Anda di halaman 1dari 106

PENGARUH SENAM AEROBIC TERHADAP KADAR GULA

DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI PUSKESMAS SERIRIT II

PROPOSAL

Oleh :

I GUSTI AYU AGUNG DWI APRILIANI

NIM. 19089014002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2023
PENGARUH SENAM AEROBIC TERHADAP KADAR GULA
DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2
DI PUSKESMAS SERIRIT II

PROPOSAL

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan

OLEH:

I GUSTI AYU AGUNG DWI APRILIANI

NIM. 19089014002

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

2023
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha

Esa karena atas berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

ini yang berjudul “Pengaruh Senam Kaki Diabetes Dengan Menggunakan Media

Koran Terhadap Sensitivitas Kaki Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di

Puskesmas Sawan I” ini dapat tersusun dengan baik tanpa adanya hambatan.

Tidak lupa juga, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini. Ucapan

terimakasih diberikan yakni kepada:

1. Dr. Ns. I Made Sundayana, S.Kep.,MSi, selaku Ketua STIKes Buleleng atas

segala fasilitas yang diberikan peneliti dalam menempuh perkuliahan.

2. Ns. Putu Indah Sintya Dewi, S.Kep.,MSi.,M.Kes, selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan STIKes Buleleng.

3. Dr. Ns. I Dewa Ayu Rismayanti, S.Kep.,M.Kep, selaku Pembimbing Utama

yang telah memberikan arahan dan bimbingannya dalam menyusun proposal

ini sehingga penulis dapat menyelesaikannya tepat waktu.

4. Qamaryah, S.kep., Ns., MSi, selaku Pembimbing Pendamping yang telah

memberikan arahan dan bimbingannya dalam menyusun proposal ini

sehingga penulis dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.

5. Kepada kedua orang tua saya yang telah memberikan dukungan, Ayah (I

Gusti Bagus Ardiyasa), Ibu (Ketut Sri Artini),Kakak saya (I Gusti Agung

Ayuk Apika Dewi,A.Md.Keb), berserta adik-adik saya (I Gusti Agung Ayu

Tri Dita Ariyanti) dan (I Gusti Agung Dimas Adi Pratama) yang telah

memberikan semangat dan doa yang tulus kepada penulis sehingga dapat

v
menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu. Trima kasih telah menjadi

keluarga yang keren dan orang tua yang selalu jadi panutan.

6. Kepada Seseorang yang special yang bernama Made Benny Hendrawan

yang sabar mendengarkan keluh kesah dan trus memberikan dukungan

dengan tulus untuk berjuang menyelesaikan tugas akhir ini hingga tuntas.

Terima kasih telah menjadi rumah yang tidak hanya berupa tanah dan

bangunan. Tetap membersama dan tidak tunduk pada apa-apa. Tabah sampai

akhir.

7. Kepada Bestod (Irma,Vingky,Ina dan Amanda) dan semua sahabat dan

rekan di Angkatan 2019 selama di Jurusan Keperawatan yang sudah bersama

tahun ini dan saling memberikan dukungan.

8. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan proposal ini yang tidak

bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penulis.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari pembaca demi menyempurnakan proposal ini.

Singaraja, 11 November 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

BAB 1.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................6
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................8
1. Pengertian Diabetes Mellitus (DM)...........................................................8
2. Etiologi Diabetes Mellitus.........................................................................9
3. Patofisiologi Diabetes Mellitus ...............................................................10
4. Klasifikasi Diabetes Mellitus ..................................................................11
5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus........................................................12
6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus .........................................................13
7. Faktor Diabetes Mellitus .........................................................................15
8. Diagnosa Diabetes Mellitus.....................................................................18
9. Komplikasi pada Diabetes Mellitus ........................................................18
10. Pencegahan pada Diabetes Mellitus ....................................................19
BAB III...................................................................................................................57
METODE PENELITIAN.......................................................................................57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................74
LAMPIRAN ...........................................................................................................77

vii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah

Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II

Sumber : Lelisman (2020)……………………………………………………

Skema 3.1 Kerangka Kosep Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II…………

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Senam aerobic terhadap kadar gula

darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II………

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 : Pernyataan Keaslian Tulisan

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Kesedian Menjadi Pembimbing 1

Lampiran 4 : Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Pembimbing 2

Lampiran 5 : Surat Studi Pendahuluan

Lampiran 6 : Surat Balasan Studi Pendahuluan

Lampiran 7 : Lembar observasi

Lampiran 8 : SOP Senam Aerobic

Lampiran 9 : SOP Pemeriksaan Gula Darah

Lampiran 10 : Lembar Bimbingan

Lampiran 11 : Lembar Kwintasi Pembayaran Proposal

x
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Diabetes Mellitus yaitu penyakit metabolik yang disebabkan oleh

hiperglikemia, pada kondisi ini pankreas dapat memproduksi insulin, akan

tetapi sel tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara baik untuk

mengubah glukosa menjadi sebuah energi. Hiperglikemia kronik pada

pasien dengan Diabetes Mellitus dapat menyebabkan difungsi, kegagalan

bahkan kerusakan organ seperti mata, ginjal, pembuluh darah dan saraf.

Diabetes Mellitus ini merupakan penyakit kronis yang harus mendapatkan

pengawasan dalam hal penetuan jam makan, nutrisi dalam makanan,

aktivitas fisik, pemantauan gula darah, pengelolaan berbagai pengobatan

yang salah satunya ialah insulin dan perawatan diri lainnya. (Megawati.,

2020)

Kurangnya dalam Latihan fisik bagi para penderita Diabetes Mellitus

dapat menyebabkan permasalahan yang besar bagi penderita Diabetes

Mellitus yang dapat munculnya permasalahan yang dapat menimbulkan

berbagai komplikasi Kesehatan, seperti sroke, penyakit jantung,

hipoglikemia, hiperglikemia, kerusakan ginjal, masalah kulit dan kaki jika

gula darah penderita diabetes tidak terkontrol dengan baik dan mempunyai

kekentalan yang tinggi, sehingga aliran darah akan menjadi melambat dan

akibatnya nutrisi dan oksigen pada jaringan tidak mencukup sehingga akan

mengakibatkan munculnya gangguan atau ulkus

diabetik.(Han Adam Renaldi, 2022)

1
2

Dalam Atlas Diabetes IDF edisi ke-10, Prevalensi diabetes di dunia

sdiperkirakan pada tahun 2021 dan diproyeksikan naik ke tahun 2030 dan

2045, untuk orang dewasa berusia 20-79 tahun, dan termasuk diabetes tipe

1 dan tipe 2, serta didiagnosis dan diabetes yang tidak terdiagnosis.

Diperkirakan 537 juta orang dewasa berusia 20-79 tahun di seluruh dunia

(10,5% dari semua orang dewasa dalam kelompok usia ini) menderita

diabetes. Pada tahun 2030, 643 juta, dan pada tahun 2045, 783 juta orang

dewasa berusia 20-79 tahun diproyeksikan hidup dengan diabetes. Jadi,

sementara populasi dunia diperkirakan tumbuh 20% selama periode ini,

jumlah penderita diabetes diperkirakan meningkat 46%. (Webber, 2023)

Wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati

peringkat ke-3 dengan prevelensi sebesar 11,3%. IDF juga menyatakan

jumlah penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa

negara di dunia yang telah mengidentifikasi 10 negara penderita tertinggi.

Indonesia menjadi satu-satunya negara di asia tenggara yang terdapat pada

daftar tersebut. Sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia

dalam prevelensi kasus diabetes di Asia Tenggara. (Kementerian Kesehatan

RI., 2020)

Bali ialah salah satu provinsi yang berada di Indonesia dengan kasus

Diabetes Mellitus yang banyak. Menurut laporan Riskesdas RI 2019, angka

kejadian Diabetes Mellitus di Provinsi Bali berdasarkan diagnosis dokter

dari penduduk umur ≥ 15 tahun pada tahun 2013 mencapai 1,5%, dan cukup

meningkat pada tahun 2018 mencapai 1,8%. Menurut laporan penelitian

terdahulu yang dilakukan pada tahun 2010 memperlihatkan bahwa

prevelensi terkecil Diabetes Mellitus berdasarkan diagnosis atau gejala yang


3

ditimbulkan pada penduduk umur ≥ 15 tahun terdapat di Karangasem dan

Gianyar sebesar 1,0%, sedangkan prevelensi terbesar terdapat di jembrana

sebesar 2,0%. Klungkung menyumbang prevelensi Diabetes Mellitus

terbesar nomor 3 setelah Jembrana dan Buleleng sebesar 1,6%. (Riskesdas-

Bali, 2019)

Berdasarkan data dari puskesmas Seririt 2 pada tahun 2023, bahwa

di tahun 2023 terdapat 85 jiwa penderita diabetes mellitus, kemudian jumlah

85 jiwa yang sudah mendapatkan pelayanan Kesehatan. (Puskesmas Seririt

II, 2023)

Kurangnya Latihan fisik yang dilaksanakan oleh masyarakat

merupakan faktor resiko dari terjadinya Diabetes Mellitus tipe 2. Jika

seseorang yang memiliki Diabetes Mellitus dan sering melakukan Latihan

fisik atau olahraga akan memberikan efek meningkatkan pemakaian glukosa

oleh otot yang aktif, dimana otot mengubah simpanan glukosa yang ada

menjadi energi sehingga secara langsung dapat menyebabkan penurunan

glukosa dalam darah. (Istiqomah , 2022)

Senam aerobic adalah suatu latihan tubuh yang melibatkan sejumlah

oksigen dalam melaksanakan aktivitas tubuh, gerakannya dipilih dan di

ciptakannya sesuai dengan kebutuhan disusun secara sistematis dengan

tujuan mempunyai efek yang baik terhadap pertumbuhan dan perkembangan

organ tubuh. Senam aerobic ini cukup optimal apabila disandingkan dengan

Latihan fisik lainnya, dikarenakan mayoritas memakai perubahan gerak otot

– otot besar didalam tubuh. Kadar glukosa darah yang terus meningkat secara

perlahan akan turun karena diguakan oleh sel otot untuk penurunan kadar

glukosa darah yang juga mengurangi rimbunan


4

glukosa pada sel saraf. Hal ini dapat meningkatkan sirkulasi dan juga fungsi

sel saraf atau meningkatkan sensitivitas saraf kaki dan juga mengurangi

adanya komplikasi pada penderita diabetes mellitus. (Grido Handoko, 2023)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan di Puskesmas

Seririt II pada 27 Januari 2023, peneliti melalukan wawancara pengambilan

data awal yang di lakukan terhadap pegawai dan mendapatkan hasil bahwa

di puskesmas tersebut memiliki jumlah seluruh penderita diabetes mellitus

tipe 2 sebanyak 85 penderita.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dari 10 orang yang responden

yang bersal dari banjar asem, mereka mengatakakan sering mengalami

kesemutan di bagian tangan atau kaki. Untuk mengurangi atau meredakan

rasa kesemutan pasien di berikan terapi obat dan di anjurkan melakukan

Latihan fisik, namun penderita mengatakan sangat tidak pernah melakukan

latuhan fisik dikarenakan penderita mengatakan tidak memiliki waktu yang

cukup. Peneliti menanyakan tentang terapi komplomenter seperti senam

aerobic untuk mengetahui tekanan gula darah terhadap 10 orang tersebut.

Hasinya 7 orang tersebut belum pernah mencoba senam aerobic, mereka

mengatakan ingin mencoba untuk melakukan senam tersebut.

