangu keseimbangan kadar glukosa dalam
darah (Urdden and D, 2014).
Anabolisme karbohidrat (Anabolise karbohidrat). Glukosa
dimasukan kedalam kerangka, sel jantung dan otot untuk
digunakan sebagai energy dengan difasilitasi oleh transport
glukosa 4 (GLUT4) dan insulin. Pergerakan glukosa dari
sirkulasi kedalam sel atau kompartemen intraseluler akan
mengurangi kadar glukosa darah dan membantu menurunkan
osmolaritas darah. Secara bersamaan, glukosa digunakan
sebagai sumber energy utamanya. Kelebihan glukosa akan
disimpan dalam bentuk glikogen ke sel-sel hatio dan otot yang
akan digunakan sebagai bahan bakar dikemudian hari.
12

Penyimpanan glikogen menjadi salah satu cadangan apabila


tubuh mengalami hipoglikemi. Pada keadaan diabetes tipe I,
glikogen terlalu melimpah dalam darah setelah makan
(hiperglikemi popstprandial) dan tidak ada insulin yang
memasukan glukosa kedalam sel (Urdden and D, 2014).
Anabolisme lemak (Fat Anabolism). Tingkat insulin yang
memadai dan efektif sangat penting bagi metabolisme
lemak/lipid. Diabetes tipe 2 sangat kuat eratanya dengan
hiperlipidemia dan peningkatan penyakit kardiovaskuler.
Diabetes tipe dua ditandai dengan produksi lipid yang
berlebihan, trigliserida meningkat dan penurunan lipoprotein.
Gangguan metabolism karbohidrat dan lemak juga teradi
terkait sindrom metabolic (Urdden and D, 2014).
Konservasi protein. Insulin dan GLUTs bersama-sama
memfasilitasi transfer glukosa melintasi dinding sel. Dengan
tersedianya glukosa (karbohidrat) sebagai bahan bakar utama
tubuh, maka protein memiliki presentase kecil untuk
digunakan dalam bahan bakar. Protein kemudian tersedia
untuk sistesis menjadi asam amino. Tubuh menggunakan
protein untuk energy hanya pada kondisi dengan hiperglikemi,
dimana kadar glukosa dalam sel berkurang karena menumpuk
pada peredaran darah (Urdden and D, 2014).
3) Glucagon
Glukagon disintesis oleh sel alfa di pancreas, memiliki efek
kebalikan dari insulin. Glucagon dilepaskan selama
hipoglikemi untuk menginduksi output glukosa. Glucagon
dapat membentuk glukosa dari non karbohidrat seperti halnya
pada protein dan lemak apabila diperluhkan. Pelepasan
glucagon di pancreas dirangsang dengan kadar lemak dalam
darah menurun, kelaparan, olah raga atau stimulasi nervous
13

sistem (SNS). Glukagin melindungi otak dari efek hipoglikemi


(Urdden and D, 2014).
4) Somastotatin
Somastotatin adalah hormone yang diproduksi oleh sel
delta pada pancreas. Hormone ini berfungsi sebagai
penghambat/mengurangi sekresi glucagon. Pada keadaan yang
tinggi juga dapat mengurangi sekresi insulin. Hiperglikemia
merangsang aktivitas sel delta.hal ini mencegah sel beta
mensekresikan insulin terlalu banyak. Somastotatin mungkin
terlibat dalam pengaturan glukosa postprandial (Urdden and D,
2014).
5) Pacreatic polypeptide
PP sel pada pulau langerhans mengeluarkan hormone
berupa Pacreatic Polypeptida (PP). Hormone ini biasanya
disekresikan setelah makan dan bertahan selama beberapa jam.
Pengaruh hormone ini diduga membantu proses pencernaan
seperti empedu. Fungsi lainya belum dapat dipahami (Urdden
and D, 2014).
6) Glukosa transport
Pada level seluler, glukosa melewati sel plasma membrane
dengan bantuan Glukosa transport. Terdapat 14 GLUTs yang
teridentifikasi sejauh ini. Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat
pada tabel berikut ini (Urdden and D, 2014).
Tabel 2.1 GLUT fungtion
GLUT Lokasi Anatomi Funngsi
GLUT1 - Eritrosit, sel Pengambilan glukosa
endhotel basal
- Transportasi
melewati otak
GLUT2 - Lonceng beta Mengangkut glukosa
pancreas, hati, berkapasitas tinggi
ginjal, usus kecil Dapat mengangkut
fruktosa
GLUT3 - Sel otak, sel saraf Mengangkut glukosa
14

GLUT Lokasi Anatomi Funngsi


(akson dan kedalam otak dan
dendrite) jaringan saraf
GLUT4 - Otot lurik dan Transport yang diatur
jaringan adipose insulin di otot dan
dilemak
GLUT5 - Usus, ginjal, testis
GLUT6 - Limpa, Leukosit,
otak Mengangkut fruktosa
GLUT7 - Usu halus, usu
besar, testis
GLUT8 - Testis, otak, otot, Pasokan bahan bakar
adiopa spermatozoa
GLUT9 - Hati, Ginjal
GLUT10 - Hati, pancreas
GLUT11 - Jantung Otot Fruktosa khusus otot
GLUT12 - Jantung, prostat,
kelenjar susu
GLUT 13 - Otak

3. Klasifikasi
Menurut Rendi and TH,( 2012, p. `164-165) klasifikasi diabetes
melitus dari national diabetus data group: classification and diagnosis of
diabetes melitus and other categories of glucosa intolerance:
a. Klasifikasi klinis
1) Diabetes melitus
a) Tipe tergantung insulin (DMTI) tipe I
b) Tipe tak tergantung insulin (DMTTI) tipe II : DMTTI yang
tidak mengalami obesitas dan DMTTI dengan obesitas
2) Gangguan toleransi glukosa (GTG)
3) Diabetes kehamilan (GDM)
b. Klasifikasi risiko statistik
1) Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2) Berpotensi menderita kelaninan toleransi glukosa
15

4. Manifestasi Klinis
Menurut (Wijaya, 2013, pp. 7–8) tanda dan gejala diabetes melitus
yaitu sebagai berikut:
a. Banyak kencing (polyuria)
b. Banyak minum (polydipsia)
c. Banyak makan (polifagia)
d. Penurunan berat badan dan rasa lemah
e. Kesemutan
f. Gangguan penglihatan
g. Gatal / bisul
h. Gangguan ereksi
i. Keputihan

5. Etiologi
Menurut Wijaya and Putri,( 2013, pp. 4–5) etiologi dari diabetes
melitus yaitu sebagai berikut :
a. Faktor genetic
Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibodi
autoimun terhadap penghancuran sel-sel beta.
b. Faktor infeksi virus
Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik
c. Faktor imunologi
Respon autoimun abnormal, antibodi menyerang jaringan normal
yang dianggap jaringan asing.
d. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target
diseluruh tubuh, insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam
meningkatkan eek metabolik
e. Usia
Cenderung meningkat diatas usia 65 tahun
16

f. Riwayat keluarga
g. Kelompok etnik
h. Penyakit pancreas
i. Penyakit hormonal
j. Obat-obat

6. Komplikasi
Menurut Rendi and TH, (2012, pp. 169–170) komplikasi dari
diabetes melitus adalah sebagai berikut :
1. Akut
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia
b. Penyakit makrovaskuler : mengenai pembuluh darah besar,
penyakit jantung koroner (cerebrovaskuler, penyakit pembuluh
darah kapiler)
c. Penyakit mikrovaskuler, mengenai pembuluh darah kecil,
retinopati, nefropati
d. Neurofati safar sensorik (berpengaruh pada ekstremitas)saraf
otonom berpengaruh pada gastrointestinal, kardiovaskuler
2. Komplikasi menahun Diabetes Melitus
a. Neuropati diabetik
b. Retinopati diabetik
c. Nefropati diabetik
d. Proteinuria
e. Kelainan koroner
f. Ulkus/ gangren
Terdapat lima grade ulkus diabetikum antara lain sebagai berikut :
1) Grade 0 : tidak ada ulkus
2) Garde I : kerusakan hanya sampai pada permukaan kulit
3) Grade II : kerusakan kulit mencapai otot dan tulang
4) Grade III : terjadi abses
5) Grade IV : ganggren pada kaki bagian distal
17

6) Grade V : gangren pada seluruh kaki dan tungkai bawah


distal.

