Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Seminar Kasus ini dengan
judul asuhan keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) Penulis
Seminar Kasus ini bertujuan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga laporan seminat kasus ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang terhormat :
1. Ns. Yofa Angriani Utama, S. Kep., M. Kes., M.Kep. selaku Pembimbing Profesi
Ners Stase Keperawatan Medikal Bedah yang telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyajikan hasil seminar kasus ini.
2. Ns.Prehatin, S.Kep,. M.Kes. selaku Kordinator CI lahan RSI Siti Khadijah
Palembang atas arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan semina kasus
ini.
3. Ibu Ns. Winarsih, S.Kep., dan Ibu Ns. Euis Martina, S.Kep selaku Ketua
Pembimbing CI Lahan RSI Siti Khadijah Palembang atas arahan dan bimbingan
dalam penyusunan laporan semina kasus ini.
4. Seluruh rekan mahasiswa program profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Siti Khadijah Palembang yang telah memberikan dorongan moril maupun
material dalam penyusunan laporan seminar kasus ini.
5. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu,
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian laporan seminar kasus
ii
ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan seminar kasus ini masih belum
sempurna baik dari segi konsep maupun kata – katanya. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran – saran dari pembaca guna kesempurnaan
laporan seminar kasus ini. Akhir kata penulis mengharapkan semoga kasus ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................ii
Daftar Isi....................................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULLUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................................3
1.4 Manfaat............................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................40
BAB V PENUTUP....................................................................................................45
5.1 Kesimpulan....................................................................................................46
5.2 Saran..............................................................................................................48
i
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan kondisi di mana fungsi ginjal mulai menurun
secara progresif dalam hitungan bulan bahkan tahun. Umumnya gagal ginjal kronik timbul
akibat dari kerusakan ginjal yang sudah parah dan bersifat permanen (Keswari et al., 2019).
Penyakit gagal ginjal kronik berkaitan erat dengan proses degeneratif sebagai akibat dari
meningkatnya kejadian penyakit gagal ginjal kronik antara lain diabetes mellitus, hipertensi,
penyakit jantung koroner, dan lain-lain. Selain penyakit degeneratif, penyakit gagal ginjal
kronik bisa juga dikarenakan gaya hidup tidak sehat, budaya dan perubahan status sosial
ekonomi juga memberikan dampak terhadap peningkatan angka kejadian penyakit ginjal
kronik (Astuti et al., 2018). World Health Organization (WHO) memperkirakan, secara
global lebih dari 500 juta orang menderita penyakit ginjal kronis. Sekitar 1,5 juta orang harus
menjalani hidup bergantung pada cuci darah (hemodialisa) (Firman et al., 2016). Hasil
tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, menunjukan
bahwa prevalensi global penyakit ginjal kronik sebesar 13,4%. Menurut hasil Global Burden
of Disease tahun 2010, penyakit ginjal kronis menempati urutan ke-27 penyebab kematian di
seluruh dunia pada tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010
(Kemenkes RI, 2017). Menurut United State Renal Data System di Amerika Serikat
1
sebesar 41,4% antara tahun 1995-2025 (Tandi et al., 2014). Gagal ginjal dapat disebabkan
ginjal. Selain itu, penyalahgunaan penggunaan obat-obat analgetik baik secara bebas
maupun yang diresepkan dokter selama bertahun-tahun dapat memicu risiko nekrosis
papiler dan gagal ginjal kronik (Prabowo dan Pranata, 2014). Kebiasaan merokok
dan penggunaan minuman suplemen energi juga dapat menjadi penyebab terjadinya