Berdasarkan fenomena yang dijelaskan diatas dikarenakan seorang

penderita Diabetes Mellitus mengalami produksi insulin yang tidak adekuat,

sehingga mengakibatkan kadar gula darah dalam darah meningkat. Kondisi

ini dapat menyebabkan rusaknnya saraf pembuluh darah dan struktur internal

lainnya. Sehingga pasokan darah ke keseluruh tubuh terhambat dan efeknya

penderita Diabetes Mellitus merasakan gangguan sirkulasi darah pada

kakinya. Senam aerobic diberikan pada penderita Diabetes Mellitus


5

tipe 2 dan sangat dianjurkan untuk melaksanakan senam aerobic sebagai

Langkah awal pencegahan dini sejak pertama kali penderita dinyatakan

memiliki Diabetes Mellitus. Senam aerobic merupakan sebuah senam yang

sederhana, mudah dilaksanakan, dan tidak memerlukan waktu yang lama,

hanya berkisar antara 20-30 menit saja yang berguna untuk menghindari

komplikasi, terjadinya luka, meningkatkan sensitivitas kaki, dan membantu

melancarkan peredaran darah di seluruh tubuh.

Hasil Penelitian dari (Yoga Ginanjar, 2022) menyimpulkan bahwa,

dari hasil pengukuran kadar gula darah sebelum dilakukan senam aerobic

pada penderita diabetes, seluruh dari responden mempunyai kadar gula

darah tinggi yaitu sebanyak 100%.2.Kadar gula darah sesudah dilakukan

senam aerobic pada penderita diabetes yaitu sebagian besar responden

memiliki kadar gula darah tinggi sebanyak 56,25%, dan hampir sebagian

memiliki kadar gula darah sedang sebanyak 43,75 %.3.Terdapat pengaruh

senam aerobic terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita

diabetes.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin mengetahui

pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 di puskesmas seririt II. Diharapkan dengan pemberian senam

aerobic dapat menurunkan kadar gula darahpada penderita Diabetes

Mellitus tipe 2.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah penelitian ini

adalah “Adakah pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada

penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas seririt II?”


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

“pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita

diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas seririt II”

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisa kadar gula darah sebelum dan sesudah di lakukan

senam aerobic terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes

mellitus tipe 2 di puskesmas seririt II.

b. Menganalisa pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah

pada penderita diabetes mellitus tipe 2 di puskesmas seririt II.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Peneliti mendapatkan kesempatan untuk menerapkan ilmu yang

sudah diberikan selama perkuliahan.

b. Peneliti mendapatkan kesempatan terjun langsung ke lapangan.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIKes Buleleng

Hasil dari penelitian diharapkan bisa digunakan dalam

pengembangan ilmu keperawatan dan sebagai masukan dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.

3. Bagi Puskesmas Seririt II

Hasil penenilitian ini juga dapat digunakan sebagai tambahan

informasi dan penelitian ini berguna bagi masyarakat agar dapat


7

mengetahui pentingnya dalam melaksanakan kegiatan fisik bagi

penderita Diabetes Mellitus Tipe 2.

4. Bagi Peneliti Lain

Semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan atau

rujukan untuk penelitian yang lebih mendalam.


8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Diabetes Mellitus

1. Pengertian Diabetes Mellitus (DM)

Diabetes Mellitus atau lebih sering disebut penyakit kencing

manis atau penyakit gula darah merupakan salah satu golongan

penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula

dalam darah, yang di akibatkan oleh adanya gangguan sistem

metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas, yang

berfungsi untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah

mengalami peningkatan sehingga kadar insulin dalam tubuh menjadi

tidak terkontrol. Insulin dibutuhkan untuk mengubah (memproses)

karbohidrat, lemak dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh

manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam

darah (Faswita, 2019).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan oleh

kelainan sekresi insulin. DM juga merupakan salah satu dari lima

kondisi kronis terpenting yang mempengaruhi orang tua dan tidak

dapat disembuhkan. Peningkatan kadar gula darah dalam tubuh yang

tidak segerah ditangani dengan baik dalam rentang waktu yang

cukup lama dapat menyebabkan komplikasi seperti retinopathy,

dan gangrene (Damayanti et al., 2020).

8
9

2. Etiologi Diabetes Mellitus

a. DM tipe 1 (IDDM/ Insulin Depenent Diabetes Mellitus)

1) Faktor genetik /herediter : Peningkatan kerentanan sel – sel

beta dan perkembangan antibody autoimun terhadap

penghancuran sel – sel beta.

2) Faktor imunologi : respon autoimun abnormal – antibody

menyerang jaringan normal yang dianggap jaringan asing

b. DM tipe 2 ( NIDDM)

Suatu kondisi kronis yang mempengaruhi cara tubuh

memproses gula darah, pada DM tipe 2 ini tubuh tidak

memproduksi insulin atau menolak insulin. Dm tipe 2 ini di

sebabkan oleh :

1) Obesitas : obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari

sel target diseluruh tubuh – insulin yang tersedia menjadi

kurang efektif dalam menigkatkan efek metabolic.

2) Usia : Usia cenderung meningkat di atas usia 65 tahun

3) Riwayat keluarga

4) DM Malnutrisi

Kekurangan protein kronik menyebabkan hipofungsi

pankreas.

5) DM tipe Lain

Dm tipe lain disebabkan oleh penyakit pankreas,

penyakit hormonal, dan obat- obatan.


10

3. Patofisiologi Diabetes Mellitus

Resistensi insulin pada otot adalah kelainan yang paling awal

terdeteksi dari diabetes tipe 2 . Adapun penyebab dari resistensi

insulin yaitu : obesitas/kelebihan berat badan, glukortikoid berlebih

(sindrom cushing atau terapi steroid), hormon pertumbuhan berlebih

(akromegali), kehamilan, diabetes gestasional, penyakit ovarium

polikistik, lipodistrofi (didapat atau genetik, terkait dengan akumulasi

lipid di hati), autoantibodi pada reseptor insulin, mutasi reseptor

insulin, mutasi reseptor aktivator proliferator peroksisom (PPAR γ),

mutasi yang menyebabkan obesitas genetik (misalnya: mutasi

reseptor melanokortin), dan hemochromatosis (penyakit keturunan

yang menyebabkan akumulasi besi jaringan) (Lestari et al., 2021).

Pada diabetes tipe 2, sel beta pankreas telah dihancurkan

oleh proses autoimun, sehingga insulin tidak dapat diproduksi.

Hiperglikemia puasa terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat

diukur oleh hati. Meskipun glukosa dalam makanan tetap berada di

dalam darah dan menyebabkan hiperglikemia postprandial (setelah

makan), glukosa tidak dapat disimpan di hati. Jika konsentrasi

glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak akan dapat

menyerap kembali semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena

itu ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa yang disaring.

Akibatnya, muncul dalam urine (kencing manis). Saat glukosa

berlebih diekskresikan dalam urine, limbah ini akan disertai dengan

ekskreta dan elektrolit yang berlebihan. Kondisi ini disebut


11

diures osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan dapat

menyebabkan peningkatan buang air kecil (poliuria) dan haus

(polidipsia) (Lestari et al.,2021).

Kekurangan insulin juga dapat mengganggu metabolisme

protein dan lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan. Jika

terjadi kekurangan insulin, kelebihan protein dalam darah yang

bersirkulasi tidak akan disimpan di jaringan. Dengan tidak adanya

insulin, semua aspek metabolisme lemak akan meningkat pesat.

Biasanya hal ini terjadi di antara waktu makan, saat sekresi insulin

minimal, namun saat sekresi insulin mendekati, metabolisme lemak

pada DM akan meningkat secara signifikan. Untuk mengatasi

resistensi insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah,

diperlukan peningkatan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel

beta pankreas. Pada penderita gangguan toleransi glukosa, kondisi

ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan, dan kadar

glukosa akan tetap pada level normal atau sedikit meningkat.

Namun, jika sel beta tidak dapat memenuhi permintaan insulin yang

meningkat, maka kadar glukosa akan meningkat dan diabetes tipe II

akan berkembang (Lestari et al., 2021).

4. Klasifikasi Diabetes Mellitus

Menurut (Hardianto, 2020) Secara umum DM dikelompokkan

menjadi 4 kelompok, yaitu :

a. Diabetes Mellitus Tipe 1 (DMT1) : Suatu kondisi kronis dimana

saat pankreas memproduksi insulin dengan jumlah yang sedikit

atau tidak sama sekali.


12

b. Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) : DM tipe 2 ini diakibatkan

oleh beberapa penyebab yaitu, jumlah insulin yang berlebihan

tetapi tidak dapat berfungsi dengan baik, dan bisa juga di

sebabkan oleh kekurangan insulin atau terdapat gangguan pada

sekresi insulin.

c. Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) : DM gestational ini

biasanya terjadi pada ibu hamil karena adanya peningkatan insulin

yang bersifat sementara.

d. Diabetes spesifik lain : DM tipe lain merupakan diabetes

sebagai akibat dari penyakit lain. Diabetes sekunder muncul

setelah adanya suatu penyakit yang mengganggu produksi insulin

atau memengaruhi kerja insulin.

5. Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus

Menurut (Lestari et al., 2021) Tanda dan Gejala dari penyakit DM

yaitu antara lain :

a. Poliuria (sering buang air kecil)

Karena kadar gula yang tinggi, mengakibatkan pendrita DM akan

mengalami banyak buang air kecil pada malam dan hal itu sangat

menggangu kenyamanan pada penderita DM.

b. Polifagia (cepat merasa lapar)

Ketidakseimbangan penyerapan kalori dalam tubuh mengakibatkan

penderita DM selalu merasakan lapar yang berlebihan, hal tersebut

mengakibatkan penderita banyak makan.

c. Polidipsia (banyak minum)


13

Banyak nya pengeluaran cairan pada tubuh penderita diabetes

mellitus melalui buang air kecil mengakibatkan penderita selalu

mersakan haus yang berlebihan.

d. Berat badan menurun

Kekurangan glukosa darah yang masuk ke sel dalam tubuh, dan

mengakibatkan tubuh kekurangan energi yang digunakan sebagai

sumber tenaga oleh penderita mengakibatkan penderita merasa

lemah. Karena glukosa darah yang masuk tidak terlalu banyak

maka untuk mencari tenaga diambil dari lemak dan otot di dalam

tubuh yangmengakibatkan berat badan pendrita menjadi turun dan

penderita menjadi kurus.

6. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Pilar penatalaksanaan pengendalian diabetes mellitus Menurut

(Suciana & Arifianto, 2021) yaitu sebagai berikut :

a. Edukasi

Edukasi yang diberikan adalah pengetahuan tentabf diabetes

mellitus, seperti pengertian, promosi perilaku hidup sehat

dan pengaturan gula darah yang dilakukan secara mandiri dan

tanda gejala terjadinya hipo/hiperglikemi serta cara

pencegahannya.

b. Perencanaan Makan

Pengaturan pola makan merupakan hal paling penting yang harus

di lakukan oleh penderita DM .pengaturan pola makan yang

harusdilakukan adalah memberikan menu makanan yang seimbang


14

sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan, yang melibatkan alhli

gizi dalam pemberian pola makan tersebut.

c. Pengobatan Farmakologi

Selain memberikan edukasi, pengaturan pola makan dan aktivitas

fisik penderita juga harus melakukan pengobatan dan terapi yang

rutin sesuai dengan apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan ,

terapi yang bisa dilakukan oleh penderita DM adalah pemberian

insulin dan obat antibiotik oral.

d. Latihan fisik

Penderita di anjurkan untuk melakukan aktivitas pisik selama

150menit/minggu atau 3 kali dalam seminggu, pada penderita

DM aktivitas yang dilakukan mulai dari aktivitas yang ringan

dengan durasi yang singkat seperti jalan kaki dan selanjutnya tahap

aktivitas di tingkatkan.

e. Monitor kadar gula darah.

Pemantauan gula darah yang dilakukan secara rutin dan mandiri

adalah untuk mendeteksi diri dan mencegah kenaikan atau

penurunan gula darah, pemantauan gula darah juga dapat

mengurangi terjadinya komplikasi dari penyakit DM tersebut

dalam jangka waktu yang lama.