7. Pemeriksaan penunjang
Menurut M.Black, (2014), Wijaya and Putri, (2013, p. 8)
pemeriksaan diagnostik diabetes melitus sebagai berikut:
1. Kadar glukosa
 Kadar glukosa darah puasa : > 126 mg/dl
 Kadar glukosa darah sewaktu : > 200 mg/dl
 Kadar glukosa darah 2 jam setelah makan : > 200 mg/dl
2. Aseton plasma : hasil (+) mencolok
3. As lemak bebas : peningkatan lipid dan kolesterol
4. Osmolaritas serum (>330 osm/l)
5. Urinalisis : protinuria, ketonuria, glukosuria

8. Penatalaksanaan
Menurut Wijaya and Putri, (2013, pp. 9–10) penatalaksanaan untuk
diabetes melitus sebagai berikut :
Tujuannya :
1. Jangka panjang : mencegah komplikasi
2. Jangka pendek : menghilangkan keluhan / gejala DM
Penatalaksanaan DM :
1. Diet
Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika
Merekomendasikan 50-60% kalori yang berasal dari:
 Karbohidrat 60-70%
 Protein 12-20%
 Lemak 20-30%
2. Obat hipoglikemik oral (OHO)
18

 Sulfonilurea: Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara:


Menstimulasi penglepasan insutin yang tersimpan, Menurunkan
ambang sekresi Insulin, Meningkatkan sekresi insulin sebagai
akibat rangsangan glukosa.
 Biguanid: Menurunkan kadar glukosa darah tapi tidak sampai di
bawah normal.
 Inhibitor a glukosidase : Menghambat kerja enzim a glukosidase
di dalam saluran cerna, sehingga menurunkan penyerapan
glukosa dan menurunkan hiperglikemia pasca prandial.
 Insulin sensiting agent : Thoazahdine diones meningkatkan
sensivitas insulin, sehingga bisa mengatasi masalah resistensi
insulin tanpa menyebabkan hipoglikemia, tetapi obat ini belum
beredar di Indonesia.
 Insulin:
Indikasi gangguan:
a. DM dengan berat badan menurun dengan cepat
b. Ketoasidosis asidosis laktat dengan koma hiperosmolar
c. DM yang mengalami stresberat (infeksi sistemik, operasi barat
dil)
d. DM dengan kehamilan atau DM gastasional yang tidak
terkendali dalam pola makan.
e. DM tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral
dengan dosis maksimal (kontradiksi dengan obat tersebut),
Insulin oral/suntikan dimulai dari dosis rendah, lalu dinaikkan
perlahan, sedikit demi sedikit sesuai dengan hasil pemeriksaan
gula darah pasien.
3. Latihan
Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah taju
metablisme istirahat, dapat menurunkan BB, stres dan menyegarkan
tubuh. Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas
bawah, dan hindari latihan dalam udara yang sangat panas/dingin,
19

serta pada saat pengendalian metabolik buruk. Gunakan alas kaki


yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan
4. Pemantauan
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Teori


1. Pengkajian
Menurut Wijaya and Putri, (2013, p. 10) pengkajian pada pasien
diabetes melitus yaitu sebagai berikut :
a. Indentitas klien
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Adanya gatal pada kulit disertai luka yang tidak sembuh-sembuh
2) Kesemutan
3) Menurunnya BB
4) Meningkatnya nasu makan
5) Sering haus
6) Banyak kencing
7) Menurunnya ketajaman penglihatan
c. Riwayat kesehatan dahulu : riwayat penyakit pankreas, hipertensi,
MCI, ISK berulang
d. Riwayat kesehatan keluarga : riwayat keluarga dengan DM
e. Pemeriksaan fisik : head to toe
f. Pemeriksaan penunjang
1) Kadar glukosa
2) Aseton plasma : hasil (+) mencolok
3) As lemak bebas : peningkatan lipid dan kolestrol
4) Osmolaritis serum (>330 osm/l)
5) Urinalisis : proteinuria, ketonuria, glukosuria

2. Diagnosa Keperawatan
20

Menurut Wijaya and Putri, (2013, p. 11) diagnosa keperawatan


diabetes melitus yakni sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik, kehilangan gastrik
yang berlebihan (mual,muntah)
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan insulin, penurunan masukan oral
c. Perubahan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran arterial
d. Resiko infeksi b.d glukosa darah yang tinggi, penurunan fungsi
leukosit, perubahan sirkulasi
e. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi
f. Kerusakan integritas kulit b.d kerusakan sirkulasi, penurunan sensasi

3. Intervensi Keperawatan
Menurut Wijaya and Putri, (2013, pp. 11-12 ) intervensi keperawatan
diabetes melitus yakni sebagai berikut:
a. Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik, kehilangan gastrik
yang berlebihan (mual,muntah)
Ditandai dengan : peningkatan haluaran urin, urine encer, haus,
lemah, BB menurun,kulit kering,turgor buruk
Hasil yang diharapkan : Tanda vital stabil, turgor kulit stabil,
haluaran urin normal, kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi Rasional
1) Pantau tanda vital Hipovolemia ditandai dengan
hipotensi dan takikardia
2) Kaji suhu, warna kulit dan Demam, kulit kemerahan,
kelembaban kering
3) Pantau masukan dan Memberikan kebutuhan akan
pengeluaran catat bj urin cairan, fungsi ginjal dan
keefektifan terapi
4) Ukur BB setiap hari
Memberikan hasil
21

pengkajianyang terbaik,
memberikan cairan pengganti
5) Pertahankan cairan 2500
Mempertahankan hidrasi
cc/hari jika pemasukan secara
oral sudah dapat diberikan
6) Tingkatkan lingkungan yang Menghindari pemanasan yang
nyaman berlebihan pada pasien yang
akan menimbulkan kehilangan
cairan
7) Catat hal-hal yang dilaporkan Kekurangan cairan mengubah
seperti mual,nyeri abdomen, motilitas lambung, yang sering
muntah,distensi lambung menimbulkan muntah

8) Berikan terapi cairan sesuai


Tipe dan jumlah cairan
indikasi
tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual

b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d


ketidakadekuatan insulin, penurunan masukan oral
Ditandai dengan : masukan makanan tidak adekuat, anorexia, BB
menurun, kelemahan, kelelahan, tonus otot buruk, diare
Hasil yang diharapkan : mencerna jumlah nutrien yang tepat,
menunjukkan tingkat energi biasanya, BB stabil
Intervensi Rasional
1) Timbang BB setiap Mengkaji pemasukan makanan yang
hari adekuat
2) Tentukan program Mengidentifikasi kekurangan dan
diet dan pola makan penyimpangan dari kebutuhan
3) Auskultasi bising Hiperglikemi dapat menrunkan
usus, catat adanya motilitas
22

nyeri, mual, muntah


4) Identifikasi makanan Makanan yang disukai dapat

yang disukai dimasukkan dalam perencanaan

5) Libatkan keluara pada makanan


perencanaan makan Memberikan informasi pada keluarga
sesuai indikasi untuk memahami kebutuhan nutrisi