gagal ginjal (Muchtar dkk, 2015). Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan
hipertrofi struktural dan fungsional nefron sebagai upaya kompensasi, hal ini
aliran darah glomerulus. Secara perlahan akan terjadi penurunan fungsi nefron yang
progresif yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum (Meita,
2020). Tanda dan gejala gagal ginjal kronik yang timbul seperti hipertensi, edema
pada ekstremitas, pembesaran vena leher, sesak napas, kulit kering bersisik, asites
Untuk mencegah terjadinya penyakit gagal ginjal kronik bisa dengan cara
menjaga asupan cairan, tidak merokok, periksa tekanan darah secara rutin, menjaga
berat badan dengan berolahraga secara teratur (Gloria et al, 2016). Selama ini dikenal
dua metode dalam penanganan gagal ginjal, pertama yaitu transplantasi ginjal dan
kedua dialisis atau cuci darah. Untuk transplantasi ginjal masih terbatas karena
2
banyak kendala yang harus dihadapi seperti ketersediaan donor ginjal, teknik operasi
dan perawatan pascaoperasi. Kedua hemodialisa yaitu terapi pengganti untuk pasien
minggunya, atau paling sedikit 4-5 jam per kali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung
Pada klien dengan diagnosa Chronic Kidney Disease (CKD) tidak hanya
keadaan fisik, tetapi fisiologis klien juga berdampak karena timbulnya berbagai
penanganan yang dijalankan seumur hidup yang dimana telah terjadi banyak klien
yang keluar masuk rumah sakit untuk melakukan pengobatan dan dialisis (Parwati,
2019).
keperawatan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di ruangan HD RSI Siti
Khadijah Palembang?”
1.3 Tujuan
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan komprehensif
meliputi berbagai aspek dengan pendekatan proses keperawatan pada pasien Chronic
3
Kidney Disease (CKD) di ruangan HD RSI Siti Khadijah Palembang?
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi Perawat
c. Bagi Institusi
d. Bagi Pasien
CKD.
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Chronic Kidney Disease (CKD) atau disebut Gagal Ginjal Kronik yaitu
suatu kondisi dimana organ ginjal sudah tidak mampu mengangkut sampah sisa
metabolik tubuh berupa bahan yang biasanya dieliminasi melalui urin dan
Gagal ginjal kronik biasanya akibat akhir dari kehilangan fungsi ginjal
(Doenges, 2014).
2.1.2 Etiologi
(GFR). Penyebab gagal ginjal kronik menurut Andra dan Yessie (2013) :
5
menyebabkaniskemik ginjal dan kematian jaringan ginajl. Lesi yang paling
fibromaskular pada satu atau lebih artieri besar yang juga menimbulkan
3. Infeksi : dapat dijelaskan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang
berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara
pielonefritis.
logam berat.
6
2) Obstruksi traktus urinarius : oleh batu ginjal, hipertrofi prostat, dan
kontstriksi uretra.
kantong berisi cairan didalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya
adanya asidosis.
2.1.3 Klasifikasi
Deskripsi LFG
Stadium (mL/menit/1.73m)
Fungsi ginjal normal, tetapi temuan urin
1 abnormalitas struktur/ciri genetik menunjukkan >90
adanya penyakit ginjal
Penurunan ringan fungsi ginjal akibat
2 kerusakan ginjal, belum terasa gejala yang 60-89
mengganggu
Penurunan sedang fungsi ginjal akibat
3 kerusakan ginjal, namun masih dapat 30-59
dipertahankan
Penurunan berat fungsi ginjal akibat kerusakan
4 ginjal yang sudah masuk tingkat 15-29
Membahayakan
Gagal ginjal yaitu kerusakan ginjal parah yang
5 mengharuskan dilakukan terapi hemodialisa <15
atau transplantasi ginjal
2.1.4 Patofisiologi
7
Patofisiologi penyakit gagal ginjal kronik tergantung pada penyakit yang
nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi, hal
Pada stadium paling dini pada penyakit gagal ginjal kronik, terjadi
kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), dimana basal Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG) masih normal atau dapat meningkat secara perlahan tapi
pasti, dan terjadi penurunan fungsi nefron yang progresif yang ditandai dengan
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum. Sampai pada LFG sebesar 60%,
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum sampai pada LFG sebesar 30%
(Meita, 2020).
