PROPOSAL PENELITIAN
Disusun
Oleh
JASMAL BAHARUDDIN
NPM. 216 110 028
ii
1. Jenis Data........................................................................................... 69
2. Sumber Data....................................................................................... 70
3. Teknik Penentuan Informan............................................................... 71
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 71
E. Teknik Analisis Data............................................................................. 73
F. Lokasi dan Jadwal Penelitian................................................................. 73
1. Lokasi Penelitian............................................................................... 73
2. Jadwal Penelitian.............................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 75
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
ASN dimana salah satu langkah yang dilakukan dengan melaksanakan Merit
pengaruh partai politik dan masih banyak lagi praktek lainnya yang
undang nomor 5 tahun 2014 tentang ASN dirasa masih kurang berkerja
yang ada. Dengan merit system tersebut diharapkan nantinya tidak ada lagi
1
Setiap pegawai sangat besar peluang kesempatan untuk berprestasi.
selain itu juga biaya yang tinggi (high cost economy); masih ada juga
pejabat ketimbang abdi masyarakat; dari segi pelayanan masih ada yang
merit ystem ini sekiranya dapat dilakukan dengan baik dan benar tanpa ada
berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik, netral,
sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik
2
Selain penerapan merit system dalam pemerintahan, masalah
tidak akan bisa bertanggung jawab atas pekerjaannya apabila kurang disiplin
apabila tidak ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin (Marthen,
2018:1).
ayat 6 berbunyi “sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
3
Pengalaman, Komunikatif, Pendidikan dan kepangkatan. Dalam
Membentuk Panitia dan Tim seleksi serta melibatkan unsur dari Lembaga
yang memenuhi persyaratan di uji oleh Tim seleksi dari Pemerintah daerah
dan LAN. Secara administrasi persyaratan hasil seleksi yang dilakukan oleh
tim seleksi dari Pemerintah daerah dan LAN sudah memenuhi syarat dan
kepangkatan, hanya orang dekat dengan Bupati dan dianggap loyal dalam
4
B. Fokus Penelitian
Kabupaten Buton, pelaku (actor) yaitu ASN, dan aktivitas (activity) yaitu
kemungkinan promosi yang lebih besar dapat dilihat bukan saja pada
dan tanggung jawab yang lebih besar dan luas, yang pada gilirannya dapat
promosi jabatan, maka akan menimbulkan efek samping yang tidak baik
nilai-nilai prestasi kerja yang baik, disiplin kerja yang tinggi, pengalaman
kerja yang cukup, serta dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap kantor.
5
Untuk itu kantor harus mampu menempatkan pegawainya yang tepat untuk
menduduki jabatan yang tepat pula, sesuai dengan prinsip the right man on
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
6
2. Secara praktis :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan rencana penelitian ini antara
lain:
pejabat yang mumpuni dan memiliki kinerja bagus selain itu tidak akan
yang dia kenal. Semuanya masih berkaitan dengan balas budi dan balas
8
Metode analisis Kualitatif. Sehingga diharapkan dapat memberikan
2. Ahmad Faiz, Retno Sunu Astuti & Teuku Afrizal. 2020. Sistem Merit
Daerah Provinsi Jawa Tengah yang berasal dari seleksi CPNS tahun
2014 dan tahun 2018 sudah sesuai dengan prinsip merit system,
9
penilaian kinerja melalui Sasaran Kerja Pegawai (SKP) bulanan,
pendapat para ahli yang telah dipublikasikan dalam literatur – literatur yang
terbit baik diluar negeri maupun dalam negeri. Para ahli telah
mendeskripsikan lebih luas mulai dari objek kebijakan itu sendiri termasuk
subjek pelaksana kebijakan itu sendiri yakni pemerintah. Apabila kita bicara
(public policies making) atau pernyataan apa yang menjadi keinginan negara
10
(has to do policies or expressions of the state will), sedangkan fungsi
publik itu (issues) dimasyarakat yang begitu banyak macam, variasi dan
bisa menjadi kebijakan publik jika : (a) mempunyai dampak yang besar pada