6) Kolaborasi dengan Sangat bermanfaat dalam perhitungan


ahli diet dan penyesuaian diet
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Asesmen Awal Keperawatan


Nama pasien : Ny. Maryani
Tgl.Lahir : 05-03-1961/61 th
No. RM : 22-80-11
Tanggal/Jam Asesmen : 26 Maret 2022/ 14:30 WIB
I. Anamnesis Auto √ Allo anamnesis Hubung
dengan an
dengan
pasien
1. Keluhan utama : Lemas
2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan badannya lemas
sejak 3 hari SMRS disertai nafsu makan
menurun, kaki, tangan, wajah bengkak
dan perut membesar sudah 1 bulan
terakhir, pasien juga mengatakan
badannya gatal-gatal, jika makan dan
minum banyak terasa senap.
3. Riwayat penyakit dahulu : Diabetes Melitus
4. Riwayat obat-obatan : Terapi insulin : Novorapid 6 iu
5. Riwayat Alergi Ikan laut
Obat/Makanan :

23
24

II. Pemeriksaan Fisik


1. Tanda vital :
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15 E : 4 M : 6 V: 5
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 75 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit
Suhu : 36.0 °C.
SpO2 : 98%
Nyeri : 0/N
2. Kepala dan Leher
Abnormal : palpebra edema (+)
3. Thorax
Abnormal : pulmo : vesikuler +/+, rhonki +/+
4. Abdomen
Abnormal : Asites
5. Genetalia dan Anus
Tidak dikaji
6. Ekstremitas
Abnomal : Pitting edema (+)
III. Resiko Jatuh
Tidak beresiko
Resiko rendah √
Resiko tinggi
IV. Nutrisi
BB : 55 Kg
TB : 156 Cm
LLA : 32 Cm
25

B. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium
Tanggal/ Jam Hasil Nilai
N Pemeriksaan Jenis
Abnor Norma
o Pemeriksaan Normal Satuan
mal l
1 Pemeriksaan Hemoglobin 11.3 g/dl 11.7-
laboratorium 15.5
2 leukosit 4.7 mm3 3,6-
11.0
3 Trombosit 297 mm3 150-
440
4 Hematokrit 34 % 35-47
5 Eritrosit 3.8 10^6/ul 3.8-5.2
6 Pemeriksaan Ureum 58 mg/dl 10-50
7 faal ginjal Kreatinin 1.3 mg/dl 0,45-
0.75
8 Pemeriksaan Natrium 152 mmol/l 135-
elektrolit 147
9 Kalium 3.9 mmol/l 3,5-5,0
10 Urine lengkap pH 6.0 4.8-7.4
11 Berat Jenis 1.030 1.015-
1.025
12 Bilirubin Negatif Negatif
13 Protein +1 Negatif
(urine)
14 Aceton Negatif Negatif
15 Nitrit Negatif Negatif
16 Kejernihan Jernih Jernih
17 Warna Kuning Kuning
18 Jamur Negatif Negatif
19 Kristal Negatif Negatif
20 Silinder Negatif Negatif
21 Bakteri Negatif Negatif
22 26-03-2022 Glukosa 244 mg/dl 70-99
darah puasa
23 Glukosa 301 mg/dl 70-180
darah
24 27-03-2022 Gula darah 76 mg/dl 70-180
25 Gula darah 130 mg/dl 70-180
26 28-03-2022 Gula darah 182 mg/dl 70-180
27 29-03-2022 Gula darah 208 mg/dl 70-180
26

Hasil Radiologi
Jenis Interpretasi/
No Tanggal Deskripsi Hasil
Pemeriksaan Kesimpulan
1 25 Maret Pemeriksaan Jantung kesan Kardiomegali,
2022 radiologi (Foto membesar, aorta bendungan paru
Thorax) baik. Mediastinum dengan efusi
ssuperior tidak pleura bilateral
melebar.trakea
ditengah, hilus
kanan-kiri tidak
menebal. Corokan
bronkovaskular
kedua paru kesan
meningkat,
konsolidasi di
lapangan kedua paru,
perselubungan di
diafragma kiri dan
sinus kostofrenikus
bilateral. Tulang-
tulang dan jaringan
lunak dinding dada
baik
2 25 Maret Pemeriksaan hepar : normal. Asites dan efusi
2022 USG abdomen Asites dan efusi pleura bilateral.
lengkap. pleura bilateral. Penebalan
Endometrium (+) dinding
gallbladder ec
proses sistemik.
Tidak tampak
kelainan pada
organ
intraabdomen
lainnya yang
tervisualisasi
27

C. Daftar Obat
Dosis
No Nama Obat Indikasi Kontraindikasi
1 Furosemide 2x1 Untuk mengatasi pasien memiliki
edema riwayat hipersensitif
(penumpukan terhadap
cairan didalam furosemide, auria,
tubuh atau gagal ginjal dengan
hipertensi anuria tidak
merespon
furosemide,
gangguan elektrolit,
hipovolemia,
dehidrasi dan
hipotensi.

2 Omeprazole 2 x1 Untuk tukak Jika terjadi reaksi


lambung atau alergi terhadap obat
tukak duodenum. untuk tidak
menggunakan obat
dalam waktu
panjang dan
observasi terhadap
efek samping obat.

3 Apidra (sebelum 1x6 Pengobatan Obat ini tidak


makan) iu diabetes melitus dianjurkan untuk
3x8 pada pasien pasien yang
iu dewasa, remaja, mengalami
dan anak-anak hipersensitif atau
usia 8 tahun dan alergi terhadap
diatasnya dimana komponen obat ini-
membutuhkan kondisi
pengobatan hipoglikemia.
insulin.

4 Candesartan 1x1 Untuk menangani Hipersensitivitas


hipertensi dan terhadap
gagal jantung candesartan, pasien
diabetes melitus
yang juga menerima
aliskiren, pasien
hipotensi,
hiperkalemia dan
gangguan fungsi
hati.
28

5 Laxadine 3x1 Untuk mengobati Laxadine tidak


konstipasi bilas direkomendasikan
usus sebelum untuk orang yang
pemeriksaan memiliki kondisi
radiologi. kerusakan usus,
sering mengalami
nyeri pada perut.

6 Asam folat 3x1 Untuk mengobati Jika


defisiensi asam hipersensitivitas
folat seperti terhadap asam folat
anemia ditandai dengan
megaloblastik, eritema, ruam, gatal,
keracunan kelemahan umum,
methanol.dan bronkospasme dan
sebagai suplemen. anafilaksis.

7 Sansulin (malam) 1x8 Pengobatan Hipersensitivitas


iu diabetes melitus terhadap komponen
pada dewasa dan obat.
anak 6 tahun
keatas, dimana
pengobatan insulin
diperlukan.

