PROPOSAL PENELITIAN
Mengikuti Seminar Proposal Penelitian Srata Satu (S1) Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Dayanu
Ikhsanuddin
OLEH :
ANIS RAFIKA
BAUBAU
2020
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................v
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.3.2 TujuanPenelitian............................................................6
BAB II.....................................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................1
ii
2.2. Kerangka Pikir.........................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
METODE PENELITIAN....................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27
iii
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
Baubau
PEMBIMBING
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
v
Dr. La Ode Syaiful Islamy, M.Si.
NIDN. 0907027101
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan publik yang baik merupakan hal wajib dipenuhi pada setiap
kualitas kerja aparat dapat dimulai dengan upaya motivasi.Disamping itu peranan
aparat pemerintah.
Begitu pula dengan pelayanan kesehatan, Rumah sakit sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya
1
pengetahuan dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan
Rumah Sakit sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dituntut untuk
demikian rumah sakit merupakan salah satu pelaku pelayanan kesehatan yang
kompetitif harus dikelola oleh pelaku yang mempunyai jiwa wirausaha yang
(Jacobalis, 1995).
2
peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.Sesuai
tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah
kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada institusi
dan keinginan pasien sehingga dapat memperoleh kepuasan yang ada pada
bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan disadari
3
Pasien mengartikan pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya
pelayanan yang bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai dengan standar
tugasnya sehari-hari ternyata beragam, ada yang produktivitasnya tinggi dan juga
motivasi dan sarana prasarana juga terdapat beraneka macam, ada yang rendah
ilmu dan teknologi kedokteran maupun ilmu dan teknologi administrasi, dapat
bahwa, BLUD Kota Baubau sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan
masyarakat di Kota Baubau, saat ini masih dianggap belum mampu memberikan
banyaknya kritikan dan saran serta keluhan masyarakat mengenai pelayanan yang
yaitu: (1) Keluhan yang berhubungan dengan tindakan dokter atau paramedis
4
cepat. (2) Keluhan yang berhubungan dengan pelayanan administrasi, seperti
dalam pengurusan kartu anggota, dan prosedur pelayanan kartu sehat dan askes
yang lambat.
efektif, hal ini boleh jadi benar sebab telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
meskipun ilmu dan teknologi kedokteran relative masih rendah, tetapi jika ilmu
Masyarakat Oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Hasil dari penelitian ini
Kesehatan Kota Samarinda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
peneliti sendiri.
berdasarkan visi dan misi serta sasaran strategis Dinas Kesehatan Kota Samarinda,
5
dilaksanakan dengan efektif karena telah mempunyai cukup berbagai ketersediaan
Samarinda antara lain kualifikasi dan kuantitas SDM yang secara langsung
menangani masalah pelayanan kesehatan atau ahli dalam bidangnya, salain itu
Kesehatan Kota Samarinda, serta kendala seperti sosialisai maupun pelatihan yang
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda dan Pemerintah sehingga banyak
dari masyarakat ssat ini lebih beralih kepelayanan yang diberikan pihak swasta
karena pasien tidak merasa puas dengan penyedia pelayanan kesehatan yang
Dari beberapa instansi yang ada di Kota Baubau baik itu instansi
Pemerintah maupun Swasta, Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD) Kota Baubau
pengamatan awal kondisi yang sering dijumpai menunjukkan masalah mutu dan
keefektifan yang ada kususnya di rumah sakit yakni adanya keluhan yang sering
terdengar dari pihak pemakai layanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran
ialah sikap dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain itu
6
juga tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan, persediaan
pengurusan kartu anggota, dan prosedur pelayanan kartu sehat dan askes yang
lambat.
7
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.2 TujuanPenelitian
1. Bagi peneliti lain dapat di jadikan sebagai bahan referensi dalam melakukan
objek penelitian.
