Disusun Oleh
Dosen Pengampu
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama
ini di dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,
sehingga oleh karenanya penulis dapat menyelesaikan Tugas evaluasi program pls dengan baik
dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Proposal ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Dosen dalam mata kuliah evaluasi Program pls.
Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
tugas selanjutnya. Harapan penulis semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi
pembaca lain pada umumnya.
Indralaya,23 November,2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................................i
Daftar Isi................................................................................................................................ii
Daftar Tabel...........................................................................................................................iv
Daftar Gambar.......................................................................................................................v
Daftar Lampiran.....................................................................................................................vi
BAB I : Pendahuluan
D.Hipotesis/Pertanyaan Evaluasi...........................................................................................3
A.Evaluasi..............................................................................................................................5
B. EvaluasProgram................................................................................................................5
C.Menjahit.............................................................................................................................6
D.Keterampilan Menjahit......................................................................................................6
E.Konsep Menjahit................................................................................................................7
ii
B.Pengembangan Alat Pengumpulan Data............................................................................9
D.Pengumpulan Data.............................................................................................................9
A.Kesimpulan........................................................................................................................21
B.Rekomendasi......................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
B.Data Evaluasi......................................................................................................................25
iii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
v
DAFTAR LAMPIRAN
Gambar halaman
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Evaluasi yang sering dipahami selama ini dalam dunia pendidikan adalah terbatas pada
penilaian saja. Penilaian ini dilakukan secara formatif dan sumatif. Ketika sudah dilakukan
penilaian, dianggap sudah melakukan evaluasi. Pemahaman demikian tidaklah terlalu tepat.
Pelaksanaan penilaian cenderung hanya melihat capaian tujuan pembelajaran saja. Pada hal,
dalam proses pendidikan tersebut bukan hanya nilai yang dilihat, tetapi ada banyak faktor yang
membuat berhasil atau tidaknya sebuah program. Penilaian hanya bagian kecil dari evaluasi.
Evaluasi juga harus dipahami sebagai bagian dari supervisi. Evaluasi tidak hanya berurusan pada
nilai yang diukur berdasarkan penyelesaian soal-soal, tetapi evaluasi program pendidikan akan
mengkaji banyak faktor. Dengan demikian evaluasi program perlu diperkenalkan kepada seluruh
pendidik, karena evaluasi sangat penting dalam pengembangan mutu pendidikan.
Menurut Gall, Gall and Borg (2007:559) “educational evaluation is the process of
making judgments about the merit, value, or worth of educational grams”. Dapat diartikan
bahwa evaluasi pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang prestasi, nilai, atau nilai
program pendidikan.Sedangkan Menurut Wirawan (2011:7) mengatakan bahwa: “evaluasi
sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat
mengenai objek evaluasi, menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan
hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi”.
Panti Sosial Bina Remaja menjalankan berbagai program bimbingan yang beragam dan
memberikan manfaat kepada remaja putus sekolah yang tidak bisa mengikuti pendidikan di
sekolah. Hal inilah yang menjadi tujuan utama dari Panti Sosial Bina Remaja untuk dapat
memberikan kesejahteraan bagi remaja putus sekolah supaya memperoleh pendidikan walaupun
melalui pendidikan non formal. Disinilah peran pemerintah yang seharusnya dapat menampung
lebih banyak remaja putus sekolah di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dipungut biaya.
1
Dengan visi terwujudnya Kemandirian dan Keberfungsian Sosial remaja putus sekolah
daam masyarakat Panti Sosial Bina Remaja memberikan bimbingan dan pelayanan bersifat
preventif, rehabilitatif, dan promotif dalam bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, bimbingan
keterampilan, resosialisasi, serta bimbingan lanjut bagi remaja putus sekolah agar mampu
mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal tersebut dapat diatasi dengan pemberian keterampilan untuk mengurangi jumlah
pengangguran yang ada. Keterampilan tersebut dapat dikembangkan melalui jalur pendidikan
yang ada dan berkembang dimasyarakat. Salah satu contoh keterampilan yang bisa diberikan
yaitu memberikan pelatihan keterampilan menjahit.