8 Sucralfat 4 x 2c Untuk tukak Pasien yang


lambung dan usus, memiliki riwayat
gastritis kronik hipersensitivitas
dan profilaksis tehadap sucralfat
perdarahan atau komponennya,
gastrointestinal. peringatan khusus
pada penyakit ginjal
kronik dan
hemodialisis karena
peningkatan resiko
toksisitas
aluminium.

9. Ceterizin 1x1 Mengatasi gejala Hipersensitivitas


reaksi alergi terhadap komponen
misalnya alergi obat, tidak
makanan, rhinitis mengemudikan
atau urtikaria kendaraan,
mengoperasikan
mesin karena resiko
efek samping sedasi.
29

D. Analisa Data
ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK : 61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Tuliskan semua data yang abnormal dan rumuskan semua masalah keperawatan )
Data Subyektif Data Obyektif MasalahKeperawat
N (PF dan Penunjang) an
Etiologi
o Data Subyektif Data Obyektif (Uraikan patoflow
masalah)
1  Pasien • Kadar glukosa Gangguan Ketidakstabilan
mengatakan dalam darah toleransi kadar glukosa
badannya tinggi glukosa darah
lemas • Tampak lemas darah
 Pasien Hasil Ronsen
mengatakan Thorax :
mulutnya • Kardiomegali,
terasa bendungan
kering paru dengan
efusi pleura
bilateral
Hasil laboratorium:
• Gula darah
301 mg/dl
• Gula darah
puasa 244
mg/dl
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0°C.
SpO2 : 98%

Palembang, 26 Maret 2022


30

ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK : 61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Tuliskan semua data yang abnormal dan rumuskan semua masalah keperawatan )
Data Subyektif Data Obyektif MasalahKeperawa
N (PF dan Penunjang) tan
Etiologi
o Data Subyektif Data Obyektif (Uraikan patoflow
masalah)
2  Pasien • Tampak Hiperglikemia Perfusi perifer
mengatakan edema tidak efektif
badannya anasarka
lemas • Tampak
asites
• Turgor kulit
menurun
Hasil Ronsen
Thorax :
 Kardiomegali,
bendungan
paru dengan
efusi pleura
bilateral
 Asites dan
efusi pleura
bilateral.
Penebalan
dinding
gallbladder ec
proses
sistemik.
Pemeriksaan
laboratorium :
 Hemoglobin
: 11.3 g/dl
 Hematokrit :
34%
Pemeriksaan
faal ginjal dan
elektrolit :
31

• Kalium 3.9
mmol/L
• Natrium 152
mmol/L
• Ureum 58
mg/dL
• Creatinine
serum 1.3
mg/dL
TTV :
TD: 90/60
mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0 °C.
SpO2 : 98%

Palembang, 26 Maret 2022

ANALISA DATA
Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022
Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
32

Usia/ JK : 61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM


(Tuliskan semua data yang abnormal dan rumuskan semua masalah keperawatan )
Data Subyektif Data Obyektif MasalahKeperaw
(PF dan Penunjang) atan
N
Data Data Obyektif Etiologi (Uraikan
o
Subyektif patoflow
masalah)
3  Pasien • Tampak Program terapi Ketidakpatuhan
mengatak perilaku tidak kompleks atau
an menjalankan lama
badannya anjuran
terasa • Tampak
lemas tanda/gejala
penyakit/masala
h kesehatan
masih ada atau
meningkat
Hasil laboratorium:
• Gula darah
301 mg/dl
• Gula darah
puasa 244
mg/dl
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0 °C.
SpO2 : 98%

Palembang, 26 Maret 2022

E. Diagnosa Keperawatan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
33

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK :61th/ (P) Diagnosa Medik : DM
No DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Urutkan berdasarkan prioritas masalah,tuliskan minimal 3 teratas)
1 Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa
DS:
 Pasien mengatakan badannya lemas
 Pasien mengatakan mulutnya terasa kering
DO:
• Kadar glukosa dalam darah tinggi
• Taampak lemas
Hasil Ronsen Thorax :
• Kardiomegali, bendungan paru dengan efusi pleura bilateral
Hasil laboratorium:
• Gula darah 301 mg/dl
• Gula darah puasa 244 mg/dl
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0°C.
SpO2 : 98%

2. Perfusi perifer tidak efektif b.d hiperglikemia


DS :
• Pasien mengatakan badannya lemas
DO :
• Tampak edema anasarka
• Tampak asites
• Turgor kulit menurun
Hasil Ronsen Thorax :
 Kardiomegali, bendungan paru dengan efusi pleura bilateral
 Asites dan efusi pleura bilateral. Penebalan dinding gallbladder ec
proses sistemik.
Pemeriksaan laboratorium :
34

 Hemoglobin : 11.3 g/dl


 Hematokrit : 34%
Pemeriksaan faal ginjal dan elektrolit :
• Kalium 3.9 mmol/L
• Natrium 152 mmol/L
• Ureum 58 mg/dL
• Creatinine serum 1.3 mg/dL
TTV :
TD: 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0 °C.
SpO2 : 98%

3 Ketidakpatuhan b.d program terapi kompleks atau lama


DS:
 Pasien mengatakan badannya terasa lemas
DO:
• Tampak perilaku tidak menjalankan anjuran
• Tampak tanda/gejala penyakit/masalah kesehatan masih ada atau
meningkat
Hasil laboratorium:
• Gula darah 301 mg/dl
• Gula darah puasa 244 mg/dl
TTV :
TD : 90/60 mmHg
N : 75 x/menit
P : 23 x/menit
S : 36.0 °C.
SpO2 : 98%

F. Intervensi Keperawatan
INTERVENSI KEPERAWATAN
35

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Urutkan Sesuai prioritas masalah di atas)
Rencana Keperawatan (NIC)
Masalah
NO DP
Out Came Intervensi
1 Ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen hiperglikemia
kadar glukosa intervensi (Tim pokja SDKI DPP PPNI,
darah b.d keperawatan 2018, p. 180)
selama 3 x 24 Observasi
gangguan
jam maka  Monitor kadar glukosa
toleransi kestabilan darah
glukosa (Tim glukosa darah  Monitor tanda dan gejala
pokja SDKI meningkat hiperglikemia
DPP PPNI, dengan kriteria (mis.poliuria, kelemahan)
2017, p. 71) hasil : lelah/lesu  Monitor intake output
2 (cukup cairan
meningkat) Terapeutik
ditingkatkan ke  Berikan asupan cairan oral
skala 4 (cukup Edukasi
menurun), dan  Anjurkan monitor kadar
kadar glukosa glukosa darah secara
dalam darah 2 mandiri
(cukup  Ajaran pengelolaan
memburuk) diabetes (mis.penggunaan
ditingkatkan ke insulin, obat oral)
skala 5 Kolaborasi
(membaik)
 Kolaborasi pemberian
(PPNI, 2019, p.
insulin
43)
 Kolaborasi pemberian
cairan IV