8
2. Memberikan sumbangan pemikiran dariPasien dan bagi para medis di BLUD
Kota Baubau untuk lebih selektif dalam pelayanan kesehatan di BLUD Kota
Baubau.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil
atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Menurut Harbani Pasolong,
efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai
hubungan sebab akibat. Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel
lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat
tercapai atau dengan kata sasaran tercapai karena adanya proses kegiatan(Pasolong,
2007).
pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka penjang. Maksudnya adalah
sebelumnya.
dari kesuksesan suatu organisasi. Menurut Mullins dalam (Rukman, 2006), efektif itu
harus terkait dengan pencapaian tujuan dan sasaran suatu tugas dan pekerjaan dan
10
“Efektivitas ditinjau dari sudut pencapaian tujuan, dimana keberhasilan suatu
mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain
suatu organisasi disebut efektif apabila tercapai tujuan atau sasaran yang telah
oleh para ahli tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
penekanan dari pengertian efektivitas berada pada pencapaian tujuan. Ini berarti dapat
dikatakan efektif apabila tujuan atau sasaran yang dikehendaki dapat tercapai sesuai
dengan rencana semula dan menimbulkan efek atau dampak terhadap apa yang
target yang telah ditentukan dengan hasil yang dicapai, maka usaha atau hasil
pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektif, namun jika usaha atau hasil
pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan, maka
Hari Lubis dan Martani Huseini, menyatakan efektifitas sebagai konsep yang
Lebih lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini menyebutkan 3 (tiga) pendekatan utama
sumberdaya, baik fisik maupun nonfisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
mekanisme organisasi.
1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau
bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat
2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini dapat
(berdasarkan padamutu).
4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu
tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar
yangtinggi.(Danim, 2004)
1. Faktor waktu
waktu dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Hanya saja
penggunaan ukuran tentang tepat tidaknya atau cepat tidaknya pelayanan yang
diberikan berbeda dari satu orang ke orang lain. Terlepas dari penilaian
subjektif yang demikian, yang jelas ialah faktor waktu dapat dijadikan sebagai
2. Faktor kecermatan
Pelanggan akan cenderung memberikan nilai yang tidak terlalu tinggi kepada
tidak sesuai dengan gaya pelanggan yang diberikan oleh pemberi pelayanan.
apa yang dibicarakan termasuk hal yang tidak terlepas kaitannya dengan nilai-
1. CiriOrganisasi
dengan jelas sasaran-sasaran pokok dan mengenali akibat terhadap sikap dan
perilaku individu oleh variasi struktur yang ditujukan pada sasaran itu.
2. Ciri Lingkungan
3. Ciri Pekerja
pekerja itu sendiri. Karena perilaku merekalah yang dalam jangka panjang
pokok untuk mendapatkan dukungan yang diperlukan ini dari pekerja adalah
sasaran organisasi adalah logis untuk membuat asumsi bahwa baik keterikatan
14
pada organisasi maupun prestasi kerja akan meningkat.
konsep yang dapat dipakai sebagai sarana untuk mengukur keberhasilan suatu
waktu, sarana dan prasarana serta tetap memperhatikan resiko dan keadaan yang
dihadapi.
menyediakan segala apa yang diperlukan oleh orang lain untuk perbuatan
15
bahwaproses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
“Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
dan waktu barang atau jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk
Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos dalam (Ratminto dan
”Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat
mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-
hak lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan
tenaga, dan waktu yang digunakan dalam memberikan pelayanan, tetapi lebih
Layanan umum yang bisa dilakukan oleh siapapun, bentuknya tidak terlepas dari 3
(HUMAS), bidang layanan Informasi, dan bidang- bidang lain yang tugasnya
16
memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan. Agar
supaya layanan lisan berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada syarat-syarat
kejelasan mengenaisesuatu.