orang banyak; (b) ada bukti yang menyakinkan, agar lembaga legislatif mau
masalah publik mudah menjadi kebijakan publik manakala: (a) skope dan
dikumpulkan; (b) problem atau issues tersebut dinilai penting dan (c) ada
1. Masalah (issues) dinilai penting dan membawa dampak yang besar pada
banyak orang;
11
Public policy advisors help develop plan of action on a wide range
of social and political issues. They work in all levels of government and in
very specialized, focusing on a specific issue, their job often share similar
features. All policy analize and evaluate complex information to solve major
berbagai isu dalam bidang sosial dan politik diperlukan adanya penasehat
Kebijakan publik menjadi sangat khusus, dengan fokus pada isu tertentu,
Public agency and nonprofit provider share core values and a sense
lebih kolaboratif oleh karena itu diperlukan lembaga publik dan lembaga
12
Grindle (1980: 7) menyatakan, implementation of a general process of
yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Sedangkan Van Meter dan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara
process will begin when the goals and objectives have been set, the program
has been structured activities and funds have been prepared and has been
apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun
dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran.
merupakan fungsi yang terdiri dari maksud dan tujuan, hasil sebagai produk
Penekanan utama kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri,
13
Implementasi kebijakan menghubungkan antara tujuan kebijakan dan
implementasi adalah build networks that enable public policy objectives are
policy dapat dilihat secara filosofis, sebagai suatu produk, sebagai suatu
proses dan sebagai kerangka kerja. Sebagai suatu konsep filosofis, kebijakan
dimana melalui cara tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang
implementasinya.
publik adalah sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku
yang konsisten dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang
14
(2006:13) memberi pengertian kebijakan sebagai prinsip atau cara bertindak
terlibat, sekalipun dalam hal ini dampak yang diharapkan ataupun yang
tidak diharapkan.
kebijakan publik berorientasi pada maksud atau tujuan dan bukan perilaku
modern bukan sesuatu yang terjadi begitu saja melainkan direncanakan oleh
15
pemerintah dan bukan merupakan keputusan-keputusan yang tersendiri.
implementation of the policy. and (ii) what factors hinder the successful
implementasi kebijakan.
16
komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur
publik itu adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak
program – program pemerintah (what government say and do, or not to do.
17
Menurut Mazmanian dan Sabatier (2001:5), There are two
tepat dan efisien. Namun, pada akhir Perang Dunia II berbagai penelitian
tidak hanya dipengaruhi oleh mandat resmi, tetapi juga oleh tekanan dari
18
individu bawahan terhadap agen atau individu atasan. Perspektif kepatuhan
Ripley (Grindle, 1980: 7), there are at least two perspectives compliance
rather less attention, and (2) the existence of programs that are not designed
well. The second perspective is a factual perspective that assumes that there
are many factors that influence the process of policy implementation that
yang berpengaruh tetapi justru kurang diperhatikan, dan (2) adanya program
yang tidak didesain dengan baik. Perspektif kedua adalah perspektif faktual
mengadakan penyesuaian.
19
kemampuan implementor, yaitu: (1) kepatuhan implementor mengikuti apa
pendekatan faktual.
T.B. Smith (Nakamura dan Smallwood, 1980: 2) when the policy was
created, the policy should be implemented and the results wherever possible
dalam program aksi dan proyek tertentu yang dirancang dan dibiayai.
dilihat melalui dampaknya terhadap sasaran yang dituju baik individu dan
20
petunjuk dan ketentuan pelaksanaan yang dibuat oleh pembuat program
diinginkan. Suatu program mungkin saja berhasil dilihat dari sudut proses,
tetapi boleh jadi gagal ditinjau dari dampak yang dihasilkan, atau sebaliknya.
pemerintah.
21
dengan apa yang senyatanya dilakukan oleh pemerintah dan bukan sekedar
(Wahab, 2003:25).