Tujuan dari dilaksanakannya program menjahit adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan dalam bidang menjahit, menguasai tingkatan kursus menjahit yang diajarkan,
memiliki pengetahuan dan konsep tentang hal-hal yang berkaitan dengan menjahit, serta
diharapakan peserta didik memiliki kemampuan untuk dapat mengembangkan keahliannya
dengan kemandirian usaha yaitu membuka usaha mandiri.
Berdasarkan pemaparan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam
tentang proses pelaksanaan pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja ,bagaimanakah peran
Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dalam pembinaan remaja putus sekolah, untuk mengetahui
faktor yang menghambat terlaksananya Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dan untuk mengetahui
tujuan dari panti sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir.
2
3. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam melakukan pelatihan menjahit di panti sosial
bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir?
4. Apa saja tujuan diadakannya pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indaralaya
kabupaten ogan ilir?
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan evaluasi program ini yiatu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja
indralaya kabupaten ogan ilir.
2. Untuk mengetahui peran Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) dalam pembinaan remaja
putus sekolah.
3. Untuk memahami dan menganalisis apa saja hambatan dalam menjalankan program
pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir.
4. Untuk memahami dan menganalisis apa saja tujuan dari diadakannya program menjahit
di panti sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir.
D. Hipotesis
Hipotesis menurut Sugiyono adalah jawaban sementara dari rumusan masalah.
1. proses pelaksanaan pelatihan menjahit yaitu melalui teori dan praktek teknik menjahit.
2. peran Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) adalah membantu masyarakat agar memiliki
keterampilan yang digunakan sebagai bekal kehidupannya agar bisa lebih mandiri.
3. Hambatan dalam menjalankan program pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja
yaitu mesin yang sudah tua/rusak.
4. Tujuan dari dilaksanakannya program menjahit adalah agar peserta didik memiliki
kemampuan dalam bidang menjahit.
3
2. Metode Evaluasi Program
Evaluasi program pelatihan menjahit di panti sosial indralaya kabupaten ogan ilir yaitu
menggunakan metode kualitatif. metode kualitatif lebih menekankan pada pengamatan
fenomena dan lebih meneliti ke subtansi makna dari fenomena tersebut.Menurut Creswell
(2008) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai suatu pendekatan atau
penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Untuk mengerti
gejala sentral tersebut, peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan
mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. Informasi kemudian dikumpulkan
yang berupa kata maupun teks. Kumpulan informasi tersebut kemudian dianalisis.
3. Teknik Evaluasi Program
Teknik yang digunakan dalam evaluasi program yaitu:
Obervasi
Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian
merupakan pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang bearti
tidak mengajukan pertanyaan.
Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dari dua orang atau
lebih. Dimana dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan tutur
yang memberikan keterampilan menjahit yaitu bernama usmiana.
.
F. Lokasi, Populasi dan Subjek Yang Dievaluasi
1. Lokasi
Evaluasi program pelatihain menjahit dilaksanakan di panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir.
2. Populasi
Populasi pada evaluasi program pelatihan menjahit yaitu siswa yang sedang mengikuti
pelatihan dan siswa yang sudah tamat SLTP dan SLTA.
3. Subjek
Subjek dari penelitian ini yaitu siswa yang sedang mengikuti pelatihan dan siswa yang
sudah tamat SLTP dan SLTA dimana umurnya sekitar 16-21 tahun. Subjek yang diambil
dalam penelitian ini yaitu berjumlah 10 orang.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Evaluasi
Secara teoritis evaluasi adalah suatu usaha sistemis dan sistematis untuk mengumpulkan,
menyusun dan mengolah data, fakta dan informasi dengan tujuan menyimpulkan nilai, makna,
kegunaan, prestasi dari suatu program, dan hasil kesimpulan tersebut dapat digunakan dalam
rangka pengambilan keputusan, perencanaan, maupun perbaikan dari suatu program. Dalam
upaya modifikasi, inovasi, dan improvisasi materi pelajaran sejarah yang efektif, maka
diperlukan suatu model evaluasi yang tepat terhadap efektifitas materi pelajaran sejarah.
Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi adalah proses pengumpulan data yang
deskriptif, informatif, prediktif, dilaksanakan secara sistematik dan bertahap untuk menentukan
kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.
Secara umum evaluasi adalah suatu proses menilai, mengukur, mengoreksi dan perbaikan
pada suatu kegiatan yang diselenggarakan dengan membandingkan proses rencana dengan hasil
yang dicapai.
B. Evaluasi Program
Menurut suharsimi (2004: 3) program didefinisikan sebagai suatu unit atau kesatuan
kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam
proses yang berkesinambungan, dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok
orang. Dalam kosepsi ini, terdapat tiga pengertian penting yang perlu ditekankan dalam
menentukan suatu program, yakni: 1) realisasi atau implementasi suatu kebijakan, 2) terjadi
dalam waktu yang relative lama, bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan 3)
terjadi dalam organisasi yang melibatkan orang banyak.
Menurut Cronbach dan Stufflebeam evaluasi program merupakan upaya menyediakan
informasi untuk disampaikan pada pengambil keputusan (Suharsimi Arikunto, 2004: 4). Dalam
bidang pendidikan, Tyler mengemukakan bahwa evaluasi program merupakan proses untuk
mengetahui apakah tujuan pendidikan dapat terealisasikan (Suharsimi Arikunto, 2004: 4).
5
Dengan demikian evaluasi program pendidikan merupakan rangkaian kegiatan yang
dilakukan secara cermat untuk mengetahui mengetahi efektivitas masing-masing komponennya.
Ada empat kemungkinan kebijakan yang dapat dilakukan berdasarkan hasil dalam pelaksanaan
sebuah program keputusan yaitu menghentikan program, merevisi program, melanjutkan
program, atau menyebarluaskan program.
C. Menjahit
Menjahit dalam bahasa inggris disebut “to sew” atau “seawing”. Kamus besar Bahasa
Indonesia mengartikan menjahit sebagai meletakkan (menyambung, mengalem, dan sebagainya)
dengan jarum dan benang (Depdikbud, 2007:2). Manzayannah, dkk (2001:185) mendefinisikan
menjahit sebagai suatu cara membuat pakaian yang dapat dilakukan dengan tangan atau mesin
jahit. Menjahit diartikan Melly Maelia (2006:1)merupakan salah satu proses mengolah tekstil
menjadi busana atau pakaian, yang membutuhkan alat, baik alat yang sederhana maupun
modern. Menjahit merupakan salah satu langkah kerja dalam pembuatan pakaian yang dilakukan
setelah menggunting bahan dan memberikan tanda . Jadi yang dimaksud dengan menjahit adalah
suatu proses mengolah tekstil dengan menggunakan alat menjadi busana.
D. Keterampilan Menjahit
6
bagi tenaga kerja untuk mandiri secara ekonomi dan sosial, dan dapat memberikan masa depan
yang lebih baik untuk memasuki arus utama masyarakat.
E. Konsep Penjahit
Penjahit atau tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian seperti Jas, Kaos,
Gaun, Kemeja, Celana, dan Rok, untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk melakukan dan
menunjang pekerjaanya seorang tailor atau penjahit mengerjakannya dengan menggunakan
tangan maupun dengan mesin jahit. Penjahit atau tailor merupakan pekerjaan terlatih yang
bertugas merancang dan menjahit berbagai macam pakaian untuk pelanggan yang berbeda
(Albandronk,2012).
