Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINGKAT STRESS

DENGAN KAMBUH ULANG GASTRITIS PADA SISWI-SISWI

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KONAWE SELATAN

FELA INTAN FRILYA

P.2017.01.016

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

KENDARI

2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal ini telah disetujui dan diperbaiki dihadapan tim penguji

pada Seminar Proposal Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu

Kesehatan Universitas Mandala Waluya untuk melaksanakan penelitian.

Kendari, Februari 2021

Tim Pembimbing :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Hj.Tasnim.,S.KM.,M.PH Sri Mulyani.,S.KM.,M.Kes


NIDN : NIDN :
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................

DAFTAR GAMBAR...................................................................................

DAFTAR TABEL........................................................................................

DAFTAR SINGKATAN.............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Rumusan Masalah..........................................................................

C. Tujuan Penelitian...........................................................................

D. Manfaat Penelitian.........................................................................

E. Kebaruan Penelitian.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis................................................

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan..........................................

C. Tinjauan Umum Tentang Stress.....................................................

D. Kajian Empiris...............................................................................
BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir.....................................................................................

B. Kerangka Konsep...........................................................................

C. Variabel Penelitian.........................................................................

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif...................................

E. Hipotesis Penelitian........................................................................

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian...........................................................

B. Waktu dan Lokasi Penelitian.........................................................

C. Populasi dan Sampel......................................................................

D. Instrumen Penelitian......................................................................

E. Sumber dan Cara Pengolahan Data................................................

F. Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data......................................

G. Etika Penelitian..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, karena

izin-Nyalah sehingga penulis proposal ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dan semoga segala aktivitas keseharian kita bernilai ibadah disisi-Nya Aamiin.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan

kepada Ibu Dr.Hj.Tasnim.,S.KM.,M.PH sebagai pembimbing I dan Ibu Sri

Mulyani.,S.KM.,M.Kes sebagai pembimbing II atas waktu, tenaga dan pikiran

yang telah diberikannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan hasil proposal ini.

Ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada :

1. Ketua Yayasan Mandala Waluya Kendari

2. Rektor Universitas Mandala Waluya Kendari

3. Para Wakil Ketua (Akademik, Non Akademik dan kemahasiswaan) Universitas

Mandala Waluya Kendari

4. Para Ketua Lembaga (LPPM,LPM) Universitas Mandala Waluya Kendari

5. Ketua Jurusan Keperawatan Universitas Mandala Waluya Kendari

6. Semua Staf Dosen dan Pengelola pada Prodi Ilmu keperawatan yang telah

banyak memberikan sumbangsih selama penyusunan proposal ini.

7. Kepada kedua orang tua saya serta seluruh keluarga besar yang memberi

dorongan selama penulis mengikuti pendidikan pada Universitas Mandala

Waluya.

8. Teman-teman mahasiswa Universitas Manda Waluya yang tercinta, demi

sebuah pencerahan dan perubahan, lanjutkan perjuangan.


9. Penguji I Tasman., S.KM., M.Kes. Penguji II Sartini Risky., S.KM., M.Kes.

Penguji III Nazaruddin., S.Kep., Ns., M.Kep

Dengan segala kerendahan hati dan senantiasa mengharapkan ridha-Nya

karena kepada-Nya jugalah tempat kembalinya segala sesuatu, penulis terbuka

bagi saran dan kritikan yang konstruksi demi perbaikan ke arah yang lebih baik.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan

rahmat-Nya kepada kita semua, khusunya teman-teman mahasiswa Universitas

Mandala Waluya tercinta aamiin.

Kendari, Februari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) 2012, kematian di dunia pada

rawat inap akibat gastritis yaitu dengan persentasi 17-21%. Kejadian gastritis

di Amerika mencapai 22% dan Indonesia kejadian gastritis mencapai 4,8%.

Berdasarkan profil Kementrian Kesehatan Indonesia untuk jumlah layanan

Rawat Inap Tingkat Lanjut sampai dengan 31 desember 2016, masalah

gangguan pencernaan berada pada urutan ketiga dari 10 gangguan penyakit

lainnya dengan kasus mencapai 380.744 (Kemenkes RI, 2017). Menurut data

dari World Health Organization (WHO), terhadap beberapa negara di dunia

di mulai dengan negara yang kejadian gastritis paling tinggi yaitu Amerika

dengan presentase 47%, India dengan presentase 43%. Sedangkan di

Indonesia 40,80%, dan di beberapa wilayah Indonesia cukup tinggi dengan

prevalensi 274,398 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Di dunia, insiden

gastritis sekitar 1,8 - 2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun (Sengkey

Sarly, 2015; Putri T.A, Farit R, Akifah, 2017).

Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi. Prevalensi kejadian

gastritis di Indonesia tahun 2014 sebesar 40,8%. Berdasarkan data dari

Provinsi Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa penderita gastritis pada

tahun 2015 sebanyak 36.243 kasus (21,4%), pada tahun 2016 penderita

penyakit gastritis sebanyak 39.240 kasus (22,8%), dan pada tahun 2017

penderita gastritis sebanyak 42,450 kasus (24,2%) (Dinkes Provinsi Sulawesi


Tenggara, 2017). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari

kejadian Gastritis masih menjadi masalah penyakit terbesar, dapat dilihat dari

data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kota Kendari penyakit Gastritis

masih menjadi 10 masalah kesehatan terbesar di Kota Kendari, Pada tahun

2011 kejadian Gastritis dengan prevalensi sebesar 3,682 per 1.000.000

penduduk. Pada tahun 2012 kejadian Gastritis dengan prevalensi sebesar

6,336 per 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2013 dengan prevalensi sebesar

5,513 per 1.000.000 penduduk. Pada tahun 2014 kejadian Gastritis dengan

prevalensi sebesar 1,881 per 1.000.000 penduduk. Serta Pada tahun 2015

kejadian Gastritis dengan prevalensi sebesar 2,174 per 1.000.000

penduduk( Dinas Kesehatan Kota Kendari, 2015).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut

dan kronik. Gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan pada mukosa

lambung sampai terlepasnya lapisan mukosa lambung yang akan

menimbulkan proses inflamasi. Gastritis memiliki gejala seperti kembung,

sering bersendawa, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan nyeri pada ulu

hati (Ratu & Adwan,2013 ; Rosiani N, Bayhakki, Rani L.I, 2020).

Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis

kelamin. Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis paling sering

menyerang usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis

karena tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor


lingkungan (Imayani, Myrnawati & Aritonang, 2017; Sartika I, Shinta R,

Wahyu B, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian Suryono dan Meilani (2016), didapatkan

bahwa pengetahuan penderita gastritis tentang pencegahan kekambuhan

gastritis dalam kategori baik (22%), cukup (33%), dan kurang (45%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal tersebut terjadi setelah seseorang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan sangat

berpengaruh terhadap seseorang dalam berperilaku atau melakukan tindakan.

Jika individu mengetahui tentang gastritis, seperti hal-hal yang menyebabkan

terjadinya kekambuhan dan akibat dari gastritis, maka individu tersebut akan

melakukan suatu tindakan untuk menghindari hal tersebut (Notoatmodjo,

2012 ; Rosiani N, Bayhakki, Rani L.I, 2020).

Pengaruh stress terhadap gastiritis dimungkinkan karena system

persarafan diotak berhubungan dengan lambung, sehingga jika seseorang

mengalami stress, bisa muncul kelainan dalam lambungnya. Stres bisa

menyebabkan terjadi perubahan hormonal didalam tubuh. Perubahan itu akan

merangsang sel-sel dalam lambung yang kemudian memproduksi asam secara

berlebihan. Asam yang berlebihan ini membuat lambung terasa nyeri, perih

dan kembung. Lama-kelamaan halini dapat menimbulkan luka di dinding

lambung (Saparina dan Sri, 2020)

Berdasarkan masalah di atas maka saya mengajukan rencana penelitian

tentang hubungan antara pengetahuan dan tingkat stress terhadap kambuh

ulang gastritis pada siswi-siswi madrasah aliyah negeri 1 konawe selatan.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah :

1. Apakah pengetahuan berhubungan dengan kambuh ulang gastritis pada

siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan.

2. Apakah tingkat stress berhubungan dengan kambuh ulang gastritis

pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan tingkat stress dengan

kambuh ulang gastritis pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1

Konawe Selatan.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan data diatas maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kambuh ulang

gastritis pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe

Selatan.

b. Mengetahui hubungan tingkat stress dengan kambuh ulang gastritis

pada siswi-siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Konawe Selatan


D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk pengembangan ilmu

kesehatan khususnya bidang kesehatan gastritis.

b. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan

epidemiologi dalam menentukan besarnya angka kekambuhan

penyakit gastritis.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Bagi penulis ini merupakan proses belajar dan sesuatu yang

didapatkan selama kuliah dan sebagai tugas akhir dalam

menyelesaikan studi di Universitas Mandala Waluya Program

Studi Ilmu Keperawatan

b. Bagi Peneliti

Agar dijadikan untuk menambah wawasan dan sebagai acuan

dalam penelitian selanjutnya yang akan datang.

c. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi

praktis dibidang kesehatan seperti perawat, ahli gizi dan profesi

lainnya.
E. Kebaruan Penelitian

Hubungan pengetahuan dan tingkat stress terhadap kekambuhan

ulang gastritis banyak dilakukan sebelumnya, tetapi sejauh penelusuran

yang telah dilakukan peneliti, belum ada penelitian yang sama dengan

penelitian yang peneliti lakukan. Penelitian yang pernah dilakukan

sebelumnya, antara lain:

No. Nama Peneliti Judul Desain Peneliti Variabel


1. 1. Laurensiu Fua Hubungan Desain Stres dan
Uwa antara stres penelitian Pola Makan
2. Susi Milwati dan pola menggunakan
3. Sulasmini makan desain analitik
dengan korelasi dengan
Kejadian menggunakan
gastritis pendekatan
yang terjadi cross sectional
di
puskesmas
dinoyo
2019
2. 1. Indra Sartika Hubungan Jenis penelitian Pola Makan
2.Shinta Rositasari pola makan ini adalah Stres dan
3. Wahyu Bintoro dan stres deskriptif
dengan korelasional
kejadian dengan
Gastritis di pendekatan
puskesmas cross-sectional.
pajang
surakarta
2020.
No Nama Peneliti Judul Desain Variabel
. Peneliti
3. 1.Novi Rosiani Hubungan Penelitian Pengetahuan
2. Bayhakki pengetahuan ini adalah Tentang
3. Rani lisa indra tentang penelitian Gastritis
gastritis kuantitatif
dengan dengan
motivasi metode
untuk korelasi dan
mencegah pendekatan
kekambuhan cross
gastritis sectional
2020.
4. 1. Elfira Sri Hubungan Penelitian Pola Makan
Futriani pola makan ini adalah
2. Feva dengan penelitian
Tridiyawati kejadian analitik
3. Devia gastritis pada dengan
Maulana Putri mahasiswa menggunak
tingkat II di an metode
sekolah cross
tinggi ilmu sectional.
kesehatan
abdi
nusantara
jakarta 2018
No Nama Peneliti Judul Desain Peneliti Variabel
.
5. 1. Widiya Hubungan Jenis penelitian Pola
Tussakinah pola makan ini adalah Makan
2. Masrul dan tingkat deskriptif dan
3. Ida Rahma stres analitik dengan Tingkat
Burhan terhadap pendekatan Stres
kekambuhan cross-sectional
gastritis di study
wilayah kerja
puskesmas
tarok kota
payakumbuh
2017.
6. Thrisia Monica Hubungan Penelitian ini Pengetahu
antara merupakan an Dan
pengetahuan penelitian Tingkat
dan tingkat survei analitik Stres
stres dengan
terhadap menggunakan
kambuh desain crosss
ulang sectional.
gastritis di
wilayah kerja
puskesmas
kota sungai
penuh 2019.
No. Nama Peneliti Judul Desain Variabel
Peneliti
7. 1. Merita Hubungan Penelitian ini Tingkat Stres
2. Wilpi Inda tingkat stress merupakan Dan Pola
Sapitri dan pola penelitian Konsumsi
3. Irawati konsumsi survei
Sukandar dengan analitik
kejadian dengan
gastritis di menggunakan
puskesmas desain crosss
pakuan baru sectional.
jambi 2016.
8. 1. Trimaya Tingkat Penelitian ini Tingkat
Cahya Mulat pengetahuan menggunakan Pengetahuan
dan sikap desain dan Sikap
masyarakat deskriptif. Masyarakat
terhadap
penyakit
gastritis di
wilayah kerja
puskesmas
barombong
kota
makassar
2016.
9. 1. Olivia Hubungan Penelitian ini Kebiasaan
Agatha Kaasi antara menggunakan makan
2. Angela F. C. Kebiasaan penelitian
Kalesaran makan analitik
3. Budi T. dengan dengan
Ratag kejadian desain case
gastritis di control.
wilayah kerja
puskesmas
tateli
kabupaten
minahasa
2019.
No Nama Peneliti Judul Desain Peneliti Variabel
10. 1. Suryono Pengetahuan Penelitian ini Pengetahuan
2. Ratna Dwi Pasien dilakukan pasien.
Meilani Dengan dengan
Gastritis pendekatan
Tentang kuantitatif
Pencegahan dengan desain
Kekambuhan penelitian
Gastritis deskriptif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Gastritis

1. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung.

Peradangan ini dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung

sampai terlepasnya epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab

terpenting gangguan dalam sistem pencernaan. Pelepasan sel epitel akan

merangsang timbulnya proses inflamasi pada lambung. Gastritis yang

dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami kekambuhan dan

memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan lansia (Waluyo

&Suminar 2017 ; Utami dan Imelda, 2018).

Penyakit gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,

perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual,

dan muntah. Penyakit gastritis dapat menyerang semua tingkat usia

maupun jenis kelamin. Beberapa survei menunjukkan bahwa gastritis

paling sering menyerang usia produktif karena pola makan tidak teratur

dan mengalami stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor

lingkungan (Imayani, Myrnawati & Aritonang, 2017 ; Sartika I, Shinta R,

Wahyu B, 2020).

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut dan kronik. Gastritis dapat mengakibatkan pembengkakan pada


mukosa lambung sampai terlepasnya lapisan mukosa lambung yang akan

menimbulkan proses inflamasi. Gastritis memiliki gejala seperti kembung,

sering bersendawa, mual dan muntah, tidak nafsu makan,dan nyeri pada

ulu hati (Ratu & Adwan,2013 ; Rosiani N, Bayhakki, Rani L.I, 2020).

2. Etiologi

Menurut Suryono & Ratna D.M (2016) salah satu penyebab

kekambuhan gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam

mencegah kekambuhan gastritis.