(2005:26) yaitu:
organisasi yang dipimpinya. Keputusan yang lahir dari tangan para para
22
untuk memperluas pengaruh-pengaruh politik atau untuk tujuan dan
kepentingan dari partai politik atau tujuan dari kelompok kepentingan yang
bersangkutan.
organisasi itu sebagai wujud dari hasrat untuk melihat organisasinya tetap
kebutuhan fisik atau kebutuhan finansial, reputasi diri atau posisi historis
23
wartawan bahwa ia akan menggebuk siapa saja yang bertindak
negara apa yang sekiranya secara normal tepat dan normal. Seorang wakil
mungkin akan bertindak sejalan dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan
itulah yang secara moral benar, dan bahwa persamaan hak-hak sipil itu
penting dalam mewarnai kebijakan luar negeri maupun dalam negeri mereka.
24
Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah
kolonial.
Selain itu, isu – isu yang cenderung mendapat respon dari pembuat
1. Isu tersebut telah mencapai suatu titik kritis tertentu, sehingga ia praktis
tidak bisa lagi diabaikan begitu saja; atau ia telah dipersepsikan sebagai
suatu ancaman serius jika tak segera di atasi justru akan menimbulkan
25
alur piker tersebut, maka implementasi kebijakan dipandang sebagai suatu
biasanya dalam bentuk undang – undang, namun dapat pula dalam bentuk
26
perintah – perintah atau keputusan – keputusan eksekutif yang atau
nyata baik yang dikehendaki maupun yang tidak dari output tersebut,
bersangkutan.
sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari
semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak,
effect).
27
Kamus bahasa Indonesia oleh Rajasa (2009:198) dalam
macam aktivitas:
28
para pelaku dan sasaran kebijakan. Sedangkan aktifitas aplikasi (application)
lainnya sesuai dengan tujuan dan sarana kebijakan yang ada (routine
proses yang memiliki logika bottom-up, dalam arti proses kebijakan diawali
yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu. Sedangkan Van Meter dan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik secara
process will begin when the goals and objectives have been set, the program
29
has been structured activities and funds have been prepared and has been
apabila tujuan dan sasaran telah ditetapkan, program kegiatan telah tersusun
dan dana telah siap dan telah disalurkan untuk mencapai sasaran.
merupakan fungsi yang terdiri dari maksud dan tujuan, hasil sebagai produk
Penekanan utama kedua fungsi ini adalah kepada kebijakan itu sendiri,
Menurut Sabatier (1986: 21), there are two models competing in the
yakni model top down dan model bottom up. Kedua model ini terdapat pada
setiap proses pembuatan kebijakan. Model elit, model proses dan model
model top down. Sedangkan gambaran model bottom up dapat dilihat pada
30
Grindle (1980: 6-10) introduce a model implementation as a political
ditentukan oleh baik materi program yang telah dicapai maupun melalui
proses umum mengenai aksi administratif yang dapat diteliti pada tingkat
program tertentu.
policy was created, the policy should be implemented and the results
diformulasi ke dalam program aksi dan proyek tertentu yang dirancang dan
kebijakan atau program – secara garis besar – dipengaruhi oleh isi kebijakan
31
individu dan kelompok maupun masyarakat. Luaran implementasi kebijakan
publik yang efektif, yaitu model linier dan model interaktif (Baedhowi, 2004:
47). Pada model linier, fase pengambilan keputusan merupakan aspek yang
dalam model linier implementasi kebijakan. Sementara itu, enam elemen isi
pengguna kebijakan dalam model interaktif. Begitu pula istilah model proses
32
politik dan proses administrasi menurut Grindle, selain menunjukkan
dominasi cirinya yang cenderung lebih dekat kepada ciri model interaktif
Selain model implementasi kebijakan di atas Van Meter dan Van Horn
jumlah perubahan yang akan dihasilkan, dan (ii) jangkauan atau ruang
dari Van Meter dan Van Horn terlihat bahwa elemen yang menentukan
dan administrasi menurut Grindle. Kata kunci yakni perubahan, kontrol dan
33
Sejalan dengan pendapat di atas, Korten (Tarigan, 2000: 19) membuat
elemen yang ada dalam pelaksanaan program, yaitu program itu sendiri,
yang ditawarkan oleh program dengan apa yang dibutuhkan oleh kelompok
kinerja program tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Jika
34
program tidak dapat dipenuhi oleh kelompok sasaran maka kelompok
Korten memperkaya model implementasi kebijakan yang lain. Hal ini dapat
organisasi – juga sudah termasuk baik dalam dimensi isi kebijakan (program)
35
suatu kebijakan akan menghasilkan dukungan positif sehingga lingkungan
masyarakat.
