Dosen Pengampu:
Puji Ariyani M.Sc, Ph.D
Oleh:
CUT SULFA RAHMADINA
NPM: 2105190001
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
iv
kepada karyawan dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh karyawan merupakan
faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
Untuk mencapai tujuan dan keberhasilan perbankan syariah,perlu kebijakan dalam
pengembangan sumber daya manusia agar mampu menciptakan maupun
menumbuhkan rasa tanggung jawab karyawan terhadap Perusahaan tersebut
Latar belakang penddidikan juga mempengaruhi kinerja karyawan karena
memberikan cerminan atau wawasan yang luas untuk berinovasi dan sangat
berpengarub terhadap kinerja karyawan,bisa dilihat semakin tinggi tingkat
Pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuan maupun wawasan
yang dimiliki karyawan tersebut
Bank BTN SYARIAH BANDA ACEH merupakan salah satu partisipan bank
syariah di kota banda aceh dan salah satu visi utama bank BTN SYARIAH adalah
“memberikan pelayanan jasa keuangan syariah yang unggul dalam pembiayan
perumahan dan produk serta jasa keungan syariah terkait sehingga dapat
memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa pasar yang
diharapkan” maka dari itu BTN SYARIAH BANDA ACEH pastinya akan selalu
meninghkatkan kualitas sumber daya manusianya,kulitas sumber daya mansusia
yang kompeten dan handal merupakan faktor pengungkit keunggulan
bersaing.Sehingga pengembanga sumber daya manusia sebuah kunci keberhasilan
untuk pencapaian visi dan misi BTN SYARIAH BANDA ACEH
Berdasarkan penjelasan diatas ,penulis tertarik mengenai pengaruh latar
belakang Pendidikan,pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja
karyawan.maka penulis akan meneliti “PENGARUH LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP
KINERJA KARYAWAN BTN SYARIAH CABANG KOTA BANDA ACEH”
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari uraian latar belakang,maka penulis menetapkan rumusan
masalah pada penelitian ini,yaitu
1. Apakah latar belakang Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
BTN SYARIAH Banda Aceh?
2. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan BTN SYARIAH
Banda Aceh?
3. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan BTN
SYARIAH Banda Aceh?
4. Apakah latar belakang pendidikan,pelatihan,pengalaman kerja berpengaruh
secara simultan terhadap kinerja karyawan BTN SYARIAH Banda Aceh?
v
C. Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh latar belakang Pendidikan terhadap kinerja
karyawan BTN SYARIAH Banda Aceh
2. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan BTN
SYARIAH Banda Aceh
3. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan
BTN SYARIAH Banda Aceh
4. Untuk mengetahui latar belakang pendidikan,pelatihan,pengalaman kerja
berpengaruh secara simultan terhdapa kinerja karyawan BTN SYARIAH
Banda aceh
D. Manfaat penelitian
A. Definisi operasional
1. Bank syariah adalah bank yang bergerak dengan system syariah dengan tidak
mengandalkan bunga atau riba dalam operasinya.Bank syariah atau biasa
disebut bank islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah
yang mengacu pada syariat Islam, dengan berpedoman utama kepada Alquran
dan hadis
2. Latar belakang Pendidikan adalah hal yang sangat penting bagi seseorang
dalam dunia perkerjaan karena Pendidikan ialah proses seseorang
memperoleh pengetahuan,mengembangkan keterampilan dan sikap, yang
dilaksanakan melalui pendidikan formal.
vi
3. Pelatihan kerja adalah sebuah proses untuk meningkatkan kompetensi
karyawan Tentunya proses tersebut mengacu pada penyelenggaraan
pendidikan yang disusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan. Seperti
yang diungkapkan oleh Hasibuan yang mengungkapkan bahwa pelatihan
adalah suatu proses pendidikan jangka pendek dengan menggunakan prosedur
yang sistematis dan terorganisir
4. Pengalaman kerja adalah suatu kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
seorang yang diperoleh melalui rentang waktu atau masa kerja yang telah
ditempuh untuk pekerjaan tertentu melalui tindakan, reaksi, kecekatan dan
berbagai percobaan yang telah dilakukan. Semakin luas pengalaman kerja
seseorang, maka semakin terampil seseorang dalam melakukan pekerjaan dan
semakin sempurna pula pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Pengalaman kerja menunjukan
kemampuan pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan
peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih
baik. Banyaknya pengalaman kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka
orang tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya, sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan benar.