8
2.1.5 Fatofolow
9
2.1.6 Manifestasi Klinis
kental
yang membuat warna urin), gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh
retensi garam dan air, tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan
1
proteinuria, BUN dan kreatinin meningkat, serta terjadi dysuria maupun
anuria
trombositipenia
2.1.7 Penatalaksanaan
membantu penyembuhan luka. Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah
ginjal yaitu membuang zat-zat sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi
ini dilakukan apabila fungsi kerja ginjal sudah sangat menurun (lebih dari
individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini dikenal ada 2 jenis dialisis
1
Pada proses ini, darah dipompa keluar dari tubuh, masuk kedalam mesin
melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat (suatu cairan khusus
kembali kedalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di rumah
3. Dialisis peritoneal (cuci darah melalui perut) : metode cuci darah dengan
perlu dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin
dialisis.
glukosa.
Hb. Tranfusi darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat,
1
6. Koreksi asidosis : Pemberian asam melalui makanan dan obat-obatan harus
mengatasi asidosis.
hipertensi harus hati-hati karena tidak semua gagal ginjal disertai retensi
natrium.
gagalginjal kronik, maka seluruh faal ginjal diganti oleh ginjal yang baru.
2.1.8 Komplikasi
1. Anemia
2. Neuroperifer
3. Komplikasi kardiopulmoner
4. Komplikasi gastrointestinal
5. Disfungsi seksual
6. Parestesia
8. Fraktur patologis
1
9. Hiperkalemia
a. Foto Polos Abdomen (Menilai besar dan bentuk ginjal serta adakah batu
b. USG (Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal parenkin ginjal, anatomi
prostat).
perikarditis)
bendungan).
1
a) Volume: Biasanya kurang dari 400 ml/jam (oliguria atau urine tidak ada
(anuria).
1
BAB III
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama Klien : Tn.R
2. Umur : 25 tahun
3. Alamat : Gandos
4. Agama : Islam
5. Tanggal MRS : 23 November 2023
6. Nomor Rekam Medis : 282465
7. Bangsal : Marwah
8. Diagnosa Medis : Chronic Kidney Disease (CKD)
9. Tanggal Pengkajian : 25 November 2023
1
PENGKAJIAN
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
1
5. Genogram : 3 generasi
Ket:
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan : Meninggal
=5
1
TTV :
- Tekanan Darah : 140/80 mmHg
- Nadi : 92 x/menit
- Suhu : 36,8 ℃
- Pernafasan : 22 x/menit
1. Sistem Pernapasan
Data Subyektif
a. Dispnea : Ada
b. Perokok : Tidak merokok
c. Pengetahuan batuk efektif : belum mengetahui cara batuk efektif
d. Hasil temuan lain :
- Data Objektif
Inspeksi : pergerakan dada
simetris Perkusi : sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : tidak terdengar bunyi nafas tambahan
a. Suara napas : vesikuler
b. Kesimetrisan : simetris
c. Penggunaan otot bantu pernapasan : Ada
d. Pernapasan cuping hidung : Iya
e. Batuk : pasien tidak batuk
f. Sputum : tidak ada
g. Taktil fremitus : normal
1
2. Sistem Kardiovaskuler
Data Objektif
Perkusi : redup
Sclera : an ikterik
3. Hasil temuan lain : -
Data Subjektif
a. Riwayat hipertensi/masalah jantung : tidak ada
2
3. Sistem Muskuloskletal
Data Subjektif
Riwayat kecelakaan : -
Fraktur : -
4. Sistem Persyarafan
Data Subjektif
a. Riwayat cedera kepala dan medulla spinalis : tidak ada
b. Riwayat penyakit cedera serebrovaskuler : tidak ada
c. Penurunan sensori : tidak ada
d. Diplopia : tidak ada
Amnesia : -
Data Objektif
a. Paralisis : tidak ada
b. Letargi : tidak ada
c. Orientasi terhadap waktu/tempat/orang : pasien dapat
mengidentifikasi waktu, tempat dan orang
d. Fungsi saraf cranial/nervus cranial (NC)
NC I (Olfactorius) : Klien mampu membedakan bau-bauan atau aroma
tertentu.