Franklin (1986: 12), based on three aspects, namely: (1) the level of
stipulated in the law, (2) the presence and absence of the smooth routine
problems, and (3) the implementation and impact (benefit) desired of all
existing programs targeted. Didasarkan pada tiga aspek, yaitu: (1) tingkat
dan tidak adanya masalah; serta (3) pelaksanaan dan dampak (manfaat) yang
encouragement and coercion at the federal level, (2) the capacity of the
central / state, and (3) encouragement and coercion at central and local
36
pesan dari institusi yang lebih tinggi ke institusi yang lebih rendah diukur
pada tingkat federal, (2) kapasitas pusat/negara, dan (3) dorongan dan
begitu pula sebaliknya. Untuk mengukur kekuatan isi dan pesan kebijakan
dapat dilihat melalui: (i) besarnya dana yang dialokasikan, dengan asumsi
37
kesesuaian program dengan organisasi pelaksana dan kesesuaian program
faktor lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Van Meter dan Van Horn
other at the same time linking between policy and performance. Variables
are referred to by both: (i) the size and purpose of the policy, (ii) the source
activities carried out, (v) the attitude of the implementers, and (vi) the
kerja. Variabel yang dimaksud oleh keduanya meliputi: (i) ukuran dan
tujuan kebijakan, (ii) sumber kebijakan, (iii) ciri atau sifat badan/instansi
yang dilaksanakan, (v) sikap para pelaksana, dan (vi) lingkungan ekonomi,
kebijakan yang ideal akan terjadi interaksi dan reaksi dari organisasi
menawar atau transaksi. Dari transaksi tersebut diperoleh umpan balik yang
38
oleh pengambil kebijakan dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam
kebijakan publik, yaitu: (1) Kebijakan yang diimpikan, yaitu pola interaksi
mengadopsi pola interaksi baru melalui kebijakan dan subyek yang harus
39
a. Model Pendekatan Top-Down
Dalam teorinya, Van Meter dan Van Horn ini beranjak dari suatu
maka permasalahan yang perlu dikaji dalam hubungan ini adalah hambatan-
setiap jenjang struktur? (masalah ini menyangkut kekuasaan dari pihak yang
40
Atas dasar pandangan tersebut di atas, Van Meter dan Van Horn
lapangan relatif tinggi. Hal lain yang dikemukakan kedua ahli di atas ialah
(5) sikap para pelaksana; dan (6) lingkungan ekonomi sosial dan politik.
atau alur, melihat proses kebijakan dari perspektif perubahan sosial dan
(a) idealized policy adalah suatu pola interaksi yang diidealisasikan perumus
41
kebijakan dengan tujuan untuk mendorong, mempengaruhi, dan merangsang
target group untuk melaksanakannya; (b) target group, yaitu bagian dari
and policy implementation in the third world” dia mengatakan ada tiga
42
kebijakan yang telah ditetapkan menjadi pedoman sebagai inspirasi dari
dan context dari suatu kebijakan. Content dari suatu kebijakan terdiri dari:
(Grindle,1980:54).
6) disposisi pelaksana.
43
made to answer or solve policy problems. Kegagalan dalam menetapkan
yang variabel lebih penting antara satu variabel dengan variabel yang lain.