5. Kinerja karyawan merupakan gambaran tentang kemampuan, keterampilan,
dan hasil kerja yang diperlihatkan oleh seorang karyawan dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya di tempat kerja.kinerja juga suatu
hal sangat berpengaruh bagi kesuksesan sebuah perusahaan..
vii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Bank Syariah
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya
berdasarkan syariat Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan
dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan
mengenakan suku bunga yang bersifat riba, serta larangan untuk berinvestasi pada
usaha-usaha yang bersifat haram (Antonio, 2016). Sistem perbankan konvensional
tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut di atas dalam investasinya,
misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman
haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.
Bank secara bahasa diambil dari bahasa Itali, yakni banco yang mempunyai
arti meja. Penggunaan istilah ini disebabkan dalam realita kesehariannya bahwa
setiap proses dan transaksi sejak dahulu dan mungkin di masa yang datang
dilaksanakan di atas meja. Dalam bahasa arab, bank biasa disebut dengan mashrof
yang berarti tempat berlangsung saling menukar harta, baik dengan cara
mengambil ataupun menyimpan atau selain untuk melakukan muamalat (Dzajuli,
2015).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998, tentang
perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan bahwa
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan pengertian prinsip syariah itu sendiri
adalah aturan berdasarkan hukum Islam (Kansil, 2014). Menurut Muhammad
Firdaus (2015), bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip Islam, yakni bank dengan tata cara dan operasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam. Salah satu unsur yang harus dijauhi dalam muamalah
Islam adalah praktik-praktik yang mengandung unsur riba (spekulasi dan tipuan).
Pada umumnya, hal yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberi layanan pembiayaan kredit dan jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariah. Bank syariah merupakan bank yang beroperasi
sesuai dengan prinsip syariah Islam, mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang
ada dalam Al-Quran dan Al-Hadist, dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-
Hadist, maka bank syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan-kegiatan yang
mengandung unsur riba dan segala hal yang bertentangan dengan syariat Islam.
viii
Adapun perbedaan pokok antara bank syariah dengan bank konvensional terdiri
dari beberapa hal. Bank syariah tidak melaksanakan sistem bunga dalam seluruh
aktivitasnya. Sedangkan bank konvensional memakai sistem bunga. Hal ini
memiliki implikasi yang sangat dalam dan sangat berpengaruh pada aspek
operasional dan produk yang dikembangkan oleh bank syariah. Bank syariah lebih
menekankan sistem kerja serta partnership. kebersamaan terutama kesiapan
semua pihak untuk berbagi termasuk dalam hal-hal keuntungan dan kerugian
1) Landasan Hukum Perbankan Syariah
Landasan hukum perbankan syariah tertuang dalam ayat suci Al-Quran, yaitu:
ix
Undang-undang No.7 Tahun 1992 Sejak diberlakukannya UU No.7 tahun 1992
yang memosisikan bank Syariah sebagai bank umum dan bank perkreditan rakyat,
memberikan angin segar kepada sebagian umat muslim yang anti riba, yang
ditandai dengan mulai beroperasinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada
tanggal 1 Mei 1992 dengan modal awal Rp.106.126.382.000,00. Meskipun UU
No.7 Tahun 1992 tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan pendirian bank
syariah atau bank bagi hasil dalam pasal-pasalnya, kebebasan yang diberikan oleh
pemerintah melalui deregulasi tersebut telah memberikan pilihan bebas kepada
masyarakat untuk merefleksikan pemahaman mereka atas maksud dan kandungan
peraturan tersebut.
Undang-undang No.10 Tahun 1998. UU No.10 Tahun 1998 tentang perubahan
atas undang-undang No.7 Tahun 1992 hadir untuk memberikan kesempatan
meningkatkan peranan bank syariah untuk menampung aspirasi dan kebutuhan
masyarakat. Arah kebijakan regulasi ini dimaksudkan agar ada peningkatan
peranan bank nasional sesuai fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat dengan prioritas koperasi, pengusaha kecil, dan menengah serta
seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Dalam UU No.10 Tahun 1998 ini
pun memberi kesempatan bagi masyarakat untuk mendirikan bank yang
menyelenggarakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah, termasuk
pemberian kesempatan kepada Bank Umum Konvensional untuk membuka kantor
cabangnya yang khusus menyelenggarakan kegiatan berdasarkan Prinsip Syariah.
Undang-undang No.23 Tahun 2003. UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia telah menugaskan kepada BI untuk mempersiapkan perangkat aturan
dan fasilitasfasilitas penunjang lainnya yang mendukung kelancaran operasional
bank berbasis syariah serta penerapan dual bank system
x
sebagai lembaga intermediasi keuangan dengan menghimpun dana
masyarakat dan menyalurkannya untuk mendukung sektor rill atau kepada
kelompok masyarakat lain yang membutuhkan pembiayaan.
xi
4) Jenis-jenis Akad Pada Bank Syariah
9. Qardh
xii
Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah
wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah
disepakati.