7
BAB III
Berikut beberapa definisi variabel atau istilah dalam evaluasi program pemerdayaan
masyarakat yaitu:
1. Evaluasi
evaluasi adalah suatu usaha sistemis dan sistematis untuk mengumpulkan, menyusun dan
mengolah data, fakta dan informasi dengan tujuan menyimpulkan nilai, makna,
kegunaan, prestasi dari suatu program, dan hasil kesimpulan tersebut dapat digunakan
dalam rangka pengambilan keputusan, perencanaan, maupun perbaikan dari suatu
program.
2. Evaluasi Program
3. Menjahit
Menjahit merupakan salah satu langkah kerja dalam pembuatan pakaian yang dilakukan
setelah menggunting bahan dan memberikan tanda ,jadi menjahit adalah suatu proses
mengolah tekstil dengan menggunakan alat/ mesin jahit menjadi busana.
4. Keterampilan Menjahit
8
menjahit adalah salah satu keterampilan yang penting dalam kehidupan sehari-hari,
karena berhubungan dengan kebutuhan manusia akan busana.
5. Konsep Penjahit
Penjahit atau tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian seperti Jas, Kaos,
Gaun, Kemeja, Celana, dan Rok, untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk melakukan
dan menunjang pekerjaanya seorang tailor atau penjahit mengerjakannya dengan
menggunakan tangan maupun dengan mesin jahit.
Pengembangan alat pengumpulan data pada evaluasi program menjahit dalam pemerdayaan
masyarakat di desa sakatiga yaitu sebagai berikut:
2. Pulpen.
3. Buku.
4. Handphone.
Penentuan subjek pada evaluasi ini dipilih berdasarkan penenuan dari penulis. Adapun subjek
yang dipilih yaitu lebih kurang 10 orang siswa yang berumur 16-21 tahun yang ada di panti
sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir.
D. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada evaluasi program ini yaitu menggunakan observasi dan
wawancara. Observasi ini dilakukan dengan melihat dan mengamati bagaimana jalannya
pelaksanaan program menjahit. untuk pengumpulan data melalui wawancara yaitu dengan
menanyakan langsung kepada pengajar yang memberikan materi dan mengajarkan praktek
langsung pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir.
9
E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data
Berikut prosedur dan teknik pengolahan data yang didapat melalui metode observasi dan
wawancara :
1. Pengumpulan data
3. Penyajian data
10
4. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna, keteraturan
pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proporsi. Kesimpulan ditarik segera
diverivikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali sambil melihat catatan
lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat. Selain itu juga dapat dilakukan
dengan mendiskusikannya. Hal tersebut dilakukan agar data yang diperoleh dan
penfasiran terhadap data tersebut memiliki validitas sehingga kesimpulan yang ditarik
menjadi kokoh.
11
BAB IV
Panti sosial bina remaja merupakan tempat yang memiliki potensi dalam pengembangan
life skill, tutor di panti sosial bina remaja sendiri memiliki pengaruh sangat besar hal ini dapat
dilihat dari cara mengajar, melatih dan mengarah dengan kemampuan para warga belajar untuk
mengembangkan pelatihan dalam bidang menjahit.
Pelatihan menjahit ini didirikan pada tahun 2005 sampai sekarang. Tujuan dari
dilaksanakannya program menjahit adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang
menjahit, menguasai tingkatan kursus menjahit yang diajarkan, memiliki pengetahuan dan
konsep tentang hal-hal yang berkaitan dengan menjahit, serta diharapakan peserta didik memiliki
kemampuan untuk dapat mengembangkan keahliannya dengan kemandirian usaha yaitu
membuka usaha mandiri.
Adapun visi dari program menjahit ini yaitu mampu melahirkan tenaga terampil, mandiri,
bekerja, berusaha sehingga tercipta masyarakat yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan
global serta mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keterampilan warga belajar serta bisa
membuka peluang usaha sendiri. Sedangkan misi dari program menjahit ini yaitu meningkatkan
kecakapan warga belajar untuk melakasanakan hidup dan kehidupannya secara tepat guna dan
berdaya guna melalui kecakapan probadi, kecakapan sosial dan kecakapan akademik.
