Anda di halaman 1dari 49

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN UPAYA

PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS


DI PUSKESMAS PARIGI
TAHUN 2020

PROPOSAL

DIAJUKAN OLEH:

IIN LERIAN
PK 115 016 097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA JAYA PALU 2020

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN UPAYA


PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS
DI PUSKESMAS PARIGI
TAHUN 2020

PROPOSAL

DIAJUKAN OLEH:

IIN LERIAN
PK 115 016 097
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:

Dosen Pembimbing I

Ns. Freny Ravika Mbaloto M.Kep Tanggal,............2020


NIDN,09 040286 02

Dosen Pembimbing II

Gustini, S.kep.,Ns.,M.Kep Tanggal,.............2020


NIDN,09 311283 02

Ketua Stik Indonesia Jaya

Dr.Esron Sirait SE.,M.Kes Tanggal,..............2020


NUPN 99 904144 71

DAFTAR ISI
Isi Hal
HALAMAN JUDUL.........................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian....................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori...........................................................................................6
B. Etiologi Gastritis........................................................................................19
C. Patofisiologi Gastritis................................................................................22
D. Manifestasi Klinik.....................................................................................23
E. Penatalaksanaa Gastritis............................................................................25
F. Komplikasi................................................................................................26
G. Kerangka pikir...........................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Dan Jenis Penelitian......................................................................29
B. Waktu Dan Tempat Penelitian...................................................................29
C. Variabel Dan Definisi Operasional...........................................................29
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data...........................................................30
E. Tehnik Pengolahan Data............................................................................32
F. Analisa Data..............................................................................................32
G. Penyajian Data...........................................................................................33
H. Populasi Dan Sampel.................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................39
LAMPIRAN

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan dua masalah kesehatan, di

satu pihak penyakit menular yang masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang belum banyak tertangani, dilain pihak telah terjadi

peningkatan kasus penyakit tidak menular, (PTM) yang banyak disebabkan

oleh gaya hidup karena urbanisasi, modernisasi, dan globalisasi, Gastritis

merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan yang sering

terjadi( Gustin 2012).

Menurut World Healt Organisations (WHO) insiden gastritis didunia

sekitar 1..8.-2.1 Juta dari jumlah penduduk penduduk setiap tahunnya diinggris

(20%) china (30%) jepang, (14.5%) j kanada (35%) dan perancis (9.5%) di

asia tenggara sekitar 583.635 dari julah penduduk setiap tahunnya.

Gastritis merupakan suatu hal yang remeh namun Gastritis Merupakan awal

dari sebuah penyakit yang dapat menyusahakan seseorang, presentasi dari

Angka kejadian Gastritis di indonesia menurut WHO adalah 40.8% dan angka

kejadian gastritis di beberapa dari daerah indonesia cukup tinggi dari

prevelensi 274.396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk (kurnia, 2011)

Berdasarkan profil kesehatan indonesia tahun 2011.

Gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien

puskesmas parigi, dengan jumlah 1354 pada tahun (2018) kasus (4.9%)

( Depkes, 2020) angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di indonesia

cukup tinggi dengan prevelensi 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa


penduduk didapatakan data bahwa di kota parigi angka kejadian Gastritis

sebesar 3.2% denpasar 46% sedangkan dijawa tengah kejdian infeksi cukup

tinggi sebesar 79.6% rikesdas 2013 dinas kesehatan kabupaten parigi moutong

2014 Menurut urutan besar penyakit kabupaten parigi moutong gastritis

menempati urutan ke-3 Dengan jumlah penderita sebesar 38,075 orang (Dinkes

Kabupaten Parigi Moutong 2020) jumlah pasien parigi mengalami peningkatan

1354 orang pada tahun tahun 2018, dipuskemas 1150 orang pada tahun 2019,

adapun jumlah pasien yang memeriksa penyakit Gastritis di puskesas parigi

selama 3 bulan terakhir juni sampai september sebanyak 690 pasien dengan

231 orang terjadi pada usia 20 - 40 Tahun (dinkes kabupaten parigi Moutong)

Survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 29 juni 2020 di

puskemsas parigi setelah dilakukan wawancara kepada 7 orang bahwa mereka

tidak Mengetahui tentang penyakit Gastritis dan cara pencegahannya, dan 3 di

antarnya sering mengkonsumsi makanan pedas, asam dan sering makan tidak

tepat waktu, ada yang minum minuman bersoda kopi, sehingga menyebabkan

rasa mual dan kembung, selain itu,sering makan terlambat dan tidak sarapan

pagi, dan tidak mengkonsmusi makanan yang mengandung serat dan nutrisi,

jika hal ini tidak dilanjuti dengan baik akan berdapak negatif terhadap

kesehatan dan dapat mengganggu aktifitas pasien

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis di

antaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya gastritis

pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting dalam bentuk tindakan

seseorang (over bahavior) upaya pencegahan merupakan perilaku yang


membutuhkan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang juga

merupakan respon seseorang terhadap objek yang berkaitan dengan sakit dan

penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan dan minuman, serta lingkungan

(Notoatdojo 2010) menurut penelitian yang dilakukan pengetahuan

mempunyai hubungan yang bermakna terhadap gejala gastritis, dengan adanya

pengetahuan tentang proses terjadinya gastritis, faktor penyebab, rawatan yang

tepat masalah gastritis yang dihadapi oleh individu dapat di ataasi

Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari sesuai

tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi survei bahwa gastritis paling sering

menyerang usia produktif, misalnya survei yang dilakukan oleh fakultas

kedokteran universitas indonesia (FKUI) belum lama ini, sekitar 60%

penduduk jalarta teramaksud usia produktif sudah terkena maag(Gastritis),

bahkan pada anak anak sendiri sudah ada sekitar 27% yang menderita gastritis,

hal tersebut diduga karena tingginya masih banyak masyarakat, khususnya

anak anak muda, yang menganggap sepeleh keberadaan penyakit Gastritis,

(Wibowo 2012). pada usia produktif masyarakat rentang terserang gejala

gastritis dari tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan

kesehatan serta stres yang muda terjadi, akibat pengaruh faktor faktor

lingkungan yang bisa menyebabkan munculnuya gejala gastritis, meskipun itu

tidak jarang, masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis timbul hanya

karena faktor asupan makanan atau telat makanan.

