Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DIET UNTUK

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN YANG


MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD DR.DORIS SYLVANUS

PROPOSAL
SKRIPSI

OLEH :
TRIXY DESTIA JULIANI

PO.62.31.3.17.435

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2020
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DIET UNTUK
MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN YANG
MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD DR.DORIS SYLVANUS

OLEH:
TRIXY DESTIA JULIANI
NIM. PO.62.31.3.17.435

Proposal Skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan disetujui untuk diuji:
Hari/Tanggal : Senin, 08 Juni 2020
Waktu : 09.30 – 11.00 WIB
Tempat :

Pembimbing I, Pembimbing II,

Fretika Utami Dewi, S.Gz, M.Pd Retno Ayu Hapsari,S,Gz,M,Nutr & Diet
NIP.197802182000122004 NIP. 198611072010122002
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan Penelitian..........................................................................
1.Tujuan Umum.....................................................................
2.Tujuan Khusus....................................................................
D. Manfaat Penelitian........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kerangka Teori.............................................................................
1. Definisi Gagal ginjal kronik dengan Hemodialisis
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan dan Ketidakpatuhan Pasien
Hemodialisis
5. Penatalakasanaan Diet Hemodialisis
6. Media Video
7. Pengetahuan
8. Sikap
9. Penelitian yang Mendukung

B. Kerangka Konsep..........................................................................
C. Hipotesis Penelitian......................................................................
D. Definisi Operasional.......................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis dan Desain Penelitian..........................................................
B. Populasi dan Sampel.....................................................................
C. Waktu dan Lokasi Penelitian........................................................
F. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data...........................................
I. Prosedur Penelitian.......................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
LAMPIRAN..................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan proposal skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Terapan Gizi dan Dietetika pada Program Studi Sarjana Terapan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya.

Proposal Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Dhini, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes Palangka raya.

2. Ibu Nila Susanti, SKM, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Palangka Raya.

3. Bapak dan Ibu dosen pengajar Dosen pembimbing dan staf Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

4. Ibu Fretika Utami Dewi, S.Gz, M.Pd selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan semangat kepada penulis sehingga
proposal ini bisa terselesaikan.

5. Ibu Retno Ayu Hapsari,S,Gz,M,Nutr & Diet. selaku Pembimbing Pendamping


yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis sehingga
proposal ini bisa terselesaikan.

