Oleh:
7173344037
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Critical Book Review ini sampai dengan selesai.
Critical Book Review ini saya susun sebagai sarana dan syarat untuk
memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pegantar Bisnis. Tak lupa saya
mengucapkan terima kasih atas keberhasilan dalam menyelesaikan makalah ini
kepada dosen pengampuh yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunannya, serta keluarga, teman-teman, dan bantuan dari berbagai pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.11 BAB 11 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas (SMA)
13
ii
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 18
iii
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
Tahun : 2018
Cetakkan : Ke-3
ISBN : 978-979-769-965-9
BUKU PEMBANDING
Tahun : 2014
Cetakkan : Ke-1
ISBN : 978-602-70387-6-9
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
RINGKASAN BUKU
3
Dalam konteks persekolahan, pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua
keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
5. Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana & prasarana akan dikirim
kesekolah yang mengajukan pemohonan.
4
2.4 BAB 4 Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pada dasarnya ada dua jalur pengiriman yaitu pengiriman langsung dan
pengiriman tidak langsung. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Surat
Keputusan Nomor 011/P/1985 tanggal 9 Januari 1985 telah membentk Tim
Pengendali Pengiriman Sarana Tingkat Pusat yang bertugas menggordinasikan
pengiriman sarana; memonitor pelaksanaannya; mengatasi keterlambatan,
kemacetan dan hambatan lainnya; menyiapkan tanggapan tentang pengiriman
sarana; dan menyiapkan saran-saran kepada pemimpin tentang penyempurnaan
pengiriman sarana.
5
b. Tujuan Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
6
Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar sarana dan prasarana tetap dalam keadaan baik. kegiatan
pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Secara garis besar kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yakni pemeliharaan
terhadap barang tidak bergerak dan pemeliharaan terhadap barang bergerak.
Secara garis besar ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu tenaga kerja/ tenaga sukarela,
alat dan bahan, dan jenis atau spesifikasi barang. Pada prosedur permintaan
pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dibedakan menurut kerja
yaitu prosedur permintaan pemeliharaan tingkat utama pusat, tingkat provinsi, dan
kabupaten/ kota serta kecamatan. Kelengkapan permintaan pemeliharaan adalah
alat-alat kelengkapan yang diperlukan untuk memudahkan pelaksanan permintaan
pemeliharaan.
7
b. Tempat Penyimpanan Sarana Pendidikan
a. Penerimaan
b. Penyimpanan
c. Mencatat barang ke dalam buku penerimaan, kartu barang dan kartu stok.
d. Membuat denah lokasi barang-barang yang disimpan
e. Barang-barang yang sudah ada: diterima, dicatat, digudangkan, diatur,
dirawat dan dijaga secara tertib, rapi dan aman.
f. Menyelanggarakan administrasi penyimpanan dan penggunaan atas semua
barang yang ada dalam ruang atau gudang.
g. Mengontrol dan menghitung barang secara berkala.
h. Membuat laporan tentang keadaan penyimpanan barang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i. Mengeluarkan barang berdasarkan surat perintah pengeluaran barang
j. Dalam mengaatur penyimpanan barang hendaknya memerhatikan sifat-
sifat barang agar tidak susut nilai gunanya sebelum barang itu dipakai.
8
tersbut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran disekolah. Penghapusan sarana dan
prasarana pendidikan dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam pelaksanaannya, harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif
tertentu karena muara dari berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi
efektivitas dan efisiensi kegiatan pendiidkan di sekolah.
a. Sarana dan prasarana daalam keadaan sudah tua atau rusaak berat sehingga
tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
b. Perbaikan sarana dan prasarana akan menelan biaya yang benar sehingga
merupakan pemborosan.
c. Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya
biaya pemeliharaan.
d. Sarana dan prasarana tersebut tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa
kini.
e. Adanya penyusutan barang di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya
barang kimia).
f. Jumlah barang berlebih sehingga jika disimpan lebih lama akan bertambah
rusak dan tak terpakai lagi.
g. Sarana dan prasarana dicuri, terbakar, dan atau musnah sebagai akibat
bencana alam.
9
dapat dikategorikan ke dalam lima cara yaitu penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan diakibatkan karena sarana dan prasarana tersebut mengalami rusak
berat, sudah tua, dan atau berlebih; penghapusan gedung sekolah yang rusak berat;
penghapusan barang inventaris sekolah karena dicuri, hilang, dan atau terbakar;
penghapusan rumah dinas; dan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
karena bencana alam.
Luas lahan yang adalah luas lahan yang digunakan secara efektif untuk
membangun prasarana sekolah berupa bangunn gedung dan tempat bermain/
berolahraga. Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan dan keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam
10
keadaan darurat. Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, serta memiliki status atas tanah dan/ atau
memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
Prasarana minimum yang harus pada suatu SD adalah ruang kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan),
ruang guru, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan
tempat bermain/ berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi
dengan sejumlah sarana pendukungnya.
Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMP yaitu setiap satu SMP
boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal
24 rombongan belajar. Satu SMP yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum
11
melayani 2000 jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 2000 jiwa
maka harus dilakukan penambahan rombongan belajar di sekolah yang telah ada,
dan jika penambahan rombongan belajar lebih dari 24 buah maka harus dibangun
SMP baru diwilayah itu. Satu kecamatan dilayani oleh minimal satu SMP yang
dpat menampung semua lulusan SD kecamatan tersebut. satu kelompok
pemukiman permanen dan terpencil dengn banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa
dilayani oleh satu SMP dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki
maksimum 6 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Luas lahan yang adalah luas lahan yang digunakan secara efektif untuk
membangun prasarana sekolah berupa bangunn gedung dan tempat bermain/
berolahraga. Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan dan keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat. Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, serta memiliki status atas tanah dan/ atau
memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
12
dilengkapi dengan izin mendirikan bangunan; dan harus ada pemeliharaan
meliputi pemeliharaan ringan dan pemeliharaan berat.
Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMP yakni ruang kelas,
ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang
pimpinan), ruang guru, ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi
kesiswaan, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan
tempat bermain/ berolahraga. Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi
dengan sejumlah sarana pendukungnya.
2.11 BAB 11 Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Atas (SMA)
Ketentuan tentang satuan pendidikan untuk SMA adalah setiap satu SMA
boleh diselenggarakan jika memiliki minimal 3 rombongan belajar dan maksimal
27 rombongan belajar. Satu SMA yang memiliki 3 rombongan belajar maksimum
melayani 6000 jiwa. Jika suatu wilayah memiliki penduduk lebih dari 6000 jiwa
maka harus dilakukan penambahan rombongan belajar disekolah yang telah ada,
atau dibuka SMA baru di wilayah itu.
Luas lahan yang adalah luas lahan yang digunakan secara efektif untuk
membangun prasarana sekolah berupa bangunn gedung dan tempat bermain/
berolahraga. Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam
kesehatan dan keselamatan jiwa serta memiliki akses untuk penyelamatan dalam
keadaan darurat. Lahan untuk membangun sekolah harus sesuai dengan
peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota, serta memiliki status atas tanah dan/ atau
memiliki izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk jangka waktu minimum 20
tahun.
13
b. Standar Bangunan SMA
Prasarana minimum yang harus ada pada satu SMA adalah 18 ruang/
tempat yaitu ruang kelas ruang perpustakaan, ruang laboratorium biologi, ruang
laboratorium fisika, ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium komputer,
ruang laboratorium bahasa, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang guru,
ruang tata usaha, ruang konseling, ruang organisasi kesiswaan, ruang UKS, ruang
sirkulasi, tempat beribadah, jamban, gudang, dan tempat bermain/ berolahraga.
Pada setiap prasarana tersebut harus dilengkapi dengan sejumlah sarana
pendukungnya.
14
BAB III
PEMBAHASAN
Pada Bab 2 buku utama memiliki materi yang sama pada Bab 3 di buku
pembanding. Kedua bab itu sama-sama membahas tentang “Perencanaan Sarana
dan Prasarana Pendidikan”. Pada buku utama pembahasan materi sudah dalam
tingkat mendalam. Sedangkan pada buku pembanding menjelaskan pada bagian
dasar materi saja.
Pada Bab 3 di buku utama juga memiliki kesamaan materi dengan Bab 5
di buku pembanding, yaitu “Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan”. Kedua
buku ini membahas sub materi yang hamper sama juga.
Pada Bab 5 di buku utama sama dengan Bab 7 di buku pembanding yaitu
memiliki materi “Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan”. Tetapi, pada
buku utama memiliki pembahasan materi yang lebih luas, yaitu meliputi berbagai
jenis klasifikasi dan juga kodifikasi. Dan juga pada buku utama membahas
tentang pelaporan inventarisasi juga.
15
Pada Bab 9, 10, dan 11 pada buku utama sama dengan Bab 11, 12, dan 13
di buku pembanding. Hanya saja di buku pembanding disertai istilah yang
mengandung Islami. Dan cakupan materi di sub-subba di kedua buku tersebut
juga membahas hal yang sama.
Buku Utama
Kelebihan yang ada pada buku utama ini yaitu penjabaran materinya lebih
mendalam dan juga luas. Dan juga pada bab yang tidak ada di buku pembanding,
namun ada pada buku utama. Maka dari itu genre makro yang terdapat pada buku
utama lebih banyak. Serta dilengkapi dengan bentuk-bentuk tabel yang memiliki
sangkut paut dengan materi yabg dibahas.
Buku Pembanding
Kelebihan yang ada pada buku pembanding ini yaitu karena tidak terlalu
banyaknya cakupan materi seperti buku utama, dan juga buku ini memberikan
konsep dasar pada cakupan materinya, sehingga mungkin lebih mudah dipahami.
Dan juga pada buku pembanding ini juga ada pembahasan materi tentang standar
sarana dan prasarana sekolah kejuruan (SMK) dan juga standar sarana dan
prasarana sekolah luar biasa (SDSLB/SMPSLB/SMASLB).
Buku Utama
16
Buku Pembanding
Pada buku karena masih banyak materi yang tidak tercantum di dalam buku
ini jika dibandingkan dengan buku utama. Dan juga pembahasan materinya tidak
terlalu mendalam.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Saran penulis terhadap penulis buku ini adalah untuk dapat terus
melengkapi dan menyempurnakan karyanya agar membeikan manfaat untuk kita
bersama. Masukan yang telah disampaikan dari berbagai sumber dapat menjadi
tambahan saran untuk kebaikan karya penulis. Kepada seluruh mahasiswa serta
para pendidik untuk dapat mempelajari dan meneliti lebih banyak dari yang sudah
dipaparkan penulis hal ini demi menyumbangkan sebuah ilmu pengetahuan yang
bermanfaat. Buku ini juga dapat menjadi buku pembanding dalam pembelajaran.
Serta hal yang paling utama untuk seluruh pembacanya untuk dapat
merealisasikannya atau melaksanakan pengetahuan dalam buku di kehidupan
nyata sehingga ini tidak menjadi hal teoritis semata.
18
DAFTAR PUSTAKA
19