NC II (Optikus) : Klien mampu mengenali benda yang letak jauh
seperti jam dinding dan gerakan bola mata baik terbukti klien dapat
menggerakan bola mata sesuai dengan instruksi yang diberikan.
NC III ( Okulomotorius), IV (Trochealis), VI (Abdusen) : Klien dapat
menggerakan bola mata keatas, kebawah, kekiri, kekanan saat disuruh
mengikuti objek yang digerakan. Refleks pupil miosis saat diberikan
rangsang cahaya, dapat berkedip dengan spontan saat diberikan
2
rangsangan menggunakan kapas
NC V (Trigeminus) : Klien dapat menggerakan rahangnya tanpa rasa
nyeri, dan klien dapat merasakan sentuhan kasa saat disentuhkan ke
wajah klien
NC VII (Fasialis) : Klien mampu mengerutkan dahi dan senyum secara
simetris
NC VIII (Vestibulochoclear) : Klien mampu mendengar dengan baik
terbukti klien dapat menjawab pertanyaan yang di ajukan dengan baik
tanpa perlu diulang dan saat diuji menggunakan garputala klien dapat
mendengarkan suara rinne yang dihasilkan dari garputala
NC IX (Glasofaringeus) : Pengecapan klien baik terbukti saat
dilakukan pengetesan menggunakan perasa manis, asam, asin dan
pahit klien mampu membedakan keempat perasa yang diberikan
dengan benar. Klien mampu menelan dengan baik terbukti klien
mampu menelan makanan yang diberikan
NC X (Vagus) : Saat dilakukan inspeksi dan klien disuruh membuka
mulut uvula klien terdapat ditengah
NC XI (Asesorius) : Klien mampu mengangkat bahu kiri dan kanan
saat diberikan tekanan
NC XII (Hipoglosus) : Klien dapat menjulurkan lidah dan
menggerakan ke semua arah
e. Fungsi motorik
Infeksi sikap, bentuk dan ukuran tubuh, gerakan abnormal : tidak ada
2
Kemampuan pergerakan sendi : Pergerakan sendi normal, otor simetris kanan
dan kiri
Tonus otot : pada pemeriksaan tangan kanan, tangan kiri dan kaki kanan, kaki
kiri didapatkan kekuatan otot lemah
Archiles : positif
5. Sistem Integumen
Data Subjektif
a. Riwayat gangguan kulit : -
b. Keluhan klien : -
c. Gatal : tidak ada
d. Hasil temuan lain : -
Data Objektif
a. Adanya lesi / luka / eritema :-
b. Lokasi lesi / luka / eritema :-
2
c. Jumlah lesi / luka / eritema :-
d. Stadium luka :-
e. Warna luka :-
f. Ukuran luka :-
g. Tanda-tanda luka :-
h. Hasil temuan lain :-
6. Sistem Perkemihan
Data Subjektif
a. Riwayat gangguan ginjal/saluran kemih : Tidak
b. Riwayat penggunaan obat diuretic : tidak ada
c. Rasa nyeri dan terbakar saat kencing : Tidak
d. Kesulitan BAK : IYa
e. Kemampuan berkemih : kadang keluar sedikit
kadang tidak
Distensi : Tidak
b. Karakteristik urine :
7. Sistem Gastrointestinal
Data Subjektif
a. Makanan pantang : Batasi asupan garam dan perhatikan asupan cairan.