12
B. Temuan Evaluasi Berdasarkan 8 Snp
Temuan-temuan evaluasi yang ada di pelatihan menjahit pada panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir yaitu:
1. Standar Isi
Standar isi yaitu kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Adapun standar isi dari pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir yaitu:
A. Jam pembelajaran
Jam pembelajaran pelatihan menjahit ini diadakan pada hari senin-kamis pukul 08.00
wib-selesai.
B. Pokok materi pembelajaran
Adapun materi pembelajaran disini yaitu dengan diberikan teori terlebih dahulu
mengenai cara membuat pola pakaian yang baik dan benar.
2. Standar Proses
Standar proses yaitu kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan
untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
Adapun standar proses dari pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir yaitu:
A. Kegiatan pembelajaran
Pada program pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya kabupaten
ogan ilir strategi pembelajaran yang digunakan yaitu kooperatif dengan menekankan
pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja.
B. Jumlah peserta didik
Adapun jumlah peserta didik yang ikut dalam pembelajaran pelatihan menjahit di
panti sosial bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir yaitu sekitar 25 peserta didik.
C. Proses belajar mengajar pada pelatihan menjahit
13
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
14
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar pendidik dan tenaga kependidikan yaitu kriteria mengenai kelayakan kualitas dan
kompetensi yang relevan dari pendidik atau instruktur dan tenaga kependidikan atau
pengelola pada satuan kursus dan pelatihan.
Adapun standar pendidik dan tenaga kependidikan dari pelatihan menjahit di panti sosial
bina remaja indralaya kabupaten ogan ilir yaitu:
Nama Usmiana
Pendidikan Terakhir Sekolah Paket C (2019)
Jenis PTK Instruktur
Kompetensi Pengalaman Mengajarkan peserta didik
menjahit dari berbagai kabupaten
kota sumatera selatan.
15
10 Papan Tulis 2 Baik
11 Kipas Angin 3 Baik
6. Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan yaitu kriteria mengenai perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan agar tercapai efisensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar pengelolaan dari pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir yaitu:tabel 4.2
7. Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan dari pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya
kabupaten ogan ilir yaitu pembiayaan berasal dari pemerintah.
16
8. Standar Penilaian
Standar penilaian dari pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja indralaya kabupaten
ogan ilir dilihat dari:
1. Absen kehadiran peserta didik
2. Hasil jahitan pakaian
Hasil jahitan pakaian ini biasanya jika kain jahit dari pemerintah maka hasil jahitan
pakaian tersebut disumbangkan sedangkan jika kain jahit dibawah oleh peserta didik
sendiri maka hasil jahitan tersebut dibawah pulang oleh peserta didik
C. Pembahasan
Program kursus menjahit merupakai sebagai program pemerdayaan. Dimana program kursus
ini sangatlah bermanfaat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjahit.
Salah satu dasar didirikannya program menjahit ini yaitu karena masih banyaknya warga
yang belom memiliki keterampilan dalam menjahit. Adapun visi dari program menjahit ini yaitu
mampu melahirkan tenaga terampil, mandiri, bekerja, berusaha sehingga tercipta masyarakat
yang cerdas dan mampu menghadapi tantangan global serta mengentaskan kemiskinan.
Sedangkan misi dari program menjahit ini yaitu meningkatkan kecakapan warga belajar untuk
melakasanakan hidup dan kehidupannya secara tepat guna dan berdaya guna melalui kecakapan
pribadi, kecakapan sosial dan kecakapan akademik.
