PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan, manfaat dan prosedur
pelaksanaan EBN
2. Pasien yang setuju terlibat dalam pelaksanaan EBN menandatangani
lembar persetujuan.
3. Periksa catatan kesehatan pasien
4. pemilihan pasien didasarkan pada kriteria inklusi yang sudah
ditetapkan yaitu pasien stroke dengan hemiparesis unilateral, usia 30-
70 tahun, memiliki skor MMSE ≥24, memiliki kemampuan melakukan
ekstensi aktif setidaknya 100 pada masing masing persendian
metacarpal dan pergelangan tangan pada lengan yang terganggu.
5. Siapkan peralatan yang dibutuhkan untuk latihan
6. Kaji keluhan yang dirasakan pasien terkait fungsi motorik lengan yang
terganggu
PELAKSANAAN :
1. Atur posisi pasien yang nyaman untuk latihan
2. Nilai fungsi motorik ekstremitas atas dinilai dengan menggunakan
ARAT(Action Research Arm Test)
2. Pasien dipakaikan sarung tangan atau mitela/sling untuk menahan
lengan dan mencegah penggunaan ekstremitas atas yang sehat. Bahan
terbuat dari terbuat dari katun yang membentang sampai lengan bawah.
3. Pasien melakukan latihan dibawah pengawasan terapis pada anggota
tubuh yang terganggu
4. Rincian latihan :
Pada pergelangan tangan : fleksi ekstensi,
Gerakan menggengam : menggenggam gelas, menggenggam pena,
meremukkan selembar kertas lalu diminta untuk meratakan kembali.
Gerakan memegang : membalikkan kartu, memegang kunci, memegang
sendok.
Gerakan Menjepit : mengambil benda kecil seperti koin, kancing dan
manik manik.
5. secara bertahap aktivitas latihan menggenggam, memegang, menjepit,
kesulitan ditingkatkan secara berurutan
6. antusiasme pasien untuk terlibat dalam penelitian dihargai dengan tidak
menyalahkan atau memberi hukuman bila terjadi kegagalan
7. semua tugas dipilih secara individual sesuai dengan kemampuan
motoric, untuk memastikan pengalaman latihan yang sukses, dan
mencegah fruustasi yang mengarah pada fenomena “Learned non Used”
8. Latihan dilakukan selama 45 menit setiap sesi, 5 kali seminggu selama
3 minggu. (Prasadh & Singh, 2019)
EVALUASI :
1. Jika pada saat dilakukan latihan mCIMT pasien merasakan pusing dan
kelelahan maka latihan dihentikan.
2. Sebelum pasien pulang dari rawat inap, keluarga atau care giver
diberikan edukasi dan diminta mendemontrasikan cara melakukan
latihan mCIMT.
3. Pasien diminta menuliskan aktivitas latihan dirumah dalam sebuah
buku, jenis latihan dan durasi latihan.
4. Evaluasi harian dilakukan by phone dan dilakukan follow-up dengan
home visit atau pada saat pasien kontrol ke Poliklinik Neurologi
5. Pasien dievaluasi setelah 3 minggu melakukan latihan mCIMT, bisa
dilakukan pada saat kontrol rawat jalan atau di rumah pasien pada saat
home visit.
6. Dokumentasikan respon pasien terkait proses latihan mCIMT
UNIT TERKAIT Rawat inap Neurologi dan Poliklinik Neurologi bagian Neurorestorasi
DOKUMEN - Format Informed Consent
TERKAIT - Format penjelasan tentang prosedur dan tindakan yang akan dilakukan