C. Pelatihan
Pelatihan adalah proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan. Pelatihan juga dapat pengubahan sikap sehingga karyawan dapat
melakukan pekerjaannya lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada semua
tingkat dalam organisasi. Pada tingkat bawah / rendah, pelatihan berisikan
pengajaran bagaimana mengajarkan suatu tugas, misalnya mengoperasikan
mesin.
Pelatihan pada umumnya dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah
terorganisir dan sistimatis serta dibuat seperti halnya bagaimana proses
pendidikan di dalam jangka waktu yang singkat. Dengan adanya pelatihan ini,
maka karyawan non manajerial dapat mempelajari suatu pengetahuan,
keterampian dan keahlian serta teknis yang dibutuhkan untuk menjalankan atau
mealksanakan suatu pekerjaan.
Seperti yang dikemukakan oleh Soekidjo Notoadmojo ialah uapaya untuk
mengembangkan sumber daya manusia terutama untuk mengembangkan
kemampuan.
xiii
1. Tujuan pelatihan karyawan
Tujuan pelatihan karyawan anatara lain seperti meningkatkan produktivitas
karyawan dalam melakukan suatu pekerjaaa, meningkatkan mutu kerja karyawan
sehingga karyawan terlepas atau terhindar dari kesalahan dalam mengerjakan
tuganya, meningkatkan motivasi dan semangat kerja karyawan, menumbuhkan
ataupun mempertahankan sumber daya manusia yang berkualitas dan menghindari
keusangan karyawan.
Sedangkan tujuan pelatihan menurut Simamora, pada intinya dapat
dikelompokkan kedalam lima bidang yaitu:
a. Memperbaiki kinerja
Karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena
kekurangan keterampilan merupakan calon utama pelatihan. Kendatipun
pelatihan tidak dapat memecahkan semua masalah kerja yang tidak efektif
b. Memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan
teknologi
Melalui pelatihan, pelatih ( trainer ) memastikan bahwa karyawan
dapat mengaplikasikan teknologi baru secara efektif. Para manajer disemua
bidang haruslah secara konstan mengetahui kemajuann teknologi yang
membuat organisasi mereka berfungsi secara lebih efektif. Perubahan
teknologi pada gililirannya, berarti bahwa pekerjaan senantiasa berubah dan
keahlian serta kemampuan karyawan harus dimutakhirkan melalui pelatihan,
sehingga kemajuan teknologi dapat diintegrasikan ke dalam organisasi secara
sukses.
c. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi
Sebagian besar manajer adalah berorientasi pencapaiaan dan
membutuhkan tantangan baru dipekerjaannya. Pelatihan dan pengembangan
dapat memainkan peran ganda dengan menyediakan aktivitas-aktivitas yang
xiv
menghasilkan efektivitas organisasi yang lebih besar dan meningkatkan
kemampuan
2. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja merupakan suatu pengetahuan atau keterampilan yang
pada dasaranya telah diketahui dan bahkan dikuasai oleh seseorang akibat dari
perbuatan atau suatu pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu
tertentu. Dengan melihat pengalamann kerja karyawan maka perusahaan dapat
menentukan posisi atau kedudukan seperti jabatan yang sesuai dengan keahlian
yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Menurut Malayu S.P mengatakan bahwa
pengalaman kerja adalah calon karyawan yang telah siap pakai. Pengalaman kerja
seorang pelamar hendaknya mendapatkan pertimbangan utama dalam proses
seleksi Pengalaman kerja karyawan dalam menjalankan tugas yang dibebankan
pada sebua organisasi atau perusahaan perannya sangatlah penting. Seseorang
karyawan yang memiliki bekal seperti pengalaman kerja tentu akan lebih mengerti
apa yang harus dilakukan bahkan ketika menghadapi masalah. Selain itu
karyawan yang telah memiliki pengalaman kerja tentunya akan lebih cepat dalam
melakukan suatu pekerjaan dan tidak harus beradaptasi dengan tugas yang
dijalankan karena pada awalnya sudah terbiasa dengan pekerjaan yang serupa.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa pengalaman kerja adalah
ukuran tentang lama atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dalam suatu
perusahaan atau instansi dan dapat memenuhi tugas-tugas suatu pekerjaan dan
telah melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik.
xv
a. Waktu
Semakin lama seseorang melakukan tugas dan memperoleh
pengalaman kerja yang lebih banyak.
b. Frekuensi
Semakin sering melaksanakan tugas sejenis umumnya orang tersebut
akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih baik.
c. Jenis tugas
Semakin banyak jenis tugas yang dilaksankan oleh seseorang maka
umunya orang tersebut akan memperoleh pengalaman kerja yang lebih
banyak.
d. Penerapan
Semakin banyak penerapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
seseorang dalam melaksanakan tugas tentunya akan dapat meningkatkan
pengalaman kerja orang tersebut.
e. Hasil
Seseorang yang memiliki pengalaman kerja lebih banyak akan dapat
memperoleh hasil pelaksanaan tugas yang yang lebih baik.
