Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

BIMBINGAN DAN KONSELING PESERTA DIDIK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah

Bimbingan dan Konseling

Oleh

Andri Pahrulroji

1301784

PENDIDIKAN SENI RUPA B

S-1 PENDIDIKAN SENI RUPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat dan rahmat-Nya
makalah laporan hasil wawancara ini dapat kami buat dengan baik. Makalah laporan ini terdiri dari 3
(tiga) bab. Bab pertama berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang. Bab kedua berisikan
pengertian pentingnya pemenuhan kebutuhan, pengertian menurut ahli, dan laporan hasil
wawancara yang telah dilakukan di SMA … … … pada … … … melalui daring. Lalu bab ketiga berisi
kesimpulan dan saran.

Adapun maksud dan tujuan Pembuatan Makalah ini adalah sebagai upaya untuk mendukung
Proses Pembelajaran dan melengkapi tugas matakuliah Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Berbagai kendala dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat kami dalam menyelesaikan
makalah ini. Walaupun demikian, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dalam
kesempatan ini juga kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga makalah ini dapat selesai, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.

2
DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar........................................................................................................................ 2

Daftar Isi ................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 5

1.1     Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 5

1.2     Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 5

1.3     Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 6

1.4     Metode Penelitian ........................................................................................................ 6

1.5     Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 6

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN............................................................................................ 8

2.1    Pengertian Bimbingan dan Konseling ............................................................................ 8

2.1.1    Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli ................................................................... 8

2.1.2    Pengertian Konseling Menurut Para Ahli ................................................................... 8

2.2    Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan ................................................................... 9

2.3    Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling ...................................................... 10

2.3.1      Tujuan Bimbingan dan Konseling ............................................................................. 10

2.3.2      Fungsi Bimbingan dan Konseling ............................................................................. 10

2.3.3      Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ................................................................... 10

2.4    Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ....................................................................... 11

2.5    Asas Bimbingan dan Konseling...................................................................................... 13

2.6    Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 Bandung ................................................................ 13

2.6.1    Profil SMKN 14 Bandung............................................................................................... 13

2.6.2    Tanggapan Program BK di SMKN 14 Bandung......................................................... 14

2.6.3    Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung................................. 14

2.6.4    Proses Wawancara dan Observasi di SMKN 14 Bandung.......................................... 15

3
2.6.5    Hasil Wawancara dan Observasi...................................................................................  15

a.    Wawancara dan Observasi Pertama................................................................................ 15

b.    Wawancara dan Observasi Kedua................................................................................... 17

BAB III PENUTUP..................................................................................................................... 18

3.1    Kesimpulan..................................................................................................................... 18

3.2    Saran.............................................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 19

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu pendukung dasar untuk mencapai kualitas manusia Indonesia yang
bermutu adalah Pendidikan yang juga bermutu. Dalam mencapai Pendidikan yang bermutu
tidak hanya dilakukan melalui perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun perlu
didukung dengan peningkatan kemampuan professional dan sistem manajemen tenaga
kependidikan serta pemenuhan kebutuhan baik fisikologis, pisikologis, maupun sosial.
Pemenuhan kebutuhan ini harus tercukupi baik bagi pendidik maupun pelajar. Untuk
pemenuhan kebutuhan bagi pendidik sedikit banyak sudah tercukupi oleh bantuan
pemerintah. Namun sedikit berbeda dengan pelajar.

Kebutuhan pelajar memang tidak secara langsung tercukupi oleh bantuan pemerintah.
Namun dengan fasilitas yang ada di sekitar pelajar kebutuhan itu akan sedikit banyak
terpenuhi. Dalam laporan ini akan mendalami bagaimana seorang pendidik dalam
menghadapi dan menyikapi kebutuhan bagi pelajar. Untuk memaksimalkan kualitas manusia
indonesia melalui salah satu pendukung dasar yaitu Pendidikan bermutu, khususnya di
sekolah menengah atas.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dirumuskan permasalahan


sebagai berikut:

a. Bagaimana cara pendidik mengenal para pelajar secara mendalam?


- Adakah kebutuhan pelajar yang pengajar temukan?
- Adakah gangguan yang timbul dari kebutuhan yang tidak tercukupi?
b. Bagaimana pengalaman bapak/ibu membantu siswa menyelesaikan suatu masalah baik
akademik atau nonakademik?
- Bagimana latar belakang malasah itu?
c. Bagaimana cara guru memotovasi siswa untuk belajar?
- Adakah kesulitan yang ditemukan?
d. Bagaimana peran guru dalam membimbing pelajar baik di dalam pelajaran maupun di luar
pembelajaran (akademik atau nonakademik)?
- Adakah fasilitas penujang pendidik dalam membimbing pelajar?
- Siapa saja yang harusnya berperan dalam membimbing pelajar khususnya di luar
pelajaran?
1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini
adalah sebagai berikut:

5
1. Mengetahui strategi bagaimana pendidik mengenal pelajar secara mendalam
2. Mengetahui bagaimana pendidik membantu siswa dalam menyelesaikan masalah baik
akademik maupun nonakademik
3. Mengetahui cara pendidik memotivasi pelajar untuk belajar
4. Mengetahui cara membimbing pelajar baik di dalam pelajaran maupun di luar
pelajaran.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan wawancara ini adalah :

Wawancara. Dimana dalam penyusuan laporan ini sebelumnya telah dilakukan penelitian
dengan metode wawancara. Yang dilakukan secara daring dengan Saudara Kurniawan Saputra,
S.Pd seorang guru fisika di SMA *… …. …. yang berada di Provinsi Lampung. Wawancara
dilakukan secara daring pada hari *… …. …. Tanggal *… … … . Kemudian dari wawancara yang
telah dilakukan, dirangkum menjadi laporan hasil wawancara seperti yang akan disampaikan
dalam lappran ini.

1.5 Sistematika Penulisan

            Agar data tersusun secara sistematis maka laporan ini disusun dengan susunan
sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang Masalah

1.2     Identifikasi Masalah

1.3     Tujuan Penulisan

1.4     Metode Penelitian

1.5     Sistematika Penulisan

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Bimbingan dan Konseling

2.1.1    Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli

2.1.2    Pengertian Konseling Menurut Para Ahli

6
2.2    Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan

2.3    Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling

2.3.1      Tujuan Bimbingan dan Konseling

2.3.2      Fungsi Bimbingan dan Konseling

2.3.3      Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

2.4    Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

2.5    Asas Bimbingan dan Konseling

2.6    Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

2.7.1    Profil SMKN 14 BANDUNG

2.7.2    Tanggapan Program BK di SMKN 14 BANDUNG

2.7.3    Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG

2.7.4    Proses Wawancara dan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

2.7.5    Hasil Wawancara dan Observasi

BAB III PENUTUP

3.1    Kesimpulan

3.2    Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

7
BAB II

TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebutuhan Menurut Para Ahli

teori kebutuhan dari Maslow, Mc Clelland juga mengemukan teorinya tentang


kebutuhan. Teori kebutuhan Mc Clelland adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) disingkat dengan N-Ach.
Setiap orang tidak ada yang tidak berkeinginan untuk berhasil dalam kehidupannya.
Kebutuhan ini sangat menonjol ketika individu beranjak remaja. Dan sebaliknya orang
akan merasa kecewa bila jika dia menghadapi kegagalan. Ciri-ciri orang yang memiliki
motif berprestasi yang tinggi adalah :
- Lebih senang menetapkan sendiri tujuan hasil karyanya
- Lebih senang menghindari tujuan hasil karya yang mudah dan memilih yang
sukar/ menantang
- Lebih menyenangi umpan balik yang cepat, tampak dan efisien
- Senang bertanggungjawab akan pemecahan persoalan, meskipun sebenarnya
dirasakan sulit.
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity)

b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power) disingkat dengan N-Pow.


Kebutuhan akan kekuasaan menampakakan diri pada keinginan untuk mempunyai
pengaruh terhadap orang lain.

c. Kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation) disingkat dengan N-Aff.


Merupakan kebutuhan nyata pada setiap manusia, terlepas dari status, kedudukan,
jabatan maupun pekerjaan yang dimilikinya. Kebutuhan ini pada umumnya tercermin
pada keinginan berada pada situasi yang bersahabat dalam interaksi seseorang
dengan orang lain.

Menurut Garrison yang dikutip oleh Andi Mapiare (1982) remaja memiliki kebutuhan
paling sedikit ada tujuh kebutuhan khas remaja. Kebutuhan itu adalah:

a. Kebutuhan akan kasih sayang,


b. Kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok,
c. Kebutuhan untuk berdiri sendiri (mandiri),
d. Kebutuhan untuk berprestasi,
e. Kebutuhan akan pengakuan dari orang lain,
f. Kebutuhan untuk dihargai,
g. Kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh

8
Menurut Lewis dan Lewis (1993) kebutuhan remaja meliputi :

a. Kebutuhan jasmaniah,
b. Kebutuhan psikologis,
c. Kebutuhan ekonomi,
d. Kebutuhan sosial.
e. Kebutuhan politik,
f. Kebutuhan akan penghargaan,
g. Kebutuhan aktualisasi diri.

2.2 Pentingnya Pemenuhan Kebutuhan

Kebutuhan seiring dengan waktu akan mengalami perubahan sejalan dengan tingkat
pertumbhuhan dan perkembangan yang terjadi. Adapun kebutuhan yang perlu dicukupi adalah,
kebutuhan fisik, di mana kebutuhan ini adalah kebutuhan dasar terhadap diri sendiri seperti
makan, minum, dan kesehatan. Lalu ada kebutuhan sosial di mana kebutuhan ini sangat
menekankan kebutuhan manusia sebagai manusia sosial. Kemudian ada kebutuhan pisikologis
yang juga perlu tercukupi sebagai manusia yang baik.