Penyakit Gastritis yang terjadi di negara maju sebagian besar mengeanai

usia tua, Hal ini berbeda dengan negara berkebang yang banyak mengenai usia
dini. menurut zhoezen L dkk (2010) kasus gastritis umunya terjadi pada

penduduk yang beruisa lebih dari 60 tahun menurut penelitian maulidya (2011)

57,8% responden penelitiannya bahwa penderita gastritis berusia 40 tahun dan

77,8% responden meiliki jenis kelain perempuan. penelitian yunita (2010)

menemukan 70% dari responden penelitiannya berjenis kelamin perempuan.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang sudah dijelaskan di atas,

maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang tentang "Hubungan Tentang

Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan Gastritis"

B Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan pada proposal ini yaitu:

1. Bagaimana pengetahuan pasien tentang gastritis dipuskesmas parigi

Moutong?

2. Bagaimana sikap pasien terhadap pencegahan kekambuhan gastritsis

dipuskesmas parigi moutong?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk megetahui tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan

kekambuhan gastritis diwilayah kerja Pusekesmas Parigi

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan pada pasien gastritis

diwilayah kerja Puskesmas Parigi.

b. Untuk mengetahui upaya pencegahan kekambuhan pada pasien

gastritis.

c. Untuk menganalisa hubungan tingkat pengetahun tentang upaya

pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja Puskesmas Parigi.

D. Manfaat

1. Bagi Puskesmas Parigi

Diharapkan penelitian ini dapat menjadikan bahan kajian atau

referensi untuk membuat atau memeperbaiki kebijakan berkaitan

dengan pengendalian gastritis diwilayah kerja puskesmas parigi.

2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu ( STIK-IJ)

Sebagai sumber pustaka atau bacaan guna menunjang pendidikan

atau penelitian selanjutnya yang mungkin keterkaitan dengan

penelitian ini

3. Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan serta

pengembangan diri dan menambah pemahaman penulis tentang

dampak gastritsis

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

1. Perilaku kesehatan

Perilaku kesehatan ini menurut teori laurence green pada dasarnya

adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan

dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan makanan serta

lingkungan respon tau reaksi manusia atau bersifat ( pengetahuan persepsi

dan sikap) namun bersikap aktif (Tindakan yang nyata atau besrsifat

paraktis) sedangkan stimulus atau rangsangan terdiri empat unsur pokok

yakni : sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan dan lingkungan

dengan demikian secara lebih terinci perilaku kesehatan mencakup adapaun

faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut teori laurence green

dalam (Notoatdmojo 2010)

2. Pengetahuan

Faktor predisposisi mempunyai faktor pendorong perilaku

kesehatan meliputi Pengetahuan pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan

ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu penginderaan melalui panca indera manusia yaitu indera

penglihatan pendengaran manusia diperoleh mata dan telingah menurut

sunaryo pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses

sensori kuhusnya mata dan telinga terhadap objek tertentu pengetahuan

merupakan hasil dari tahu hal ini terjadi setelah orang mengalami

penginderaan yakni indera penglihatan pendengaran penciuman rasa dan


raba sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui atau kepandaian

yang dimiliki oleh seseorang yang diperoleh dari pengalaman latihan atau

melalui proses belajar dalam proses belajar, seseorang hanya ditentukan

memiliki kemampuan membaca menulis dan menghitung seseorang dituntut

memiliki kemapuan memecahkan masalah mengambil keputusan

kemampuan beradaptasi kreatif dan inovatif dari kemampuan kemampuan

tersebut sangat dieperlukan untuk mencapai hasil belahjar yang lebih

baik.menurut petter dan perry 1997. Pengetahuan merupakan kemampuan

kognitif yang paling rendah namun sangat penting karena dapat membentuk

perilaku seseorang

Gastritis merupkan suatu peradangan (pembengkakan) Pada mukosa

lambung yang ditandai tidak

nyaman pada perut bgian atas rasa mual muntah nafsu makan menurun atau

sakit kepala

Gastritis adalah suatu peradangan atau perdarahan pada muikosa lambung

yang disebabkan oleh faktor iritasi infeksi dann ketidak aturan polamakan

makan yang terlalu banyak bumbu dan pedas hal tersebut dapat

menyebabkan terjaduinya gastritis

Berdasarkan dari beberapa pengertian tersebut maka dapat

diketahui bahwa pengrtahuan tentang gastritis adalah hasil tahu dan terjadi

setelah orang melakukan penginderaan melalui penglihatan pendengaran


penciuman dan rasa raba terhadap hal hal yang berhubungan dengan

peradangan atau luka yang terjadi secara tia tiba(maag aktif) dan bisa terjadi

secara perlahan(maag kronis).

Ada lima tingkatan pengetahuan yang cukup dalam doain kgnitif, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. termaksud kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima oleh sebab itu tahu merupkan tingkat

pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (compherension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui yang dapat mengintrepetasikan

materi bersebut secara benar

c. Aplikasi (Aplications)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi

telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya .

e. sintesis (sinteciss)

Analisis atau kemampuaan untuk menjabar materi atau suatu objek

kedalam kompnen komponen tetapi dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan ausistifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi objek. penilaian penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengguanakan

kriteria kriteria yang telah ada

Menurut Notoatmodjo (2010) faktor faktor yang mempengaruhi terhadap

lingkungan yaitu :

1) Faktor internal

a. Umur

Umur individu yang terhitung saat mulai dilahirkan sampai saat

berapa tahun, Semakin umur tingkat kematangan dan tingkat

kekuatan seseorang akan lebih matang dan berpikir dan belajar,

Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan

dipercaya daripada orang belum cukup tinggi kedewasaanya hal ini

sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwa. Umur sangat

mempengaruhi pada pengetahuan, semakin tua umur seseorang

maka tingkat pengrtahuan mereka pasti bertambah

b. pendidikan

Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan

kemapmpun sikap dan bentuk perilaku positif dalamm masyarakat

tempat hidup makin tinggi tingkat pendidkan seseorang maka

makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak

pengetahuan yang dimilki. sebaiknya pendidkan perkembangan

seseorang terhadap nilai -nilaibaruk yang mengganggu


c. Pengalaman

Pengalaman dalahm suatu peristiwa yang pernah dialami olehs

esorang middlembrook mengatakan bahwa tidak adanya

pengalaman yang dimiliki seseorang dengan suatu objek psikologis

cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut

sikap akan lebih muda terbentuk jika yang dialami terjadi dalam

situasi yang melibatkan emosi karena penghayatan akan

pengalaman lebih mendalam dan lebih lama membekas .

d.Pemahaman

Suatu kemampuan menjelaskan objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, jika seseorang

makin paham dan mengerti, tentang rematik maka ia juga akan

melaksanakan usaha usaha yang dapat meringankan rasa sakit

akibat rematik tersebut misalnya dengan senam rematik

e. Keyakinan

Seeorang yang dimiliki kepercayan yang lebih tinggi terhadap

suatu hal, sehingga orang tersebut lebih mantap untuk melakukan

suatu pekerjaan, bila seseorang sudah yakin atau percaya tentang

pentingnya melakukan senam rematik secara rutin dan tiap

minggunya.

f. Pekerjaan

Menurut hurlovck bahwa pekerjaan merupkan suatu kegiatan atau

aktivitas seseorang untuk memeperoleh penghasilan guna


kebutuhan hidupnya sehari hari lama bekerja merupakan

pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam

pekerjaan.