Desain evaluasi fixed (tatap) harus derencanakan dan disusun secara sistematik-
terstruktur sebelum program dilaksanakan. Meskipun demikian, desain fixed dapat juga
disesuikan dengan kebutuhan yang sewaktu-waktu dapat berubah. Desani evaluasi ini
dikembangkan berdasarkan tujuan program, kemudian disusun pertanyaan-pertanyaan untuk
mengumpulkan berbagai informasi yang diperoleh dari sumber-sumber tertentu. Begitu juga
dengan model analisis yang akan digunakan harus dibuat sebelum program dilaksanakan.
17
Kegiatan-kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam desain fixed ini, antara lain menyusun
pertanyaan-pertanyaan, menyusun dan menyiapkan instrumen, menganalisis hasil evaluasi, dan
melaporkan hasil evaluasi secara formal kepada pihak-pihak yang bekepentingan. Untuk
mengumpulkan data dalam desain ini dapat digunakan berbagai teknik, seperti tes, observasi,
wawancara, kuesioner, dan skala penilaian.
Pada tahap ini, Berdasarkan hasil observasi dan wawancara jumlah peserta didik yang
mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di panti sosial bina remaja ada 25 peserta didik
sedangkan untuk umur peserta didik yang sangat bervariasi ini yaitu dengan usia termuda 16
tahun dan usia tertua 21 tahun tidak mempengaruhi semangat para peserta didik untuk tetap
menambah pengetahuan terutama melalui pelatihan keterampilan menjahit.Menurut analisis
peneliti bahwa untuk jenis kelamin peserta didik umumnya berjenis kelamin perempuan, Ciri
siswa yang ikut dalam program pelatihan menjahit yaitu siswa yang masuk biasanya siswa yang
putus sekolah dan siswa yang terkendala dalam ekonomi mereka, sedangkan Tujuan dari
dilaksanakannya program menjahit adalah agar peserta didik memiliki kemampuan dalam bidang
menjahit, menguasai tingkatan kursus menjahit yang diajarkan, memiliki pengetahuan dan
konsep tentang hal-hal yang berkaitan dengan menjahit, serta diharapakan peserta didik memiliki
kemampuan untuk dapat mengembangkan keahliannya dengan kemandirian usaha yaitu
membuka usaha mandiri.
Pada tahap ini berdasarkan hasil temuan yaitu kemampuan Tingkat Pengetahuan dan
keterampilan menjahit Sesudah Diberikan Pelatihan keterampilan menjahit di psbr Dari hasil
penelitian semua peserta didik setelah pelatihan mendapatkan pengetahuan dan kemampuan
menajahit sangat baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dianur Hikmawati (2012),
terjadi dampak efektif yang diukur persepsi dan reaksi peserta pelatihan berupa peningkatan
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Menurut analisa peneliti pelatihan menjahit merupakan
18
pendidikan pengganti bagi peserta didik yang tidak bisa melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi
dan sebagai suatu proses untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku yang dapat berbentuk
peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor, yang mampu bertahan dan akan terus
diaplikasikan dalam dunia kerja untuk meningkatkan keterampilan menjahit.
Berdasarkan hasil dari kemanfaatan program pelatihan menjahit di panti sosial bina
remaja yang sudah sangat baik dan visi,misi serta tujuan dari program ini sudah tercapai yaitu
memberikan keterampilan menjahit ,maka program dapat dilanjutkan dan terus dikembangkan
untuk memberikan dampak yang baik bagi peserta didik yang belum bisa melanjutkan
keperguruan tinggi dengan memperoleh keterampilan menjahit yang berguna untuk dapat
membuka usaha mandiri.
Pada tahap ini berdasarkan hasil dari pengamatan dan wawancara kepada pengajar ibu
usmiana Sikap Peserta didik sesudah diberikan pelatihan umumnya sudah memiliki sikap yang
baik. Kemampuan Keterampilan menjahit Para peserta didik yang ikut pelatihan menjahit
Setelah Diberikan Pelatihan Berdasarkan hasil penelitian keterampilan responden sesudah
pelatihan umumnya memiliki keterampilan menjahit yang baik dan sudah bisa membuka usaha
mandiri menjadi penjahit karena sudah bisa menguasai alat dan mesin jahit dengan baik serta
teknik teknik menjahit yang benar.