dalam melaksanakan tugas. Sistem layanan pada abad informasi ini menggunakan
sistem layanan jarak jauh dalam bentuk tulisan. Layanan tulisan ini terdiri dari 2
(dua) golongan yaitu, berupa petunjuk Informasi dan yang sejenis dapat di
c. Memperlancar urusan dan menghemat waktu bagi kedua pihak, baik petugas
kenyataan sehari-sehari layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan
17
jadi antara layanan perbuatan dan lisan sering digabung. Hal ini disebabkan
kecuali khusus melalui hubungan tulis yang disebabkan oleh faktor jarak.
mencapai kepuasan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari:
1. Transparansi, yakni pelayanan bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
mudahdimengerti;
3. Kondisional, yakni pelayanan yang dapat sesuai dengan kondisi dan kemampuan
pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi
dan efektivitas;
5. Kesamaan hak, yakni pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial, danlain-lain;
hasil pengalaman dan bukannya suatu objek. Kebanyakan pelayanan tidak dapat
18
dihitung, diukur, diraba, atau ditest sebelum disampaikan untuk menjamin
kualitas.
Menurut Gasper dalam Azis Sanapiah (Azis, 2000), karakteristik atau atribut
8. Variasi model pelayanan, berkaitan dengan inovasi untuk memberikan pola baru
pelayanan.
petunjuk- petunjuk.
10. Atribut pendukung pelayanan dalam hal ini adalah sarana dan prasarana yang di
5. Toleransi yaitu mengenal pelanggan, pendengar yang baik dan sabar, yang
No. 63 Tahun 2004 (Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2005) tentang pedoman
kurangnya meliputi:
20
1. Prosedur pelayanan dimana prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi
4. Produk pelayanan bahwa hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
5. Sarana dan prasarana bahwa penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang
antara lain:
1. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur
pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan (front line staff) sampai
keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat sering kali lambat atau bahkan
diabaikan samasekali.
kepada masyarakat.
pelayanan.
21
4. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya
lain yangterkait.
dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari beberapa meja yang harus
pelayanan yang diberikan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu kewaktu.
2009).
1. Faktor internal antara lain kewenangan direksi, sikap yang berorientasi terhadap
semangatkerjasama.
2. Faktor eksternal antara lain budaya politik, dinamika dan perkembangan politik,
1. Faktor kesadaran
maupun tidak tertulis, mengikat semua orang dalam organisasi kerja.Karena itu
Kelebihan dan tingkah laku orang lain jika disadari lalu dikembangkan dapat
2. Faktor aturan
orang.Makin maju dan majemuk suatu masyarakat makin besar peranan aturan
dan dapat dikatakan orang tidak dapat hidup layak dan tenang tanpa aturan.Oleh
karena itu aturan demikian besar dalam hidup masyarakat maka dengan
sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi, dan diawasi sehingga dapat mencapai
sebagai pihak yang berwenang mengatur segala sesuatu yang ada di organisasi
tidak langsung kepada orang, maka masalah manusia serta sifat kemanusiaannya
sebagai subyek aturan, yaitu mereka yang akan dikenai aturan itu.
3. Faktor organisasi
Oleh karena itu organisasi yang dimaksud disini tidak semata-mata dalam
4. Faktor pendapatan
23
Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan
atas tenaga, dana, serta pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau
badan/organisasi, baik dalam bentuk uang, maupun fasilitas, dalam jangka waktu
tertentu. Pada dasarnya pendapatan harus dapat memenuhi kebutuhan hidup baik
Kemampuan yang dimaksud disini adalah keadaan yang ditujukan pada sifat
atau keadaan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan atas ketentuan-
badan dan pengetahuan kerja yang tersedia. Dengan pengertian ini dapat
perlengkapan kerja dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga berfungsi social dalam rangka
24
2.1.2 Konsep Pelayanan Kesehatan
Kesehatan, pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik
(Azwar, 1998). Pelayanan oleh Moenir dirumuskan setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pihak lain yang ditujukan untuk memenuhi kepentingan orang banyak
(Moenir, 2006).