INTERVENSI KEPERAWATAN
36

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Urutkan Sesuai prioritas masalah di atas)
Rencana Keperawatan (NIC)
MasalahNO DP
Out Came Intervensi
II Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi (Tim pokja
tidak efektif intervensi SDKI DPP PPNI, 2018, pp.
b.d keperawatan 345–346).
selama 3 x 24 jam Observasi
hiperglikemia
perfusi perifer • Periksa sirkulasi perifer
(Tim pokja meningkat dengan (mis.edema,suhu
SDKI DPP kriteria hasil : • Identifikasi faktor resiko
PPNI, 2017, p. edema perifer dan gangguan sirkulasi
37) kelemahan otot 2 (mis.diabetes)
(cukup meningkat) • Memonitor panas,
ditingkatkan ke kemerahan,nyeri atau
skala 4 (cukup bengkak pada ekstremitas)
menurun) (PPNI, Terapeutik
2019, p. 84) • Hindari pemasangan infus
atau pengambilan darah
diarea keterbatasan perfusi
• Hindari pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
• Lakukan pencegahan
infeksi
Edukasi
• Anjurkan berolahraga
rutin
• Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari
kulit terbakar
• Anjurkan menggunakan
obat penurun tekanan
darah jika pelu
• Anjurkan melakukan
perawatan kulit yang tepat
(mis.melembabkan kulit
yanng kering)
• Informasiikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis.rasa sakit
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak
37

sembuh hilangnya rasa

INTERVENSI KEPERAWATAN
38

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM
(Urutkan Sesuai prioritas masalah di atas)
Rencana Keperawatan (NIC)
MasalahNO DP
Out Came Intervensi
III Ketidakpatuha Setelah dilakukan Dukungan kepatuhan program
n b.d program intervensi pengobatan (Tim pokja SDKI
terapi keperawatan DPP PPNI, 2018, pp. 26–27)
kompleks atau selama 3 x 4 jam Observasi
lama (Tim tingkat kepatuhan  Identifikasi kepatuhan
pokja SDKI meningkat dengan menjalankan program
DPP PPNI, kriteria hasil : pengobatan
2017, p. 252) perilaku mengikuti Terapeutik
anjuran dan tanda  Buat komitmen
dan gejala penyakit menjalankan pengobatan
2 (cukup dengan baik
memburuk)  Buat jadwal
ditingkatkan ke pendampingan keluarga
skala 5 (membaik) untuk bergantian
(PPNI, 2019, p. menemani pasien selama
142) menjalani program
pengobatan
 Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
 Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
Edukasi
 Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
 Informasikan manfaat
yang akan diproleh jika
teratur menjalani
pengobatan
 Anjurkan keluarga untuk
mend`ampingi dan
merawat pasien selama
menjalani program
pengobatan
 Anjurka pasien dan
keluarga melakukan
39

konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika
perlu.

G. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan


40

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 26-  Berkolaborasi W 26- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan lemas L
R/ pasien A 20:00 O : ku sakit A
terpasang infus N sedang, pasien N
NaCL 10 tts/m tampak lemas,
I 10:08  Memonitor kadar D tampak posisi D
glukosa darah A semi fowler A
setiap hari R ditempat tidur R
R/ kadar glukosa I A: I
darah pasien 301 ketidakstabilan
mg/dl D kadar glukosa D
I 14:30  Memonitor tanda A A
darah b.d
dan gejala N N
gangguan
hiperglikemia
S toleransi S
(mis.poliuria,
kelemahan) E glukosa E
R/ pasien J P: intervensi J
mengatakan A dilanjutkan A
badan lemas W W
I 16:30  Memberikan A A
asupan cairan T T
oral
R/pasien tampak
minum
I 16:30  Menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah
secara mandiri
R/pasien dan
keluarga
mengatakan
monitor gula
darah saat
dirumah
I 16:30  Mengajarkan
pengelolaan
41

diabetes
(mis.penggunaan
insulin, obat oral)
R/pasien
mengatakan
menggunakan
insulin novorapid
6 iu saat dirumah
I 18:00  Memonitor intake
output cairan
R/pasien minum
1 satu gelas,
cairan infus 300
cc dan urine 400
cc
I 20:00  Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 3 x
8 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


42

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
II 26-  Menghindari W 26- S: pasien W
03-22 pemasangan infus U 03-22 mengatakan U
atau pengambilan L badan lemas, L
darah di aea A tangan, kaki A
keterbatasan N bengkak N
perfusi O: ku sakit
R/pasien tampak D sedang, D
terapasng inus di A tampak A
metacarpal dextra R edema, R
II 14:30  Melakukan I tampak perut I
pemeriksaan masih
sirkulasi perifer D besar,tampak D
(edema,suhu) A posisi semi A
R/ tampak edema N fowler N
di tangan, kaki, A: perfusi
dan palpebra. Suhu S perifer tidak S
pasien 36.0 C E efektif b.d E
II 14:30  Melakukan J J
hipergikemia
identifikasi faktor A A
W belum teratasi W
resiko gangguan
A P: intervensi A
sirkulasi
T dilanjutkan T
(mis.diabetes)
R/ pasien
mengatakan sudah
menderita diabetes
melitus sejak 15
tahun lalu
II 15:00  Memonitor
panas,kemerahan,n
yeri atau bengak
pada ekstremitas
R/ ekstremitas
pasien tampak
bengkak
II 17:00  Menganjurkan
mengecek air
mandi untuk
menghindari kulit
43

terbakar
R/ pasien tampak
mengerti anjuran
perawat
II 18:00  Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
(melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
mengerti anjuran
pasien
II 18:00  Menghindari
pengukuran
tekanan darah pada
ekstremitas dengan
keterbatasan
perfusi
R/pasien tampak di
tensi tangan kiri
II 18:00  Melakukan
pencegahan infeksi
R/ menggunakan
APD dan mencuci
tangan setelah ke
pasien
II 19:00  Menganjurkan
berolahraga secara
rutin
R/ pasien
mengatakan tidak
olahraga
II 20:00  Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan, luka
tidak sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan.
44

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 26-  Mengidentifikasi W S: pasien W
03-22 kepatuhan U mengatakan U
14:30 menjalankan L badan masih L
pengobatan A terasa lemas A
R/pasien N O : ku sakit N
mengatakan sedang, badan
menggunakan D tampak lemas, D
insulin novoravid A tampak gula A
6 iu namun R darah meningkat R
kadang lesu I 301 mg/dl I
makan A:
III 15:00  Membuat D Ketidakpatuhan D
komitmen A b.d program A
menjalankan N N
terapi kompleks
pengobatan
S atau lama belum S
dengan baik
R/pasien E teratasi E
mengatakan J P: intervensi J
teratu berobat A dilanjutkan A
III 15:00  Membuat jadwal W W
pendampingan A A
keluarga untuk T T
bergantian
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/pasien
mengatakan saat
dirumah
didampingi
anaknya
III 16:00  Melibatkan
keluarga untuk
mendukung
program
pengobtan yang
45

dijalani
R/ pasien tampak
sesekali ditunggu
keluarga dalam
III 19:00 perawatan
 Memberikan
informasi
program
pengobatan yang
harus dijalani
R/pasien tampak
mengerti dengan
penjelasan yang
III 20:00 diberika
 Memberikan
infomasi manfaat
yang akan
diperoleh jika
teratur menjalani
pengobatan
R/pasien tampak
semangat untuk
berobat
46

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 27-  Berkolaborasi W 27- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan masih L
R/ pasien A lemas A
terpasang infus N O: ku sakit N
NaCL 10 tts/m sedang,tampak
I Pagi  Memonitor kadar D lemas, kadar D
glukosa darah A glukosa darah 76 A
setiap hari R mg/dl lanjut gula R
R/ kadar glukosa I 130 mg/dl I
darah pasien 76 A :
mg/dl lanjut gula D ketidakstabilan D
130 mg/dl A kadar glukosa A
I 14:50  Memonitor tanda N darah b.d N
dan gejala gangguan
hiperglikemia S toleransi glukosa S
(mis.poliuria, E belum teratasi E
kelemahan) J P : intervensi J
R/ pasien A dilanjutkan A
mengatakan W W
badan masih A A
lemas T T
I 14:50  Memberikan
asupan cairan
oral
R/pasien tampak
minum
I 15:00  Menganjurkan
monitor kadar
glukosa darah
secara mandiri
R/pasien dan
keluarga
mengatakan
monitor gula
47

darah saat
dirumah
I 18:00  Memonitor intake
output cairan
R/pasien minum
2 gelas, cairan
infus 200 cc dan
urine 400 cc
I 20:00  Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 2 x
6 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam stop
48