6. Keluarga yang selalu mendoakan dan memberikan semangat.

Palangka Raya, Juni 2020


Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting didalam
tubuh. Fungsi tersebut diantaranya mengatur kosentrasi garam dalam darah, dan
mengatur keseimbangan asam basa serta eksresi bahan buangan kelebihan garam.
Mengingat fungsi ginjal yang sangat penting maka keadaan yang dapat
menimbulkan gangguan ginjal bisa menyebabkan kematian. Salah satu gangguan
pada ginjal adalah gagal ginjal kronik (Wuyung, 2008). Gagal ginjal kronik
(GGK) merupakan keadaan dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang progresif
dan irreversible sehingga tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Keadaan tersebut mengakibatkan terjadinya
uremia dan sampah nitrogen lain dalam darah ( Brunner & Suddarth, 2002;Clevo
& Margareth, 2012).
Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan prevalensi penderita
Gagal Ginjal tahun 2013 sebesar 2% atau 2 per 100 penduduk meningkat menjadi
3,8% pada tahun 2018, dan proporsi pernah/sedang cuci darah pada penduduk
berumur lebih dari 15 tahun yang pernah didiagnosis penyakit gagal ginjal kronik
sebesar 19,3%, DIY menempati urutan ke 3 setelah propinsi DKI dan Bali.
Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis di Kalimantan Tengah berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur >15 tahun menurut provinsi 2018 berada di
urutan ke 29 dengan 0,1% (Riskesdas,2018).
Semua pasien yang menjalani cuci darah memiliki diagnosis utama
kelainan ginjal yang menyebabkan pasien tersebut harus mendapat pelayanan baik
dengan dialisis peritoneal maupun hemodialisis. Yayasan Ginjal Nasional tahun
2014 mengemukakan angka kejadian gagal ginjal di dunia secara global lebih dari
500 juta orang dan yang harus menjalani hidup dengan bergantung pada cuci
darah (hemodialisis) 1,5 juta orang. Menurut Ismail, Hasanuddin dan Bahar
(2014) jumlah penderita gagal ginjal di Indonesia sekitar 150 ribu orang dan yang
menjalani hemodialisis 10 ribu orang. Jumlah pasien hemodialisis terus meningkat
dari tahun ke tahun. Jumlah pasien yang menjalani hemodialisis rutin dan masih
hidup sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebanyak 30554 orang (Indonesia
Renal Registry, 2015). Hemodialisis adalah terapi yang paling sering dilakukan
oleh pasien penyakit ginjal kronik di seluruh dunia (Son, et al, 2009).
Hemodialisis adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh
penderita dan beredar dalam sebuah mesin di luar tubuh yang disebut dialiser,
frekuensi tindakan hemodialisis bervariasi tergantung berapa banyaknya fungsi
ginjal yang tersisa, rata–rata penderita menjalani hemodialisis dua kali dalam
seminggu, sedangkan lama pelaksanaan hemodialisis paling sedikit tiga sampai
empat jam tiap sekali tindakan terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus
menerus sepanjang hidup sehingga sangat mempengaruhi kualitas hidupnya
(Melo,dkk , 2015). Diet merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
penatalaksanaan pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis. Menurut dr.
Graciela Regina dalam (Putra, 2013) pengaturan diet pada gagal ginjal kronik
bertujuan untuk menjaga keseimbangan elektrolit, mineral dan cairan pada
penderita gagal ginjal kronik serta membatasi jumlah zat sisa metabolisme yang
tertimbun dalam tubuhnya.
Hemodialisis menyebabkan kehilangan protein dan asam amino selama
dialisis. Kehilangan ini bisa mencapai setinggi 10-12gr/sesi hemodialisis. Oleh
karena itu, kehilangan protein harus diganti agar tercapai keseimbangan nitrogen
yang positif (Katsilambros, 2013). Pengaturan pola makan atau diet pada
penderita gagal ginjal yang menjalani hemodialisis merupakan anjuran yang harus
dipatuhi oleh setiap penderita gagal ginjal selain terapi dialisis atau cuci darah.
Pentingnya pengaturan pola konsumsi pangan penderita gagal ginjal dilakukan
untuk membantu mengurangi kerja ginjal yang bila tidak dipatuhi dapat
meningkatkan angka mortalitas pasien gagal ginjal. Pengaturan diet pada penyakit
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis sedemikian kompleks,
pengaturan diet tersebut sangat sukar untuk dipatuhi oleh pasien sehingga
memberikan dampak terhadap status gizi dan kualitas hidup penderita, salah
satunya adalah pengaturan diet rendah kalium atau pembatasan asupan kalium.
Karena pada pasien gagal ginjal biasanya terjadi hiperkalemia yang berkaitan
dengan oliguri (berkurangnya volume urine/keadaan metabolik) (Dewa, 2012).
Pandemi COVID-19 adalah krisis kesehatan yang pertama dan terutama di
seluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi
nama SARS-CoV-2.Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan
sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.
Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus COVID-19 telah dilaporkan di
lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang
meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh. Virus SARS-CoV-2
diduga menyebar di antara orang-orang terutama melalui percikan pernapasan
(droplet) yang dihasilkan selama batuk.Percikan ini juga dapat dihasilkan
dari bersin dan pernapasan normal. Selain itu, virus dapat menyebar akibat
menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh
wajah seseorang. Gejala umum di antaranya demam, batuk, dan sesak
napas.Komplikasi dapat berupa pneumonia dan penyakit pernapasan akut berat.
Tidak ada vaksin atau pengobatan anti virus khusus untuk penyakit ini.