2) Faktor eksternal

a) Pendidkan Formal dan informal

Suatu proses yang diberikan orang dewasa kepada anak yang belum

dewasa untuk mencapai kedewasaan dalam arti luas kedewasaan

dalam arti luas pendidkan mencakup seulruh proses kehidupan dan

segala bentuk interasksi interaksi sistem pendidikan yang berjenjang

diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dengan pola tertentu,

jadi pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan

oleh tngkat pendidkan.

3) Sumber informasi

Informasi adalah keseluruhan makna dapat diartikan sebagi

pemberitahuan seseorang, adanya informasi baru bagi terbentuknya

sikap hal tersebut, pesan pesan sugesti dibawah oleh informasi

tersebut, pendidkan ini biasanya dugunakan untuk mengubah terhadap

perubahan biasanya digunakan untuk mengubah terhadap perubahan

biasanya menggunakan media massa pengetahuan diperoleh melalui

inforamsi yaitu kenyataan melihat dan mendengar sendiri serta

melalui komunikasi seperti mendengar penyuluhan atau radio,

memebaca surat kabar dan majalah melihat televisi jika seseorang

memperoleh berbagai ilmu dari berbagai informasi seperti halnya


disebutkan diatas maka pengetahuannya akan bertambah akan

dibandingkan dengan seseorang yang tidak penuh menerima ilmu dari

beberpa sumber informasi/Media.

Pengukuran dan pengetahuan dapat dilakukan wawancara atau angket

yang menyatakan tentang isi materi ingun diukur oleh subjek

penelitiian atau responden kedalaman dan pengetahuan akan kita

ketahiu atau kita ukur dan diseseuiakan dengan tingkat domain diatas

proses seseorang menghadapi pengetehuan sebelum orang menilai

perilaku baru didalam diri seseorang terjadi proses berikut yakni :

awrence (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari atau

mengetahui terlebih dahulu terhdap stimulus tersebut bagi dirinya

yaitu suatu objek nilai mencoba melakukan seautu sesuai

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

4) Keyakinan

kepercayaan/Agama yang dianut dan karakteristik individu (umur

pendidkan jenis kelamin, pekerjaan

5). Dukungan Keluarga

Faktor yang berperan penting dalam membentuk kepercayaan dan

nilai nilai kesehatan bagi individu adalah keluarga peran keluarga

dapat menigkatkan bahkan menurunkan periaku kepatuhan terhadap

penatalaksanan penyakit. Dengan prasarana yang klengkap memadai


dan terjangkau dapat memberi mendorong dalam melakukan

pengobatan.

6). Upaya Pencegahan faktor enabling (faktor pemungkinan)

Fasilitas kesehatan merupakan sarana yang sangat pentin gdalam

memberikan penyuluhan kesehatan kepada penderita yang

harapannya Kekambuhan Gastritis.

Upaya pencegahan (upaya preventif) adalah sebuah usaha yang

dlakukan dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak

diinginkan, dalam pengertian yang sangat luas pencegah ( preventif)

diartikan sebagi upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah

terjadinya gangguan kerusakan atau kerugian bagi seseorang atau

masyarakat

Kekambuhanm adalah peristiwa timbulnya kembali gejala gejala

yang sudah memeperoleh kemajuan kekambuhan biasanya terjadi

karena adanya kejadian kejadian buruk sebelum mereka kambuh,

pengertian pencegahan kekambuhan adalah mengambil langkah

harus didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari

hasil analisis epidemiologi dan hasil pengamatan.jadi upaya

pencegahan kekambuahn gastritis merupakan usaha yang dilakukan

individu dalam mencegah timbulnya gejala yang dirasakan sebagai

nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya

sering mual muntah, rasa penuh dan rasa tdak nyaman.


Menurut Syafirudin (2016). Pencegahan penyakit dibagi menjadi

beberapa tingkatan yaitu :

a. Perlindungan Umum dan khusus terhadap pentakit tertentu

b. Menegakan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat

dan tepat

c. Pembatasan kecacacatan

d. Penyembuhan kesehatan

Menurut nurhaeti 2016 pencrgahan kekambuhan pada agstritis pada

gastritis dapat dicegah agar penyakit tidak tejadi dan berulang

dengan dilakukan beberpa tindakan walaupun seseorang tidak dapar

selalu menghilangkan helico bacteri pylori antara lain yaitu:

Menurut sejumlah penelitian, makan dalam jumlah kecil tapi sering

serta memperbanyak makan makanan yang mengandung tepung

seperti nasi jagung dan roti, akan menormalkan produksi asam

lambung kurangilah makanan yang dapat mengiritasi lambung,

misalkan makanan yang pedas asam goreng dan berlemak

Hilangkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, tinggi

konsumsi alkohol dapat mengiritasi artau merangsang lambung

bahkan menyebabkan lapisan dalam lambung terkelupas sehingga

menyebabkan peradangan dan perdarahan dilambung.

jangan merokok merokok makan keruskan lapisan pelindung

lambung oleh karena itu orang yang erokok lebih sensitif

B. Tinjauan Umum Gastritis


a. Pengertian Gastritis

Gastritis merupakan perdangan (pembengkakan) pada mukosa

lambung yang ditandai dengan tidak nyaman pada perut bagian atas rasa

maul muntah nafsu makan menurun atau sakit kepala (ratu dana dwan,

2013)

Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa

lambung yang yang disebabkan oleh faktor iritasi ,infeksi dan ketidak

aturan dalam pola makan misalnya telat makan, makan terlalu banyak,

cepat makan, makanan yang terlalu banyak bumbu dan pedas, hal tersebut

dapat menyebabkan terjadinya gastritis suparyanto (2013) gastritis adalah

proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung atau gangguan

kesehatan yang disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut di atas maka yang dimaksud

gastritis adalah peradangan atau luka yang terjadi pada permukaan

lambung yang terjadi secara tiba tiba, maag akut dan bisa juga terjadi

secara perlahan (maagm kronis) dalam beberapa kasus yang dapat

menyebabkan lemak pada lambung dan menigkatkan resiko kanker

lambung, namun pada dasarnya bukanlah suatu keadaan yang serius dan

merespon pengobatan dengan baik.

a. Klasifikasi Gastritis

Gastritis Akut
Lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-Faktor

agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung. pada

sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan dan sebuh seourna.

Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya

dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut

daeutrofiln

Gastritis akut disebabkan mencerna asam atau alkali yang kuat

yang kuat yang dapat menyebabkan mukosa enjadi ganggren atau perforasi

gastritis akat dibagi enjadi dua garis besar yaitu :

1. Gastritis Eksogen Akut biasanya disebabkan oleh faktor faktor dari luar

seperti bahan kiimia misal: lisol alkohol merokok kafein lada steroid

mekanis iritasi bakterial onat analgetik anti inflaasi terutama

asprin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosiuko

2. Gastritis Endogen Akut adalah Gatritis yang disebakan oleh kelianan

badan

b. Gatritis Kronik

Disebut Gatritis Kronik apabila inflmasi sel-sel radng yang terjadi pada

laia propia dan daerah intra epital terutama terdiri atas sel sel radang

kronik yaitu liposit dan sel plasma, kehadiran granulia liposit pada

daerah tersebut menandakan adanya aktivitas, Gastritis kronik dapat di

bagi dalam berbagai bentuk tergantung pada kelainan histologi.

topografi dan etiologi yang menjadi dasar pikiran pembagian tersebut..

c. Metoplesia intestinal
suatu perubahan histologi suatu kelenjar kelnjar ukosa labung enjadi

kelenjar ikosa usus halus yang mengandung sel gablet perubahan perubahan

tersebut dapat terjadi secara menyeluruh pada hampir seluruh segen tetapi

dapat pula hanya merupakan bercak bercak pada beberapa bagian lambung.

a. Gastritis kronik korpus (Gastritis Tipe A)

Perubahan-perubahan histologi terjadi terutama pada korpus dan

fundus lambung.bentuk ini jarang dijumpai.sering dihubungkan dengan

autoimun dan berlanjut menjadia amnesia peisisosa selvpariotal yang

engandung kelenjar engalai perusakan sehungga sekresi asa labung

menurun padas sel parietal juga berfungsi mengahasilkan faktor insintik

oleh karena itu menyebabkan terjadi gangguan absorbs vitaimn b12 yang

menyebabkan anemiapesiosa

b. Gastritis kronik antrum (gastritis Tipe B)

gastritis yang seing dijumpai penumbuhan bakteri berlebihan dan

mepunyai hubungan yang sangat erat dengan kuat helitobacter pylori

sehingga dengan menigkatkan keasamaan lambung menyebabkan

pertubumbuhan bakteri berlebihan selanjtnya menjadi etaplasia akibat

langsung dari trauma bakeri tersebut kemungkinan diperparah oleh

meningkatnya produksi kopleks nitrat N- nitroso.

a. Gastritis Tipe AB

Gastritis yang distribusinya anatominya menyebar keseluruh gaster

penyebaran kea rah korpus cenderung meningkat dengan bertabahnya usia


b. Gastritis oragnik Dan gastritis fngsional

Biasanya sakit maag ini dikelompokkan menjadi penyakit maag

yang organik dan penyakit maag fungsional, pembagian ini dilakukan

setelah melalui pemeriksaan terutama pemeriksaan edoskopi atau teropong

saluran cerna. dyspepsia fungsional ditetapkan jika dengan pemeriksaan

baik secara endoskopi pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan

laboratorium tidak di temukan penyakit lain dari maag tersebut.

Dispepsia fungsional ini memang sangat berhubungan erat dengan

faktor psikis, berbagi penelitian yang telah membuktikan dengan faktor

antara faktor fungsinal dan faktor stres yang dialami seseorang terutama

faktor kecemasann ansietas penelitian yang dilakukan melilea menunjukan

bahwa kejadian fungsional sakit maag fungsional ini lebih besar dari sakit

maag yang organic yaitu 70%-80% Kasus sakit maag.

C.Etiologi gastritis

Disebabakan oleh bakteri helicobactery pilory, adalah bakteri yang hidup

dibawah lapisan selaput lendir dibawah bagian dalam lambung. fungsi dari

lapisan lendir sendiri adalah untuk melindungi kerusakan dinding lambung

akibat produksi asam lambung. infeksi yang diakibatkan oleh bacteri

Helicocbacteri menyebabkan peradangan pada dinding lambung yang disebut

gastritis

Ada beberapa penyebab gastritis antara lain:

1). Makan tidak teratur lambat makan biasanya menunggu lapar dulu

barumakan dan saat makan langsung makan terlalu banyak


2). Banyak Merokok

a. asam nikotinat pada rokok dapat mengakibatkan adbhesi trobhus yang

berkotribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah

kelambung mengalami penurunan. penrunan ini dapat berdampak

pada penurunan produksi mukus yang salah satu fungsinya untuk

melindungu lambung dari iritasi. selain itu CO yang dihasilkan oleh

rokok lebih mudah di ikat Hb dari pada oksigen sehingga

memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung. kejadian

gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh asam nikotinat yang

menurunkan makanan pada pusat makanan perokok menjadi tahan

lapar sehingga asam lambung dapat langsung mencerna mukosa

lambung bukan makanan karena tidak ada makanan yang masuk

b. Stres Berat

Stres psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf sipatik yang dapat

merangsang penngkatan produksi asam lambung sehingga jika

seseorang mengalami stres dapat menimbulkan kelainann pada dalam

lambung nya stress dapat bisa menmibulkan terjadinya perubahan

hormonal dalam tubuh, perubahan itu akan merangsang sel sel dalam

lambung yang memproduksi asam secara berlebihan, asam berlebihan

ini akan membuat lambung terasa nyeri perih dan kembung lama

kelamaan akan menimbulkanm luka di dinding lambung.