15

7. Faktor Diabetes Mellitus

Menurut (Pangestika et al., 2022) faktor risiko diabetes mellitus

dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah faktor risiko yang tidak

dapat berubah, kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah sebagai

berikut :

a. Faktor risiko yang tidak dapat diubah :

1) Umur Manusia mengalami penurunan fisiologis setelah umur

40 tahun. Diabetes Mellitus sering muncul setelah manusia

memasuki umur rawan tersebut. semakin bertambahnya

umur, maka risiko menderita Diabetes Mellitus akan

meningkat terutama umur 45 tahun (kelompok risiko

tinggi).

2) Jenis kelamin Distribusi penderita Diabetes Mellitus menurut

jenis kelamin sangat bervariasi. Di Amerika Serikat penderita

Diabetes Mellitus lebih banyak terjadi pada perempuan

daripada laki-laki. Namun, mekanisme yang

menghubungkan jenis kelamin dengan Diabetes Mellitus

belum jelas.

3) Faktor keturunan Diabetes Mellitus cenderung diturunkan.

Adanya riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga terutama

orang tua dan saudara kandung memiliki risiko lebih besar

terkena penyakit ini dibandingkan dengan anggota keluarga

yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Ahli menyebutkan

bahwa Diabetes Mellitus 11 merupakan penyakit yang


16

terpaut kromosom seks atau kelamin. Umumnya, lakilaki

menjadi penderita sesungguhnya, sedangkan perempuan

sebagai pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada

anak-anaknya.

4) Riwayat penderita Diabetes Mellitus gestasional Diabetes

gestasional dapat terjadi sekitar 2-5% pada ibu hamil.

Biasanya Diabetes Mellitus akan hilang setelah anak lahir.

Namun, dapat pula terjadi Diabetes Mellitus dikemudian

hari. Ibu hamil yang menderita Diabetes Mellitus akan

melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari 4000 gram.

Apabila hal ini terjadi, maka kemungkinan besar si ibu akan

mengidap Diabetes Mellitus tipe II kelak.

b. Faktor risiko yang dapat diubah :

1) Obesitas Berdasarkan beberapa teori menyebutkan bahwa obesitas

merupakan factor predisposisi terjadinya resistensi insulin.

Semakin banyak jaringan lemak pada tubuh maka tubuh semakin

resisten terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau

kelebihan berat badan terkumpul di daerah sentral atau perut. Lemak

dapat memblokir kerja insulin sehingga glukosa tidak dapat

diangkut ke dalam sel dan menumpuk dalam pembuluh darah,

sehingga terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Obesitas

merupakan faktor risiko terjadinya Diabetes Mellitus tipe II dimana

sekitar 80-90% penderita mengalami obesitas 12


17

2) Aktivitas fisik kurang Berdasarkan penelitian bahwa aktivitas fisik

yang dilakukan secara teratur dapat menambah sensitivitas insulin.

Prevalensi Diabetes Mellitus mencapai 2-4 kali lipat terjadi pada

individu yang kurang aktif dibandingkan dengan individu yang aktif.

Semakin kurang aktivitas fisik, maka semakin mudah seseorang

terkena penyakit Diabetes Mellitus. Olahraga atau aktivitas fisik dapat

membantu mengontrol berat badan. Glukosa dalam darah akan

dibakar menjadi energi, sehingga sel-sel tubuh menjadi lebih sensitif

terhadap insulin. Selain itu, aktivitas fisik yang teratur juga dapat

melancarkan peredaran darah, menurunkan faktor risiko terjadinya

Diabetes Mellitus.

3) Pola makan yang salah dapat mengakibatkan kurang gizi atau

kelebihan berat badan. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan risiko

terkena Diabetes Mellitus. kurang gizi (malnutrisi) dapat

mengganggu fungsi pankreas dan mengakibatkan gangguan sekresi

insulin. Sedangkan kelebihan berat badan dapat mengakibatkan

gangguan kerja insulin.


18

8. Diagnosa Diabetes Mellitus

Menurut (Hardianto, 2020) Diagnosis diabetes mellitus dapat

di temukan dari pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan gula

darah yang di anjurkan yaitu dengan cara pemeriksaan glukosa secara

enzimatik terhadap plasma darah vena. Penentuan hasil pengobatan

dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan gula darah kapiler dengan

glukometer.

Menurut (Hardianto, 2020) Diabetes mellitus dapat didiagnosis

dengan 4 jenis pemeriksaan, seperti :

a. pemeriksaan glukosa plasma saat puasa > 7,0 mmol/L (126

mg/dL)

b. pemeriksaan glukosa plasma setelah 2 jam pemberian glukosa

oral 75 g atau pemeriksaan toleransi > 11,1 mmol/L (200 mg/dL)

c. pemeriksaan HbA1C > 6,5% (48 mmol/mol)

d. pemeriksaan glukosa darah acak ≥ 11,1 mmol/L (200 mg/dL)

9. Komplikasi pada Diabetes Mellitus

Menurut (Hardianto, 2020) Secara umum komplikasi yang

terjadi dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. komplikasi akut metabolik, berupa gangguan metabolit jangka

pendek seperti :

1) Hipoglikemia

2) Ketoasidosis

3) Hiperosmolar
19

b. komplikasi lanjut, komplikasi jangka panjang yang

mengakibatkan :

1) Makrovaskular (penyakit jantung koroner, penyakit

pembuluh darah perifer dan stroke)

2) Mikrovaskular (nefropati, retinopati dan neuropati)

3) Gabungan makrovaskular dan mikrovaskular (diabetes

kaki). Penyebab kematian pada orang tua penderita diabetes

akibat degradasi makrovaskular lebih banyak dibandingkan

dengan mikrovaskular.

10. Pencegahan pada Diabetes Mellitus

Menurut (Agustiningrum & Kusbaryanto, 2019) Upaya

pencegahan dapat dilakukan dengan tahapan :

a. Pencehagan primer

semua kegiatan yang bertujuan mencegah timbulnya

hiperglikemia pada populasi umum misalnya dengan kampanye

makanan sehat dan konseling bahaya diabetes.

b. Pencegahan sekunder

upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi pada

pasien yang menderita diabetes mellitus dengan pengobatan dan

deteksi dini komplikasi.

c. Pencegahan tersier

segala upaya untuk mencegah komplikasi atau kecacatan melalui

konseling dan pendidikan kesehatan.


20

B. Teori Senam Aerobic

1. Pengertian Senam Aerobic

Senam Aerobic adalah senam yang digunakan untuk

mengembangkan irama perkembangan otot, menggerakan sendi,

pembuluh darah, dan saraf dengan cara merengangkan dan

mengendurkan otot. Dalam gagasan pengembangan diabetes

mellitus aktivitas padat melibatkan gagasan aktivitas actual dan

kekuatan di jantung dan paru-paru (ketekunan) dengan menjaga

kekuatan otot dua arah.

2. Gerakan Senam Aerobic

A. Latihan Pemanasan

Sebelum melakukan Gerakan utama, lebih baik

melakukan Gerakan pemanasan. Berikut tujuan dari

Latihan pemanasan yaitu: (petik)

1) Transformasi hati ke Gerakan setiap jenis kegiatan

senam

2) Memulihkan organ saluran darah serta otot yang

sudah mengubah posisi.

3) Melancar aliran darah.

4) Memulihkan peredaran saraf pada badan terlebih

pada bidang tulang punggung yang dasarnya adalah

gabungan saraf.

5) Merileksasi otot-otot badan supaya dapat

berelaksasi.
21

Gerakan 1 dan 2

Gambar : 2.1. Gerakan senam


Gerakan 1 : Badan tegak serta sikap proporsional

Gerakan 2 : Angkat satu kaki serta kedua tangan

memegang pinggang.
22

Gerakan 3 : Gerakan 3 berguna untuk mempersiapkan

keadaan tubuh dengan bagus secara fisik maupun psikis dan

bisa melaksanakan Gerakan aerobic dengan bagus. Gerakan

diawali dengan aktivitas kaki kanan serta perhitungan diakhiri

dengan kaki kanan.

Gambar : 2.2. Gerakan senam


a.Letakan satu kaki di belakang

b.Kedua tangan dikepalkan dan diletakan di depan dada serta

pinggang

c.Laksanakan Gerakan jalan ditempat dengan ayunan

Gerakan 4 : Gerakan 4 bertujuan guna mengontrol nafas

dengan pelan-pelan serta perlahan, supaya paru-par serta

jantung dapat memompa secara bagus pada saat senam

aerobic. Pada Gerakan awal dilaksanakan melalui jalan di

tempat, namun itu tangan direntangkan kesamping tubuh

ke atas, lalu sejajarkan pada dada namun kepala

menghadap kebawah.
23

Gambar : 2.3. Gerakan senam


a. Letakan tangan di depan dada

b. Tundukan kepala

Gerakan 5 : Aktivitas 5 bertujuan guna merenggakan persendian

otot bidang kiri dan persendian otot bagian kanan.

Gambar : 2.4. Gerakan senam


a. Direntangkan salah satu tangan dan tangan yang lainnya

menekuk sejajar dengan dada.

b. Tolehkan kepada berulang ke sisi kanan serta kiri.

Gerakan 6 : Gerakan 6 itu bertujuan guna membiasakan serta

melatih kelenturan sendi otot bagian kanan dan kiri


24

Gambar : 2.5. Gerakan senam


a. Miringkan kepala ke kanan dan ke kiri

b. Letakan tangan dipinggang

c. Lakukan jalan di tempat

Gerakan 7 : Gerakan 7 ini bertujuan untuk melatih kelenturan

sendi otot pada pahu, punggung bagian atas serta dibagian dada.

Gambar : 2.6. Gerakan senam


a. Arahkan kaki kiri ke kanan dan ke kiri dalam 1 gerakan

b. Kepalkan tangan di samping tubuh.

c. Angkat bahu serta putar kea rah belakang.


25

Gerakan 8 : Gerakan 8 bertujuan guna melatih kelenturan sendi

otot khususnya bahu.

Gambar : 2.7. Gerakan senam


a. Gerakan kaki ke kanan serta ke kiri dalam 2 pergerakan

b. Kepalkan kedua tangan di samping.

c. Angkat bahu ke kanan dan ke kiri secara berulang.

Gerakan 9 : Gerakan ke 9 ini bertujuan untuk persendian otot

bahu serta punggung area atas.

Gambar : 2.8. Gerakan senam


a. Gerakan kaki kea rah depan sebanyak satu Langkah.

b. Tangan di kepalkan kemudian simpan di depan dada.

c. Angkat tangan ke atas dan kebawah.


26

Gerakan 10 : Gerakan 10 bertujuan guna melatih kelentuan

persendian otot bahu .

Gambar : 2.9. Gerakan senam


a. Gerakan kaki ke samping kanan serta kesamping kiri

melakukan selama 2 gerakan secara bergantian.

b. Direntangkan tangan kanan ke samping tubuh dan kemudian

tangan kiri di tekuk berhadapan dengan dada.

c. Kepala diputar ke kanan dan ke kiri secara berulang.

Gerakan 11 : Gerakan 11 bertujuan guna menguatkan otot

lengan.

Gambar : 2.10. Gerakan senam


a. Tangan diangkat kedepan.

b. Gerakan salah satu kaki untuk dilangkahkan serta kaki

lainnya diangkat ke belakang.


27

c. Laksanakan secara bergilir.

Gerakan 12 : Gerakan 12 baik guna memperbaiki otot-otot

lengan bahu serta kaki.

Gerakan 13 :

Gerakan 14 : Gerakan 14 bertujuan untuk melemaskan dan

mengkuatkan persendian otot lengan serta paha

sisi belakang.

Gambar : 2.11. Gerakan senam


a. Gerakan pertama

b. Lalu tangan direntangkan ke belakang dan kepalkan tangan

c. Langkahkan kaki ke belakang serta kedua lengan

condongkan kea rah belakang lalu dilanjutkan pada kaki kiri

ke belakang.
28

Gerakan 15 : Gerakan 15 berguna merenggangkan otot bahu,

tangan, tungkai pada kaki.