3. Manfaat pengalaman kerja
Pengalaman kerja sangatlah penting dalam menjalankan usaha suatu
perusahaan atau organisasi dengan memperoleh pengalaman kerja, maka tugas-
tugas yang dibebankan dapat dikerjakan atau diselesaikan dengan baik.
Sedangkan pengalaman kerja jelas sangat mempengaruhi kinerja karyawan,
karena dengan adanya pengalaman kerja, maka prestasi kerja maupun kinerja akan
meningkat.
5. Kinerja karyawan
Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).
Sebagaimana dikemukakan oleh Mangkunegara bahwa istilah kinerja berasal dari
xvi
kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai seseorang), yaitu hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara
menyatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja
individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik
dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah
ditentukan, sedangkan kinerja organisasi adalah gabungan dari kinerja individu
dengan kelompok
D. Kerangka fikir
Kerangka fikir merupakan sebuah model atau juga gambaran yang berupa
konsep yang didalamnya itu menjelaskan mengenai suatu hubungan antara
variabel yang satu dengan varibel yang lainnya.
Oleh karna itu, sebaiknya kerangka berpikir tersebut dibuat di dalam bentuk
diagram atau juga skema, dengan tujuan untuk dapat mempermudah memahami
beberapa variabel data yang kemudian akan dipelajari ditahap selanjutnya.
Kerangka konsep yang dapat digunakan untuk kajian teoritis mengenai pengaruh
`antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen serta
pengaruh antara masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.
PELATIHAN (X2)
H1
(X1)
H3
PENGALAMAN KERJA 3
(X3) xvii
H4
4
Hipotesis
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan analisis data yang
berbentuk numerik/angka. Pada dasarnya pendekatan ini menggambarkan data
melalui angka-angka, seperti persentasi tingkat pengangguran, kemiskinan, data
rasio keuangan dan lain sebagainya.
Suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa
angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.
Dengan data yang diperoleh berupa angka-angka yang dapat dihitung, yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan gambaran tentang
pengaruh kepemimpinan, pelatihan dan pengalaman kerja terhadap kinerja
xviii
karyawan BTN SYARIAH KOTA BANDA ACEH yang diperoleh dari
kuesioner.
2. Pendekatann penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
pendekatan asosiatif kausal. Metode asosiatif kausal ialah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih.
3. Lokasi penelitian
1.Populasi
Populasi atau universe ialah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari
obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
atau beberapa hal yang membentuk masalah pokok dalam suatu penelitian.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh karyawan BTN SYARIAH KOTA
BANDA ACEH
sebanyak 35 orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil
dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Adapun pengambilan sampel
dilakukan adalah dengan teknik sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau
xix
sensus menurut Sugiyono Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
semua anggota populasi dijadikan sampel.
Berdasarkan pendapat tersebut, Maka jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan BTN SYARIAH KOTA BANDA ACEH
C. Sumber data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek darimana data
didapatkan. Sumber data terbagi menjadi dua yaitu :
1. Data primer
Sumber data primer adalah sumber data yang dihimpun lagsung oleh
peneliti dari suatu sumber data pertama di tempat penelitian atau pada objek
penelitian. Data primer pada penelitian ini dapat penulis peroleh dari pengisian
kuesioner yang telah penulis sebarkan kepada karyawan
.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diusahakan melalui tangan kedua.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah melalui studi pustaka.
xx
sesuai.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengungkapkan tentang
gambaran umum lokasi kantor BTN SYARIAH KOTA BANDA ACEH
beserta
struktur organisasinya.