1995).
bentuk dan jenis pelayanan kesehatan tergantung dari beberapa faktor yakni:
1. Tersedia dan berkesinambungan : Syarat yang pertama pelayanan kesehatan yang baik
berkesinambungan.
2. Dapat diterima dan wajar : Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah
dapat diterima oleh masyarakat serta bersifat wajar. Artinya pelayanan kesehatan
3. Mudah dicapai:Syarat pokok yang ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah mudah
4. Mudah dijangkau : Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah
termasuk dari sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus
masyarakat.
5. Bermutu :Syarat pokok pelayanan kesehatan yang baik adalah bermutu. Pengertian
yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai
jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik
26
Dalam upaya pelayanan di rumah sakit, maka pasien yang memperoleh jasa
pelayanan memiliki harapan tertentu. Bila jasa rumah sakit yang diterimanya dapat
memenuhi bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dalam waktu ke waktu tumbuh
pemikiran dalam diri pasien bahwa inilah suatu jasa pelayanan rumah sakit yang
Semua peran tersebut diperankan oleh rumah sakit sebagi bagian dari Sisem
Care (Azwar, 1998) bahwa rumah sakit adalah pusat pelayanan kesehatan
sederhana, dan bersifat sosial. Dewasa ini, rumah sakit fungsinya berkembang
27
sesuai dengan tuntunan perkembanganilmupengetahuan dan teknologi, antara lain;
pelayanan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik agar efektivitas pelayanan
tepat waktu dan manfaatnya secara nyata dirasakan oleh perorangan, keluarga,
a. Tercapainya tujuan
2. Menyembuhkan penyakit
3. Memulihkan kesehatan
b. Tepat Waktu
3. Respon petugas terhadap pelayanan yang bersifat cepat dan tepat waktu
c. Adanya manfaat
yang baik bagi masyarakat. Menurut Sudayasa (2009:76) ada lima nilai dasar
dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para
28
pegawai dan aparat kesehatan dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk
a. Bertindak cepat
kesehatan terhadap kasus atau masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency)
c. Menegakkan Kedisiplinan
adalah melakukan pencatatan dan pelapiran hasil kegiatan pelayanan secara tertib,
d. Menegakkan Transparansi
Menunjukkan keterbukaan pelayanan dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan
keterbukaan anggaran sesuai hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup
pelayanan kesehatan.
e. Mewujudkan Akuntabilitas
yang sangat penting dimana hal ini tidak terlepas dari faktor petugas pelayanan,
2. Performance : Membina dan memelihara kinerja dari petugas dan institusi yang
sangat penting.
4. Credibility : Merupakan batu ujian bagi para petugas kesehatan yang berusaha
lain.
mutu adalah penentuan pelanggan, bukan ketetapan insinyur, pasar atau ketetapan
standar-standar dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
kekurangan gizi.
pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang adalah sebagai
berikut:
1. Untuk pasien dan masyarakat, mutu pelayanan berarti suatu empathy, respect dan
2. Dari sudut pandang petugas kesehatan, “mutu pelayanan berarti bebas melakukan
segala sesuatu secara profesional untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan
masyarakat sesuai dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu
peralatan yang baik dan memenuhi standar yang baik (state of the art).
langsung dengan tugas mereka sehari-hari, namun tetap sama pentingnya. Untuk para
manajer focus pada mutu akan mendorongnya untuk mengatur staf, pasien dan
4. Bagi yayasan atau pemilik rumah sakit, mutu dapat berarti memiliki tenaga profesional
yang bermutu dan cukup. Pada umumnya para manajer dan pemilik institusi
sering diartikan sebagai mutu pelayanan kesehatan, mutu asuhan kesehatan, mutu
hari adalah sebagai berikut; derajat terpenuhi standar profesi atau standar
comes yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang menyangkut dengan
pelayanan diagnosa, terapi, prosedur atau tindakan pemecahan masalah klinis. Jadi
beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu adanya keluhan yang berhubungan
dengan tindakan dokter atau paramedis (petugas kesehatan) dan keluhan yang
anggota dan prosedur pelayanan kartu sehat dan akses yang lambat.
untuk memperoleh sumberdaya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai
kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi, dan (3) Pendekatan sasaran
bermutu.
