Disusun Oleh:
Kelompok 2
PSIK 3Bp
Alhamdulillah, segala puji kehadirat Allah SWT, pencipta alam semesta, tidak lupa
sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw. karena atas rahmat
dan karunia Allah tugas ini dapat kami selesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing, Devi SetyaPutri, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan teman–teman semua
yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas akademik terstruktur perspsi sensori Program
Studi S1 Keperawatan dan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami susun. Dengan harapan dapat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu, semua krtik dan saran senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................................3
D. D.MANFAAT PENELITIAN..........................................................................................................3
A. Kesimpulan.............................................................................................................................24
B. Saran......................................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24
ii
BAB I
PENDAHULUANA
A. LATAR BELAKANG
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah“Apakah ada hubungan pengetahuanperawatan kakiterhadap
perilakupencegahan ulkus diabetikpada klienDMtipe 2di wilayah kerjaPuskesmas
Sukoharjo?”
2
C.TUJUAN PENELITIAN
1.Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan perawatan kaki terhadap perilaku pencegahan ulkus
diabetikpada klien DMdi wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo.
2.Tujuan Khusus
a.Mengidentifikasi tingkat pengetahuan perawatan kaki pada klien DMtipe 2.
b.Mengidentifikasi perilaku pencegahan ulkus pada klien DM tipe 2.
c.Menganalisishubungan tingkat pengetahuan perawatan kaki terhadap perilaku
pencegahan ulkus diabetik pada klien DMtipe 2 di wilayah kerja PuskesmasSukoharjo.
D.MANFAAT PENELITIAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ulkusdiabetes
Thickness) atau keseluruhan (Full Thickness) pada daerah kulit yang meluas ke
jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada
seseorang yang menderita penyakit Diabetes Melitus (DM), kondisi ini timbul
akibat dari peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki
berlangsung lama, tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak sembuh, luka akan
menjadi terinfeksi. Ulkus kaki, infeksi, neuroarthropati dan penyakit arteri perifer
2. Penyebab ulkusdiabetikum
Penyebab dari ulkus kaki diabetik ada beberapa komponen yaitu meliputi
dan edema. faktor penyebab terjadinya ulkus diabetikum terdiri dari 2 faktor yaitu
faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu genetik metabolik, angiopati
diabetik,neuopatidiabetiksedangkanfaktoreksogenyaitutrauma,infeksi,danobat
(Wijaya,AndraSaferidanMariza Putri,2013).Terdapat2penyebabulkusdiabetik
secaraumumyaituneuropatidanangiopatidiabetik.Neuropatidiabetikadalahsuatu
kelainan pada urat saraf akibat dari diabetes melitus akibat kadar gula dalamdarah
4
yang tinggi dapat merusak urat saraf penderita dan menyebabkan hilang atau
menurunnya sensasi nyeri pada kaki, apabila penderita mengalami trauma kadang-
kadang tidak terasa. Kerusakan saraf menyebabkan mati rasa dan menurunnya
kemampuanmerasakansensasisakit,panasataudingin.Titiktekanan,sepertiakibat
pemakaiansepatuyangterlalusempitmenyebabkanterjadinyakerusakansarafyang
dapat mengubah cara jalan klien. Kaki depan lebih banyak menahan berat badan
sangat rentan terhadap luka tekan. Dapat disimpulkan bahwa gejala neuropati
meliputi kesemutan, rasa panas, rasa tebal di telapak kaki, kram, badan sakit semua
yang terdapat pada penderita diabetes. Pembuluh darah besar atau kecil pada
gumpalan darah. Jika terjai sumbatan pada pembuluh darah sedang atau besar pada
tungkai, maka dapat mengakibatkan terjadinya gangrene diabetic, yaitu luka pada
antibiotik sehingga kulit sulit sembuh. Dengan kata lain, meningkatnya kadar gula
darahdapatmenyebabkanpengerasan,bahkankerusakanpembuluhdaraharteridan
(Maryunani,2013).
5
3. Klasifikasi ulkusdiabetikum
Klasifikasi ulkus diabetik menurut (Wijaya, Andra Saferi dan Mariza Putri, 2013)
Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam keadaan utuh dengan
Derajat IV : Gangren yang terdapat pada jari kaki atau bagian distal kaki dengan
Derajat V : Gangren yang terjadi pada seluruh kaki atau sebagian pada tungkai.
menurut (Nurarif & Kusuma, 2015) perfusi perifer tidak efektif merupakan
6
kulityangselanjutnyamengakibatkanterjadinyaperubahanditribusitekananpada
infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang akan lebih lanjut menambah
rumitnya pengelolaan kaki diabetes (Wijaya, Andra Saferi dan Mariza Putri,
2013).