b. Kebiasaan makan : makan nasi
c. Jenis diet : nasi biasa
2
d. Jumlah makanan per hari : 3x/hari
e. Kehilangan selera makan : tidak
f. Mual : tidak
Muntah : tidak
g. Nyeri abdomen : tidak
Kuadran/region :-
h. Gangguan mengunyah : tidak ada, menelan : tidak ada
i. Pola BAB : Frekuensi : 1x/hari
Data Objektif
a. BB sekarang : 73 kg, TB : 169 cm, Bentuk tubuh : normal
b. Halitosis (bau mulut) : tidak ada
c. Kondisi mulut : bersih tidak sariawan, gigi : tidak ada karies, lidah
: bersih, faring: normal, tonsil : merah muda
d. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : normal
2
8. Sistem Penginderaan
Data Subjektif
a. Riwayat infeksi mata/telinga : tidak
b. Riwayat trauma infeksi mata/telinga : tidak
c. Riwayat katarak : tidak
d. Riwayat glaucoma : tidak
e. Riwayat penyakit mata lain : tidak
f. Gangguan penglihatan : diplopia : tidak
Data Objektif
Pemeriksaan Mata :
a. Pemeriksaan visus/ketajaman penglihatan : Normal
b. Lapang padang : Normal
c. Gerakan ekstraokuler/gerakan mata : Normal
d. Pemeriksaan fisik mata : area orbital ; edema : tidak ada
2
terkena cahaya
Pemeriksaan Hidung :
a. Inspeksi hidung : kesimetrisan : simetris, bentuk : normal
Luka/lesi : tidak ada, massa : tidak ada
Keluar cairan : tidak ada, perdarahan/epistaksis : tidak ada
b. Palpasi : perubahan anatomis : tidak ada, nyeri : tidak ada
c. Sinus frontalis : Tidak ada, sinus maksilaris : Tidak ada
d. Patensi aliran udara dalam nares :
e. Hasil temuan lain : -
Pemeriksaan Telinga :
a. Inspeksi telinga luar : tampak bersih
b. Inspeksi telinga dalam
Kebersihan : tidak ada serumen, lesi : tidak
ada massa : tidak ada, serumen : tidak ada
c. Palpasi daun telinga
Nyeri : tidak ada, massa : tidak ada
d. Pemeriksaan rinne : -, weber : - , Swabach:-
Hasil temuan lain : -
9. Sistem Endokrin
Data Subjektif
a. Perasaan haus yang berlebih : tidak ada
b. Faktor resiko kekurangan cairan dan elektrolit : tidak ada
c. Kedutan otot : tidak ada
d. Kejang/riwayat kejang : tidak ada
2
e. Hasil temuan lain : -
Data Objektif
a. Intake cairan : air putih dan cairan infus
b. Output cairan : normal
c. Balance cairan : normal
d. Muntah : tidak Diare: Tidak ada
e. Turgor kulit : Normal
f. Tekstur kulit : Baik
g. Kelembaban kulit : Baik
h. Kelembaban membran mukosa : Baik
i. Tekstur lidah : Normal
j. Tekanan vena jugularis : Normal
k. Edema : Tidak ada
Umum : Tidak ada
l. Lingkar abdomen : Tidak ada
m. Perpusi perifer : Tidak ada
n. Hasil temuan lain : -
Data Subjektif
a. Riwayat alergi/sensitivitas : Tidak ada
b. Reaksinya : Tidak ada
c. Perubahan imunitas sebelumnya : tidak
ada Penyebab : -
d. Riwayat penyakit hubungan seksual : Tidak ada
e. Perilaku resiko tinggi : Tidak ada
f. Transfuse darah/jumlah-, Kapan : -
2
g. Riwayat infeksi kronis : Tidak ada
h. Riwayat Pembedahan : -
i. Riwayat imunisasi dewasa : Baik
j. Riwayat penggunaan obat-obat steroid : Tidak ada
k. Keluhan nyeri tekan pada kelenjar limfe : Tidak ada
l. Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada
m. Hasil temuan lain : Tidak ada
Data Objektif :
a. Inspeksi kulit dan mukosa : -
b. Purpura/perdarahan subkutan: - dermatitits:-