Efektivitas Organisasi :
33
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif analisis
analisisnya pada persepsi pasien Rumah sakit umum Kota Baubau. Metode
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan
maksimal dan menyeluruh sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian,
(Jalaludin, 2010:24).
34
3.2 Definisi Operasional Variabel
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu
Kota Baubau yang diarahkan kedalam analisa kuantitatif sehingga jenis penelitian ini
a. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data. Dalam penelitian ini maka sumber primer didapat dari pasien
35
Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian
demikian, data dan informasi yang diperoleh adalah data yang dapat
b. Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
pada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
tambahan data berupa dokumen dari orang lain selain objek penelitian. Data
tersebut sebagai data tambahan untuk melengkapi data yang sudah ada.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien rawat jalan
BLUD RSUD Kota Baubau selama bulan April 2022 yang berjumlah 155 orang.
pendapat Arikunto, yaitu jika populasi lebih besar atau lebih dari 100 orang, maka dapat
diambil 10-15% atau 20-25% tetapi jika populasi lebih kecil atau kurang dai 100, maka
Mengingat populasi dalam penelitian ini seluruh seluruh pasien rawat jalan BLUD
RSUD Kota Baubau selama bulan April 2022 yang berjumlah 793 maka peneliti
2001:82)
N
n=
N d 2 +1
36
Keterangan :
N = Besarnya populasi
b. Presisi yang digunakan antara ±10% dengan menggunkan rumus tersebut, maka
diketahui ukuran sampel pasien rawat jalan BLUD RSUD Kota Baubau selama
N
n= 2
N d +1
793
n= 2
793 ( 0,1 ) +1
793
n=
8,93
= 88,80 = 89
Pada penelitian ini untuk ukuran populasi 793 orang dengan presisi ±10% maka
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh
peneliti yaitu :
a. Angket/Kuesioner
bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yan
37
responden memilih jawaban yang sudah disediakan di dalam kuesioner.
Kuesioner akan disebar kepada pasien rawat jalan BLUD RSUD Kota Baubau.
Skala yang digunkan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert
(Sugiyono, 2012:93).
Skala likert akan digunakan oleh peneliti untuk mengukur kategori hasil
kuisioner yang dibagikan kepada responden untuk mengetaui skala sikap objek
(STS)
Netral 3
Setuju (S) 4
b. Observasi
fakta melalui pengamatan yang dilakukan kepada pasien rawat jalan di BLUD
38
RSUD Kota Baubau, sehingga akan diperoleh persepsi atau respon yang mereka
c. Wawancara
yang tidak tergali oleh kuesioner. Wawancara yang akan dilakukan peneliti
langsung untuk menggali lebih jauh tentang argumen yang akan dikemukakan
d. Dokumentasi
Dokumentasi yang akan disiapkan oleh peneliti berupa catatan otentik dimana
dokumentasi tersebut berisi data lengkap dan nyata untuk menunjang dalam
proses penelitian.
a. Validasi
atau keshahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih
(Statistical Product and Service Solution) dengan mengolah data yang diperoleh di
penelitian ini. Uji Validitas dilakukan dengan menghitung kolerasi antara masing-
39
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2}{𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2}
Keterangan:
r = Koefisien Kolerasi
n = Jumlah Responden X =
Skor Pernyataan
Y = Skor Total
b. Reabilitas
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
Uji reabilitas adalah tingkat kestabilan alat pengukur dalam mengukur suatu
gejala atau kejadian. Semakin tinggi reabilitas suatu alat pengukur maka semakin
stabil pula alat pengukur tersebut. Dalam Sugiyono pengujian reabilitas dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu sebagai
𝑎= 𝑘 ∑
𝑆2
(1 − )
�
𝑘−1 𝑆2
𝑡
40
Keterangan :
K = Banyaknya item
table berikut :
1
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian
pasien terhadap pelayanan Kesehatan yang dilakukan pada BLUD RSUD Kota
berikut:
𝑛
% = 𝑁 𝑥 100%
2
Keterangan:
kriteria yang akan dipilih oleh responden, dengan cara hasil keseluruhan
3
3.4 Lokasi Penelitian
1. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Baubau merupakan Rumah sakit terbesar di
2. Rumah sakit umum daerah Kota Baubau melayani pasien bukan hanya pada
masyarakat Kota Baubau saja tetapi juga melayani masyarakat di luar Kota
Baubau.