Sedangkan untuk hambatan program pelatihan dan keterampilan menjahit di panti sosial
bina remaja yaitu masih terhambat atau kekurangan mesin yang masih layak pakai karena
menurut pengajar disana mesin yang ada di panti sosial bina remaja sudah tua dan banyak yang
19
rusak dan menurut ibu usmiana dia sendiri yang mencoba memperbaiki mesin itu sebisa
mungkin.
20
BAB V
A. Kesimpulan
Menurut Gall, Gall and Borg (2007:559) “educational evaluation is the process of
making judgments about the merit, value, or worth of educational grams”. Dapat diartikan
bahwa evaluasi pendidikan adalah proses membuat penilaian tentang prestasi, nilai, atau nilai
program pendidikan.Sedangkan Menurut Wirawan (2011:7) mengatakan bahwa: “evaluasi
sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat
mengenai objek evaluasi, menilainya dan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan
hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi”.
Penjahit atau tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian seperti Jas, Kaos,
Gaun, Kemeja, Celana, dan Rok, untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk melakukan dan
menunjang pekerjaanya seorang tailor atau penjahit mengerjakannya dengan menggunakan
tangan maupun dengan mesin jahit.
21
psikomotor, yang mampu bertahan dan akan terus diaplikasikan dalam dunia kerja untuk
meningkatkan keterampilan menjahit
B. Rekomendasi
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan program pelatihan menjahit di panti sosial bina remaja
indralaya kabupaten ogan ilir yang telah dilaksanakan penulis merekomendasikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Dalam pengelolaan program pelatihan diperlukan adanya kelima fungsi manajemen yang
sesuai mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan penilaian
dapat berjalan lancar dan sistematis sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2. Perlu mesin peraga (stand engine) yang aktual dan baik untuk menunjang pelaksanaan
praktik kerja pelatihan menjahit
3. Peningkatan jalinan hubungan mitra kerja dengan pemerintah.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi ,Abu, 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Djemari,Mardapi. (2000). Evaluasi pendidikan. Makalah disampaikan pada Konvensi Pendidikan
Nasional tanggal 19–23 September 2000 di Universitas Negeri Jakarta.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bandung: Ghalia Indonesia
Dwirianto, Sabarno. 2013. Komplikasi Sosiologi Tokoh dan Teori. Universitas Riau Riau Press
Fuad, Anis dan Nugroho, Sapto. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Gulo, W. Metodologi Penelitian, Jakarta: Grasindo, 2002.
Ikhwan, Nuri. 2002. Kursus dan Menjahit. Jurnal Kursus, (Online), Vol. 2, No. 9.
Idi, Abdullah. 2011. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Moeleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Musfiqon. 2007. Menangani Putus Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta
Narbuko Cholid, Achmadi Abu. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Philipus, Aini Nurul. 2004. Sosiologi dan Politik. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Zaenal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur. Bandung: Remaja
Rosdakarya
23
LAMPIRAN
Ada
No Hal Yang Ditemukan Ya Tidak Keterangan
24
Jawaban:
Usia yang bisa mengikuti kegiatan menjahit ini bisa dimulai dari usia 16 tahun sampai 21
tahun.
3. Apa saja faktor penghambat dalam melakukan kegiatan menjahit?
Jawaban:
Faktor penghambat dalam melakukan kegiatan pelatihan menjahit yaitu masih terkendala
mesin manual atau tidak layak pakai dam masih mengahadapi siswa yang lambat menangkap
teori yang diberikan.
4. Bagaimana ciri siswa yang ikut dalam program pelatihan menjahit?
Jawaban:
Ciri siswa yang ikut dalam program pelatihan menjahit yaitu siswa yang masuk biasanya
siswa yang putus sekolah dan siswa yang terkendala dalam ekonomi mereka.
B. Data Evaluasi
25
26