c. Kurang istrahat

d . Pemberian obat kemoterapi


obat kemoterapi mempunyai sifat dasar yang merusak sel yang

pertumbuhanmnya abnormal kerusakan ini ternyata dapat juga

mengenai sel inang pada tubuh manusia pemberiann kemoterapi

dapat juga diakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa

lambung

e. efek samping obat obatan

Pemberian obat kemoterapi obat kemoterapi mempunyai sifat dasar

merusak sel, yang pertumbuhannya abnormal perusakan ini dapat juga

mengenai sel inang pada tubuh manusia pemberian kemoterapi dapat

juga mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa lambung

f. Efek samping obat obatan

konsumsi obat penghilang rasa nyeriseperti nonsteroid anti inflamatory

drugs NSIDs misalnya aspirin ibu profen (advril morvinmdll) naproxen

aleve yang terlalu sering dapat menyebabkan gastritis akut maupun

kronis

g. Asam Empedu

Adalah cairan yang membantu pencernaan lemak. cairan ini di

produksi dihati dan dialirkan ke kantong empedu ketika keluar dari

kantong empedu akan di alirkan ke usus kecil duodenum, Namun

apabila cincin tersebut rusak dan tidak bisa menjalankan fungsinya

dengan baik atau dikeluarkan karena pembedaan asam empedu

mengalirkan ke lambung sehingga mengakibatkan perdangan dan

gastritis kronis
h. Serangan terhadap lambung

Sel yang dihasilkan oleh tubuh dapat menyerang lambung kejadian ini

dinamakan autoimun gastritis, kejadian ini memang jarang terjadi,

tetapi bisa terjadi autoimun gastritis sering terjadi pada orang yang

terserang penyakit hasiotos disase addison disease dan diabetes tipe 1

autoimun gastriis juga berkaitan defisiensi B12 yang dapat

membayahakan tubuh konsumsi obat penghilang rasa nyeri

i. uremia

ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabilisme dalam

tubuh terutama saluran pencernaan(gastriintestinal uremik) perubahna

ini dapat memicu kerusakan epitel mukosal lambung

j. Iskemia dan Syok

kondisi iskemia dan hopovelemiaengncam mukosa lambung karena

perfusi jaringan lambung dapat mengakibatkan nekrosis lapisan

lambung.

k. Trauma mekanik

Trauma mekanik mengenai abdomense pembenturan saat saat

kecelakan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan

kebutuhan jaringan lambung kadang kerusakan tidak sebatas mukosa

tapi tubuh radiasi yang beresiko terhadap gastritis erisive adalah

radiasi baik untuk diagnostc maupun radiasi baik untuk radisi kangker

abdomen

C. Patofisiologi Gastritis
Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsumsi alkohol

obat obatan anti inflamasi nonsteroid infeksi hely bacteri pylori pengikisan ini

dapat menimbulkan reaksi peradangan.

inflamasi pada lamung dapat di picu oleh peningkatan sekresi asam lambung

ion H yang merupakan susunan utama asam lambung di produksi oleh sel

parietal labung dengan bantuan enzim Na/K ATPase penngkatan sekeresi

lambung dapat dipicu oleh peningkatan persarafan misalnya dalam kondisi

cemas stress marah melalui parasipatik vagus akan terjadi peningkatan

asetikolin histamine, gastrine, relesing peptide yang dapat meningkatkan

sekresi lambung. peningkatan ion H yng tidak di ikuti peningkatan

penawarnnya seperti prostaglandin HCO mukus akan menjadi lapisan mukosa

lambung terjadi reaksi inflamasi.

Peningkatan sekresi lambung dapat memicu sekresi rangsangan serabut

eferen nerfus vagus yang menuju oblongata melalui kemoreseptor yang

banyak mengandung neutotransmitter oleh rasa mual dan muntah.

Mual dan muntah dapat mengakibatkan berkurangnya asupan nutrisi.

sedangkan muntah dapat mengakibatkan penurunan cairan tubuh dan

penurunan cairan darah (hipovolomia). kekurangan cairan merangsang pusat

muntah untuk meningkatakan sekresi anti dereutik horone (ADH) sehungga

terjadi retensi cairan kehilangan natrium oleh muntah maka penderita dapat

jatuh hipotermia muntah juga dapat mengakibatkan penderita kehilangan K

(hipokalemia) dan penderita dapat jatuh alkiolosis yang diperbutruk oleh


hipokalemia. muntah yang tidak terkontrol dapat mengancam saluran

pernapasan melalui asprasi muntahan.

Perbaikan sel epitel dapat dicapai apabila penyebab yang menggerus

dihilangkan penutupan celah yang dilakukan melalui migrasi sel epitel dan

pembelahan sel yang dirangsang oleh insulin like growth factored dan gastrin

D. Manifestasi klinik

manifestasi klinis yang muncul sesuai dengan jenis gastritis gejala klinis

yaitu antara lain:

a. gastritis akut erosive sangat bervariasi mual yang dari sangat ringan

asimtomatik sampai yang berat dan dapat menimbulkan kematian

penyebab kematian yang sangat penting adalah adanya perdarahan gaster.

gejala yang sangat mencolok adalah:

1) hematimatis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai

terjadi renjatan karena kehilangan darah.

2) pada sebagian besar kasus gejala nya sangat ringan bahkan asimtomatis

keluhan keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati biasanya ringan

dan tidak dapat di tunjuk dengan tepat lokasinya.

3) mual dan muntah.

4) perdarahan saluran cerna.