4
BAB IV
dan luas bangunan 2071,10 m². Dengan lokasi yang sangat strategis dan
RSUD Kota Baubau merupakan rumah sakit rujukan bagi fasilitas kesehatan
yang menjadi milik Pemerintah Kota Baubau untuk itu keadaan geografis dan
pembangunan wilayah Kota Baubau, sarana dan prasarana rumah sakit yang ada
dinilai sudah tidak layak lagi, maka sejak tahun 2002 Pemerintah Kota Baubau
Pembangunan fisik secara bertahap dimulai tahun 2003 sampai sekarang dan
dibangun diatas lahan seluas 41.470 m² dan luas bangunan 2071,10 m².
5
Sejarah RSUD Kota Baubau bermula dari pendirian rumah sakit ini pada
zaman kolonial Belanda yang berlokasi di pusat kota Baubau tepat di depan
Tenggara pada tahun 1959, rumah sakit tersebut kemudian menjadi Rumah Sakit
Kabupaten Buton. Pada tahun 1978 Rumah Sakit Kabupaten Buton ditetapkan
kepada Pemerintah Kota Baubau dan berubah nama menjadi RSUD Kota Baubau.
yang ada di wilayah administratif Kota Baubau kepada Pemerintah Kota Baubau,
termasuk seluruh SDM yang ada di RSUD Kabupaten Buton tersebut. Pada bulan
Agustus tahun 2008 rumah sakit pindah di Palagimata dan beroperasi secara
RSUD Kota Baubau merupakan salah satu rumah sakit yang ada di eks
Posisi strategis Kota Baubau membuat pusat rujukan Pelayanan Kesehatan bagi
keempat daerah tersebut bertumpu pada RSUD Kota Baubau Hal ini merupakan
pengelolaan manajemen Rumah Sakit yang multi kompleks. Sebagai satu institusi,
6
RSUD Kota Baubau selalu dituntut meningkatkan kualitas peralatan, namun di
banyak. Kedua fungsi tersebut dapat dipadukan sehingga RSUD dapat menjadi
Kota Baubau sebagai pusat rujukan ke-2 di Propinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini
dimungkinkan mengingat.
3. RSUD sudah terlibat dalam persaingan dengan Rumah Sakit lain yang
modal.
6. RSUD Kota Baubau telah memiliki kesiapan sumber daya manusia hanya
7
RSUD Kota Baubau berdasarkan PERDA Kota Baubau No 6 Tahun 2017
Baubau
struktur organisasai dan tata kerja RSUD Kota Baubau berdasarkan Perda No.3
Rumah Sakit.
Umum Daerah dipimpin oleh Direktur yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah yang bertugas untuk membantu
8
2. Pelayanan penunjang dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah di
6. Pelayanan keperawatan
7. Pelayanan rujukan
perlengkapan umum
kesehatan,
9
8. Pengelolaan personil, keuangan dan perlengkapan sesuai dengan peraturan
A. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 89 orang pasien Rawat jalan
RSUD Kota baubau. Responden pasien dalam penelitian ini dapat dikategorikan
Responden dalam penelitian ini terdiri dari 89 orang pasien Rawat Inap
RSUD Kota baubau. Responden pasien dalam penelitian ini dapat dikategorikan
Tabel
Distribusi frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik
Frekuensi (n) Presentasi (%)
responden
Laki-laki 56 62,9
Perempuan 33 37,1
Sumber ; olahan data primer 2022
10
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 89 responden, terdapat 62,9 %
Tabel
Distribusi frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Umur
Karakteristik
Frekuensi (n) Presentasi (%)
responden
SD 9 10,1
SMP 8 9,0
SMA 15 16,9
D-III 12 13,5
S-1 45 50,6
Sumber : olahan data primer 2022
berpendidikan S-1.