Ulkus diabetikum terdiri dari adanya kavitas sentral dan biasanya lebih
besar disbanding pintu masuknya, dikelilingi oleh kalus keras dan tebal. Awalnya
dampak terhadap saraf perifer, keratin, kolagen dan suplai vaskuler. Dengan
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin yang keras pada daerah kaki yang
dan akhirnya ruptur yang melus sampai ke permukaan kulit dan menimbulkan
konsekuensi system imun yang abnormal, bakteri sulit dibersihkan, dan infeksi
terjadinya luka. Terjadinya masalah luka pada pasien diabetik terkait erat dengan
pengaruh pada saraf yang terdapat pada kaki dan biasanya dikenal dengan
7
neuropati perifer (Wijaya, Andra Saferi dan Mariza Putri, 2013). Pada neuropati
mekanismeumumyangdapatdijelaskanadalahAdanyaPolyolPathway.Kejadian
oksigendanuntuksintesisvasodilatornitricoksida(NO).terjadinyapeningkatkan
iskemia, yang pada akhirnya meningkatkat injuri pada sel saraf dan kematian.
protein sel saraf dan aktivasi yang tidak tepat dari protein kinase C, yang
(PAD) yang merupakan factor perkembangan ulserasi kaki sampai 50% kasus.
Kondisi ini umumnya mempengaruhi arteri peroneal pada otot betis dan arteri
tibialis. Disfungsi sel endotelial dan abnormalitas sel otot polos berkembang pada
8
hiperglikemia pada diabetes dihubungkan dengan peningkatkan thromboxaneA2,
Akumulasi kondisi diatas memicu terjadinya penyakit obstruksi arteri yang pada
RisikoulserasipadaDM.Efeksirkulasiinilahyangmenyebabkankerusakanpada
saraf.Haliniterkaitdenganneuropatiyangberdampakpadasistemsarafautonom, yang
mengontrol fungsi otot-otot kalus, kelenjar dan organ visceral (Tarwoto &
Dkk.,2012).
Andra Saferi dan Mariza Putri, 2013). Peningkatan viskositas darah yang terjadi
pada pasien diabetes timbul berawal pada kekakuan mernbran sel darah merah
sejalandenganpeningkatanaggregasieritrosit,Karenaseldarahmerahbentuknya
harus lentur ketika melewati kapiler, kekakuan pada membran sel darah merah
non enzimatik protein spectrin membran sel darah merah bertanggungjawab pada
kekakuan dan peningkatan aggregasi yang telah terjadi. Akibat yang terjadi dari
hampir sama seperti yang terlihat dengan hemoglobin dan berbanding lurus
9
Penurunan aliran darah akibat dari perubahan viskositas memacu
Iskemia perifer yang terjadi lebih lanjut disebabkan oleh adanya peningkatan
merugikan yang ditimbulkan oleh hiperglikemia yaitu terhadap aliran darah dan
(Wijaya,AndraSaferidanMarizaPutri,2013).Sehinggaterjadinyaperfusiperifer
tidak efektif yang sering ditandai dengan pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer
menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit
menurun, warna kulit pucat, edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle
(DM 2)
Adapun manifestasi klinis dari perfusi perifer tidak efektif menurut (SDKI, 2016) :
10
e) ABI<0,90
f) Parastesia
g) Tugor kulitmenurun
h) Edema
pada organ tubuh, tempat yang paling sering pada kaki dan tangan (peripheral
edema), abdomen (asites) dan pada dada (edema pulmonal). Jadi edema
penyembuhan ulkus kaki diabetik terjadi karena empat faktor yaitu adanya
hiperglikemiayangberlangsungsecaraterusmenerus,lingkunganpro-inflamasi,
penyakit arteri perifir, dan neuropati perifir, keempat keadaan di atas secara
tekanan darah sistolik yang diukur pada pergelangan kaki dengan arteri
brachialis. Dalam kondisi normal, nilai dari ABI adalah >0,9, ABI 0,71–0,90
terjadi iskemia ringan, ABI 0,41–0,70 telah terjadi obstruksi vaskuler sedang,
ABI 0,00–0,40 telah terjadi obstruksi vaskuler berat. Perjalanan alami PAD
11
mencakup penurunan nilai ABI seiring perjalanan waktu. Dari serangkaian
mengalami penurunan rata-rata 0,06 tiap 4,6 tahun. Tingkatan ABI juga dapat
dimana tekanan darah sistolik di bawah atau sama dengan 50 mmHg sering
dihubungkan dengan angka amputasi yang tinggi (Norgren L, Hiatt WR, 2007).