Gambar : 2.12. Gerakan senam


a. Tangan dikepalkan serta diarahkan keatas

b. Kaki kiri dimiringkan ke kanan dan kedepann lakukan

melalui bergilir

Gerakan 16 : Gerakan 16 berguna untuk merenggangkan otot-

otot bahu serta tubuh sisi atas serta lutut

Gambar : 2.13. Gerakan senam


a. Arahkan lengan secara bersama sama.

b. Tangan kanan diluruskan ke samping kanan sejajar dengan

bahu dan tangan kiri lurus sejajar dengan dada.


29

c. Kaki kanan diangkat begitu pun selanjutnya.

Aktivitas 17:Gerakan 17 Bermanfaat untuk merenggangkan

serta melententurkan lengan bagian badan

serta paha bagian dalam.

Gambar : 2.14. Gerakan senam


a. Tubuh kanan di condongkan ke arah kanan.

b. Tangan kanan seolah meyentuh tumit kaki kanan.

c. Itupun dengan sebelah kiri.

Aktivitas 18 : Gerakan 18 berguna merilekskan otot kanan.

Gambar : 2.15. Gerakan senam


30

a. Buka kedua kaki

b. Tekukan lutut

c. Arahkan tangan kanan dan serong kearah kiri

Aktivitas 19 : Gambar 19 bermanfaat untuk melemskan tubuh.

Gambar : 2.16. Gerakan senam


a. Buka kedua kaki

b. Kedua tangan di samping kepala sejajar dengan bahu

c. Putar sisi Tubuh kearah kanan dan sisi tubuh kiri secara

bergilir.

Aktivitas 20: Gambar 2 bertjuan guna meningkatkan otot –

otot bahu serta tungkai pada kaki dan melemaskan kegiatan

pada lengan di tungkai.

Gambar : 2.7. Gerakan senam


31

a. Gerakan lengan ke samping kiri dan kanan secara

bergilir.

b. Tengkuk kaki kiri kebelakang.

Akfitas 21: Gambar 21 bermanfaat untuk merilekskan serta

melemaskan pada otot – otot dan persendian,

lengan, bahu, pinggang serta tungkai pada kaki.

Gambar : 2.8. Gerakan senam


a. Kaki dibuka lebar, satu kaki mengrah kedepan

b. Lutu ditekuk ke sebelah kanan.

c. Tangan menyilang di atas kanan dan kiri.

Aktivitas 22 : Gambar 22 bertujuan guna melemakan

otot – otot paha serta tangan.


32

Gambar : 2.19. Gerakan senam


a. Buka kaki kanan.

b. Tumpu aki kanan dipaha kanan.

c. Luruskan kaki keatas.

Aktivitas 23 : Gambar 23 berjuan guna melepaskan otot

lengan serta lutut.

Gambar : 2.20. Gerakan senam


a. Badan mengarah ke sisi kanan dan kiri.

b. Luruskan tangan kearah kanan dikepalkan dan kekiri

sejajar dengan bahu dan di Tarik dengan statis

lakukan secara bergantian.


33

Aktivitas 24 : Gerakan 24 bertujuan guna merileksasikan

serta mengkoordir otot – otot sendi, lengan, bahu, disisi

tubuh, pinggang, dan tungkai pada kaki.

Gambar : 2.21. Gerakan senam


a. Tubuh Mengarah kesamping.

b. Tangan direntangkan keatas.

c. Tarik salah satu kaki ke belakang.

Aktivitas 25 : Gambar 25 ini baik untuk melemaskan

otot bahu, sendi punggung bagian atas.

Gambar : 2.22. Gerakan senam


a. Kaki kanan dan kiri menekuk kedepan

b. Samping kanan dan kiri lurus ke belakang.


34

c. Kedua tangan bertumpu di paha.

Aktivitas 27 dan Gerakan 28 : Pada Gerakan 27 dan

Gerakan 28 bertujuan untuk melenturkan otot – otot bahu,

kaki, paha, dan pungung.

Gambar : 2.23. Gerakan senam


a. Kaki kiri melangkah ke depan.

b. Kedua tangan diluruskan ke depan.

c. Tangan ditarik kebelakang dan ditahan di depan dada

disamping telinga.

d. Lakukan secara bergantian.

Gerakan 29 : Pada Gerakan 29 bermanfaat untuk

melenturkan otot – otot dinamis.


35

Gambar : 2.24. Gerakan senam


a. Kaki kiri melangkah ke depan.

b. Kedua tangan tertumpu dikedua paha.

c. Lutut kanan ditekuk.

Gerakan 30 :

Gambar : 2.25. Gerakan senam


a. Sikap Sempurna

B. Latihan Inti

Sebelum melakukan Gerakan inti baiknya kita mempersiapkan

Gerakan dan mengatur pernafasan. Adapunn Gerakan sebelum ke

Gerakan inti yaitu : (Novitasari,2021)

Gerakan Inti 1 : Gerakan inti 1 bertujuan untuk melemaskan

tangan sebelum maju ke Gerakan selanjutnya.


36

Gambar : 2.26. Gerakan senam


a. Bdan tegak.

b. Lakahkan kaki kanan ke depan 1 langkah.

c. Kepalkan tangan den angkat ke atas

d. Dengan hitungan tangan di angkat dan di tarik tangan sejajar

dengan bahu dan condongkan dada ke depan.

Gerakan Inti 2: Gerakan inti 2 bermanfaat untuk mengkuatkan

kondisi otot dada, lengan, dan bahu.

Gambar : 2.27. Gerakan senam


a. Kaki melangkah ke depan.

b. Tangan mengepal sejajar dengan dada lalu di angkat ke atas

kepala.

c. Lakukan secara bergantian.

Gerakan Inti 3: Gerakan inti 3 bertujuan untuk mengkuatkan

kondisi otot pada kaki dan pinggang.


37

Gambar : 2.26. Gerakan senam


a. Tangan kanan mengepal.

b. Badan serong ke kanan.

c. Kaki kiri membuka ke samping kiri.

Gerakan Inti 4 dan 5: Gerakan inti 4 dan 5 baik untuk

meningkatkan dan menguatkan kondisi otot lengan, otot paha,

dan otot dada.

Gambar : 2.27. Gerakan senam


a. Melangkah maju 1 langkah.

b. Tangan mendorong ke depan.

c. Mundur 1 langkah.
38

d. Dan tangan dikepalkan dorong ke depan kemudian

direntangkan tangan ke atas.

Gerakan Inti 6: Gerakan inti 6 bertujuan untuk menetapkan

kondisi otot tangan, bahu, dan otot betis.

Gambar : 2.28. Gerakan senam


a. Kedua tangan mengepal kemudian tarik ke belakang.

b. Kaki kanan melangkah ke depan.

c. Lakukan secara bergantian dengan kaki kiri.

Gerakan Inti 7: Gerakan inti 7 bermanfaat untuk melemaskan

otot betis, otot paha, persendian, dan lengan.

Gambar : 2.29. Gerakan senam


39

a. Langkahkan ke depan kaki kiri.

b. Tangan kiri direntangkan, tangan kanan simpan di dada.

c. Kedua tangan mengayun ke kanan dan ke kiri.

Gerakan Inti 8. Gerakan inti 8 bertujuan untuk melatih

keseimbangan tubuh, dan mengkuatkan kondisi otot betis, paha,

dan otot lengan.

Gambar : 2.30. Gerakan senam


a. Angkat kaki kiri ke belakang

b. Kedua tangan bentangkan ke depan.

c. Lakukan bergantian dengan kaki kanan.

Gerakan Inti 9 dan 10: Gerakan inti 9 dan 10 baik untuk

membentuk otot jari tangan, lengan, betis, dan paha.

Gambar : 2.31. Gerakan senam


40

a. Buka kaki.

b. Langkahkan ke depan kaki kanan lurus dan kaki kiri mundur ke

belakang.

c. Telapak tangan di buka dekatkan disamping, tangan kiri

dibentangkan ke kanan dan simpan di dada.

d. Ayunkan ke kanan dan ke kiri, lalu angkat kedua tangan ke atas.

Gerakan Inti 11: Gerakan inti 11 bermanfaat untuk membentuk otot

jari-jari tangan, otot paha, dan otot balu.

Gambar : 2.31. Gerakan senam


a. Buka kaki kiri ke samping kiri.

b. Kedua tangan sejajar dengan dada.

c. Rentangkan tangan ke bawah.

d. Lakukan secara bergantian dengan kaki kanan.

Gerakan Inti 12: Gerakan inti 12 bertujuan untuk membentuk otot

jari.
41

Gambar : 2.32. Gerakan senam


a. Kaki kiri melangkah ke samping

b. Kedua tangan di rentangkan sejajar dengan perut.

Gerakan Relaksasi pada gerakan inti 13: Gerakan 13 dan gerakan

seterusnya masuk ke dalam bagian relaksasi untuk menyegarkan

tubuh setelah melakukan pemanasan dan gerakan inti.

Gambar : 2.33. Gerakan senam


a. Tangan di depan dada

b. Buka kaki kanan bawa kedepan dan ditekuk, dan kaki kiri

serong ke samping kiri.


42

Gerakan Relaksasi pada Gerakan inti 14:

Gambar : 2.34. Gerakan senam


a. Kedua tangan sejajarkan dibahu dengan kedua tangan dikepal

di depan dada.

b. Kaki langkahkan ke kanan dan kiri

Gerakan Relaksasi pada Gerakan inti 15:

Gambar : 2.35. Gerakan senam


a. Kedua tangan mengayun ke atas

b. Kaki langkahkan ke kanan dan ke kiri.


43

Gerakan Relaksasi pada Gerakan inti 16:

Gambar : 2.35. Gerakan senam


a. Sikap sempurna.

3. Latihan Pendinginan

Latihan pendinginan ini bertujuan untuk mengembalikan

kondisi tubuh yang sudah digerakkan dari latihan pemanasan dan

latihan inti ini dan akan mengembalikan pernafasan kembali normal

secara perlahan-lahan (Novitasari, 2021).

Gerakan Pendinginan 1 : Gerakan tersebut bertujuan untuk

merelaksasikan pernafasan dengan gerakan tangan dan kaki.


44

Gambar : 2.37. Gerakan senam

a. Langkahkan kaki kiri ke depan.

b. Lutu kiri di tekuk.

c. Kedua lengan direntangkan.

d. Kepala ditundukkan.

Gerakan Pendinginan 2: Gerakan pendinginan 2 ini bermanfaat

untuk merelaksasikan kembali otot-otot tubuh yang digerakan.

Gambar : 2.38. Gerakan senam


a. Kaki kanan di buka.

b. Tangan di depan dada.

Gerakan Pendinginan 3: Gerakan pendinginan 3 ini bermanfaat

untuk relaksasi pernafasan.


45

Gambar : 2.39. Gerakan senam


a. Kaki kanan melangkah ke depan.

b. Tangan dibentangkan.

Gerakan Pendinginan 4: Gerakan pendinginan 4 ini bertujuan untuk

merelaksasikan waktu pada otot-otot bahu, kaki, paha, dan

punggung.

Gambar : 2.40. Gerakan senam


a. Kaki kiri maju ke depan.

b. Lutut ditekuk.

c. Kedua lengan direntangkan ke depan.

d. Telapak tangan menghadap ke dalam.


46

Gerakan Pendinginan 5: Gerakan pendinginan 5 bermanfaat untuk

merelaksasikan otot lengan bahu.

Gambar : 2.41. Gerakan senam


a. Kaki kiri ke depan.

b. Tangan kiri ditekuk dan dibentangkan ke belakang, tangan kanan

menjadi penyangga tumpuan tangan kiri.

Gerakan Pendinginan 6: Gerakan pendinginan 6 ini bertujuan untuk

memulihkan otot bahu, sendi, dan punggung.