5) pada kasus yanga amat ringan perdarahan manifestasi sebagai darah

samar pada tinja dans ecaraf fisis akan dijumpai tanda tanda anemia

defesiensi dengan etiologi yang tidak jelas


6) pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka

yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan

gejala gangguan hemodianamik, yang nyata seperti hipotensi pucat

keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

hipotensi dapat diakibatkan oleh penurunan cairan dalam darah yang

mengakibat kan penurunan cairan dalam darah terhadap dinding pembuluh

darah. perdarahan juga mengakibatkan penurunan sel darah merah dan

hemoglobin yang menurunkan ikatan oksigen, yang sampai kejaringan

proses metabiolisme tubuh yang sebagian besar berlangsung secara aerobic

untuk proses kalorigenik menjadi menurun karena penurunan ikatan

oksigen sebagian kompensasi pemenuhan jaringan jantung akan berdenyut

lebih cepat takikardia

b. gastritis kronis non erosive

1) gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak

jelas

2) perasaan penuh anoreksia perasaan cepat penuh dapat diakibatkan oleh

sekresi yang berlebihan pada lambung ketika ada makan yang masuk

sehingga kapasistas makanan akan lebih menurun yangs ebagian besar

telah di isi oleh mukus dan cairan sekresi

distres yang tidak nyata sering berkaitan dengan perasaan gaster seperti

penuh padahal kalau dilakukan pengecekan secara detail lambung tidak

mengalami peningkatan intralumenya proses ini terkait dengana daptasi

psikologi yang berlangsung lama jadi penderita seola olah terbawa


E. Penatalaksanaan Gastritis

1.) Gastritis akut

Menurut suzanee & Bare(2014) penatalaksanan medis pada pasien

gastritis akut diatasi dengan menginstrusikan peran pasien untuk

menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang, Bila pasien

mampu makan melalui mulut diet dianjurkan mengandung gizi bila gejala

menetap cairan perlu dicairkan secara Franetral, bila perdarahan terjadi

maka penatalasanaan adalah serupa dengan prosedur yang dialakukan

untuk hejoragi saluran intestinal atas bila gastritis diakibatkan oleh

mencerna, makan yang sangat asam pengobatan terdiri dari pengenceran

dan penetralisasian agen pentebab untuk menetralisir asam digunakan

antacid umum daN bila korosi luas atau berat dihidari atau bahaya

perforasi sedangkan menurut syamsuhidayat penatalaksanaan bila terjadi

pendarahan tindakan pertama dalam tindakan koservasif berupa

pengambilan air es dan disertasi pemberian antacid, dan antagonis

reseptor H2 pemberianm oabat yang berlanjut memerlukan tindakan bedah

2 Gastritis Kronik

Menurut suzanee & bare 2014 penatalaksanaan medis pada pasien gastritis

diatasi dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istrahat mengurangi

stres sedangkan menurut Mansyoer 2011, Penatalaksanan yang dilakukan


pertama kali adalah jika tidak dapat dilakukan endoskopi caranya yaitu dengan

mengatsi dan mnghindari penyebab pada gastritis akut kemudian diberikan

pengobatan empiris berupa antacid tetapi jika endoskopi dapat dilakukan

berikan terapi erdaksi

f. Komplikasi

Menurut mansyoer 2007. kompikasi gastritis dibagi menjadi dau yaitu

gastritis akut dan gastritis kronik .

a) Gastritis akut kompikasinya adalah perdarahan saluran cerna bagian atas

berupa hematemesis dan melena dapat berakhir syok hemoragik.

b) Gastritis kronik komplikasinyam adalah perdarahan saluran cerna bagiana

atas ulkus perforasi dan anemia

C. Landasan Teori

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku, sebagai hasil

jangka menegah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan selanjutnya

perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indicator


kesehatan masyarakat sebagai keluaran halaman berbeda engan program

kesehatan yang lain perilaku kesehatan masyarakat untuk memeriksa

kesehatannya akan lebih baik jika masyarakat tahu apa maanfaat periksa

kesehatan, perilakunya tersebut dapat menjadikan sikap yang positiif terhadap

periksa kesehatan (Notoatmodjo,2013)

Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang sedangkan perilaku akan bersifat langsung

apabila di dasari leh pengetahuan dan kesadaran secara terinci perilaku

manusia refleksi dari gejala kejiwaan yang sudah salah satunya adalah

pengetahuan (Notoatmodjo,2013)

D. Kerangka Pikir

Dalam pencegahaan kekambuhan pada pasien sangat ditunjang oleh

tingkat pengetahuan pada pasien,, dengan pengetahuan dan sikap pencegahan

yang baik, maka mereka akan dapat melakukan pencegahan apabila terjadi

gastritis..

Berdasarkan uraian diatas latar belakang dan rumusan masalah diatas

penulis membuat kerangka pikir seperti pada gambar dibawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pengetahuan

Upaya pencegahan

kekambuhan Gastritis
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Ada Hubungan tingkat pengtahuan dengan Upaya Pencegahan

kekambuhan gastritis dipuskesmas Parigi.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Desain Dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deksriptif analitik, dengan

pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat

kelayakan etik (etica clorence). kenyataan yang ada, tentang suatu keadaan

yang dijumpai secara objektif (sugiyono,2010)

B. Waktu Dan tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan juli 2020, diwilayah kerja

puskesmas parigi.

C. Variabel Dan Definisi operasional

1.Variabel penelitian

Berupa ciri yang dimiliki sekeolmpok orang yang mempunyai perbedaan

dari kelopompok lain (Notoadmojo, 2010) dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yaitu:

a. Variabel bebas independen

Yang menjadi penyebab atau mempengaruhi terjadinya variabel lain:

variabel dependen variabel bebas dalam penelitian ini dalam tingkat

pengetahuan.

b. Variabel Terikat (dependen)

variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat atau dipengaruhi

karena adanya variabel yang lain variabel independen variabel terikat dalam

penelitian ini adalah upaya pencegahan kekambuhan gastritis.


2. Definisi operasional

berdasarkan penelitian luluk, ulyatul husna. 2010. Hubungan tingkat

pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan gasteitis di wilayah

kerja puskesmas gatak suharjo tentang defenisi operasional :

Variabel

1. Tingkat pengetahuan : tingkat pengetahuan gastritis yang merupakan

segala sesuatu yang dipahami oleh klien yang meliputi pengertian,

penyebab tanda dan gejala penanganan perawatan dan pengobatan

gastritis.

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Tinggi, Hasil presentase 76% - 100% dari total skor

kuesioner

Sedang, hasil presentase 56% - 75% dari total skor

kuesioner

Rendah, hasil presentase <56% dari total kuesioner

(Arikunto, 2010).

2. Pencegahan kekambuhan : pencegahan kekambuhan gastritis adalah suatu

hal untuk mengambikl tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian atau

agar tidak sakit kembali berulang

Cara ukur : Pengisian kuesioner

Alat Ukur : Kuesioner


Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : 2 = baik : hasil presentase 76%-100% dari total kuesioner

1 = sedang hasil presentase 56%-75% dari total kuesioner

0 = kurang : hasil presentase darib <56% dari total

kuesioner (Nursalam.2010)

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data.

a. Data Primer: data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan

kuesioner dan daftar pernyataan yang telah disediakan disebar secara

langsung kepada responden.

b. Data skunder: data yang didapatkan dari Puskekesmas Parigi.