Menurut Mulat (2016) ada banyak hal yang menjadi penyebab

terjadinya penyakit gastritis, namun yang paling umum adalah :

a. Jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi

dan dapat mengkibatkan kelebihan asam lambung dan akan

mengiritasi dinding mukosa lambung. Itulah sebabnya salah satu

pencegahan gastritis adalah dengan makan tepat waktu.

b. Stress dapat mengakibatkan perubahan hormonal di dalam tubuh yang

dapat merangsang sel dalam lambung yang berlebihan.

c. Makanan yang teksturnya keras dan dimakan dalam keadaan panas

misalnya bakso, mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein

seperti kopi dan teh, kanan pedas dan asam, dan makanan yang

mengandung gas seperti ubi, buncis, kol dll.

d. Pemakaian obat anti inlamasi nonsteroid seperti aspirin, asam

mefenamat, dan aspilet dalam jumlah besar dapat memicu kenaikan

produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritassi


mukosa lambung karena terjadinya difusi balik ion hydrogen ke epitel

lambung. Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan

langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya yang

asam dapat menambah derajat keasaman pada lambung.

e. Konsumsi alcohol berlebihan

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar

pada mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya

iritasi pada lambung.

f. Iskemia dan Syok

Kondisi skemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung

karena penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat

mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.

g. Konsumsi kimia secara oral yang bersifat asam atau basa

Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, obat-obatan

seranggga dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan

mukosa dengan cepat sehingga sangat berisiko terjadi pendarahan.

h. Trauma mekanik

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan

saat kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab

gangguan keutuhan jaringan lambung.


i. Infeksi mikroorganisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri

Helicobacter Pylori.

3. Manifestasi Klinis

Menurut Sartika I, Shinta R & Wahyu B, (2020). Gejala umum

kejadian gastritis adalah mual, perut kembung, muntah, gangguan

pencernaan, kehilangan selera makan, muntah darah atau bubuk seperti

kopi. Menurut Wijoyo, 2013; Futriani S.E, Feva T, Devia M.P, (2018).

Gejala-gejala gastritis selain nyeri di daerah uluhati juga menimbulkan

lemas, terasa sesak, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat dingin,

pusing, selalu bersendawa dan pada kondisi yang lebih parah.

4. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul dari gastritis yaitu, gangguan

penyerapan vitamin B12, menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan

besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus. Gastritis kronis

jika dibiarkan tidak terawat, akan menyebabkan ulkus peptik dan

pendarahan pada lambung. Serta dapat meningkatkan resiko kanker

lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada

dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung (Made,

2013; Suryono, & Ratna D.M, 2016) .


5. Penatalaksanaan Gastritis

Menurut Suryono & Ratna D.M, (2016). Mengingat besarnya

dampak buruk dari penyakit gastritis, maka perlu adanya suatu

penangangan yang serius terhadap komplikasi gastritis yaitu

mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran dan buah-buahan

yang dapat membantu melancarkan pencernaan. Makan dalam jumlah

kecil tetapi sering, dan minum air putih untuk membantu menetralkan

asam lambung.

Menurut Hirlan, 2013; Uwa F.L, Susi M & Sulasmini, (2019).

Gastritis dapat diatasi dengan cara mengurangi konsumsi makanan yang

dapat mengganggu lambung (makanan yang terlalu asam dan pedas) serta

menghindari makanan yang bisa membentuk gas sehingga mengakibatkan

perut kembung (misalnya ubi dan nangka) karena dengan pola makan

sehari-hari yang seimbang dan aman, berguna untuk mencap ai dan

mempertahankan status gizi, kesehatan yang optimal terutama dalam

menghindari kejadian gastritis. Penatalaksanaan farmakologis dapat

dengan menggunakan obat Antasida, Domperidone, Omeprazole,

Lansoprazole, dan Ranitidine (Nduru, K.R, Syahrial, S & Nerseri, B,

2017).
6. Pencegahan Gastritis

Menurut Bajry, 2008; Kaasi A.O, Angela F.C & Budi T.R (2019)

menjelaskan bahwa menjaga kebiasaan makan dengan baik merupakan

suatu perilaku penting yang dapat meningkatkan status kesehatan individu.

Pemilihan jenis makanan yang tepat merupakan perilaku dalam

pencegahan gastritis. Pencegahan gastritis bisa dilakukan dengan

mengurangi konsumsi makanan yang berisiko meningkatkan asam

lambung misalnya makanan pedas, asam, minuman yang mengandung

soda, kopi, makan teratur atau makan dalam porsi sedikit tapi sering.

Menurut Suryono & Ratna D.M (2016) upaya untuk

meminimalkan bahaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit

gastritis dengan mengkonsumsi makanan yang kaya serat seperti sayuran

dan buah-buahan yang membantu melancarkan kerja pencernaan, serta

makan dalam jumlah kecil tapi sering dan minum air putih untuk

membantu menetralkan asam lambung.

7. Tipe-tipe Gastritis

Menurut Ida Mardalena (2017), gastritis terbagi atas dua, yaitu :

1. Gastritis Akut

Gastritis akut merupakan proses inflamasi bersifat akut dan biasanya

terjadi sepintas pada mukosa lambung.


2. Gastritis Kronis

Gastritis kronis adalah inflamasi lambung dalam jangka waktu lama

dan dapat disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylory.