Gambar : 2.42. Gerakan senam


a. Kaki kiri maju ke depan.

b. Kaki kanan di belakang.


47

c. Kedua tangan bertumpu di paha.

Gerakan Pendinginan 7: Gerakan pendinginan 7 ini baik untuk

memulihkan kondisi otot bahu dan tubuh di bagian belakang.

Gambar : 2.43. Gerakan senam


a. Kaki di buka ke samping

b. Tangan kanan menarik siku kiri ke arah belakang

Gerakan Pendinginan 8: Gerakan pendinginan 8 ini bermanfaat

untuk memulihkan kondisi pada kaki dan sisi badan.

Gambar : 2.44. Gerakan senam


48

a. Tubuh menghadap ke kanan.

b. Kaki kanan di tekuk dan kaki kiri. Lurus

c. Kedua tangan lurus menghadap kanan.

Gerakan Pendinginan 9: Gerakan pendinginan 9 ini bermanfaat

untuk relaksasi perenggangan kaki dan punggung.

Gambar : 2.45. Gerakan senam


a. Tubuh menghadap ke kanan.

b. Kaki kiri dijinjit.

c. Kaki kanan lurus kesamping, lalu kaki kiri menekuk kebelakang

dan kedua tangan di angkat ke atas.

Gerakan Pendinginan 10: Gerakan pendinginan 10 ini bertujuan

untuk merelaksasikan kondisi kaki dan badan.


49

Gambar : 2.47. Gerakan senam


a. Kaki kiri tarik ke belakang.

b. Kaki kanan di tekuk,

c. Kedua tangan bertumpuk di kaki kanan.

Gerakan Pendinginan 11: Gerakan pendinginan 11 ini bermanfaat

untuk menetapkan otot paha dan tungkai pada kaki.

Gambar : 2.48. Gerakan senam


a. Tubuh menghadap ke kanan.

b. Rentangkan tangan kanan seperti menyentuh ujung kaki kiri.

c. Kaki kiri di tekukkan, kaki kanan serong ke kanan dan lurus

sejajar dengan tangan.


50

Gerakan Pendinginan 12: Gerakan pendinginan 12 ini baik untuk

memulihkan perenggangan dengan gerakan tangan dan lutut.

Gambar : 2.49. Gerakan senam


a. Kaki kanan melangkah ke samping

b. Kedua lengan direntangkan ke samping

c. Kedua lutut ditekuk sedikit.

Gerakan Pendinginan 13:

Gambar : 2.50. Gerakan senam


a. Sikap sempurna.
51

3. Manfaat Senam Aerobic

Manfaat gerakan Aerobic ini berperan dalam aktivitas yang konsisten

untuk menurunkan tingkat glukosa pada tubuh yang mampu menjadi perbincangan

dalam masyarakat. Dan adapun perbedaan manfaat pada DM kategori 1 serta

diabetes mellitus kategori 2 itu adalah pada DM kategori 1 memiliki tingkat zat

kimia pada darah yang kecil karena minim bahkan tidak terdapat pembuatan zat

kimia pada organ pankreas Pada DM kategori I ini gampang merasakan

hipoglikemia semasa masih mengidap diabetes mellitus dan segera menerapkan

kegiatan fisik stiap hari dengan teratur. Bagi diabetes mellitus tipe 2 ini aktivitas

atau berolahraga berperang sengat penting ketika mengontrol tingkat glukosa pada

tubuhpada diabetes mellitus kategori 2 itu membentuk zal kimia insulin yang

dasamya tak tercemar bagi pasien diabetes mellitus inu, dan disamping berfungsi

saat menjaga keseimbangan tingkat glukosa pada tubuh, dan sangat penting juga

untuk melakukan aktuvitas fisik sehari-hari seperti melakukan senam aerobic,

ataupun jalan kaki dan juga bisa menurunkan berat badan pasien DM kategori 2

ini (Wasludin & Lindawati, 2020).

1. Kontrol Gula Darah

a. Jenis-Jenis Pemeriksaan Kontrol Gula Darah

1) Glukosa Sewaktu

Penderita diabetes mellitus sering datang dengan gejala awal pada

penderita diabetes mellitus. Sewaktu itu bisa diartikan sebagai waktu tanpa

memandang terakhir kali makan pada penderita diabetes mellitus ini. Dengan

adanya gejala awal diabetes mellitus, pengecekan gula dalam tubuh semasa

didiagnosis DM. jika tingkat gula dalam tubuh selama 200 mg/dl di dalam

(plasma venn), jadi pasien ini mampu dinyatakan DM (Kardika., 2020)


52

2) Glukosa Puasa

Gula plasma pada saat sedang puasa pada penderita diabetes mellitus

dibagi menjadi 3 diantaranya: 1) <110 mg/dl, 2). Diantara 2 110 mg/dl-<126

mg/dl, serta 3). >126 mg/dl. Pada tingkat gula dalam darah pada plasma dalam

glukosa puasa <110 mg/dl fikatakan aman ,126 mg/dl yaitu DM, sementaram

diantara 110-126 mg/dl dinyatakan dengan gula dalam darah puasa terhambat

(GDPT) Berdasarkan hal tersebut para penderita dengan tingkat gula saat

berpuasa paling sedikit 8 jam 126 mg/dl sudah mampu bisa dijadikan diagnosa

DM (Kardikaet. 2021).

b. Mengapa Puasa Pada Penderita Diabetes Mellitus

Karena puasa sangatlah penting dalam penderita diabetes mellitus sebelum

melakukan cek gula darah, yang dilakukan untuk membantu memastikan hasil tes

gula darah agar hasil tes gula darah tersebut bisa akurat. Hal itu dikarenakan apabila

mengkonsumsi makanan dan minuman akan berpengaruh terhadap hasil tes kadar

gula darah tersebut (Kardika., 2021). Adapun indikasi yang ditimbulkan bila

penderita diabetes mellitus melakukan puasa salah satunya ialah hipoglikemia.

Hipoglikemia ialah sebuah keadaan tingakt glukosa pada tubuh menjau ambang

batas kenormalan, hal tersebut bisa menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-

hari pada penderita diabetes mellitus. Apabila penderita mengalami hipoglikemia

maka intervensi tidak dilanjutkan.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontrol Gula Darah

1) Usia

Usia yang dimaksud itu ialah usia mempengaruhi kadar gula darah

dimana usia menua dapat menurunkan tingkat gula pada tubuh sehingga tak

mampu melakukan metabolisme dengan maksimal. Usia amat memberikan


53

dampak besar pada permasalahan DM SOCRTA segnifikan di tingkat gula

tubuh pada pasien DM ini dikarenakan tingkat gula dalam tubuh dipengaruhi

oleh faktor usia yang mempunyai riwayat berat badan yang cukup besar pada

penderita diabetes mellitus.

2) Obesitas

Pada obesitas yang dimaksud itu adalah adanya timbunan lemak pada

badan yang berlebihan bisa mengakibatkan respons pada sel beta (sel pada

pankreas) kepada gula tubuh menjadi menurun di sel pada pankreas. Disamping

itu, reseptor insulin kepada sel di organ pankreas terjadi hambatan serta

nilainya menurun hingga menyebabkan zat kimia pada tubuh tidak berfungsi

dengan baik (Masruroh, 2021).

3) Kepatuhan minum obat

Pada kepatuhan minum obat ini juga bisa berpengaruh dalam kadar gula

darah dalam penggunaan minum obat. Kepatuhan minum obat ini yang disebut

hipoglikemia oral melalui zat kimia. Pada system kerja dalam minum obat ini

untuk mengurangi tingkat glukosa tubuh dengan menstimulasi kelenjar pada

organ pankreas guna menaikkan pembuatan insulin, menekan pembuatan gula

pada hati serta menekan pencernaan dalam zat pati hingga bias menghambat

mengurangi penyerapan gula serta menstimulasi penerima rangsang

(Hasanah,2020).

4) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang dimaksud itu adalah yang dapat membuat

meningkatnya tingkat glukosa pada tubuh. Kegiatan fisik merupakan sebuah

tindakan yang dikarenakan dari kontraksi otot yang bisa membutuhkan stamina

melewati keluarnya stamina saat beristirahat. Saat melaksanakan aktivitas fisik


54

sendi otot membuat lebih aktif dimana akan terjadi kenaikan tingkat glukosa

pada tubuh pada pengidap DM (Hasanah, 2020).

4. Pengaruh Senam aerobic Terhadap Gula Darah

Aktivitas fisik melalui senam aerobic yang konsisten dengan frekuensi 3x

dalam seminggu tiap 30 menit hingga 60 menit ,hingga mengeluarkan keringat.

Senam merupakan sebuah aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai kelayakan

sendi serta kekuatan otot badan dengan maksud untuk membuat serta menaikkan

fisik dengan teratur. Aerobic DM ini berguna untuk melatih fisik pada penderita

diabetes mellitus ini sebagai upaya pencegahan diabetes mellitus dan mengontrol

glukosa pada tubuh pengidap DM. Bahwa secara langsung latihan fisik dalam

penderita DM. ini sangatlah penting bagi penderita dan dapat menurunkan kadar

gula darah secara teratur, dan bisa menjaga kebugaran jasmani dan bisa

menurunkan berat badan sehingga akan menekan tingkat glukosa tubuh bagi

pengidap DM (Hasbullah, 2020).

Kegiatan aktivitas fisik ini bisa meningkatkan stamina tubuh yang bisa

dilakukan dengan teratur, menyebabkan aliran darah meningkat. Sehingga terjadi

arteri ataupum kapiler yang bisa menimbukan lebih banyaknya kapiler yang

masuk hingga reseptor insulin lebih aktif masuk dalam tubuh. Dan pada aktivitas

glikogenik selama 12-24 jam saat fase postexercise bisa menjadi pengisian ulang

pada cadangan glukosa pada otot dan hepar, dan aktivitas glikogenik yang

berlangsung secara terus-menerus selama 12-24 jam dengan fase post exercise

yang membuat gula dalam darah kembali berfungsi. Glukosa adalah sumber energi

dalam aktivitas fisik secara langsung yang diperolehi dengan proses glikogenolisis

atau bisa disebut dengan pemecahan glikogen pada hepar,


55

Pada saat gula darah dapat menunun tersedianya gula darah serta asam

lemak leluasa yang dikontrol dengan bermacam hormone khususnya pada insulin,

katekolamin, kortisol, glukagon, dan growth hormone (GH). Semasa melakukan

latihan aktivitas fisik dalam pengeluaran glukagon dapat meningkat, dan juga

katekolamin bisa guna menambah glikogenolisis, disamping itu juga kortisol yang

bisa menaikkan metabolisme protein, dan yang bisa melepaskan asam amino yang

dipakai untuk pada glukoneogenesis. Pada system ini atau cara kerja pada latihan

aktivitas fisik ini bisa menimbulkan peningkatan dalam tingkat glukosa pada

pengidap DM (Damayanti,2021).
56

5. Kerangka Teori

Diabetes Mellitus

1. Definisi DM
2. Kasifikasi DM
Pengobatan & Terapi
3. Faktor Resiko DM
4. Tanda dan Gejala
5. Patofisiologi
6. Diagnosa
7. Komplikasi DM
8. Penatalaksanaan

Kadar Gula Darah Terapi Senam Aerobic

Keadaan dimana gula darah


tinggi dapat menyebabkan
kerusakan saraf.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi


kadar gula darah

1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Kurun Waktu Penderita
Mengalami DM ≥ 10 Tahun
4. Hiperglikemik
5. Riwayat Penyerta
6. Riwayat Merokok