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat berhenti
berjalan,tanpaharusduduk.GejalainimunculjikaAnkle-BrachialIndex<0,75.
lukasecepatnya.Mengatasiulkuskakidiabetikdanmenurunkankejadianberulang
DM (Tarwoto, 2012:230).
mengalamikegagalandalamprosespenyembuhansesuaidenganyangseharusnya
jauh dan infeksi. Menurut Frykberg, R. G., Zgonis, T., Armstrong, D. G.,Driver,
V. R. & M., Kravitz (2006) menyatakan area penting dalam manajemen ulkus
12
evaluasi ulser, manajemen dasar luka dan menurunkan tekan. Adapun dapat
a. Manajemenkomorbiditi.
multidisplin untuk mencapai tujuan yang optimal pada ulkus kaki diabetik.
b. Evaluasi statusvaskuler
harus dikaji pada pasien dengan ulkus, selama sirkulasi terganggu luka akan
vaskulerdapatberupaedema,karakteristikkulityangterganggu(tidakadarambut,
penyakitkuku,penurunankelembaban),penyembuhanlambat,ekstremitasdingin,
proses penyakit, proses patologi spesifik, tingkatan lesi pada pembuluh darah dan
sejauhmanakeparahankerusakanpembuluhdarah.Pemeriksaandiagnostikuntuk
mengetahui fungsi pembuluh darah meliputi pemeriksaan non invasif dan invasif.
13
segmental, perhitungan TcPO2 dan magnetic resononce angiography (MRA)
malnutrisi dan tingkat mobilisasi dan aktivitas. Selain itu depresi dan penyakit
mental juga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan (Tarwoto & Dkk., 2012)
tindakan yang akan dilakukan. Evaluasi awal dan deskripsi yang detail menjadi
Untuk itu diperlukan pemilihan balutan yang menjaga kelembaban luka. Dalam
14
pemilihan jenis balutan, sangat penting bahwa tidak ada balutan yang paling tepat
f. PenurunanTekanan/Off-Loading
komplekyangdalampenatalaksanaannyaharussistematik,dandenganpendekatan
timinterdisiplin.Perawatmemilikikesempatansignifikanuntukmeningkatkandan
menasihati pasien terhadap factor Risiko, dan mendukung praktik perawatan diri
yangtepat.
(DM2)
1. Pengkajian
sosial,maupunspiritual.Tujuanpengkajianadalahuntukmengumpulkaninformasi dan
membuat data dasar klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam
mellitus dengan ulkus diabetic menurut (Wijaya, Andra Saferi dan Mariza Putri,
2013):
15
a. PengumpulanData
1) IdentitasPasien
Identitas pasien dapat meliputi identitas pasien secara umum yang terdiri dari
namapasien,umur,jeniskelamin,pendidikan,agama,alamat,pekerjaan,status
perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal masuk rumah sakit dan
diagnosa medis.
2) Keluhanutama
Keluhan utama yang dirasakan pasien biasanya yaitu adanya rasa kesemutan
pada kaki atau tungkai bawah, rasa raba menurun, adanya nyeri pada luka dan
Riwayatkesehatansekarangterdiridarikapanlukaterjadi,penyebabterjadinya
4) Riwayat kesehatandahulu
dengandefisiensiinsulinmisalnyapenyakitpancreas.Adanyaobesitas,riwayat
5) Riwayat kesehatankeluarga
16
Riwayat kesehatan keluarga dapat di lihat dari genogram keluarga yang akan
6) Riwayatpsikososial
penderita.
b. Pemeriksaanfisik
1) Aktivitas danistirahat
2) Sirkulasi
AdanyariwayatAMI,klaudikasi,hipertensi,kebas,kesemutan,ulkuskakidan
postural, penurunan atau absen nadi, disritmia JVP, kulit yang kering, hangat
dan mataacekung.
3) Integritas ego
Stress danansietas
4) Eliminasi
17
Perubahan pola berkemih, polyuria, nocturia, nyeri dan panas serta kesulitan
kembung,urinberwarnakuningpekat,polyuriamenjadioliguriadananurijika
terjadi hypovolemia, urin berbau keruh (infeksi), perut kerat dan berdistensi,
5) Makan/Minum
6) Neurosensory
Gejala yang dirasakan dapat berupa pusing, sakit kepala, kesemutan , kebas
7) Nyeri/kenyamanan
Pasien DM dapat merasakan nyeri pada perut dan kembung. Tanda yang
muncul yaitu ekspresi muka menyeringai saat palpasi abdomen dan sikap
melindungi.