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
II 27-  Melakukan W 27- S: pasien W
03-22 pemeriksaan U 03- mengatakan U
14:50 sirkulasi perifer L 22 masih lemas dan L
(edema,suhu) A tangan masih A
R/ tampak edema N bengkak N
di tangan, kaki, O :ku sakit
dan palpebra. D sedang, edema, D
Suhu pasien 36.0 A asites dan A
C R tampak nyaman R
II 14:50  Memonitor I dengan posisi I
panas,kemerahan, yang diberikan
nyeri atau bengak D A: perfusi D
pada ekstremitas A perifer tidak A
R/ ekstremitas N efektif b.d N
pasien tampak hiperglikemia
masih bengkak S S
II 17:00 E belum teratasi E
 Menganjurkan
J P: intervensi J
mengecek air
A dilanjutkan A
mandi untuk
menghindari kulit W W
terbakar A A
R/ pasien tampak T T
mengerti anjuran
perawat dan
mengecek saat
mandi
II 18:00  Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit
yang tepat
(melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
mengerti anjuran
perawat da
49

melakukannya
II 18:00  Menghindari
pengukuran
tekanan darah
pada ekstremitas
dengan
keterbatasan
perfusi
R/pasien tampak
di tensi perawat
tangan sebelah
kiri
II 18:30  Melakukan
pencegahan
infeksi
R/ menggunakan
APD dan
mencuci tangan
setelah ke pasien
dan
menganjurkan
pasien untuk
mencuci tangan
selalu
II 19:30  Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan,
luka tidak
sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan
50

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 27-  Mengidentifikasi W 27- S: pasien W
03-22 kepatuhan U 03- mengatakan U
14:50 menjalankan L 22 masih lemas, L
pengobatan A makan sedikit A
R/pasien N O: ku sakit N
mengatakan sedang, tampak
menggunakan D makan ¼ porsi, D
insulin apidra 8 A badan lemas, A
iu namun makan R gula darah 76- R
sedikit I 130 mg/dl I
III 16:30  Membuat A:
komitmen D Ketidakpatuhan D
menjalankan A b.d program A
pengobatan N N
terapi kompleks
dengan baik
S atau lama belum S
R/pasien
mengatakan akan E teratasi E
teratur berobat J P: intervensi J
III 16:30  Membuat jadwal A dilanjutkan A
pendampingan W W
keluarga untuk A A
bergantian T T
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/pasien
mengatakan saat
dirumah
didampingi
anaknya dan di
rumah sakit
tampak sesekali
didampingi
51

III 19:00 keluarga


 Melibatkan
keluarga untuk
mendukung
program
pengobtan yang
dijalani
R/ pasien tampak
sesekali ditunggu
keluarga dalam
III 19:00 perawatan
 Memberikan
infomasi manfaat
yang akan
diperoleh jika
teratur menjalani
pengobatan
R/pasien tampak
semangat untuk
berobat dan
makan masih
sedikit
52

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
I 28-  Berkolaborasi W 28- S: pasien W
03-22 pemberian cairan U 03- mengatakan U
IV L 22 badan lemas L
R/ pasien A mulai berkurang A
terpasang infus N O : ku sakit N
NaCL 10 tts/m sedang, tampak
I 09:00  Memonitor kadar D ke kamar mandi D
glukosa darah A A: A
setiap hari R ketidakstabilan R
R/ kadar glukosa I kadar glukosa I
darah pasien 182 darah b.d
mg/dl D gangguan D
I 10:30  Memonitor tanda A toleransi glukosa A
dan gejala N teratasi sebagian N
hiperglikemia P : intervensi
(mis.poliuria, S dilanjutkan saat S
kelemahan) E dirumah E
R/ pasien J J
mengatakan A A
badan lemas W W
berkurang A A
I 18:00  Memonitor intake T T
output cairan
R/pasien minum
1 gelas, cairan
infus 200 cc dan
urine 400 cc
I 20:00  Berkolaborasi
pemberian insulin
R/ pasien
mendapatkan
insulin aprida 2 x
53

6 iu dan sansulin
1 x 8 iu untuk
malam stop

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Para Tgl/ Mandiri/ Paraf
Jam f Jam Kolaboratif
II 28-  Melakukan W 28- S: pasien W
03-22 pemeriksaan U 03- mengatakan U
10:30 sirkulasi perifer L 22 lemas L
(edema,suhu) A bengkak di A
R/ tampak edema di N tangan, dan N
tangan, kaki, dan kaki
palpebra berkurang. D berkurang D
Suhu pasien 37.0 C A O : ku sakit A
II 10:30  Memonitor panas, R sedang, R
kemerahan, nyeri I bengkak di I
atau bengak pada tangan dan
ekstremitas D kaki D
R/ tampak A berkurang, A
ekstremitas yang N perut tampak N
bengkak berkurang masih besar
II 12:00  Menghindari S A: perfusi S
pengukuran tekanan E perifer tidak E
darah pada J efektif bd J
ekstremitas dengan A A
hiperglikemi
keterbatasan perfusi W W
A a teratasi A
R/pasien tampak di
T sebagian T
tensi perawat tangan
sebelah kiri P: intervensi
II 12:00  Melakukan dilanjutkan
pencegahan infeksi saat dirumah
R/ menggunakan
APD dan mencuci
tangan setelah ke
pasien dan
menganjurkan
pasien untuk
mencuci tangan
54

selalu
II 14:30  Menganjurkan
melakukan
perawatan kulit yang
tepat (melembabkan
kulit yang kering)
R/pasien tampak
melakukan
perawatan kulit yang
gatal
II 16:00  Menganjurkan
pasien untuk
melaporkan tanda
dan gejala darurat
(rasa sakit yang
tidak tertahan, luka
tidak sembuh dan
hilangnya rasa)
R/pasien tampak
mengerti tentang
anjuran yang
diberikan dan
tampak rileks
55

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien (inisial) : Ny.M Tgl MRS : 25 Maret 2022


Tgl Pengkajian : 26 Maaret 2022
Usia/ JK :61 th/ (P) Diagnosa Medik : DM

No Implementasi Evaluasi
MK Tgl/ Mandiri/ Kolaboratif Par Tgl/Jam Mandiri/ Paraf
Jam af Kolaboratif
III 28-  Mengidentifikasi W 28- S: pasien W
03-22 kepatuhan U 03- mengatakan U
10:30 menjalankan L 22 nafsu makan L
pengobatan A sudah mulai ada, A
R/pasien N lemas berkurang N
mengatakan O: ku sakit
mendapatkan D sedang, tampak D
insulin apidra 6 A menghabiskan A
iu, nafsu makan R makan ½ porsi, R
mulai ada I gula darah 182 I
III 11:30  Membuat mg/dl
komitmen D A: D
menjalankan A Ketidakpatuhan A
pengobatan N b.d program N
dengan baik terapi kompleks
R/pasien S S
E atau lama E
mengatakan akan
teratur berobat J teratasi sebagian J
III 12:30  Membuat jadwal A P: intervensi A
pendampingan W dilanjutkan saat W
keluarga untuk A dirumah A
bergantian T T
menemani pasien
selama menjalani
pengobatan
R/ pasien tampak
didampingi
keluarga sesekali
saat dirumah
sakit
III 15:30  Memberikan
56

infomasi manfaat
yang akan
diperoleh jika
teratur menjalani
pengobatan
R/pasien tampak
semangat untuk
berobat dan nafsu
makan sudah
mulai ada
52