Skema 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula Darah Penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II
Sumber : Lelisman (2020).
57
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan bagian penelitian yang menyajikan

konsep teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian. Kerangka konsep ini

mengacu pada bagian-bagian yang akan diteliti/berhubungan dengan

penelitian dan dibuat dalam bentuk diagram. Fungsi kerangka konsep

mengetahui gambaran penelitian secara keseluruhan. Kerangka konseptual

penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap

konsep lainnya dari masalah yang diteliti. Kerangka konsep ini gunanya

untuk menghubungkan atau menjelaskan secara pabjang lebar tentang setau

topik yang akan dibahas. Kerangka ini dapat didapatkan dari konsep

ilmu/teori yang diapaki sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada

tinjauan Pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang

diteliti. (Hanun Siregar, et al. 2021)

57
58

Faktor penyebab DM tipe 2


1. Factor keturunan atau Diabetes mellitus tipe II
genetic 1. HbA1c>6.5 %
2. Obesitas 2. GDP> 126 mg/dl
3. Usia diatas 30 tahun 3. OGTT > 200 mg/dl
4. Tekanan darah tinggi 4. Gula darah acak >
5. Aktivitas fisik kurang 200 mg/dl
6. Kadar kolesterol
tinggi
Lima
7. Komponen
Stress
penatalaksanaan DM tipe 2
8. Virus dan bakteri
1. Nutrisi ( Diet)
9. Bahan toksik atau
Senam Aerobic
beracun
2. Latihan fisik

3. Pemantauan gula darah


4. Terapi Farmakologi Penurunan kadar gula darah
5. Pendidikan kesehatan

Keterangan :

: Variabel yang diteliti


: Variabel yang tidak diteliti
: Berpengaruh

Skema 3.1 Kerangka Kosep Pengaruh Senam Aerobic Terhadap Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II.
59

B. Desain Penelitin

Desain penelitian merupakan hal esensial dalam sebuah penelitian

yang menggambarkan kerangka metode atau struktur rencana sebuah

penelitian. Rencana tersebut mengindikasikan pada tiga hal, yaitu : kapan

pengumpulan data akan dilakukan, kapan perlakuan diimplementasikan,

berapa jumlah kelompok sampel yang akan dilakukan penelitian. Dapat juga

diartikan desai penelitian merupakan strategi yang digunakan peneliti dalam

melakukan serangkaian tahapan penelitian sehingga dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan atau tujuan penelitian (ade et al., 2022).

Pada penelitian ini menggunakan desain yaitu Quasi Eksperimental

yaitu terdapat 2 kelompok responden, 1 kelompok intervensi dan 1

kelompok kontrol. Kelompok intevensi diobservasi sebelum diberikan

terapi senam aerobic, lalu di observasi Kembali setelah dilaksanakan

intervensi senam aerobi. Desain rancangan yang digunakan dengan

pendekatan nonequivalent Control Group Design.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan praduga atau kesimpulan sementara yang

berkaitan dengan rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, hal ini

dikarenakan jawaban yang akan diberikan haknya masih berdasarkan teori-

teori yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, dan belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui hasil pengumpulan data

hingga analisis data penelitian. Hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban


60

dari pernyataan yang disusun dalam berntuk rumusan masalah (Ramadhani

et al., 2021).

a) Hipotesis Nol (H0)

Hipotesis nol (H0) adalah hipotesis yang menandakan tidak

terdapat korelasi antara variabel penelitian.

H0 : Tidak ada pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada

penderita Diabetes Mellitus.

b) Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipoteis Alternatif (Ha) adalah hipotesis yang adanya korelasi

namun tidak diketahui berada nilainnya

Ha : Adanya pengaruh senam aerobic terhadap kadar gula darah pada

penderita Diabetes Mellitus.

D. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan definisi yang memudahkan dan

menyamakan persepsi tentang suatu konsep penelitian/variabel penelitian,

maka perlu dibuatkan suatu definisi operasional, karena setiap variabel dapat

diartikan secara berbeda-beda oleh orang yang berlainan (Qomariyatus,

2020).
61

Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh Senam aerobic terhadap kadar gula
darah pada penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Seririt II.

No Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Ukur

1 Idependen Latihan fisik atau 1.SOP - -


: Senam senam aerobic Senam
Aerobic yang digunakan Aerobic dan
guna Vidio Senam
mengoptimalkan
aktivitas ritmis
pada otot,
peregangan otot
dan
mereleksasikan
seluruh anggota
tubuh pada
penderita
diabetes mellitus
dengan cara
aktivitas fisik
selama 5-8 menit.
2. Dependen Dalam menekan Diukur dengan Alat: Rasio
: Gula glukosa tubuh bagi melakukan Glukometer Hasil dari
Darah pasien DM itu bisa cek glukosa pengukuran
Puasa diukur melalui alat tubuh glukosa tubuh
glucometer dan dilaksakan puasa bagi pasien
dinyatakan dalam aerobic serta DM :
satuan setelah Normal : < 110
mg/dl. dilaksanakan mg/dl
aerobic. Tinggi : >
126 mg/dl, maka
dari itu gula darah
puasa < 110
mg/dl dikatakan
aman, > 126
mg/dl sudah
dinyakan
menderita DM.
62

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Indra, 2022). Populasi dari penelitian ini bejumlah 85

pasien Diabetes Mellitus tipe 2 yang aktif mengikuti kegiatan prolanis

di Puskesmas Seririt II.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari anggota populasi penelitian yang

diambil untuk di teliti atau digunakan sebagai sumber data penelitian

(Bambang, 2020). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pasien yang aktif dalam mengikuti kegiatan prolanis di Puskesmas

Seririt II. Penghitungan sampel menggunakan metode yang di

kembangkan oleh (Sugiyono, 2020) dengan rumus sebagai beikut :


63

𝑁
𝑛=
1 + N (e)2

85
𝑛=
1 + 85(0,05)2

85
𝑛=
1 + 85 (0,0025)

85
𝑛=
1 + 0,2125

85
𝑛=
1,2125

𝑛 = 70,103

Keteangan :

N = Ukuran Populasi

n = Ukuran Sampel

e = Persen kelonggaran ketidaketelitian karena kesa;ahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Jadi, Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 71 responden.

3. Kriteria Sampel

Penentuan kriteria sampel dapat membantu peneliti untuk

mengurangi bias dari peneliti. Kriteria sampel dibagi menjadi 2 yaitu,

kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun kriteria inklusi dan eksklusi

penelitian sebagai berikut :

a) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti :


64

1) Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang tidak memiliki penyakit

penyerta.

2) Pasien berusia 45-60 tahun

3) Pasien yang bersedia menjadi responden dalam penelitian dan

menyetujui informed consent.

4) Pasien yang mengikuti program DM di Puskesmas Seririt II

b) Kriteria Ekslusi :

Pasien yang mengalami komplikasi penyakit.

4 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini

menggunakan non-probbability sampling dengan purposive sampling

dimana peneliti menentukan sendiri sampel yang akan diambil karena

ada pertimbangan tertentu (Hidayati et al,. 2020).

5. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Seririt II yang

terletak di Desa Banjar Asem, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng,

Bali.

6. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2023.

7. Etika Penelitian

Etika penelitian dilakukan agar menghindari terjadinya Tindakan yang

tidak etis dalam melakukan penelitian, maka dilakukan prinsip-prinsip sebagai

berikut (Latifah, 2022) :

a) Beneficience (Berbuat Baik)


65

Beneficence merupakan prinsip moral yang

mengutamakan Tindakan yang ditunjukan ke kebaikan pasien atau

penyedia keuntungan dan menyeimbangan keuntungan tersebut

dngan risiko dan biaya. Dalam beneficience tidak hanya dikenal

perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi

baiknya lebig besar daripada sisi buruknya.

b) Non-Malficience (Tidak Merugikan)

Non-Malficience merupakan suatu prinsip yang dimana

seorang peneliti tidak melakukan perbuatan yang memperburuk

pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi

pasien sendiri.

c) Justice (Keadilan)

Keadilan adalah suatu prinsip dimana peneliti

memperlakukan sama rata dan adil terhadap kebahabiaan dan

kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan

politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan social, dan

kewarganegaraan tidak dapat mengubah sikap peneliti terhadap

pasiennya.

d) Autonomy (Otonomi)

Dalam prinsip ini seorang peneliti menghormti martabat

manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang

mempunyai hak menetukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini peserta
66

duberi hak untuk berpikir secara logis dan membuat keputusan

sendiri.

e) Confidentiality (kerahasiaan)

Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang

pasien harus dijaga privasu klien. Segala sesuatu yang terdapat

dalam dokumen catatan Kesehatan pasien hanya boleh dibaca dalam

rangka pengobatan pasien. Tidak ada seorangpun yang dapat

memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh pasien

dengan bukti persetujuan.

f) Fidelity (Menepati Janji)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai

janji dan komitmennya terhadap orang lain. Tenaga Kesehatan setiap

pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia

pasien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seorang untuk

mempertahankan komitmen yang dibuatnya, kesetiaan,

menggambarkan kepatuhan tenaga Kesehatan terhaadap kode etik

ang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari tenaga Kesehatan

adalah untuk meningkatkan Kesehatan, mencegah penyakit,

memulihkan Kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

8. Fiduciarity (Kepercayaan)

Prinsip Fiduciarity atau kepercayaan adalah hukum

hubungan atau etika kepercayaan antara dua atau lebih pihak.

Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi antara professional


67

Kesehatan dan pasien. Seseorang secara hukum ditunjuk dan diberi

wewenang untuk memegang asset dalam kepercayaan untuk oraang

lain.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yaitu alat yang digunakan untuk mengukur

variabel-variabel yang akan diteliti. Alat ukur yang yang digunakan pada

penelitian ini merupakan Glukometer dan lembar observasi.

Alat ukur yang digunakan pada variabel independen pada penelitian

ini yaitu berupa standar operasional prosedur (SOP) dengan

penatalaksanaannya berupa pemberian senam aerobic dengan menyertakan

vidio, sedangkan alat ukur yang digunakan pada variabel dependent pada

penelitian ini ialah alat Glukometer untuk mengukur gula darah dan lembar

observasi untuk mencatat hasil dari pemeriksaan pre dan post.

G. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan aktivitas yang dilakukan guna

mendapatkan informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujua dari

suatu penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan

masalah ataupun hipotesis penelitian, untuk dapat menjawabnya diperlukan

data atau informasi yang diperoleh melalui tahapan pengumpulan data.

Pengumpulan data penelitian tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Terdapat Langkah pengumpulan data dan Teknik pengumpulan data yang

harus diikuti. Tujuan dari Langkah pegumpulan data dan Teknik


68

pegumpulan data ini adalah demi mendapatkan data yang valid, sehingga

hasil dan kesimpulan penelitian pun tidak akan diragukan kebenarannya

(Mukhtazar, 2020).

Beberapa Langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam

pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Tahap Persiapan

a) Permohonan izin dari pihak kampus untuk melakukan studi

pendahuluan dengan pihak Puskesmas Seririt II. Peneliti melakukan

permohonan studi pendahuluan dan meminta data dalam menentukan

responden penelitian sesuai kriteria yang diinginkan peneliti.

b) Peneliti mempersiapkan hal-hal yang perlu dipersiapkan seperti SOP,

Alat Ukur dan Instrumen Pengumpulan data

1. Tahap Pelaksanaan

a) Peneliti melakukan izin pengumpulan data yang ditanda

tangani oleh peneliti izin tersebut ditunjukkan kepada kepala

Puskesmas Seririt II.

b) Setelah mendapatkan izin penelitian, peneliti menentukan

responden sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

c) Peneliti memberikan penjelasan kepada responden dan bila

bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk

menandatangani informd consent.

d) Mengukur kadar gula darah pasein


69

e) Mengukur gula darah pasien Diabetes Mellitus sebelum

dilakukan kegiatan senam aerobic.

f) Kaji hal-hal sebelum dilaksanakan melaksanakan senam

aerobic seperti tanda-tanda vital, kesadaran pasien, emosi

pasien dan perhatikan indikasi dan kontradiksi dalam

pemberian senam aerobic.

g) Responden melakukan senam aerobic.

h) Mengukur gula darah pasien setelah hari ke 5.

i) Peneliti melaksanakan pengumpulan data

j) Hasil pengumpulan data dari peneliti secara lengkap,

selanjutnya peneliti melakukan pengolahan data dan analisis

data.