Pengobatan primer yang diberikan berupa terapi simtomatik dan suportif.
Langkah-langkah pencegahan yang direkomendasikan di antaranya mencuci
tangan, menutup mulut saat batuk, menjaga jarak dari orang lain, serta
pemantauan dan isolasi diri untuk orang yang mencurigai bahwa mereka
terinfeksi. Upaya untuk mencegah penyebaran virus termasuk pembatasan
perjalanan, karantina, pemberlakuan jam malam, penundaan dan pembatalan
acara, serta penutupan fasilitas..(Pandemi koronavirus,2019–2020)
Pemerintah memberikan protokol, untuk penanganan Covid-19
terutama untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah masyarakat yang
terinfeksi Disisi lain hukum juga harus ditegakan baik ketika penanganan
dan dapat turut melakukan kebijakan dalam rangka pencegahan.berikut
protokol kesehatan yang dianjurkan untuk pencegahan Covid :
1.Dasar konstitusional atas Jaminan Kesehatan Kesehatan merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia, yang telah dijamin haknya secara
konstitusional.Pada tahun 2000, melalui Perubahan Kedua Undang-Undang
Dasar 1945, kesehatan ditegaskan sebagai bagian dari hak asasi manusia.
Kesehatan dipandang tidak lagi sekedar urusan pribadi yang terkait dengan
nasib atau karunia Tuhan yang tidak ada hubungannya dengan tanggung
jawab negara, melainkan suatu hak hukum (legal rights) yang tentunya
dijamin oleh negara.
2.Tindak Lanjut one health Approach Untuk mengantisipasi kedaruratan
Pendemik COVID-19, yang nantinya mengkoordinasikan peran antar
kementerian terkait dalam penanganan penyakit misalnya
mengkoordinasikan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan untuk menetapkan wabah penyakit sebagai salah satu
bencana non-alam yang perlu dikelola potensi ancamannya.
3.Kebijakan Social Distancing,Social Distancing merupakan langkah dalam
menghambat penyebaran virus atau penyakit, yakni dengan mencegah orang
sakit melakukan kontak dekat dengan orang-orang untuk mencegah
penularan. Hal ini dirasa perlu untuk melakukan pembatasan hak individual
dalam melakukan social distancing karena kondisi yang terjadi adalah
kegentingan yang dapat mengancam kesehatan publik.
4.Perlindungan bagi Tenaga Kesehatan sebagai Garda Depan Dalam hal ini
kita harus juga turut membantu tenaga kesehatan yang berdiri di garda
depan dalam mencegah bertambahnya jumlah infeksi. Selain itu, pemerintah
harus menjamin perlindungan dan keselamatan kerja bagi tenaga medis
dalam upaya penanganan Covid-19. APD harus diutamakan ketimbang
pemberian insentif (meskipun ini juga perlu). perlu adanya pengaturan jam
kerja, penambahan jumlah rumah sakit rujukan, pemenuhan kebutuhan
primer setiap tenaga kesehatan, penyediaan Alat Pelindung Diri.
5.Menatap kebijakan Lockdown oleh Pemerintah Pusat Kewenangan
lockdown berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan merupakan wewenang absolut Pemerintah Pusat.
Dalam Pasal 1 Angka 1 dinyatakan bahwa “kekarantinaan kesehatan
dilakukan untuk mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit
dan/atau faktor risiko kesehatan masyrakat yang berpotensi menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat.” Maka dari itu jika ada pemerintah
daerah yang merasa daerahnya memiliki situasi kedaruratan dan hendak
melakukan lockdown, tentunya hal ini inkonstitusional dengan adanya
konsul dari kepala daerah dengan pemerintah pusat sebelum mengambil
kebijakan terkait.( Protokol Tatalaksana COVID-19,2020)
Edukasi gizi dengan pedoman yang jelas dapat meningkatkan pengetahuan
dalam melaksanakan praktik diet sehari-hari. Menurut Ismail, dkk (2014) terdapat
hubungan pendidikan dan pengetahuan pasien terhadap kepatuhan diet gagal
ginjal kronik. Pasien dengan pengetahuan yang baik akan memilki kepatuhan
yang baik pula. Dengan pengetahuan lebih luas akan mempengaruhi kemampuan
pasien dalam mengontrol dirinya. Pasien diharapkan mendapatkan asupan protein,
kalori, cairan, vitamin dan mineral yang cukup sesuai kebutuhan tubuh. Diet yang
baik untuk pasien dialisis adalah kecukupan dalam asupan protein, kecukupan
kalori, rendah kalium, rendah natrium, rendah fosfor dan cairan yang terkontrol
(Handayani, 2011). Pendidikan gizi merupakan kegiatan membantu klien/pasien
dalam mengubah perilaku yang positif hubungannya dengan makanan dan gizi,
mengenali permasalahan kesehatan dan gizi yang dihadapi, mengatasi masalah,
mendorong klien untuk mencari cara pemecahan masalah, mengarahkan klien
untuk memilih cara pemecahan masalah yang paling sesuai dan membantu proses
penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi klien (Persagi, 2013).
Pendidikan gizi bisa dilakukan melalui beberapa media. Pendidikan gizi
yang dilaksanakan dengan bantuan media akan mempermudah dan memperjelas
audiens dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan. Informasi
akan disimpan dalam memory 20% jika disampaikan dengan menggunakan media
visual, 50% jika menggunakan audiovisual dan 70% jika dilakukan dalam praktek
nyata. Selain itu, media juga dapat membantu edukator dalam menyampaikan
materi. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pendidikan gizi metode ceramah
dengan menggunakan media lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan gizi
dibandingkan metode ceramah tanpa media. Peningkatan pengetahuan setelah
menerima pendidikan gizi dengan media yaitu dari 7,7% menjadi 82,1%. Hal ini
menunjukkan adanya pengaruh media dalam pendidikan (Rohim, 2015).