Imflamasi :-
pengeluaran secret : -
Ulticaria:- Dimana:- banyaknya: -
c. Kemerahan di kulit: -
d. Palpasi kelenjar limfe servikal, aksilaris dan inguinalis : -
e. Hasil temuan lain : -
Data Objektif
Pria :
1. Rabbas penis : Tidak
2. Gangguan prostat : Ya
3. Sirkumsisi : Ya
2
4. Vasektomi : Tidak pernah
5. Hasil temuan lain : -
E. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin
- Hemogblin 8.9 g/dL 14.0 – 18.0 Cyan Free Hb
- Lekosit 7.1 10^3/uL 5.0 – 10.0 Electrical Impendance
Hitung Jenis
(DIFF)
- Basofil % 0 % 0–2 Flowyctometri
- Eosinofil % 0 % 0–7 Flowyctometri
- Netrofil % 93 % 50 - 70 Flowyctometri
- Limfosit % 5 % 25 – 60 Flowyctometri
- Monosit % 2 % 2 – 15 Flowyctometri
- Trombosit 193 10^3/uL 150 – 450 Electrical Impendance
- Hematokrit 26 % 40 - 54 Kalkulasi
KIMIA KLINIK
3
Natrium 126.0 mmol/L 136.0-145.0 ISE
ANALISA DATA
Penurunan stimulasi
DO : reseptor terhadap
RR : 22 x/m iritan pada
Saturasi 98% trakheobronkhial
Tampak pernafasan
cuping hidung Stimuli brochial
3
DO : Ketidakmampun
Terdapat edema pada ginjal mengekskresi
ekstermitas bawah kiri urine
dan kanan
Perut tampak kencang
Retensi cairan dan
Elektrolit
Cairan tubuh
Meningkat
Edema
Hipervolemia
MASALAH KEPERAWATAN :
DIAGNOSA KEPERAWATAN :
3
NURSING PLANIG
Nama Pasien : Tn.R Diagnosa Medik :CKD
Jenis Kelamin : Laki-laki No Medical Record : 282465
Ruangan : HD Hari/tanggal : 27/11/2023
3
D.0023 CAIRAN : L.03121 Hipervolemia :
Hipervolemia Setelah dilakukkan I.03114
b/d gangguan tindakkan keperawatan Observasi :
mekanisme selama ...x 24 jam, 1. Periksa tanda
regulasi diharapkan kandungan dan gejala
cairan dapat membaik hipervolemia
dengan krieria hasil : 2. Monitor intake
- Asites 5 (menurun) dan output
- Keluaran urine cairan
5 (meningkat) Terapeutik :
- Kelembapan 1. Hitung
membrane kebutuhan
mukosa 5 cairan oral
(meningkat) 2. Batasi asupan
- Edema 5 cairan dan
(menuru garam
n) Edukasi :
- Turgor kulit 5 1. Jelaskan maksud
(membaik) dan tujuan
pemantauan Urine
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian diuretik
3
NURSING IMPLEMENTASI
Nama Pasien : Tn.R Diagnosa Medik :CKD
Jenis Kelamin : Laki-laki No Medical Record : 282465
Ruangan : HD Hari/tanggal : 27/11/2023
Nama
No Diagnosa Jam Tindakan Keperawatan Respon dan TT
Perawat
1 KODE : 1. Memonitor 1. RR : 22
D.0005 frekuensi, irama,
Pola nafas kedalaman dam
tidak efektif upaya nafas 2. Pasien
mengatakan sesak
b/d 2. Memonitor pola nafas
hiperventilasi nafas (bradipnea,
takipnea,
hiperventilasi dan
3. Tidak ada bunyi
kusmaul) nafas tambahan
3. Melakukan
15.00
auskultasi bunyi 4. SpO2 : 98%
nafas
4. Memonitor saturasi
oksigen
1. Pasien
Edukasi : mendengarkan
dan menerima
1. Menjelaskan tujuan
informasi hasil
dan prosedur dari perawat
pemantauan
informasikan hasil,
3
jika perlu
2. KODE : 1. Mengidentifika si DS :
tanda dan gejala
D.0023 1. Edema dengan
hypervolemia
Hipervolemia 2. Mengidentifika si derajat 2,
penyebab
b/d gangguan pasien
hipervolemia
mekanisme 3. mengatur mengatakan
posisi semi
regulasi sesak
fowler
2. Pasien
mengatakan
4. menganjurkan
istirahat dan belum BAK dan
tidur yang
cukup sudah minum
200 cc