2 Cara Pengumpulan Data

cara yag digunakan dalam pengumpulann data ini adalah cross

sectional yaitu data yang dikumpulkan dilakukan survei, wawancara atau

dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk diisi dan dijawab

sesuai dengan apa yang diketahui responden.

kuesioner Tingkat pengetahuan terdiri atas 17 pertanyaan dengan

menggunakan skala ordinal, kuesioner ini dari penelitian (ariekunto,2010)

dengan mengadopsi kuesioner yang dibuat oleh arikunto anatara lain

kategori baik >(85%-100%) kategori bernilai cukup <(56%-74%%

kategori nilai cukup kurang(<55%) jawaban yang disajikan dalam

pernyataan anatara lain sebagai berikut


siafat fouverable adalah sifat positif terhadap objek pilihan jawaban ysng

disediakan apabila benar B bernila 1 dan bernilai 0

positif jika dijawab benar diberi skor ya 1 dan jika dijawab salah diberi

skor 0 sedangkan untuk pertyataan negatif dijawab benar diberi skor 0 dan

jika dijawab salah diberi skor 1

Kuesioner pencegahan kekambuhan terdiri dari 17 pernyataan

dengan menggunakan skala likert Kuesioner ini diambil dari

(Nursalam,2015.) Dengan mengadopsi kategori baik Baik: > (75-100%)

dan kurang Untuk pencegahaan> 56% sifat positif terhadap objek pilihan

jawaban ysng disediakan apabila benar B bernila 1 dan S bernilai 0

positif jika dijawab benar diberi skor ya 1 dan jika dijawab salah diberi

skor 0 sedangkan untuk pertanyaan negatif dijawab benar diberi skor 0 dan

jika dijawab salah diberi skor 1

3.instruemen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan menggunakan kuesoiner, kuesioner dengan menggunakan yang

terdiri dari tiga bagian yaitu: tingkat pengetahuan respoden tentang

gastritis( Ariekunto,2010) . adapun penentuan kriteria objektifnya sebagai

berikut:

untuk penegtahuan tentang gastritis akan dinilai 17 pertanyaan dan

menggunakan skala gutman dengan nilai jawaban YA 1 dan tidak diberi

skor 0, untuk pernyataan positif jawaban ya diberi skor 1 dan jawaban


tidak diberi skor 0 dan untuk pertanyaan negatif jawaban ya diberi skor 0

dan jawaban tidak diberi skor 1.

Untuk upaya pencegahan kekambuhan gastritis akan di nilai 17 pernyataan

dan menggunakan skla likert dengan jawaban positif tertingg 3 dan

tererndah 0

E. Pengolahan Data

pengolahan data dikerjakan menggunakan tehnik skoring yang

kemudian data hasil skoring di analisi dengan tujuan untuk melihat

hubungan dari masalah yang dibahas menggunakan uji korelasi peresspn

adapun langkah-langkah yang digunakan sebagi berikut:

1. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian

lembar kuesioner sudah lengkap atau belum editing dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga apabila ada kekurangan dapat segera

dilengkapi

2. Coding

Ccoding merupkan tindakan mengklasisfikasikan dengan menandai

masing masing jawaban dengan kode angka kemudian dimasukan dalam

lembaran kerja guna mempermudah membacanya, hal ini dilakukan

karena alat yang dilakukan ntuka nalisa data dalam komputer melalui

program kemungkinan SPSS( Statistical package for sosial scien)

3. Entri Data

Memasukan data untuk diolah dengan program Komputer


4. Scoring

Pemberian nilai pada masing masing jawaban dari pertanyaan yang

diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang telah

ditentukan

5. Tabulating

Kegiatan memasukan data data hasil penelitian kedalam tabel tabel

sesuai kriteria sehingga dilepaskan jumlah data sesuai dengan kuesiner

6. Cleaning

Kegiatan yang dilakukan setelah selesai memasukan data,

kemudian melakukan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan kode, diselseksi kelengkapan dan dikelompokan

F. Analisa Data

a. Uji Univariate

analisis unviavariate digunakan untuk mendekspripsikan masing

masing variabel hasil analisis univariate adalah distribusi dan presntase dari

tiapa tiap variabel yaitu tiap variabel tingkat pengetahuan tentang gastritis

dan variabel upaya pencegahan kekambuhan

b. Analisis Bivariate

Analisis bivarite digunakan untuk menegtahui hubungan antara

tingkat pengetahuan tentang gastritis dengan upaya pencegahan

kekambuhan gastritis oleh karena jumlah sampel lebih dari 30 dengan skala
ordinal maka alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisi

korelasi rank sperman pada tingkat kepercayaan.

Interpentasi: Ho ditolak nilai ada ubungan tingkat pengrtahuan dengan

pencegahan kekambuhan gastritis diwilayah puskemas parigi

p= f

keterangan

p = presentase

F = Frekuensi jawaban responden

n = jumlah responden

G. Penyajian Data

Setelah semua terkumpul dan analisis tahap selanjutnya adalah pelaporan

hasil penelitian akan dilaporkan sekaligus dibahas kesesuainnya dengan

beberapa tinjaun pustaka

H. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiono,2010)

2. Sampel.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (sugiyono, 2010). untuk mendaptkan sampel yang

dapat menggambarkan populasi maka dengan penetuan sampel dalam

penelitian ini menggunakan slovin rumus sebagai berikut:

N
n¿ 2
1, N (e )❑

Dimana:

n = Besaran sampel

N = Besaran poulasi

e = Nilai kritis batas ketelitian yang diinginkan (persen pelonggran ketidak

teletian karena kesalahan penarikan sampel) dari jumlah populasi tersebut

dengan tingkat kelonggran ketidak tekitian sebesar 10% maka dengan

menggunakan rumus diatas diperoleh sampel sebesar.

231
N=
1−231<.1

231
=
3,31

= 69.788851 (dibulatkan menjadi 70 orang)

3. teknik sampling

Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan teknik proportional


random sampling yaitu teknik pengambiln sampel berdasrkan tujuan

tertentu yang

mengacu pada kriteria kriteria atau syarat tetentu yang dulakukan secara

acak (Notoatmodjo,2010) adapau besaran sampel ditiap tiap wlayah

adalah menggunakan ruumus:

ni = NI

keteranagan :

ni : ukuran tiap strata sampel

Ni : ukuran tiap strata populasi

n : ukuran (total) sampel

N : Ukuran (total) populasi

Instrumen penelitian adalah alat atau afsilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekrrjaannya lebih muda dan hasilnya lebi

baik dalam arti lebih cermat lengkap dengan sistematis bsehingga mudah

diolah

Kriteria insklusi:

a) Pasien yang di diagnosa gastritis puskesmas parigi yang bersedia menjadi

responden.

b) Umur 25-44 Tahun yang di diagnose menderita gastritis.

c) Pasien yang koooperatif

Kriteria esklusi

a) Pasien yang tidak bisa membaca dan menulis


b) Pasien yang hadir pada saat penelitian

DAFTAR PUSTAKA
Dinas, Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, 2014. Profil kesehatan
dinas profil kesehatan kabupaten parigi moutong tahun 2014.
http://pusdatin.kemkes.go.id

Gustin, 2013.pengaruh penyuluhan kesehatan tentang gastritis http://e


journal.unsrat.ac.id

Luluk, ulyatul husna. 2010. hubungan tingkat pengetahuan dengan


upaya pencegahan kekambuhan gastritis di wilayah kerja
pusekesmas gatak sukaharjo http epront.um.id/ID41718

Notoatmodjo, soekidjo.2012 promosi kesehatan & danilmuperilakuPT


rineka cipta jakarta.