Cairan masuk (intake) Cairan keluar (output)


Pukul Skema infus Qty obat Qty oral Qty Total Urine Bab Muntah Pendarahan Drain Total Nama
infus jumlah jumlah
intake output
26-03-2022 NaCl 4 300.00 0.00 0.00 300.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
18:00 sisa 500
26-03-2022 0.00 0.00 Air 200.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
18:00 putih
26-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 Utami
18:00
27-03-2022 NaCl 4 200.00 0.00 0.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Nengah
05:00 sisa 300
27-03-2022 0.00 0.00 Air 500.00 500.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Nengah
05:00 putih
27-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 500.00 0.00 0.00 0.00 0.00 500.00 Nengah
05:00
27-03-2022 NaCl 5 300.00 0.00 0.00 0.00 300.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
12:00 sisa 500
27-03-2022 0.00 0.00 Air 500.00 500.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
12:00 putih
27-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 500.00 0.00 0.00 0.00 0.00 500.00 Utami
12:00
27-03-2022 NaCl 5 200.00 0.00 0.00 0.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Zolila
18: 00 sisa 300
27-03-2022 0.00 0.00 Air 400.00 400.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Zolila
18: 00 putih
27-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 Zolila
18: 00
28-03-2022 NaCl 5 200.00 0.00 0.00 0.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
12: 00 sisa 100
28-03-2022 0.00 0.00 Air 300.00 300.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Utami
12: 00 putih
28-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 Utami
12: 00
28-03-2022 NaCl 6 200.00 0.00 0.00 0.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Wulan
18: 00 sisa 400
28-03-2022 0.00 0.00 Air 200.00 200.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 Wulan
18: 00 putih
28-03-2022 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 0.00 0.00 0.00 0.00 400.00 Wulan
18: 00
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dalam proses keperawatan.
Dalam melakukan pengkajian penyusun mendapatkan data dengan
menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan pustaka.
Secara sistemik melihat data-data penunjang melalui status pasien. Pada
pengkajian teoritis pasien diabetes melitus ditemukan adanya tanda dan gejala
seperti banyak kencing, banyak minum, badan gatal, glukosa darah tinggi.
Pada saat pengkajian langsung pada Ny.”M” penulis menemukan tanda
dan gejala yaitu peningkatan glukosa darah, lemas, badan gatal, edema, perut
membesar. Hasil pemeriksaan glukosa darah 301 mg/dL dan gula darah puasa
244 mg/dL.

B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan teori yang ada perumusan diagnosa keperawatan merupakan
proses pemikiran melalui tanda dan gejala klinik yang terlihat pada pasien.
Diagnosa keperawatan secara teoritis yang mungkin timbul pada kasus
diabetes melitus yaitu : Kekurangan volume cairan b.d diuresis osmotik,
kehilangan gastrik yang berlebihan (mual,muntah), perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh b.d ketidakadekuatan insulin, penurunan masukan oral,
kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan b.d tidak mengenal sumber informasi, kerusakan integritas kulit
b.d kerusakan sirkulasi, penurunan sensasi.
Setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung, diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada pasien Ny.”M” yaitu : ketidakstabilan
kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi glukosa darah, hipervolemia b.d
kelebihan asupan natrium dan defisit nutrisi b.d faktor psikologis
(keengganan untuk makan. Pertimbangan penulis mengangkat ketiga
diagnosa tersebut karena pada diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah

53
54

pasien mengalami lemas dan hasil pemeriksaan glukosa darah dan gula darah
puasa tidak normal. Pada diagnosa hipervolemia pasien mengalami terasa
senap saat berbaring, edema anasarka, perut membesar. Pada diagnosa defisit
nutrisi pasien mengalami penurunan nafsu makan, badan lemas.
.
C. Perencanaan keperawatan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan selanjutnya penyusun
menyusun perencanaan yang meliputi perumusan tujuan penentuan kriteria
hasil, dan rencana tindakan yang akan diberikan untuk mengatasi masalah
yang dialami pasien. Rencana keperawatan yang muncul pada pasien Ny.”M”
yaitu diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan toleransi
glukosa darah dalam waktu 3 x 24 jam dengan indikator kestabilan glukosa
darah meningkat dengan kriteria hasil : lelah/lesu 2 (cukup meningkat)
ditingkatkan ke skala 4 (cukup menurun dan kadar glukosa dalam darah 2
(cukup memburuk) ditingkatkan ke skala 5 (membaik) dengan intervensi
Monitor kadar glukosa darah, Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis.poliuria, kelemahan), Monitor intake output cairan, Berikan asupan
cairan oral, Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri, Ajaran
pengelolaan diabetes (mis.penggunaan insulin, obat oral), Kolaborasi
pemberian insulin, Kolaborasi pemberian cairan IV.
Rencana keperawatan yang muncul pada pasien Ny.”M” yaitu diagnosa
hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium dalam waktu 3 x 24 jam dengan
indikator keseimbangan cairan meningkat dengan kriteria hasil : edema dan
asites 2 (cukup meningkat) ditingkatkan ke skala 4 (cukup menurun) dengan
intervensi Periksa tanda dan gejala hipervolemia (dispnea, edema),
Identifikasi penyeab hipervolemia, Monitor status hemodinamik (tekanan
darah), Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN,
hematokrit), Monitor intake output cairan, Batasi asupan cairan dan garam,
Tinggikan kepala tempat tidur 30-40º, Ajarkan cara membatasi cairan,
Kolaborasi pemberian diuretik (furosemid), Kolaborasi dalam pemeriksaan
Ro.Thorax dan USG abdomen.
55

Rencana keperawatan yang muncul pada pasien Ny.”M” yaitu diagnosa


defisit nutrisi b.d faktor psikologis (keengganan untuk makan) dalam waktu 3
x 24 jam dengan indikator nafsu makan membaik dengan kriteria hasil :
asupan makan 2 (cukup memburuk) ditingkatkan ke skala 4 (cukup membaik)
dengan intervensi Identifikasi status nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi
makan, Monitor asupan makanan, Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika
perlu, Berikan suplemen makanan, jika perlu, Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan, jika perlu.