Dunn adalah nilai, kebutuhan dan kesempatan yang belum terpuaskan, tetapi
(policy action).
(Winarno,2012:102).
yaitu :
1) Komunikasi.
44
keputusan telah dibuat dan suatu perintah umtuk pelaksanaanya telah
dikeluarkan.
2) Sumber-sumber.
pelaksana bersikap baik terhadap suatu kebijakan tertentu yang dalam hal ini
45
4) Struktur birokrasi.
efektif.
46
(e) Kondisi ekonomi, sosial dan politik.
dilaksanakan untuk intern pemerintah saja, akan tetapi ditujukan dan harus
badan-badan pemerintah;
47
5. Konsep Merit System
Kata merit berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti jasa,
yang dikaitkan dengan jasa atau kinerja seseorang maupun manfaat yang
manajemen agar merit pay dapat diterapkan dengan baik. Imbalan berupa
upah atau gaji merupakan salah satu diantara imbalan ekstrinsik yang
daya manusia yang didasarkan pada prestasi (merit) yaitu segenap kerja
pegawai dalam wujudnya sebagai baik atau buruk, hal mana berpengaruh
langsung pada naik atau turunnya penghasilan dan / atau karir jabatan
48
kebutuhan jabatan yang akan dipangku. Kompetensi, keahlian dan
pemegang kekuasaan.
sedangkan “System; a set of thing that that are connected or that work
together. (Gabungan beberapa faktor yang terkait satu sama lain, dan jika
(Merit) yaitu segenap perilaku kerja pegawai dalam wujud nyata secara
baik atau buruk, hal mana berpengaruh langsung kepada naik atau
49
turunnya penghasilan dan atau karir pegawai. Kata merit berasal dari
bahasa Inggris yang memiliki arti jasa, manfaat serta prestasi. Merit pay
merupakan syarat mutlak yang harus dilakukan manajemen agar merit pay
dapat diterapkan dengan baik. Imbalan berupa upah atau gaji merupakan
perilaku kerja pegawai dalam wujudnya sebagai baik atau buruk, hal mana
50
Dengan menggunakan Merit System membuat orang-orang yang terlibat
segenap perilaku kerja pegawai dalam kurun waktu kerja tertentu yang
pegawai.
51
dapat memberikan imbalan jasa yang adil dan kompetitif bagi para
langsung.
kinerja yang tinggi. Imbalan akan dinilai oleh individu. Individu juga
kepuasan.
yaitu :
52
3. Kepuasan dipengaruhi oleh seberapa puas karyawan oleh imbalan
imbalan lain.
dinyatakan bahwa gaji atau upah hanyalah satu diantara banyak imbalan
kerja yang dinilai oleh individu pada pekerjaan mereka. Apabila terdapat
harapan yang tinggi, upah atau gaji dapat menjadi sumber motivasi. Sub
wujudnya sebagai promosi (pindah jabatan lain yang lebih tinggi), rotasi
(pindah jabatan lain yang setara) ataupun demosi (pindah jabatan lain yang
individu selama masa hidupnya. Karir merupakan pola dari pekerjaan dan
53
dan interpretasi subjektif atas pekerjaan) dan aktivitas selama masa kerja
individu. Tujuan karir adalah posisi di masa mendatang yang ingin dicapai
jenjang karir yang jelas. Dengan adanya jenjang karir yang jelas akan
setiap individu untuk berkarya dan berbuat lebih baik. Karir adalah
sudut pandang pegawai jabatan merupakan suatu hal sangat penting sebab
54
2. Melatih karyawan atas dasar kinerja atau prestasi. Inin termasuk
tinggi.
pengelolaan aturan.
pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal
55
6. Konsep Promosi Jabatan
aktif dalam suatu organisasi atau perusahaan, antara lain kesempatan untuk
maju. Telah menjadi sifat dasar manusia pada umumnya untuk menjadi
lebih baik atau lebih maju dari pada posisi yang di milikinya pada saat ini.
tanggung jawab, serta penghasilan yang lebih besar serta fasilitas yang lain
promosikan relatif kecil maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin kerja,
2006:108).