8. Faktor-faktor Yang Menyebabkan Gastritis

Faktor-faktor yang menyebabkan gastritis pola makan, alkohol,

kopi, rokok. Terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang

tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung

meningkat. Beberapa jenis makanan yang dapat menyebabkan gastritis

yaitu makanan bergas (sawi, kol, kedondong), makanan yang bersantan,

makanan yang pedas, asam dan lain-lain. Mengkonsumsi makanan pedas

secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung

dan usus untuk berkontraksi (Suparyanto, 2012; Sunarmi 2018).

Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa

faktor secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal

yaitu adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang

berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.

Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam lambung

mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan (inflamasi).

Kerusakan ini ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja fungsi lambung,

gangguan struktur anatomi yang bisa berupa luka atau tumor, jadwal

makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi yang berlebih,

gangguan stres, merokok, pemakaian obat penghilang nyeri dalam jangka


panjang dan secara terus menerus, stres fisik, infeksi bakteri Helicobacter

pylori (Sarasvati dkk, 2010; Suryono & Ratna D.A, 2016).

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan pendengaran (Retnaningsih, 2016).

Pengetahuan merupakan domain yang paling penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang, maka dari itu perilaku yang didasari

dengan pengetahuan dan kesadaran akan bertahan lama dibandingkan

perilaku yang tidak didasari ilmu pengetahuan dan kesadaran

(Retnaningsih, 2016).

2. Tingkat Pengetahuan

Penelitian Rogers (Hendrawan dkk, 2019) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru),didalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:

a. Awareness/kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi/objek.

b. Interest/merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini

sikap subjek mulai timbul.


c. Evaluation/menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap respon dan sudah lebih baik

lagi.

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Menurut (Notoadjmojo, 2010) pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata

perilaku yang didasari oleh penggetahuan. Pengetahuan yang cukup

didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu(Hendrawan dkk,

2019):

a. Tahu/Know

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu meteri yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat

kembali/recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu

ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,

menyatakan dan sebagianya. Contoh :dapat menyebutkan tanda-

tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.


a. Memahami/Komprehension

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar objek yang diketahui dan dapat menginter pretasi

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap

objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan

makanan yang bergizi.

b. Aplikasi/Application

Menggunakan materi yang telah dapat pada situasi atau kondisi

yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam kontek sata usituasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan

hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah/problem solving cycle didalam pemecahan

masalah dari kasus yang diberikan.

c. Analisis/Analysis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan material

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat

dari penggnaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan atau


membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan

dansebagainya.

d. Sintesis/Synthesis

Sintesis menuju kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari informasi-informasi yang adami

salnya : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap

suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

e. Evaluasi/Evaluation

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menayakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui

atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat diatas. (Hendrawan dkk,

2019) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :


1. Baik (Hasilprosentase 76-100%)

2. Cukup (Hasilprosentase 56-75%)

3. Kurang (Hasilprosentase<56%)

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (Retnaningsih, 2019), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagaiberikut :

a. Pendidikan

Pengetahuan sangat eratkaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan

seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut akan semakin luas

pula pengetahuannya. Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang

akhirnyaakan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu.

b. Informasi/media massa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Berkembangnya teknologi akan menyediakan bermacam-

macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat

tentang inovasi baru.


c. Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian,

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial

ekonomi ini akan memengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak, yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan profesional, serta pengalaman belajar

selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara

ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f. Usia
Usia memengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

C. Tinjauan Umum Tentang Stress

1. Pengertian Stress

Menurut Mahmud, R & Zahrotul, U (2016). Stres merupakan salah

satu reaksi atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal

yang dirasa telah melampui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi.

Menurut Sinding dan Waldstrom (2018) Stres adalah sebuah respon

adaptif dari setiap individu yang dipengaruhi oleh karakter dari setiap

pribadi atau proses psikologi yang merupakan konsekuensi dari setiap

tindakan atau situasi, keadaan dari luar sehingga menyebabkan adanya

tuntutan psikologis maupun fisik yang khusus pada seseorang. Menurut

Luthans (2018) Stres didefinisikan sebagai respons adaptif terhadap situasi

eksternal yang menghasilkan penyimpangan fisik, psikologis, dan atau

perilaku pada anggota lain.

2. Jenis Jenis Stres

Menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti;Musradinur (2016),

berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi 3 jenis stres :

a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi

atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat

arus listrik.
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat

beracun, hormone, atau gas.

c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang

menimbulkan penyakit.

d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,

organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak

normal.Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh

gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa

bayi hingga tua.

3. Dampak Stress

Menurut Rasmun, 2004;Mahmud R & Zahrotul U, (2016)stres

dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan, sedang dan berat.

a. Stres ringan.

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari

seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya

lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya

terjadi dalam beberapa menit atau beberapa jam.

b. Stres sedang.

Stres sedang terjadi lebih lama dari beberapa jam hingga beberapa hari.

c. Stres berat.

Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai

beberapa tahun. Apabila stres tidak diatasi dengan baik, maka dapat

terjadi akumulasi stresor yang dapat menyebabkan penurunan adaptasi,


gagal bertahan, dan akhirnya menyebabkan kematian. Stres tidak

hanya berpengaruh terhadap kondisi kesehatan tetapi juga terhadap

prestasi.

Menurut Goff 2011; Mahmud (2016) menyatakan tingkat stres

berpengaruh terhadap kemampuan akademik. Stressor tersebut

kemudian mengaktifkan hormon dan kelenjar dalam tubuh terutama di

bagian otak. Hormon dan kelenjar tersebut kemudian bekerja secara

bersama-sama mengaktifkan sistem saraf simpatik dengan

meningkatkan detak jantung menjadi lebih cepat, menurunkan nafsu

makan, mengendalikan kelenjar keringat dan membuat otot bekerja

lebih ekstra.

4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stress

Menurut Musradinur (2016) Sesuatu yang merupakan akibat pasti

memiliki penyebab atau yang disebut stressor, begitu pula dengan stress,

seseorang bisa terkena stress karena menemui banyak masalah dalam

kehidupannya. Seperti yang telah diungkapkan di atas, stress dipicu oleh

stressor. Tentunya stressor tersebut berasal dari berbagai sumber, yaitu :

a. Lingkungan

Yang termasuk dalam stressor lingkungan di sini yaitu:

1) Sikap lingkungan, seperti yang kita ketahui bahwa lingkungan itu

memiliki nilai negatif dan positif terhadap prilaku masing-masing

individu sesuai pemahaman kelompok dalam masyarakat tersebut.

Tuntutan inilah yang dapat membuat individu tersebut harus selalu


berlaku positif sesuai dengan pandangan masyarakat di lingkungan

tersebut.

2) Tuntutan dan sikap keluarga, contohnya seperti tuntutan yang

sesuai dengan keinginan orang tua untuk memilih jurusan saat akan

kuliah, perjodohan dan lain-lain yang bertolak belakang dengan

keinginannya dan menimbulkan tekanan pada individu tersebut.

3) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), tuntutan

untuk selalu update terhadap perkembangan zaman membuat

sebagian individu berlomba untuk menjadi yang pertama tahu

tentang hal-hal yang baru, tuntutan tersebut juga terjadi karena rasa

malu yang tinggi jika disebut gaptek.

b. Diri sendiri, terdiri dari

1) Kebutuhan psikologis yaitu tuntutan terhadap keinginan yang ingin

dicapai.

2) Proses internalisasi diri adalah tuntutan individu untuk terus-

menerus menyerap sesuatu yang diinginkan sesuai dengan

perkembangan.

c. Pikiran

1) Berkaitan dengan penilaian individu terhadap lingkungan dan

pengaruhnya pada diri dan persepsinya terhadap lingkungan.

2) Berkaitan dengan cara penilaian diri tentang cara penyesuaian

yang biasa dilakukan oleh individu yang bersangkutan.

5. Usaha Usaha Mengatasi Stres


a. Prinsip Homeostatis.

Stres merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan

dan cenderung bersifat merugikan. Oleh karena itu setiap individu

yang mengalaminya pasti berusaha mengatasi masalah ini. Hal

demikian sesuai dengan prinsip yang berlaku pada organisme,

khususnya manusia, yaitu prinsip homeostatis. Menurut prinsip ini

organisme selalu berusaha mempertahankan keadaan seimbang

pada dirinya. Sehingga bila suatu saat terjadi keadaan tidak

seimbang maka akan ada usaha mengembalikannya pada keadaan

seimbang.

Prinsip homeostatis berlaku selama individu hidup. Sebab

keberadaan prinsip pada dasarnya untuk mempertahankan hidup

organisme. Lapar, haus, lelah, dll. merupakan contoh keadaan tidak

seimbang. Keadaan ini kemudian menyebabkan timbulnya

dorongan untuk mendapatkan makanan, minuman, dan untuk

beristirahat. Begitu juga halnya dengan terjadinya ketegangan,

kecemasan, rasa sakit, dst. mendorong individu yang bersangkutan

untuk berusaha mengatasi ketidak seimbangan ini (Musradinur,

2016)

b. Proses Coping terhadap Stres

Upaya mengatasi atau mengelola stress dewasa ini dikenal

dengan proses coping terhadap stress. Menurut Bart Smet, coping

mempunyai dua macam fungsi, yaitu : (1) Emotional-focused


coping dan (2) Problem-focused coping. Emotionalfocused coping

dipergunakan untuk mengatur respon emosional terhadap stress.

Pengaturan ini dilakukan melalui perilaku individu seperti

penggunaan minuman keras, bagaimana meniadakan fakta-fakta

yang tidak menyenangkan, dst. Sedangkan problem-focused coping

dilakukan dengan mempelajari keterampilan-keterampilan atau

cara-cara baru mengatsi stres. Menurut Bart Smet, individu akan

cenderung menggunakan cara ini bila dirinya yakin dapat merubah

situasi, dan metoda ini sering dipergunakan oleh orang dewasa.