b. Uji reabilitas
Reabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Uji
rabilitas ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara
xxi
internal, pengujian dapat dilakukan test-retest, equivalent, dan gabungan
keduanya. Secara internal, reabilitas alat ukur dapat diuji dengan menganalisis
xxii
c.Uji Heteroskedastisitas
Dalam uji heteroskedastisitas, diperiksa apakah ada perbedaan yang tidak sama
antara satu residu dan pengamatan lain. Salah satu model regresi yang memenuhi
persyaratan adalah bahwa ada kesamaan dalam varians antara residu dari satu
pengamatan dan lainnya yang disebut homoscedasticity. Bukti heteroskedastisitas
dapat dibuat dengan menggunakan metode scatterplot dengan memplot nilai
ZPRED (Nilai Prediktif) dengan SRESID (Nilai Sisa). Model yang baik adalah
ketika grafik tidak mengandung pola tertentu, seperti Berkumpul di tengah,
menyempit dan memperbesar atau sebaliknya Memperbesar dan memperkecil. Tes
Glejser, tes Park atau tes Wei dapat digunakan sebagai tes statistik. Beberapa
solusi alternatif, jika model tersebut melanggar asumsi heteroskedastisitas adalah
mengubahnya menjadi bentuk logaritmik. Ini hanya mungkin jika semua data
positif. Atau semua variabel dapat dibagi dengan variabel yang mengalami
gangguan heteroskedastisitas
D).Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu periode
t dengan periode sebelumnya (t -1). Secara sederhana, analisis regresi terdiri dari
menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen sehingga tidak
boleh ada korelasi antara pengamatan dan data observasi sebelumnya. Contohnya
adalah dampak inflasi bulanan pada nilai tukar rupiah terhadap dolar. Data pada
tingkat inflasi untuk bulan tertentu, misalnya februari dipengaruhi oleh tingkat
inflasi pada Januari. Berarti model tersebut memiliki masalah autokorelasi.
Contoh lain adalah pengeluaran rutin dalam rumah tangga. Jika sebuah keluarga
membuat pengeluaran bulanan yang relatif tinggi di bulan Januari maka
pengeluaran akan rendah di bulan Februari. Uji autokorelasi hanya dilakukan pada
data time series (runtut waktu) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section
seperti pada kuesioner di mana pengukuran semua variabel dilakukan secara
serempak pada saat yang bersamaan. Model regresi dalam penelitian di Bursa
Efek Indonesia di mana periode lebih dari satu tahun biasanya memerlukan uji
autokorelasi. Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-
Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya
menggunakan uji Lagrange Multiplier. Beberapa cara untuk mengatasi masalah
autokorelasi adalah mengubah data atau mengubah model regresi menjadi
persamaan perbedaan umum. Selain itu juga dapat dilakukan dengan memasukkan
variabel lag dari variabel terikatnya menjadi salah satu variabel bebas, sehingga
data observasi menjadi berkurang 1.
xxiii
e) Uji Linearitas
Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak. Tes ini jarang digunakan dalam beberapa
studi karena model biasanya dibangun atas dasar studi teoritis bahwa hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen adalah linier. Hubungan antar
variabel yang secara teoritis tidak hubungan linear tidak dapat dianalisis dengan
regresi linier, seperti masalah elastisitas. Jika ada hubungan antara dua variabel
yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan
untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak.
Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antara dua
variabel yang diidentifikasi dalam teori sesuai dengan hasil pengamatan. Tes
linearitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji DurbinWatson, tes Ramsey
atau tes pengali Lagrang
xxiv
DAFTAR PUSTAKA
(2020): 202–15.
Aprianto, Ronal, and Suwarno. ―Pengaruh Pengalaman Kerja Dan Pengembangan
Karir Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt Sinar Niaga Sejahtera Kota
Lubuklinggau.‖ Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 24, no. 1 (2019): 58–76.
https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/ekbis/article/view/1855.
Bangun, Wilson. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga, 2015.
Bi Rahmani, Nur Ahmadi. Metode Penelitian Ekonomi. Medan: UIN SU, 2016.
Danang, Sunyoto. Praktik Riset Perilaku Konsumen Teori, Kuesioner, Aalat Dan
Analisis Data. Yogyakarta: CAPS, 2014.
Djauzak, and Ahmadi. Peningkatan Mutu Pendidikan Sebagai Sarana
Pembangunan Bangsa. Jakarta: Balai Pustaka, 2004.
DTF, Ainun. ―Pengertian Kepemimpinan: Tujuan, Teori, Fungsi Dan Contoh
Leadership.‖ Salamadian, 2020. https://salamadian.com/pengertian-
kepemimpinan/.
Dzulkifli, Muhammad. ―Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Disiplin Kerja,
Kompensasi Dan Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai,‖ 2013.
Gani, Ilham. ―Signifikansi Pengembangan Sumber Daya Manusia Terhadap
Kinerja Karyawan Perbankan Syariah Di Kota Makassar.‖ Al-
xxv