8) Pernafasan
Pernafasan dapat menunjukkan nafas cepat (DKA), batuk dengan atau tanpa
9) Keamanan
Pada pasien dm sering mengeluh gatal, kulit kering dan ulkus pada kulit.
c. PemeriksaanLaboratorium
1) PemeriksaanDarah
18
Pemeriksaandarahdapatmeliputipemeriksaanglukosadarahyaitu:GDS>200
mg/dl, dua jam post prandial >200 mg/dl, dan gula darah puasa > 120mg/dl
2) Urine
dengan cara benedict (reduksi). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
3) Kulturpus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotic yang sesuai
2. Diagnosakeperawatan
keluarga dan masyarakat terhadap kesehatannya baik secara actual atau potensial,
akuntabilitasdapatmengidentifikasidanmemberikanintervensisecaratepatuntuk
mencegah,menjaga,menurunkan,membatasisertamerubahstatuskesehatanklien
(Herdman,2012).Adapundiagnosakeperawatanyangakanditelitipadapenelitian ini
yaitu Perfusi Perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri
dan/atau vena ditandai dengan pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun
atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun,
warnakulitpucat,edema,penyembuhanlukalambat,indeksanklebrachial<0,90, bruit
19
3. Rencanakeperawatan
kebutuhannyaberdasarkandiagnosakeperawatan.Perencanaandapatmemberikan
kesempatan kepada perawat, klien , keluarga dan orang terdekat untuk merumuskan
kesehatanyangdihadapiklien.Adapunrencanakeperawatanpadaperfusijaringan tidak
Classification (Buluchek et al., 2013) dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:
20
<0,90, 5. Tidak terjadi 7. Monitor status cairan,
j. bruit femoral, edema pada termasuk asupan dan
k. parastesia perifer keluaran
l. Nyeri ekstremitas
1 2 3
4. Implementasi
Implementasi merupakan komponen keempat dari proses keperawatan
setelah merumuskan rencana asuhan keperawatan. Implementasi merupakan suatu
bentuk dari prilaku keperawatan yang sangat diperlukan untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan diberikan. Dalam
teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen
21
perencanaan dari proses keperawatan. (Potter & Perry, 2005).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan bentuk perbandingan yang terencana dan
sistematis antara hasil akhir yang diamati dengan tujuan atau kriteria hasil yang sudah
dibuat pada perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan yang
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya (Asmadi, 2008). Perumusan evaluasi
keperawatan meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni
subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
(pembandingan data dengan teori), dan perencanaan (Asmadi, 2008). Hasil yang
diharapkan dari asuhan keperawatan pada pasien ulkus diabetikum dengan perfusi
perifer tidak efektif ini adalah capilary refil pada jari-jari tangan dalam batas normal
(< 2 dtk) ,tekanan darah sistolik dalam batas normal (<140 mmhg), tekanan darah
diastolik dalam batas normal (< 90 mmhg) ,tekanan nadi (dalam batas normal (60-
100 mnt) serta tidak terjadi edema pada perifer.
22
Terdapat luka diabetikum.
e. Kontraindikasi
Alergi terhadap madu.
f. Kelebihan dan Kekurangan
g. Prosedur Kerja
Bahan:
Madu murni kandungan air di bawah 18%.
Sterile gauze
Bandage
1. Luka dibersihkan dengan normal saline.
2. Seluruh permukaan luka dilapisi dengan satu lapisan madu yang tebal.
3. Luka kemudian ditutup dengan sterile gauze dan bandage.
4. Tindakan ini dilakukan selama 2 kali sehari.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang saya buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Diabetes
Militus (DM) ini sangat brrbahaya dan menakutkan. Banyak sekali faktor yang
menyebabkan seseorang menderita penyakit Diabetes Militus. Seperti conohnya,
Obesitas(berat badan berlebih),faktor genetis, pola hidup yang tidak sehat (jarang berolah
raga), kurang tidur, dan masih banyak yang lainnya.
B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati – hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan istirahat
yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau minuman
yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
24
Corwin, Elizabeth.2001. Buku Saku Patafisiologi. Jakarta:EGC
Irianto, Kus.2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung
ttps://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=makalah+diabetes+melitus
25