5. mengajarkan
cara membatasi 3. pasien
cairan dan
mengatakan
kolaborasi
dengan ahli gizi tidur dengan
tentang
cukup
pemberian
garam ¼ sendok 4. pasien dapat
per hari
mengatur posisi
semi fowler
DO :
a. Terdapat
pembengkakan
pada ekstermitas
bawah kiri dan
kanan
3
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn.R Diagnosa Medik :CKD
Jenis Kelamin : Laki-laki No Medical Record : 282465
Ruangan : HD Hari/tanggal : 30/11/2023
Diagnosa
No Jam Evaluasi Ttd
Keperawatan
1 Pola nafas S:
tidak efektif Pasien mengatakan sesak yang dirasakan
b/d berkurang
hiperventilasi
O:
08:25 - RR : 20 x/m
- SpO2 : 100
3
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn.R Diagnosa Medik :CKD
Jenis Kelamin : Laki-laki No Medical Record : 282465
Ruangan : HD Hari/tanggal : 28/11/2023
Nama &
Diagnosa Jam Catatan Perkembangan Paraf
No Perawat
Keperawatan
Shift Pagi
1 Pola nafas S:
tidak efektif Pasien mengatakan sesak yang dirasakan
b/d sedikit berkurang
hiperventilasi
O:
08:20 - RR : 21 x/m
- SpO2 : 98
2 Hipervolemia b/d S:
gangguan - Pasien mengatakan perut dan kaki
mekanisme regulasi sudah tidak terasa besar lagi dan badan
terasa enteng
O:
08:25 - Perut pasien tampak tidak kencang
lagi dan tidak terlalu besar
- Kaki kanan dan kiri pasien sudah
tidak bengkak lagi
A : Masalah Teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Tn.R Diagnosa Medik :CKD
Jenis Kelamin : Laki-laki No Medical Record : 282465
Ruangan : HD Hari/tanggal : 30/11/2023
Nama &
Diagnosa Jam Catatan Perkembangan Paraf
No Perawat
Keperawatan
Shift Pagi
1 Pola nafas S:
tidak efektif Pasien mengatakan sesak yang dirasakan
b/d sedikit berkurang
hiperventilasi
O:
08:30 - RR : 20 x/m
- SpO2 : 100
A: Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2 Hipervolemia b/d S:
gangguan - Pasien mengatakan perut dan kaki
mekanisme regulasi sudah tidak terasa besar lagi dan badan
terasa enteng
O:
08:35 - Perut pasien tampak tidak kencang
lagi dan tidak terlalu besar
- Kaki kanan dan kiri pasien sudah
tidak bengkak lagi
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
3
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pasien CKD didapatkan keluhan utama bervariasi mulai dari urine output
sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera
makan (Anoreksia). Pada kasus Tn.R didapatkan keluhan utama sesak nafas. Tn.R
sebelum masuk rumah sakit terdapat sesak nafas, dan kedua kaki bengkak, dengan
frekuensi nafas 22x/menit, dan mendapatkan terapi O2 nasal kanul 4 lpm dengan
SPO2 98%, Tekanan darah 140/80 mmHg dengan nadi 92 x/menit, GCS 456, pada
system pernafasan bentuk dada pasien normal, pergerakan dada simetris, tidak ada
otot bantu nafas tambahan, irama nafas pasien ireguler, kelainan tidak ada, pola nafas
abnormal, pasien sesak nafas, sputum tidak ada, sianosis tidak ada, tidak ada nyeri
tekan dan tidak ada suara nafas tambahan (pola nafas tidak efektif). warna kulit
pasien sawo matang, rambut hitam, pasien terdapat oedema dikedua kaki pasien, Rom
pasien dengan kekuatan otot pasien, pada bagian ektremitas atas dengan kekuatan
5555 dan pada bagian ektremitas bawah pasien dengan kekuatan 5555.