Berbicara mengenai uapaya mengatasi Stres, Maramis berpendapat

bahwa ada bermacam-macam tindakan yangdapat dilakukan untuk

itu, yang secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu (1) cara

yang berorientasi pada tugas atau task oriented dan (2) cara

yangberorientasi pada pembelaan ego atau ego defence

mechanism (Musradinur, 2016).

Mengatasi stres dengan cara berorientasi pada tugas berarti

upaya mengatasi masalah tersebut secara sadar, realistis, dan

rasional. Menurut Maramis cara ini dapat dilakukan dengan

“serangan”, penarikan diri, dan kompromi. Sedangkan cara yang

berorientasi pada pembelaan ego dilakuakn secara tidak sadar

(bahwa itu keliru), tidak realistis, dan tidak rasional. Cara kedua ini

dapat dilakukan dengan : fantasi, rasionalisasi, identifikasi, represi,

regresi, proyeksi, penyusunan reaksi (reaction formation),


sublimasi, kompensasi, salah pindah (displacement) (Musradinur,

2016).

D. Kajian Empiris

Adapun yang menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini

adalah :

1. :Penelitian ini dilakukan oleh Thrisia Monica (2019) yang berjudul

“Hubungan Antara Pengetahuan Dan Tingkat Stres Terhadap Kambung

Ulang Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Sungai Penuh”

didapatkan hasil bahwa ada hubungan antar tingkat pengetahuan dengan

kambuh ulang gastritis dengan nilai p value 0,032(P<0,05) dan ada pula

hubungan antara tingkat stres dengan kambuh ulang gastritis di Wilayah

Kerja Puskesmas Sungai Penuh dengan nilai p value 0,020 (P<0,005).

2. Penelitian ini dilakukan oleh Novi Rosiani, Bayhakki dan Rani Lisa

Indra (2020) yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis

Dengan Motivasi Untuk Mencegah Kekambuhan Gastritis” didapatkan

hasil bahwa Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara

pengetahuan tentang gastritis dengan motivasi untuk mencegah

kekambuhan gastritis.

3. Penelitian ini dilakukan oleh Indra Sartika, Shinta Rositasari dan

Wahyu Bintoro (2020) yang berjudul “Hubungan Pola Makan Dan

Stres Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pajang Surakarta”

didapatkan hasil bahwa Output SPSS Homser and Lemeshow diperoleh


nilai 0.991, sehingga ada hubungan pola makan dan stres dengan

kejadian gastritis pasien rawat jalan di Puskesmas Surakarta.

4. Penelitian ini dilakukan oleh Trimaya Cahya Mulat (2016) yang

berjudul “Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap

Penyakit Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota

Makassar” didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap penyakit gastritis di wilayah kerja Puskesmas

Barombong dalam kategori baik 51 responden, kurang baik 9 responden

dan 1 responden buruk.

5. Penelitian dilakukan oleh Merita, Wilpi Inda Sapitri & Irawati

Sukandar (2016) yang berjudul “Hubungan Tingkat Stres Dan Pola

Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pakuan Baru

Jambi” didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan tingkat stres dan pola

konsumsi dengan kejadian gastritis di Puskesmas Pakuan Baru Jambi.

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pikir Peneliti

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi akibat

peradangan pada dinding lambung. Untuk melindungi lapisan mukosa

lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam lambung, dinding

lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal, sehingga apabila mukus

tersebut rusak, dinding lambung rentan mengalami peradangan. Beberapa

yang menyebabkan mukus tersebut rusak adalah karena adanya infeksi

bakteri Helicobacter pylori, pertambahan usia, berlebihan mengkonsumsi

alkohol, terlalu sering mengkonsumsi obat pereda nyeri, autoimun, sering

telat makan, sering mengkonsumsi makanan yang pedas dan stres juga

dapat memicu terjadinya asam lambung.

Gejala-gejala yang muncul adalah mual hingga sampai mengalami

muntah-muntah, nyeri bagian abdomen, nyeri uluhati, perut kembung,

hilang nafsu makan, cegukan, cepat merasa kenyang saat makan.

Pengobatan yang bisa dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat

Antasida untuk menetralkan kadar asam lambung, obat Domperidone

untuk meredakan mual dan muntah, obat Omeprazole untuk mengatasi

gangguan lambung, obat Lansoprazole untuk menurunkan produksi

lambung, obat Ranitidin untuk menangani gejala yang berkaitan dengan

produksi asam lambung yang berlebihan.

B. Bagan Keranga Konsep Penelitian


Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep peneliti disusun dan

digambarkan sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan
Kambuh Ulang
Gastritis
Tingkat Stres

Gambar 1. Kerangka Konsep Peneliti

Keterangan :

: V :Variabel terikat ( Dependen )

: Hubungan antara variabel yang diteliti

: Variabel bebas ( Independen )

C. Variabel Peneliti

1. Variabel Peneliti

Variabel bebas ( Independen ) merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen atau variabel terikat (Nikmatur Ridha, 2017).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan

tingkat stres.

2. Variabel Terikat ( Dependen )


Variabel terikat ( Dependen ) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

independen atau variabel bebas (Nikmatur Ridha, 2017). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah kambuh ulang gastritis.