D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari perencanaan
keperawatan yang telah disusun. Didalam pelaksanaan tindakan keperawatan
pada pasien Ny.”M” dengan gangguan sistem endokrin : diabetes melitus,
penulis bekerja sama dengan perawat yang ada di ruangan, tim medis, serta
alat yang memadai. Penulis melakukan pelaksanaan keperawatan selama 3
hari mulai pada tanggal 26 maret -28 maret 2022. Pelaksanaan keperawatan
yang dilakukan pada Ny.”M” berdasarkan rencana yang telah disusun untuk
diagnosa ketidakstabilan kadar glukosa darah : manajemen hiperglikemia
yaitu Monitor kadar glukosa darah, Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
(mis.poliuria, kelemahan), Monitor intake output cairan, Berikan asupan
cairan oral, Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri, Ajaran
pengelolaan diabetes (mis.penggunaan insulin, obat oral), Kolaborasi
pemberian insulin, Kolaborasi pemberian cairan IV.
Pada diagnosa hipervolemia : manajemen hipervolemia yaitu Periksa
tanda dan gejala hipervolemia (dispnea, edema), Identifikasi penyeab
hipervolemia, Monitor status hemodinamik (tekanan darah), Monitor tanda
hemokonsentrasi (mis. Kadar natrium, BUN, hematokrit), Monitor intake
output cairan, Batasi asupan cairan dan garam, Tinggikan kepala tempat tidur
30-40º, Ajarkan cara membatasi cairan, Kolaborasi pemberian diuretik
(furosemid), Kolaborasi dalam pemeriksaan Ro.Thorax dan USG abdomen.
56

Pada diagnosa defisit nutrisi : manajemen nutrisi yaitu Identifikasi status


nutrisi, Identifikasi alergi dan intoleransi makan, Monitor asupan makanan,
Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu, Berikan suplemen makanan,
jika perlu, Anjurkan posisi duduk Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu.

E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap untuk mengetahui perkembangan
dan keberhasilan dari pelaksanaan yang telah dilakukan sesuai dengan
rencana keperawatan yang telah disusun. Dengan demikian dapat ditentukan
apakah perencanaan dapat diteruskan atau dihentikan.
Adapun evaluasi dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
Ny.”M” dengan gangguan sistem endokrin : diabetes melitus selama 3 hari
mulai pada tanggal 26 -28 maret 2022. Evaluasi yang didapat pada diagnosa
ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguang toleransi glukosa darah
teratasi karena pasien mengatakan lemas sudah berkurang dan hasil gula
darah 182 mg/dl namun terapi insulin tetap dilanjutkan saat pasien dirumah.
Evaluasi pada diagnosa hipervolemia b.d kelebihan asupan natrium teratasi
sebagian karena perut pasien masih membesar dan perawatan tetap
dilanjutkan saat dirumah. Evaluasi pada diagnosa defisit nutrisi b.d faktor
psikologis (keengganan untuk makan) teratasi sebagian karena pasien hanya
menghabiskan ½ porsi makanan dari rumah sakit dan perawatan tetap
dilanjutkan saat sudah dirumah dengan menghabiskan 1 porsi makanan
dirumah
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes merupakan keadaan dimana kadar glukusa dalam darah
meningkat atau sering disebut dengan hiperglikemia. Diabetes merupakan
kelompok penyakit metabolik dengan keadaan hiperglikemia yang
disebabkan oleh faktor-faktor pengganggu insulin baik dari sistem pancreas
maupun sel penerimanya.

B. Saran
Demikian laporan ini, adapun discharge planning pada pasien diabetes
melitus yaitu sebagai berikut :
1. Lakukan olahraga yang rutin dan pertahankan BB yang ideal
2. Kurangi makanan yang banyak mengandung gula dan karbohidrat
3. Jangan mengurangi jadwal makan dan menunda waktu makan karena hal
ini akan menyebabkan fluktuasi (ketidakstabilan) kadar glukosa darah.
4. Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran dan
sereal
5. Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan yang mengandung banyak
kolestrol jahat seperti daging merah, makanan yang digoreng, makanan
yang manis, dan makanan cepat saji.
6. Hindari minuman yang beralkohol dan kurangi konsumsi garam

57
58

PATOFLOW DIABETES MELITUS

Faktor genetik Faktor imun Faktor lingkungan Obesitas,genetik,kelainan sel


PD :uji kadar LDL (virus,bakteri,toksin)
dan VDL

Penurunan sensitivitas reseptor


Kelainan tipe antigen Reaksi autoimun
Reaksi imun insulin

PM : pemberian T&G: nyeri abdomen


insulin/injeksi insulin
Kerusakan sel beta langerngas Glukosa terjebak didalam vaskuler
MK: Nyeri akut
Defisiensi insulin dalam tubuh HIPERGLIKEMIA

Kegagalan pemasukan nutrisi dan glukosa ke sel Penggunaan protein sebagai PD :tes gula Viskositas darah meningkat
Lipolisis meningkat darah,OGTT,
cadangan energi meningkat
T&G:Polifagia Kelaparan sel HBA1c Osmolaritas meningkat
Asam lemak dan gliserol dalam darah
Sel kekurangan protein
meningkat Pembongkaran lemak dan cadangan protein untuk Hiphotalamus menstimulusi pengeluaran
memenuhi kebutuhan metabolisme sel Pembentukan mylin terganggu ADH
LDL dan VLDL membawalemak
masuk ke endothel arteri Asam lemak meningkat Akson tidak dapat menghantar Volume cairan ekrasel meningkat
impuls dengan sempurna
Oksidasi kolesterol dan trigliserida Proses oksidasi oleh hati membentuk asetil Ko-a Peningkatan beban kerja ginjal
membentuk radikal bebas meningkat Neuropati Diabetes menyaring glukosa dan cairan

Merusaj sel endothel dan terjadi Pembentukan keton meningkat Pengontrolan terhadap trauma Pelebaran glomerulus
reaksi inflamasiterbentuk mekanis, fisik dan kimia menurun
Kandungan keton dalam darah meningkat Lesi sklerotik nodular
Terbentuk plak ATEROSKLEROSIS Gangreen
Ketoasidosis Diabetes (DKA) Merusak nefron

T&G: mudah terinfeksi,luka MK: Resiko NEFROPATI


sulit sembuh, infeksi,Resiko cedera
GAGAL GINJAL
59

Terbentuknya plak T&G: Penurunan kesadaran


ATEROSKLEROSIS

lumen pembuluh darah


menyempit/tersumbat
Keton bersifat toksik di otak
ANGIOPATI
Fungsi otak menurun
mikrovaskuler
ENSELOFALOPATI
DIABETIKUM

Retina Pembuluh darah kecil di Makrovaskuler


kulit
Suplai darah ke retina
Jantung
menurun Sel kekurangan suplai
Otak Suplai darah ke jantung menurun
oksigen
Gangguan penglihatan pada
mata sampai buta Suplai darah ke otak SKA Peningkatan drastis kadar gula
ULKUS DIABETIKUM
menurun darah
GANGREEN
STROKE HIPERGLIKEMI
HIPEROSMOLAR
NONKETOTIK SYNDROM
(NHHS)
DAFTAR PUSTAKA

Clevo, M. R. and T. M. (2012) Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit


Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kemenkes RI (2020) Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan.
M.Black, J. (2014) Keperawatan Medikal Bedah. 8th edn. Singapore: ELSEVIER.
PPNI, T. pokja S. D. (2019) Standar luaran keperawatan indonesia. Jakarta:
Dewan pengurus pusat.
Rendi, M. C. and TH, M. (2012) ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DAN PENYAKIT DALAM. Yogyakarta: Nuha Medika.
Riskesdas (2018) Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI
tahun 2018.
Sheehy (2018) Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy. Edited by D.
Kurniati. Singapura: Elesivier.
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2017) Standar diagnosis keperawatan indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat.
Tim pokja SDKI DPP PPNI (2018) Standar intervensi keperawatan indonesia.
Jakarta: Dewan pengurus pusat.
Urdden and D, L. (2014) Critical Care: Diagnosis and Management. Elesivier.
Wijaya, A. S. and Y. M. P. (2013) Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Wijaya, A. S. and Putri, Y. M. (2013) KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH.
Yogyakarta: Nuha Medika.

60

Anda mungkin juga menyukai