56
promosikan dalam perusahaan bersangkutan. Program Promosi harus di
hal ini di informasikan dengan baik, akan menjadi motivasi bagi karyawan
lebih tinggi di dalam suatu organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan
dengan wewenang, kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih besar dari
a. Kepercayaan
57
bersangkutan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada
b. Keadilan
tidak pilih kasih atau suka dan tidak suka. Karyawan yang mempunyai
c. Formasi
lowong. Untuk itu harus ada uraian pekerjaan atau jabatan (job
perusahaan.
58
yang di jadikan dasar untuk mempromosikan karyawan adalah:
(Burhanuddin, 198).
a. Pengalaman (senioritas)
b. Kecakapan (ability)
jawabkan.
59
dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini adalah dasar promosi
yang terbaik dan paling tepat karena mempromosikan orang yang paling
masing. Syarat - syarat promosi pada umumnya meliputi hal hal berikut :
a. Disiplin
b. Prestasi kerja
c. Kecakapan
60
d. Loyalitas
e. Pengalaman
Dengan pengalaman kerja yang lebih banyak dan lebih luas diharapkan
f. Komunikatif
g. Pendidikan
61
salah kepegawaian, karena ketidakstabilan kepegawaian akan
berantai.
para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
62
a. Promosi Sementara (Temporary Promotion)
adanya jabatan yang lowong atau kosong yang harus segera di isi,
akan naik.
dan gaji.
63
C. Kerangka Pikir
Gambar 1.
Skema Kerangka Pikir
64
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
kualitatif. Desain kualitatif pada prinsipnya mempunyai tujuan yang sama dengan
berbentuk deskriptif. Sesuai dengan tujuan daripada penelitian ini adalah untuk
2. Pendekatan Penelitian
antara lain, (1) untuk lebih memudahkan proses penelitian karena permasalahan
yang ingin diketahui adalah proses sebuah fenomena, yaitu implementasi merit
system dalam promosi jabatan aparatur sipil negara di Kabupaten Buton, tidak
hanya melihat teks normatif dari regulasi yang ada tetapi juga bentuk
implementasi dari teks normatif dan regulasi tersebut. (2) untuk mengetahui lebih
berbicara dan mendengar langsung dari aktor atau narasumber yang terlibat dalam
65
promosi jabatan. (3) melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha
1. Fokus Penelitian
yang meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang
sebagai aktivitas (activity), pegawai sebagai pelaku (actor) dan Kabupaten Buton
2. Definisi Konseptual
1) Kebijakan publik dalam penelitian ini adalah suatu tindakan yang dilakukan
66
3) Merit system artinya pengelolaan sumber daya manusia yang didasarkan pada
prestasi (merit) yaitu segenap kerja pegawai dalam wujudnya sebagai baik
atau buruk, hal mana berpengaruh langsung pada naik atau turunnya
kebijakan menjadi hasil sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan
dari suatu kebijakan dalam bahasa yang lebih operasional dan mudah
67
3. Faktor yang mempengaruhi implementasi implementasi merit system
promosi jabatan.
68
Indikatornya yaitu adanya efisiensi struktur birokrasi, penyediaan dan
besar.
1. Jenis Data
1. Data primer diperoleh dari dua sumber yaitu observasi dan wawancara.
kepada para informan yaitu tim seleksi promosi jabatan, dan pegawai yang
Daya Manusia Kabupaten Buton, dan daftar nominatif pegawai dan struktur
69
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh.
selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan sumber data yang lain.