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Obyektif

a) Pengetahuan

Pengetahuan adalah fakta, kebenaran, atau informasi yang

diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran. Pengetahuan

adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh seseorang.

Pengetahuan bisa diartikan juga informasi yang telah

dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki

yang lantas di benak seseorang.

b) Tingkat Stres

Stres adalah reaksi seseorang baik secara fisik maupun

emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan

yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stres juga dapat

diartikan sebagai bagian alami dan penting dari kehidupan, tetapi

apabila berat dan berlangsung lama dapat merusak kesehatan kita.

Adapaun tingkatan stres itu sendiri adalah tingkatan stres

awal yaitu pada tahap ini seseorang mengalami percepatan detak

jantung dan peningkatan tekanan darah, stres menengah pada tahap

ini seseorang sudah mengalami yang namanya sulit berkonsentrasi,


dan yang terakhir yaitu stres berat, pada tahap ini seseorang

menjadi lebih mudah lelah, merasa gagal, gelisah hingga depresi.

c) Kambuh Ulang Gastritis

Gastritis merupakan penyakit pada lambung yang terjadi

akibat peradangan pada dinding lambung. Untuk melindungi

lapisan mukosa lambung dari kerusakan yang diakibatkan asam

lambung, dinding lambung dilapisi oleh lendir (mukus) yang tebal,

sehingga apabila mukus tersebut rusak, dinding lambung rentan

mengalami peradangan. Gastritis mengalami kekambuhan apabila

seseorang mengalami stres karena perlu kita ketahui ketika

seseorang mengalami stres maka seseorang akan malas atau

enggan melakukan aktifitas terutama makan, ketika pola makan

sudah terganggu maka mengakibatkan asam lambung naik. Makan-

makanan yang pedas, minum atau makan yang mengandung

kafein, gemar mengkonsumsi alkohol serta gaya hidup itu semua

dapat mengakibatkan kekambuhan ulang pada gastritsi.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kambuh ulang

gastritis.

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan dengan kambuh ulang

gastritis.
2. Tingkat Stres

Ho : Tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan kambuh ulang

gastritis

Ha : Ada hubungan antara tingkat stres dengan kambuh ulang gastritis.


DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman.A.,2018.,Pengaruh Keterlibatan Kerja Dan Stress Terhadap Kinerja

Guru SMK Swasta Kecamatan Matraman Jakarta Timur.,Jurnal

SAP.,3(1).

Hendrawan A, Budi S & Krsitian C.,2019., Gambaran Tingkat Pengetahuan

Tenaga Kerja PT “X” Tentang Undang-Undang Dan Peraturan

Kesehatan Dan Keselamatan Kerja., Jurnal Delima.,6(2).

Kasi A.O, Angela F.C & Budi T.R.,2019., Hubungan Antara Kebiasaan Makan

dengan Kejadian Gastritis di wilayah Kerja Puskesmas Tateli

Kabupaten Minahasa., Jurnal Kesmas.,8(7).

Mahmud, R & Zahrotul, U., 2016., Studi Deskriptif Mengenai Pola Stres Pada

Mahasiswa Praktikum.,Jurnal Indeigeneous.,1(2).

Mulat C.T.,2016., Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Penyakit

Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Barombong Kota

Makassar.,JKSHSK.,1(1).

Musradinur.,2016.,Stres Dan Cara Mengatasinya Dalam Perspektif

Psikologi.,Jurnal Edukasi.,2(2).

Putri, T.A, Farit R & Akifah.,2017., Efektifitas Media Audio Visual Dan Leafleat

Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Tentang

Pencegahan Penyakit Gastritis Pada Santriwati Di Pondok

Pesantren Hidayatullah Putri Dan Ummussahabbri Kota Kendari


Tahun 2017., Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan

Masyarakat.,2(6).

Rosiani N, Bayhakki & Rani L.I.,2020., Hubungan Pengetahuan Tentang Gastritis

Dengan Motivasi Untuk Mencegah Kekambuhan Gastritis., Al-

Asalmiya Nursing.,9(1).

Saparina & Sri.,2020., Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari.,

Journal Of Public Health.,3(1).

Sartika I, Shinta R, Wahyu B.,2020., Hubungan Pola Makan dan Stres Dengan

Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pajang Surakarta.,13(2).

Sunarmi.,2018., Faktor-Faktor Yang Beresiko Dengan Kejadian Penyakit Gastritis

Di Poliklinik Dalam Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.,

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan.,8.

Suryono & Ratna D.M.,2016., Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis Tentang

Pencegahan Kekambuhan Gastritis., Jurnal AKP.,7(2).

Utami, D.A & Imelda, R.K.,2018., Terapi Komplementer Guna Menurunkan

Nyeri Pasien Gastritis:Literatur Review.,Real In Nursing

Journal.,1(3).

Uwa F.L, Susi M & Sulasmini.,2019., Hubungan Antara Stres Dan Pola Makan

Dengan Kejadian Gastritis Yang Terjadi Di Puskesmas

Dinoyo.,Nursing News.,4(1).

Anda mungkin juga menyukai