Notoatmodjo, soekidjo.2010 Metodeologi penelitian kesehatan, PT


rineka cipta jakarta.

Nursalam. 2013. Metodeologi ilmu keperawatan . Salemba medika


jakarta

Panggabean P, Wartana I.K, Subardi, Sirait, E, Rasiman N, B.,


pelima, R,2017 Pedoman Penulisan Skripsi STIK Indonesia
Jaya Palu.

R.rika, 2016. hubungan anatara perilaku pencegahan gastritis


mahasiswa jurusan keperawatan angkatan 2013. http://
respitori.ac.id diunduh pada tanggal 25/06/20

Sugiono, 2010. Jurnal Kesehatan stres dan gastritis study cross


sectional jurnal fenomenakesehatan volume 2 nomor 1 buku
ajar patologi

T. Monica, 2019. hubungan anatar pengetahuan dan tingkat stress


terhadaop kambuh ulang gastritis diwilayah jkerja
puskesmas kota http://umbjm.ac.id

World, Healt Organisations (WHO). Global Health Science vol 2


Issue 2 juni 2017 http://jurnal csdforum.com/index.php.ghs

Wibowo, 2012. Hubungan tingkat nyeri kronis pada penderita


gastritis.http://erecol.org
Yunita, 2010.Hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada
mahasiswa Vol.1 no 2oktober 2014

Zhoezen L dkk, 2010. Tingkat Pengetahuan dan sikap Masyarakat


terhadap penyakit gastritis. http://eedia meneliti.com dinduh
pada tanggal 25/06/20

.
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kpd. Yth parigi, ....................2020


Ibu-Ibu Responden
Di Tempat

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Iin lerian


NPM : 115 016 097
Prodi : Keperawatan
Alamat : Boyantongo

Adalah mahasiswa program studi ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu


kesehatan indonesia jaya palu yang sedang melakukan penelitian dengan "Judul
Hubungan Ttingkat Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan Kekambuhan
Gastritis di Puskesmas Parigi, Tahun 2020.

Dengan surat ini memohon untuk ibu ibu untuk reponden dalam penelitian
yang disebuatkan dia atas yang disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjan keperawatan.

Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian atau membahyakan responden


kerahasiaan informasi yang didapatkan oleh responden terjaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.

peneliti

(Iin lerian)
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Dengan surat ini saya bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

JUmur :

Alamat :

Pekerjaan :

Telah menanggapi surat permohonan dan menyetujui untuk menjadi responden

dalam penelitian yang dilakukan oleh:

Nama :iin lerian

NPM : 115 016 097

Prodi : Keperawatan

Alamat : boyantongo

Dengan Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Upaya Pencegahan

Kekambuhan di Puskesmas Parigi, Tahun 2020, Demikian surat ini tanpa ada

paksaan dari pihak manapun.

Parigi, ...................... 2020

Responden
Kuesioner Berhubungan Dengan 'Hubungan Tingkat Pengetahuan Degan
Upaya Pencegahan Kekambuhan Gastritis Di Puskesmas Parigi,
Tahun 2020
A. Petunjuk: berilah tanda (√) pada kolom jawaban yang telah tersedia

B. Karakteristik Respnden

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis kelamin :

4. Pendidkan :

5. Pekerjaan :

I. Kuesiner Pengetahuan

NO Pernyataan Benar Salah


A Pengetahuan
1. Gastritis merupakan radang jaringan dinding

lambung ( Nyeri ulu Hati)


2. Gastritis merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah
3. Gastritis terjadi bila sering mengkonumsi obat obatan

mual-muntah / nyeri ulu hati


4. Apabiila terlalu sering makana makanan pedas dan

tidak akan menyebabakan gastritis


5. Penderita gastritis tidak perlu mrngkonsumsi antasida
6. Waktu makan yang teratur tidak akan menyeababkan

gastritis
7. Kurang bersihnya makanan tidak akan

menyebabakna gastritis
8. Gastritis dapat terjadi karena asam lambung dan

pepsin yang berlebihan


9. Kecemasan dan stress berlebihan dapat meyeababkan
penyakit gastritis
10. Gejala yang dialami penderita gastritis yaitu nyeri

nyeri ulu hati, mual, kembung, dan muntah


11. Penyakit gastritis tidak terlalu berbahaya sehingga

tidak perlu adanya penanganaan yang serius terhadap

penyakit ini
12. Memperbanyak olahraga misalnya aerobic dapat

mencegah terjadinya gastritis


13. Tingginya mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi

atau merangsang asam lambung sehingga dapat

mengakibatkan gastritis
14. Merokok dapat merusak lapisan pelindung lambung

sehingga dapat mengakibatkan gastritis


15. Penderita gastritis menu makannya tidak perlu di

atur[

II. Kuesioner Pencegahan Kekambuhan

NO. Pencegahan Benar Salah

1. Makan tepat waktu dapat mencegah gastritis


2. Jadwal makan harus 3 x sehari
3. Tidak merokok dapat mencegah terjadinya gastritis
4. Mengurangi makanan yang pedas dapat mencegah

iritasi lambung
5. Menajemen yang baik dapat membantu pencegahan

terkena penyakit gastritis


6. Tidak minum minuman alkohol dapat mencegah

iritasi lambung
7. Tidak makan makanan asam, dapat mencegah

terjadinya gastritis
8. Tidak makan, makanan yang mengandung lemak dan

garam yang berlebihan dapat mencegah iritasi

lambung
9. Makan 1x dalam sehari tidak meningkatkan asam

lambung
10. Gastritis dapat sembuh dengan sendirinya tanpa

diobati

Anda mungkin juga menyukai