Tabel 4.12
Distribusi frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
Karakteristik
Frekuensi (n) Presentasi (%)
responden
PNS 15 16,9
Pegawai Swasta 14 15,7
Wiraswasta 34 38,2
Pelajar 15 16,9
Lain-lain 11 12.4
Sumber : olahan data primer 2022
11
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 89 responden, terdapat 16,9%
PNS, 15,7 % Pegawai Swasta, 38,2% Wiraswasta, 16,9 % , Pelajar 12,4 % Lain-
Tabel
Distribusi frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Penghasilan
Tabel
Distribusi frekuensi Responden Penelitian Berdasarkan Kunjungan
Karakteristik
Frekuensi (n) Presentasi (%)
responden
1 Kali 4 4,5
2 Kali 32 36,0
3 Kali 22 24,7
4 kali 25 28,1
5 Kali 6 6,7
Sumber :olahan data primer 2022
12
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dari 89 responden, terdapat 4,5 %
berkunjung 2 kali.
beberapa pasien rawat jalan di RSUD Kota Baubau dengan memberikan kuesioner
No Pernyataan Keterangan F %
SS S Rr ST STS
Bertindak Cepat
1 Pasien selalu ditangani 50 30 7 2 0 89 100
dengan cepat oleh
pihak Puskesmas
2 Pihak Puskesmas selalu 60 20 9 0 0 89 100
memberikan pelayanan
yang maksimal kepada
pasien.
3 Pihak Puskesmas menangani 15 70 4 0 0 89 100
13
dengan cepat pasien yang
emergency
14
tentang sosialisasi
kesehatan lingkungan
kepada masyarakat.
N0 Pernyataan SS S Rr ST STS F %
Akuntabilitas
13 Pihak Puskesmas selalu 75 12 2 0 0 89 100
bertanggungjawab terhadap
kesehatan pasien.
14 Pihak Puskesmas 15 70 4 0 0 89 100
melakukan pemeriksaan
ulang kepada pasien jika
memang harus diperiksa
kembali.
15 Pasien selalu puas dengan 65 19 3 2 0 89 100
pelayanan dan
tanggungjawab yang
diberikan oleh pihak
Puskesmas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Harapan.
Binarupa. Aksara.
Bentley.
Rineka Cipta.
Erlangga.
16
Jacobalis, S. (1995). Liberalisasi Bisnis Jasa Kesehatan dan Dampaknya Bagi
Pembaharuan.
Indonesia (UI-Press).
Aksara.
Rosdakarya.
17
Pengembangan Model Konseptual, Penerapan “Citizen’s Charter” dan
Ricard M Steers. (1986). Efektifitas organisasi (kaida perilaku) (4th ed; M. Jamin,
Aksara.
Dian.
University Press.
Yin, R. K. (2006). Sudi Kasus; Desain dan Metode (Djauzi Mudzakir, ed.).
18
PEDOMAN WAWANCARA
sumberdaya fisik?
berkesinambungan?
8. Bagaimana cara pelayanan kesehatan yang wajar menurut kaidah dan dapat
9. Apakah ada keluhan masyarakat tentang jarak lokasi pelayanan kesehatan dan
10. Apakah harga yang di tentukan dalam pelayanan kesehatan sudah sesuai
11. Bagaimana upaya yang dilakukan pelayan kesehatan kepada maysrakat yang
12. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan pelayan kesehatan untuk memuaskan
19