fungsi ginjal berupa peningkatan kada ureum dan kreatinin serum, penurunan LFG,
diperlukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien Tn.R yang menderita CKD
4
dengan asidosis metabolic meliputi hasil laboratorium lengkap yang sudah dapat
membuktikan adanya penyakit CKD dengan asidosis metabolic. Hasil tersebut dapat
dijelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang yaitu cek darah lengkap dengan
dikarenakan kreatinin pada pasien sangat tinggi sehingga pasien mengalami gagal
ginjal kronis. Pola fungsi kesehatan pada pasien dengan diagnosa CKD terjadi sesak
nafas sehingga pasien mengalami kesulitan untuk beristirahat atau tidur dengan
cairan sehingga terjadi nya odema pada kedua kaki pada pasien.
Pasien mengatakan bahwa sesak nafas dengan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi
Pasien mengatakan bahwa sesak nafas dengan tekanan darah 140/80 mmHg, nadi
hemoglobin 8.9 dan hematokrit 26%,dan kreatinin 6.3 dan terdapat odema dikedua
kaki.
4
4.3 Intervensi Keperawatan
Untuk melakukan asuhan keperawatan pada diagnosa pola nafas tidak efektif maka
akan dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan bersihan jalan nafas
efektif dengan kriteria hasil : batuk efektif, pola nafas normal, frekuensi nafas
normal. Dengan intervensi, monitor pola nafas, atur posisi semi fowler atau
fowler, anjurkan teknik Tarik nafas dalam melalui hidung lalu dikeluarkan melalui
cairan menurun dengan kriteria hasil : asupan cairana menurun, asupan makan
(frekuensi jantung, tekanan darah, natrium, BUN, hematokrit), monitor intake dan
output cairan.
4
4.4 Implementasi Keperawatan
yang penulis alami. Hal-hal yang menunjang dalam asuhan keperawatan yaitu antara
lain : adanya kerjasama yang baik dari perawat maupun dokter ruangan dan tim
bimbingan dari perawat senior diruangan yang sangat membantu penulis dalam
1. Pelaksanaan tindakan keperawatan pada diagnosa ketiga yaitu Pola nafas tidak
cara batuk efektif, posisikan pasien semi fowler atau fowler, ajarkan pasien Tarik
4
4.5 Evaluasi Keperawatan
Pada tinjuan kasus pada pasien dengan CKD (Chronic Kedney Desease) di
1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi dengan hasil masalah teratasi sebagian
keperawatan. Hasil evaluasi pada diagnosis tersebut sudah sesuai dengan kriteria
hasil yang sudah ditentukan sebelumnya. Pada akhir evaluasi semua tujuan dapat
tercapai sebagian karena adanya kerjasama yang baik antara pasien, keluarga
pasien dan tim kesehatan lainnya. Hasil evaluasi pada diagnosis tersebut sudah
4
BAB V
PENUTUP
5.1 Kimpulan
(1) pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas
5. Evaluasi yang dapat dijelaskan bahwa pada tinjauan kasus dari tiga diagnosa
dengan hasil assessment yang sama yaitu masalah teratasi. Keberhasilan proses
keperawatan pada pasien dapat tercapai sepenuhnya, apabila asuhan keperawatan
dilakukan secara berkesinambungan dan observasi keadaan umum pasien juga
sangat penting untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien
4
5.2 Saran
Adapun saran-saran yang ingin penulis sampaikan setelah melaksanakan
asuhan keperawatan pada pasien dengan CKD (Chronic Kedney Desease) adalah
sebagai berikut:
Penanganan yang cepat dan tepat pada kasus CKD (Chronic Kedney Desease)
sangat dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut dari kerusakan
mikrovaskular dan sirkulasi.