H. Validitas dan Relibilitas

1. Validitas

Validitas merupakan memastikan ukuran yang diperoleh

dengan menggunakan alat ukur tertentu yag merupakan ukuran yang

sebenarnta dari objek tersebut. Cara penilaian validitas ini dengan

mebandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat pengukur

yang akan dinilai validitasnya dengan alat pengukur standar. Alat

pengukur tersebut valid apabila tidak didapatkan perbedaan hasil

pengukuran dengan menggunakan alat pengkur yang membentuk suatu

kontruksi konsep dengan nilai total variabel kompositnya (Purnomo

Windgu & Taufan Bramantoro, 2020).


70

2. Reliabilitas

Reliabilitas ialah instrumen yang digunakan dalam penelitian

untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai

alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang

sebenarnya dilapangan (Mukhtazar, 2020).

I. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan Langkah-langkah yang digunakan untuk

menganalisis data yang sudah diperoleh setelah melakukan penelitian. Data

yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan suatu program

Komputer yaitu Statistival Product and Service Sloution (SPSS) (Indra,

2022) Pengolahan data meliputi:

1. Editing

Hasil dari lapangan harus dilakukan editing terlebih dahulu.

Apabila data-data yang belum lengkap. Jika memungkinkan perlu

dilakukan pengambilan data ulang melengkapi data-data tersebut. Tetapi

apabila tidak memungkinkan, maka data yang tidak lengkap tersebut

tidak diolah atau dimasukkan dalam pengolahan data yang hilang.

2. Koding

Setelah data diedit, selanjutnya dilakukan pengkodean, yakni

mengubah data kalimat menjadi data angka atau bilangan. Koding atau

pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data.


71

a) Koding untuk data umum

1) Usia

➢ 45-55 : 1

➢ 56-60 : 2

2) Jenis Kelamin

➢ Laki-laki : 1

➢ Perempuan : 2

3) Pendidikan

➢ Tidak Sekolah :1

➢ SD :2

➢ SMP :3

➢ SMA :4

➢ Diploma/Sarjana : 5

4) Pekerjaan

➢ Tidak Bekerja : 1

➢ Buruh : 2

➢ Petani : 3

➢ PNS : 4

➢ Swasta : 5

5) Lama Menderita Diabetes

➢ < 2 Tahun : 1

➢ >2 Tahun : 2
72

6) Hasil dari Penurunan Gula Darah Puasa Pre & Post

➢ Normal <110 mg/dl : 1

➢ Tinggi > 126 mg/dl : 2

3. Tabulasi

Tabulasi merupakan pembuatan tabel-tabel yang berisi data yang telah

diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan.

J. Analisa Data

Analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisa yang dilajutkan

menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian/survey. Analisa univariat

ini dapat diartikan sebagai proses analisis per-variabel atau pengolahan

data per-variabel secara statistik deskriptif. Analisis univariat berfungsi

untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa

sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang

berguna, dan pengolahan datanya hanya satu variabel saja. Dalam hal ini

analisis tersebut untuk memberikan gambaran dasar dari data yang telah

dikumpulkan dan diinput ke dalam SPSS (Titi Saparina, et al.,

2020)

Analisa univariat dalam penelitian ini adalah variabel

independen yaitu senam aerobic, dan variabel dependen yaitu senam

aerobic. Data kategorik yang disajikan dalam bentul frekuensi tabel.

Analisa berupa data umum serta data khusus. Data umum berupa nama,
73

umur, jenis kelamin, pekerjaan, pekerjaan, dan lama menderita diabetes

mellitus. Sedangkan data khususnya ialah data sebelum dan sesudah

dilakukan Terapi Senam Aerobic aerobic.

2. Analisa Bivariat

Untuk mengetahui pengaruh anatara dua variabel apakah

signifikan atau tidak signifikan yaitu dengan menggunakan uji

korelasional dengan software SPSS 24. Dalam penelitian ini uji yang

digunakan pearied T-test, sebelum dilakukan uji tesebut terlebih dahalu

data yang dgunakan diuji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk uji ini

digunakan untuk mengidentifikasi apakah suatu peubahan acak

mengikuti ditribusi normal. Uji ini sering diaplikasikan dalam analisis

regresi untuk pemeriksaan asumsi normalitas. Apabila data distribusi

normal, maka data diuji denan pearied T-test apabila distribusi tidak

normal maka digunakan uji altenatif uji Wilcoxon test. Penggunaan

metode penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh suatu peilaku

tehadap suatu variabel yang ingin di teliti. Level yang sering digunakan

untuk standar eror adalah 0,05 dengan kesimpulan apabila sig>0,05

maka Ha diterima dan apabila sig<0,05 maka Ha di tolak.


74
DAFTAR PUSTAKA

Hardika, B. D. (2020). Penurunan gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II
melalui senam diabetes. Medisains, 16(2), 60.
https://doi.org/10.30595/medisains.v16i2.2759
Kemenkes. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten Buleleng 2020. Kementerian
Kesehatan, 100. https://diskes.baliprov.go.id/download/profil-kesehatan-
buleleng-2021/
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Infodatin tetap produktif, cegah, dan atasi
Diabetes Mellitus 2020. In Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI (pp. 1–10).
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/Infodati
n-2020-Diabetes-Mellitus.pdf
Lestari, Zulkarnain, & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Mellitus: Review Etiologi,
Patofisiologi, Gejala, Penyebab, Cara Pemeriksaan, Cara Pengobatan dan Cara
Pencegahan. UIN Alauddin Makassar, November, 237–241. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/psb
Megawati, S. W., Utami, R., & Jundiah, R. S. (2020). Senam aerobic Diabetes Pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Untuk Meningkatkan Nilai Ankle Brachial
Indexs. Jnc, 3(2), 1–6. http://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/24445
Ratnawati, D., Ayu, S., Adyani, M., Fitroh, A., Pembangunan, U., & Veteran, N.
(2019). Pelaksanaan Senam Kaki Mengendalikan Kadar Gula Darah pada
Lansia Diabetes Mellitus di Posbindu Anyelir Lubang Buaya The
Implementation of Foot Exercises Controlled Blood Sugar Levels in Eldery in
Posbndu Anyelir Lubang Buaya. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 11,
49–59. https://jikm.upnvj.ac.id/index.php/home/article/view/14
Webber, S. (2013). International Diabetes Federation. In Diabetes Research and
Clinical Practice (Vol. 102, Issue 2).
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10.013
Widiasari, K. R., Wijaya, I. M. K., & Suputra, P. A. (2021). Diabetes Mellitus Tipe
2: Faktor Risiko, Diagnosis, Dan Tatalaksana. Ganesha Medicine, 1(2), 114.
https://doi.org/10.23887/gm.v1i2.40006
Tandra, Hans. 2020. Diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Luthiani, dkk. 2020. Panduan konseling kesehatan dalam upaya pencegahan
diabetes mellitus. Yogyakarta: CV Budi Utama
Simatupang, Rumiris. 2020. Pedoman Diet Penderita Diabetes Mellitus. Banten:
Anggota IKAPI
In Wahyuni, Khurin. 2019. Diabetes Mellitus. Surabaya: CV. Jakad Media
Publishing
Hanun siregar, mukhlidah. 2021. Metodologi Penelitian Kesehatan. Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zain.

74
75

Agustianti, dkk. 2022. Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif. Makassar: CV.
Tohar Media
Ramadhani, Rahmi dan Nurani Sri Bina. 2021. Statistik Penelitian Pendidikan :
Analisis Perhitungan Matematis dan Aplikasi SPSS. Jakarta: Kencana
Setiana, Anang dan Rina Nuraeni. 2020. Riset Keperawatan. Jawa Barat: LovRinz
Publishing
Praserta, Indra. 2022. Metodologi Penelitian Pendekatan Teori dan Praktik. Medan:
UMSU PRESS
Sugeng, Bambang. 2020. Fundamental Metodologi Penelitian Kuantitatif
(Eksppanatif). Yogyakarta: CV Budi Utama
Irwan. 2018. Etika Dan Prilaku Kesehatan. Yogyakarta: CV. Absolute Media
Mukhtazar. 2020. Prosedur Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Absolute
Media
Purnomo Windhu, Taufan Bramantoro. 2020. Pengantar Metodologi Penelitian
Bidang Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press
Trismanjaya Victor, Taruli Rohana. 2019. Analisis Data Statistik Parametik
Aplikasi SPSS dan STATCAL. Sumatra Utara: Yayasan Kita Menulis
Titi, S.l. Fitria, Y. Moh. G,N. 2020. Buku Ajar Manajemen Data Menggunakan
Aplikasi EpiInfo dan SPSS. Jakarta: Guaepedia
Mobalen, Oktovina. 2021. Monograf Hubungab Fungsi Manajemen Rawat Inap
Dengan Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zain.
76
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI TAHUN 2022/2023


November 2022 Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023 Maret 2023 April 2023 Mei 2023 Juni 2023 Juli 2023
Kegiatan Penyusunan Skripsi
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
Pembagian Pembimbing
Proses Pengajuan Judul
Proses Bimbingan Proposal
UJIAN PROPOSAL
Proses Perbaikan Proposal
Proses Penelitian
Proses Bimbingan hasil dan pembahasan
UJIAN SKRIPSI
Proses Perbaikan Skripsi
Proses Pengumpulan Hard & Soft Copy
Skripsi
Pengumpulan Nilai Mata Kuliah
SKRIPSI

Singaraja, 20 Mareti 2023

I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani


Lampiran 2 : Pernyataan Keaslian Tulisan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya bertanda tangan dibawah ini:

Nama : I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani


NIM : 19089014002
Jurusan : S1 Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenernya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, buka merupakan pengambilan tulisan atau pemikiran

orang lain yang saya akui sebagau tulisan atau pemikiran saya sendiri. Apabila

dikenakan hari dapat diberikan bahwa tugas akhir ini adalah jiplak maka saya

bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Singaraja, 20 Maret 2023


Yang Membuat Pernyataan

I Gusti Ayu Agung Dwi Apriliani


NIM. 19089014002
Lampiran 3: Lembar Kesediaan Menjadi Pembimbing I
Lampiran 4: Lembar Kesediaan Menjadi Pembimbing I
Lampiran 5 : Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 6 : Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 7 : Lembar Observasi

LEMBAR OBSERVASI

Nama Responden :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Lama Menderita DM :
Alamat :
Tgl/Jam Pemeriksaan :

Hasil Test Glukometer


Titik Lokasi Gula Darah
Normal Tinngi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Lampiran 8 : SOP Senam Aerobic

SOP (SATUAN OPERASIOAN PROSEDUR)


SENAM AEROBIC

PENGERTIAN Senam Aerobic yang dirancang menurut usia dan status fisik dan
merupakan bahgian daru pengobatan diabetes mellitus.
TUJUAN 1. Glukosa darah terkontrol
2. Faktor resiko penyakit kardiovaskuler
dihambat/diperbaiki
3. Pencegahan terjadinya DM dini
4. Kebutuhan pemakaian obat oral berkurang
TEMPAT Puskesmas Seririt II
PROSEDUR PELAKSANAAN
Semua gerakan dilakukan dalam hitungan 2 × 8
Gerakan pemanasan
Gerakan pemanasan 1 Badan tegap dengan sikap sempurna,
Gerakan pemanasan 2 Kaki berjinjit satu dan kedua tangan disimpan di pinggang.
Gerakan pemanasan 3 1) Salah satu kaki Tarik kebelakang.
2) Kepalkan kedua tangan simpan di atas dada dan
pinggang.
3) Lakukan gerakan jalann di tempat dengan ayunan tangan.
Gerakan pemanasan 4 1) Simpan tangan yang terlentang diatass dada.
2) Tundukan kepala.
Gerakan pemanasan 5 Satu tangan direntangkan sementara tangan yang lain disimpan
di dada.
Gerakan pemanasan 6 1) Kepala di miringkan kekanan dan ke kiri.
2) Kedua tangan di simpan di pingggang.
3) Jalan di tempat.
Gerakan pemanasan 7 1) Langkahkan kaki ke kanan dan kekiri 1 langkah.
2) Tangan mengepal.
3) Bahu diangkat dan diputar ke belakang.
Gerakan pemanasan 8 1) Langkah kaki ke kanan dann ke kiri 2 langkah.
2) Tangan mengepal di sisi badan.
3) Bahu diangkat bergantian ke kenan dan kekiri
Gerakan pemanasan 9 1) Langkahkan kaki ke depan 1 langkah.
2) Kepalkan tangan dan simpan di dada.
3) Tarik ke atas dan ke bawah
Gerakan pemanasan 10 1) Langkahkan kaki ke samping kanan dan kekiri sebanyak
2 langkah.
2) Satu kaki melangkah ke depan dan kaki yang lain
mundur.
3) Lakukan secara bergantian.
Gerakan pemanasan 11 1) Angkat tangan ke depan.
2) Satu kaki melangkah ke depan dan kaki lain mundur.
3) Lakukan secara bergantian
Gerakan pemanasan 12 1) Langkahkan kaki ke kanan dan kiri secara bergantian.
2) Kedua tangan simpan di depan.
3) Lakukan gerakan membuka dan menutup bergantian.
Gerakan pemanasan 13 1) Langkahkan kaki ke kanan dan ke kiri secara bergantian.
2) Kedua tangan simpan di depan
3) Lakukan gerakan membuka dan menutup bergantian.
Gerakan pemanasan 14 1) Posisi awal.
2) Kedua siku di tekuk dan telapak tangan mengepal di sisi
pinggang.
3) Dorong kaki kanan dan kedua lengan kebelakang
kemudian dilajutkan dengan kaki kiri.
Gerakan pemanasan 15 1) Kedua tangan di angkat ke atas.
2) Kaki kanan serong ke kanan depan secara bergantian.
Gerakan pemanasan 16 1) Ayunkan kedua lengaan bersama.
2) Tangan kanan lurus di sisi bahu kanan sejajar dengan
bahu dan tangan kiri lurus sejajar dengan bahu.
3) Kaki kanan diangkat kemudian seterusnya.
Gerakan pemanasan 17 1) Tubuh tangan di angkat ke atas.
2) Tangan kanan seperti menyentuh tumit kaki kanan.
3) Begitupun sebaliknya
Gerakan pemanasan 18 1) Kaki dibuka.
2) Lutut sedikit di tekuk.
3) Begitupun sebaliknya.
Gerakan pemanasan 19 1) Kedua kaki terbuka.
2) Kedua tangan disamping kepala sejajar dengan bahu.
3) Putar sisi tubuh kearah kanan dan kiri bergatian.
Gerakan pemanasan 20 1) Ayunkan lengan ke samping kiri dan samping kanan
bergantian.
2) Kaki kiri di tekuk ke belakang.
Gerakan pemanasan 21 1) Kaki di buka lebar, satu kaki melangkah kedepan.
2) Tekuk lutut kea rah kanan.
3) Silagkan kedua tangan ke atas kanan dan kiri.
Gerakan pemanasan 22 1) Kaki kanan terbuka.
2) Tangan kanan terpumpu di paha kanan
3) Tangan kiri lurus ke atas
Gerakan pemanasan 23 1) Tubuh menghadap ke kanan dan ke kiri
2) Tangan lurus ke kana atau kekiri sejajar dengan bahu
dan di Tarik statis.
Gerakan pemanasan 24 1) Badan menghadap kanan atau kiri.
2) Tangan direntangkan ke atas.
3) Salah satu kaki di Tarik kebelakang.
Gerakan pemanasan 25 1) Kaki kanan atau kiri menekuk ke depan.
2) Samping kanan atau kiri lurus kebelakang.
3) Kedua tangan bertumpu di paha.
Gerakan pemanasan 26 1) Kaki kanan di luruskan.
2) Tangan kanan menyentuh ujung kaki kanan.
3) Lakukan bergantian.
Gerakan pemanasan 27 1) Kaki kiri melangkah kedepan.
2) Kkedua tangan lurus kedepan.
3) Ditarik kebelakang dan ditahan di depan dada di samping
telinga.
4) Lakukan bergantian.
Gerakan pemanasan 28 1) Kaki kanan melangkah kedepan.
2) Kkedua tangan lurus kedepan.
3) Ditarik kebelakang dan ditahan di depan dada di samping
telinga.
4) Lakukan bergantian.
Gerakan pemanasan 29 1) Kaki kiri melangkah kedepan.
2) Kedua tangan tertumpu di kedua paha.
3) Lutut kanan di tekuk.
Gerakan pemanasan 30 Sikap Sempurnam
PEREGANGAN
Gerakan 1 2, 3, 4, 5 1) Tangan lurus kedepan
2) Tangan kiri lurus ke depan
3) Tangan kanan lipat ke bahu kiri
4) Tanga kiri lipat ke bahu kanan
5) Telapak kanan terbuka di samping telinga
6) Telapak kiri terbuka di samping telinga kiri
Gerakan inti
Inti 1 1) Badan tegak
2) Langkah kaki kanan ke depan 1 langkah.
3) Kepalkan tangan ke atas.
4) Dengan hitungan angkat dan Tarik tangan sejajar dengan
bahu.
Inti 2 1) Kaki melangkah kedepan
2) Tangan mengepal dari perut diangkat keatas kepala.
3) Lakukan seterusnya.
Inti 3 1) Tangan tangan mengepal.
2) Badan serong ke kana.
3) Kaki kiri membuka ke samping kiri.
Inti 4 dan 5 1) Melangkah maju 1 langkah.
2) Tangan mendorong ke depan.
3) Mundur 1 langkah
4) Tangan di dorong ke depan kemudian rentangkan ke
atas.

Inti 6 1) Kedua tangan mengepal kemudian Tarik ke belakang.


2) Kaki kanan melangkah kedepan.
3) Lakukan bergantian.

Inti 7 1) Langkahkan kedepan kaki kiri.


2) Tangan kiri direntangkan, tangan kanan siman di dada.
3) Kedua tangan menganyun kekanan dan kiri.
Inti 8 1) Angkat kaki kiri kebelakang
2) Kedua tangan di rentangkan kedepan
3) Lakukan bergantian degan kaki kanan
Inti 9 1) Buka kaki
2) Langkahkan ke depan kki kanan dan kaki kiri mundur ke
belakang.
3) Telapak tangan di buka, tangan kiri bentangkan dan
kanan simpan di dada
4) Ayunkan kekanan kekiri
Inti 10 1) Buka kaki kiri kesamping kiri
2) Langkahkan ke depan kaki kanan dan kaki kiri mundur
kebelakang
3) Angkat kedua tangan keatas.
Inti 11 1) Buka kaki kiri kesamping kiri
2) Kedua tangan sejajar dengan dada
3) Rentangkan tangan ke bawah
4) Lakukan bergantian dengan kaki kanan
Inti 12 1) Kaki kiri melangkah kesamping
2) Kedua tangan direntangkan sejajar dengan pertutt
Gerakan relaksasi
Gerakan 13 1) Tangan di depan
2) Rentangkan bersama melangkah kesamping kanan dan
kiri.
Gerakan 14 1) Kedua tangan di rentangkan sejajar bahu dengan kedua
tangan di kepal di dada.
2) Kaki langkahkan ke kanan dan kekiri
Gerakan 15 1) Kedua tangan mengayun ke atas
2) Kaki langkahkan ke kanan
Gerakan 16 Sikap sempurna
Pendinginan
Pendinginan 1 1) Langkahkan kaki kiri kesamping
2) Lutut kiri tekuk
3) Kedua lengan direntangkan
4) Kepala di tundukan
Pendinginan 2 1) Kaki kanan di buka
2) Lengan di depan dada
3) Tubuh di Tarik kea rah kanan dan tahan beberapa detik.
Pendinginan 3 1) Kaki kanan melangkah ke depan
2) Tangan dibentangkan
Pendinginan 4 1) Kaki kiri maju ke depan
2) Lutu di tekuk
3) Kedua lengan direntangkan ke depan
4) Telapak tangan menghadap ke dalam
Pendinginan 5 1) Kaki kiri di depan
2) Tangan kiri di bentangkan ke belakang tangan kanan
menjadi penyangga
Pendinginan 6 1) Kaki kiri maju ke depan
2) Kaki kanan ke belakang
3) Kedua tangan bertumpu di paha.
Pendinginan 7 1) Kaki di bukak kesamping
2) Tangan kana menarik sikut kiri kea rah belakang
Pendinginan 8 1) Menghadap ke kanan
2) Kaki kanan di tekuk dan kaki kiri lurus
3) Kedua tangan lurus menghadap kekanan
Pendinginan 9 1) Menghadap ke kanan
2) Kaki kiri jinjit
3) Kaki kanan lurus dan kedua lengan ke atas
Pendinginan 10 1) Kaki kiri tarik kebalakang
2) Kaki kanan di tekuk
3) Kedua tangan bertumpu di kaki kanan
Pendinginan 11 1) Menghadap ke kanan
2) Rentangkan tangan kana seperti menyentuh ujung kaki kiri
3) Kaki kiri di tekuk, kaki kanan lurus sejajar dengan tangan.
Pendingin 12 1) Kaki kanan melangkah kesamping
2) Kesua lengan direntangkan
3) Kedua lutut di tekuk sedikit
Pending 13 Sikap Sempurna
Lampiran 9 : SOP Pemeriksaan Gula Darah

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


“ PEMERIKSAAN GULA DARAH ”

STANDAR
PROSEDUR PEMERIKSAAN GLUKOSA DALAM DARAH (GDS)
OPERASIONAL
Pengertian Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula
darah seseorang.
Nilai Normal GDS Dewasa : serum dan plasma = 140 mg/dl darah lengkap =
120mg/dl
Anak : 120 mg/dl
Lansia : serum dan plasma = 160 mg/dl darah lengkap = 140
mg/dl
Indikasi Penderita DM
Tujuan Untuk mengetahui kadar gula sewaktu sebagai indikator adanya
metabolisme karbohidrat
Persiapan alat 1. Glukometer / alat monitor kadar glukosa darah
2. Kapas Alkohol
3. Hand scone bila perlu
4. Stik GDA / strip tes glukosa darah
5. Lanset / jarum penusuk
6. Bengkok
7. Tempat sampah
Persiapan lingkungan 1. Menjaga privasi klien
2. Sebelum dilakukan tindakan probandus / orang
coba diberi informasi untuk tidak makan (puasa)
mulai jam 10 malam (sekitar 12 jam sebelum
praktikum dimulai)
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscone bila perlu
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat di samping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
8. Mengurut jari yang akan ditusuk (darah diambil dari salah
satu ujung jari telunjuk, jari tengah, jari manis tangan kiri /
kanan).
9. Desinfeksi jsri ysng sksn ditusuk dengan kapas alcohol
10. Menusukkan lanset di jari tangan pasien, dan biarkan darah
mengalir secara spontan
11. Tempatkan ujung strip tes glukosa darah (bukan diteteskan )
secara otomatis terserap ke dalam strip
12. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang
stik GDA.
13. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas alkohol.
14. Alat glukometer akan berbunyi dan bacalah angka yang
tertera pada monitor.
15. Keluarkan strip tes glukosa dari alat monitor
16. Matikan alat monitor kadar glukosa darah
17. Membereskan alat.
18. Mencuci tangan.
19. Dokumentasi : catat hasil pada buku catatan
Lampiran 10 : Buku Lembar Bimbingan
Lampiran 11 : Kwitansi Pembayaran Proposal

Anda mungkin juga menyukai