Sumber Daya Manusia Kabupaten Buton menggunakan data yang berasal dari
wawancara, sehingga sumber daya dalam penelitian ini adalah kata-kata yang
Sumber Daya Manusia Kabupaten Buton) dan dokumen yang merupakan data
tambahan. Dalam hal ini data penelitian diperoleh dari sumber data yang terbagi
atas:
(1) Sumber personal, data yang diperoleh berupa jawaban lisan. Dalam hal ini,
(2) Sumber place, sumber data yang menyajikan tampilan yang berupa keadaan di
Buton tersebut. Sumber data ini diperoleh dari pengamatan peneliti tentang
70
(3) Sumber paper, sumber data yang menyajikan data berupa tulisan-tulisan,
arsip-arsip, notulen rapat, paper. Sumber paper dapat diperoleh dari Rencana
subjek penelitian hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi dan data
Kabupaten Buton.
71
Manusia Kabupaten Buton untuk melengkapi dan mendukung data/informasi
lisan untuk dijawab secara lisan pula”. Dalam teknik ini, penulis
tim seleksi promosi jabatan di Kabupaten Buton dan pegawai yang mengikuti
teori dan pendapat beberapa ilmu dengan cara membaca berbagai literatur,
72
Sumber Daya Manusia Kabupaten Buton, dan profil Badan Kepegawaian dan
Sesuai dengan jenis penelitian ini, yaitu deskritif, maka pengolahan dan
analisa data yang digunakan yaitu teknik analisis kualitatif. Menurut Azwar
(2009:5) “analisis kualitatif artinya suatu teknik analisis yang lebih menekankan
yang diperoleh dari wawancara mendalam dengan catatan lapangan sebagai hasil
observasi. Antara apa yang dilihat dan apa yang didengar, diurai secara cermat
dalam kata-kata sehingga dapat membangun konsep yang lebih bermakna, dalam
promosi jabatan aparatur sipil negara di Kabupaten Buton. Penelitian ini juga
menggunakan model data interaktif dari Miles Huberman dan Saldana (2014)
yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan.
1. Lokasi Penelitian
Sumber Daya Manusia Kabupaten Buton. Alasan peneliti mengambil lokasi ini
73
yaitu peneliti menduga bahwa promosi jabatan di Kabupaten Buton belum
maksimal yang disebabkan oleh pelaksanaan merit sistem dalam promosi jabatan
2. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan, dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.2.
Jadwal Penelitian
Bulan/Tahun
No Jenis Kegiatan Maret Ket
April 2021 Mei 2021
2021
1. Orientasi lapangan
2. Studi literatur
Seminar dan revisi
3.
proposal penelitian
Penelitian lapangan
4.
dan analisis data
Pengumpulan hasil
5.
penelitian
6. Penyusunan Tesis
Konsultasi hasil
7.
penelitian
Ujian Tesis dan
8.
revisi
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Faiz, Retno Sunu Astuti & Teuku Afrizal. 2020. Sistem Merit pada Sektor
Pemerintahan : Proses Pengisian dan Penempatan Jabatan Pelaksana di
Badan Kepegawaian Daerah Jawa Tengah
Grindle, Merilee S. 1980. Politics and Policy Implementations in the Third Word,
New jersey: Princetown University Press
Hanif. 2016. Sistem kompensasi PNS Berbasis Kinerja. Ekonomi Dan Bisnis
Islam. 1(April) 2016, 92–104.
75
Mazmanian D.A. Dan Sabatier, P.A., 2001, Implementation And Public Policy,
Scott Foresman And Company, USA, London.
Quade E.S. 1990. Analysis For Public Decisions, Elsevier Science Publishers,
New York
Rasyid Ryaas, 2008. Makna Pemerintah: Tinjauan dari Segi Etika dan
Kepemimpinan. PT.Yasri. Jakarta
Reeves Diane Lindsey and Don Rauf. 2005. Career Ideal for teens in Government
and public service. Library of congress cataloging in publication data
76
Ripley, Randall., & Franklin, Grace A. 1986. Bureucracy and Policy
Implementation. Homewood: The Dorsey Press
Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik; Teori dan proses. Media press.
Yogyakarta
Wungu & Jiwo. 2003. Tingkatkan Kinerja Perusahaan dengan Merit System. PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
77