Media audiovisual mempunyai kelebihan antara lain bisa memberikan


gambaran yang lebih nyata serta meningkatkan retensi memori karena lebih
menarik dan mudah diingat (Sadiman, et al. 2009). Kehadiran dan perkembangan
media audiovisual ini tidak bisa dihindari mengingat kelebihan dan daya tariknya
yang luar biasa pada media ini, seperti contohnya televisi yang mempunyai peran
besar dalam mempengaruhi masyarakat. Kelebihan kelebihan media audiovisual
tersebut diharapkan mampu menumbuhkan ketertarikan dan minat dalam
mengikuti penyuluhan sehingga tujuan dalam penyuluhan dapat tercapai. Menurut
Bandura dan Walter (dalam Notoatmodjo,2007), pengetahuan atau tingkah laku
model yang terdapat dalam media audiovisual akan merangsang peserta untuk
meniru atau menghambat tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku
yang ada di media.
Kelebihan penggunaan media video dalam pembelajaran sangat efektif, karena
kemudahannya, media video memungkinkan pasien kapanpun dan dimanapun saat
dibutuhkan dan dapat digunakan perkelompok atau individual.Bersifat
universal,karena dapat menjangkau seluruh ranah pembelajaran baik kognitif,
psikomotor maupun afektif dan juga reviewable karena dapat diputar secara
berulang-ulang,memperjelas sesuatu yang abstrak menjadi lebih realistis,
mengembangkan imaginasi dan meningkatkan kreatifitas pasien
(Rahmahidayati,2012)

Berdasar uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut


tentang “efektivitas penggunaan media video diet untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya dan kenapa penggunaan media audio visual sangat bagus
digunakan di masa pandemi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
pasien ”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana “efektivitas penggunaan media video diet untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris
Sylvanus Palangka Raya dan kenapa penggunaan media audio visual sangat bagus
digunakan di masa pandemi ini untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
pasien?’’.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakannya penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Tujuan Umum
Mengetahui efektivitas penggunaan media video diet untuk
meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien yang menjalani hemodialisis
di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya dan penggunaan media audio
visual sangat bagus digunakan di masa pandemi ini untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap pasien”.
2. Tujuan Khusus
a. Membuat media audio visual gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya.
b. Mengidentifikasi karakteristik sampel meliputi umur, jenis
kelamin,pendidikan dan pekerjaan pasien yang menjalani hemodialisis
di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
c. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap baik sebelum dan sesudah
penggunaan media video diet pada pasien yang menjalani hemodialisis
di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
d. Menganalisis pengaruh media video gizi terhadap pengetahuan pasien
sebelum dan sesudah penggunaan media video diet pada pasien yang
menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
e. Menganalisis pengaruh media video gizi terhadap sikap pasien sebelum
dan sesudah penggunaan media video diet pada pasien yang menjalani
hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan
keilmuan diantaranya tentang efektivitas penggunaan media video diet
yang lebih efektif bagi pasien yang menjalani hemodialisis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Melalui penelitian ini mahasiswa dapat menerapkan dan memanfaatkan
ilmu yang di dapat selama pendidikan dan menambah pegalaman dalam
melaksanakan penelitian ilmiah khususnya tentang efektivitas
penggunaan media video diet untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya Bagi institusi
Sebagai bahan bacaan dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan efektivitas penggunaan media video diet
untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien yang menjalani
hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya Bagi
masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan
yang baru bagi masyarakat tentang memperkenalkan efektivitas
penggunaan media video diet untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya.
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan dan dapat menambah wawasan bagi mahasiswa
serta dapat dijadikan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
yang berhubungan dengan efektivitas penggunaan media video diet
untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap pasien yang menjalani
hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus Palangka Raya.
c. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi serta pengetahuan
yang baru bagi masyarakat tentang memperkenalkan efektivitas
penggunaan media video diet untuk meningkatkan pengetahuan dan
sikap pasien yang menjalani hemodialisis di RSUD dr.Doris Sylvanus
Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai