PROPOSAL
OLEH:
FITRIATI
PK 115 018 037
PROPOSAL
OLEH :
FITRIATI
PK 115 011 317
Dosen Pembimbing I
ii
DAFTAR ISI
Isi Hal
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... iv
iii
DAFTAR GAMBAR
Isi Hal
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dipengaruhi oleh keberadaan unit pelayanan kesehatan itu sendiri, mulai dari
1
pengetahuan dan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi masyarakat.
relevan dengan aspek-aspek tertentu yang ada perannya dalam produksi jasa.
Menurut Harold Koening HFZ, 1994 yang dikutip dari Susanto (2007).
sakit meliputi faktor internal dan eksternal rumah sakit. Faktor internal
berasal dari rumah sakit yang meliputi faktor input yakni SDM, Sarana dan
itu juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi BOR suatu rumah sakit seperti
lain-lain.
puas, dan jika pelayanan melebihi harapan, pasien amat puas dan senang.
hubungan yang sangat erat. Pelayanan Rumah Sakit yang berkualitas akan
hubungan yang kuat untuk jangka waktu yang panjang. Dalam jangka waktu
yang panjang ikatan seperti ini memungkinkan rumah sakit untuk memahami
memberikan keuntungan bagi rumah sakit berupa finansial dan juga pasien
organisasi. Dan mutu itu dapat diukur dengan beberapa dimensi, sehingga
dimensi-dimensi ini bisa dianalisis apakah suatu produk atau pelayanan yang
1. Reliability (Kehandalan)
4. Empathy (Empati)
mutu barang dan jasa yang bersifat multidimensi. Sepuluh dimensi mutu
mencari solusi yang diperlukan untuk dapat mengatasinya. Dan jika terjadi
dan setelah diketahui dimensi mutu yang belum/tidak terpenuhi, maka solusi
bahwa dimensi kualitas pelayanan akan tergantung pada jenis pelayanan yang
akan diberikan dan dinilai, semua itu akan berbeda tergantung dimensi-
satu tantangan yang harus dihadapi oleh rumah sakit, karena dikatakan
utama rumah sakit yang menjadi fokus semua bentuk pelayanan rumah sakit
diterimanya dan bertindak atas dasar kepuasannya. Puas atau tidak puasnya
Karena pentingnya menjaga mutu pelayanan pada unit rawat inap, maka
telah banyak penelitian yang meneliti tentang mutu pelayanan unit rawat inap
bahwa 31% responden yang menyatakan puas dan 69% yang menyatakan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit jika
diharapkan pengguna jasa pelayanan kesehatan dan bisa jadi pasien tidak
merasa puas atas pelayanan yang diterima. Karena secara tidak langsung
VISI dari RSUD Raja Tombolotutu Tinombo adalah” Menjadi Rumah Sakit
Dengan Tulus”.
dasar yang bersifat pokok seperti Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat,
pelayanan rujukan.
yang dialaminya.
seperti pasien yang masuk di bagian UGD yang harus diberi pertolongan
mengakibatkan belum ada rasa aman dan nyaman bagi pasien rawat inap.
Keluhan yang sama disampaikan oleh salah seorang pasien rawat inap
ruang perawatan bangsal yang dirawat pada bulan September 2019 bahwa
pada ruang perawatan tersebut tidak ada air, sehingga pasien meminta untuk
dipindahkan ke ruang yang lain, namun pada ruang perawatan tersebut justru
sebaliknya, air mengalir secara terus menerus, ternyata kran air sudah tidak
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tinombo.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
berikutnya.
2. Bagi STIK Indonesia Jaya
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Mutu
ditetapkan (Azwar,2010).
konsumen. Selera atau harapan konsumen pada suatu produk juga harus
Mutu adalah Nilai total suatu produk atau jasa pelayanan yang
2011).
berikut:
pelanggan.
yang sesuai dengan standar profesi sumber daya yang tersedia di rumah
sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
konsumen (Depkes,1988)
sedang diamati.
c. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa,
c. Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi
diselenggarakan.
d. Standar adalah tujuan produksi yang numerik, lazimnya ditetapkan
untuk memisahkan yang tidak dapat diterima atau buruk dengan yang
didalamnya adalah sama, yakni mutu menunjuk pada tingkat ideal tercapai
yang diinginkan.
2. Perspektif mutu
kesehatan, diantaranya:
pasien dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.
kesehatan.
a) Perspektif pasien/masyarakat
semakin berkurang.
pertama, aspek teknis dari penyedia layanan kesehatan itu dan kedua,
bersifat multidimensi dan Dimensi Mutu layanan kesehatan itu antara lain:
a) Kompetensi Teknis
pasien, jam kerja klinik, waktu tunggu. Akses bahasa berarti bahwa
pasien.
c) Efektifitas
d) Efisiensi
dimiliki. Pelayanan yang kurang baik karena norma yang tidak efektif
e) Keamanan
mengurangi resiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang
dan pasien. Dan Pasien harus dilindungi disamping itu, juga ada unsur
misalnya jika ruang tunggu pasien yang punya risiko infeksi biasa
f) Kenyamanan
kesehatan.
g) Informasi
yang jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana layanan
h) Ketepatan Waktu
dan cara yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, dan
menggunakan peralatan dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang
efesien (tepat).
petugas kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, dan antara tim
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
komunikasi.
pelanggan.
menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk
pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan yang luas dan
1. Pengkajian
2008).
Pada pengakajian fokus perawat perlu menambahkan pertanyaan
2. Diagnosa keperawatan
2008).
harus melalui klasifikasi dan analisa data, interpretasi data dan validasi
4. Implementasi
5. Evaluasi
(Nursalam, 2008).
mencapai tujuan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respon klien
2010).
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
harapan pasien dari berbagai aspek, menyangkut mutu (medis dan non
yaitu:
kebutuhan medis.
kesehatan, dan
kesehatan.
3. Jenis Rumah Sakit
a) Menurut Pemilik
Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit
hospital).
Rumah Sakit dapat dibedakan atas dua macam yakni Rumah Sakit
Kabupaten.
karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Kelas
Misalnya Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Paru,
Rumah Sakit Kanker, Rumah Sakit Jantung, dan Rumah Sakit Ibu dan
Anak.
dikategorikan dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus, yaitu:
undangan.
D. Landasan Teori
(Azwar, 2010)
kesehatan, namun bagi pasien mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan
telah berubah dan akan selalu berubah. Oleh karena itu, peningkatan mutu
dimensi mutu layanan kesehatan dan pada penelitian ini peneliti membatasi
antar manusia, dan kenyamanan yang kesemuanya diukur dari sudut pandang
1. Ketepatan waktu
dan cara yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang tepat, dan menggunakan
peralatan dan obat yang tepat, serta dengan biaya yang efisien (tepat).
2. Informasi
semakin baik informasi yang diterima oleh pasien maka semakin puas
terhadap pasien.
4. Kenyamanan
suasana yang dirasakan pasien baik dari kondisi kamar dan fasilitas ruang
kebutuhan atau ekspektasi para pengguna jasa bisa terpenuhi dan diterima
tepat waktu. Untuk itu para penyedia jasa pelayanan kesehatan harus
telah memenuhi harapan pasien atau belum, jika belum maka solusi yang
E. Kerangka Pikir
Ketepatan Waktu
Informasi
Mutu Pelayanan
Hubungan Antar Manusia
Kenyamanan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Ketepatan Waktu
d. waktu kunjung/visite
jawaban sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban
tidak baik diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi skor 1.
Jumlah pertanyaan 7 = 100%
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
= 100 – 25
= 75%
= 75/2
= 37,5%
= 62,5%
Kriteria Objektif
2. Informasi
pasien tentang hal yang berkaitan dengan pasien dan pelayanan rumah
sakit.
a. informasi penyakit
sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban tidak baik
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
= 25%
= 100–25
= 75%
= 75/2
= 37,5%
= 62,5%
Kriteria Objektif
c. menghargai pasien
dimana jawaban sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3,
jawaban tidak baik diberi skor 2, dan jawaban sangat tidak baik diberi skor
1.
Jumlah pertanyaan 7
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
= 25%
= 100 – 25
= 75%
= 37,5%
= 62,5%
Kriteria Objektif
4. Kenyamanan
yang membuat perasaan pasien akan rasa nyaman berada di rumah sakit.
sangat baik diberi skor 4, jawaban baik diberi skor 3, jawaban tidak baik
Jumlah kategori 4
Skor tertinggi = 7 x 4 = 28
= 100%
Skor terendah = 7 x1 = 7
= 25%
= 100 – 25 = 75%
= 75/2
= 37,5%
= 62,5%
Kriteria Objektif
1. Jenis data
Menurut Sujarweni 2014, Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari
a. Data Primer
kepada pasien dalam hal ini responden Rumah Sakit Umum Daerah
dengan sejujurnya.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Instansi setempat dalam hal ini Rumah
penelitian ini.
E. Pengolahan Data
kode.
4. Entry, yaitu proses pemasukan data ke dalam program komputer untuk
selanjutnya dianalisa.
kesalahan.
F. Analisa Data
1. Analisa Univariat
f
P= x 100%
n
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah Sampel
G. Penyajian Data
1. Populasi
Kls I, Kls II, dan kls III meliputi; Bangsal Anak, Bersalin, Bedah, Pria
dan Wanita. Dan berdasarkan data yang diperoleh pada bulan Januari
2. Sampel
(Orang tua).
Keterangan:
n = besar sampel
N = jumlah populasi
sebagai berikut:
82,5944
n=
0,85 + 0,9604
82,5944
n= 1,8104
n= 45 Orang
proposional. Yaitu :
a. Ruang Kelas I =6
b. Ruang Kelas II = 10