Sehingga setiap manusia akan berusaha mencukupinya dengan berbagai sikap dan
tingkahlaku. Tanpa terkecuali seorang remaja yang sedang berkembang pada Pendidikan
menengah pertama dan Pendidikan menengah atas. Mereka akan memiliki berbagai sikap dan
tingkahlaku dalam udaha mencukupi kebutuhannya. Karena apabila manusia (remaja) tidak
tercukupi akan kebutuhannya, akan timbul bentuk-bentuk penyimpangan dalam diri manusia
(remaja). Maka diperlukan pihak-pihak yang berperan dalam usaha mencukupi kebutuhan
manusia (remaja), seperti orang tua, pengajar/guru, sekolah, serta lingkungannya.

Kemudian Abraham Maslow membuat syarat untuk menentukan suatu kebutuhan itu
adalah sebuah kebutuhan dasar atau bukan dengan beberapa pertanyaan seperti berikut

1. Apabila hal yang dibutuhkan itu tidak ada/tidak terpenuhi maka akan menimbulkan
penyakit.
2. Apabila yang dibutuhkan itu terpenuhi maka dapat mencegah terjadinya penyakit
3. Apabila seseorang mampu mengendalikan terpenuhinya kebutuhan tersebut, maka akan
dapat menyembuhkan penyakit atau menghilangkan timbulnya gangguan pada dirinya
4. Dalam beberapa situasi tertentu yang kompleks, kebutuhan ini lebih dipilih atau lebih
penting oleh orang yang berada dalam keadan kekurangan dibanding dengan kebutuhan
lain
5. Kebutuhan ini tidak begitu aktif atau menonjol secara fungsional pada kondisi normal atau
sehat. Menurut Maslow orang yang dikatakan sehat adalah orang yang prioritas
kebutuhannya sudah berada pada pengembangan potensi atau aktualissi diri.

2.1.1       Pengertian Bimbingan Menurut Para Ahli

9
Dalam mendefinisikan pengertian Bimbingan, Para Ahli memiliki pengertian yang berbeda-
beda. Namun memiliki kesamaan arti yaitu bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan.
Berikut ini pengertian Bimbingan menurut beberapa Ahli:

Menurut Abu Ahmadi (1991: 1), bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada
individu (peserta didik) agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara
optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna
menentukan rencana masa depan yang lebih baik.

Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-
anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan
dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimo Walgito (2004: 4-5), mendefinisikan bahwa bimbingan adalah bantuan atau
pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu dalam menghindari atau
mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu dapat mencapai kesejahteraan dalam
kehidupannya.

Chiskolm dalam McDaniel, dalam Prayitno dan Erman Amti (1994: 94), mengungkapkan
bahwa bimbingan diadakan dalam rangka membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai
informasi tentang dirinya sendiri.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai pengertian Bimbingan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu atau sekelompok
untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari serta untuk merencanakan masa
depan. Bimbingan pada hakekatnya merupakan upaya untuk memberikan bantuan kepada individu
atau peserta didik.. Bantuan dimaksud adalah bantuan yang bersifat psikologis.

2.1.2  Pengertian Konseling Menurut Para Ahli

Pengertian konseling menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101. Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan
secara tatap muka antarab dua orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan
kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar

Jones (Insano, 2004 : 11) menyebutkan bahwa konseling merupakan suatu hubungan
profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat
individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan
dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup
hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.

Dari kedua ahli tersebut, penulis menyimpulkan bahwa Konseling adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada

10
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya
masalah yang dihadapai  oleh klien.

Bimbingan dan Konseling merupakan suatu pemberian pelayanan bantuan untuk peserta
didik, baik secara individu atau perorangan agar mandiri dan berkembang secara optimal melalui
berbagai bentuk Bimbingan guna menghadapi dan merencanakan masa depannya.

2.2   Kedudukan Bimbingan dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan hal penting bagi setiap individu. Pendidikan merupakan proses yang
esensial untuk mencapai  tujuan dan cita-cita pribadi individu (siswa). Siswa merupakan unsur utama
dalam pendidikan. Siswa sebagai individu berada dalam proses berkembang atau menjadi
(becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kemandirian
tersebut, siswa memerlukan bimbingan, karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya.

Pendidikan hanya mengajarkan pada bidang akademik dan administratif yang mungkin akan
menghasikan siswa yang pintar dalam bidang akademik atau bidang administratif saja, tetapi kurang
dalam aspek psikologi, sosial maupun aspek-aspek yang lainnya. Padahal dalam program Bimbingan
dan Konselng banyak kompetensi-kompetensi yang perlu untuk disampaikan kepada peserta didik
guna membantu dalam proses pembelajaran serta pemahaman dirinya dan lingkungan sekitarnya.

Ada beberapa alasan mengapa pentingnya Bimbingan dan Konseling untuk seklah dasar bagi
para siswa. Pertama, adalah dilihat dan hakikat pendidikan sebagai suatu usaha sadar dalam
mengembangkan kepribadian. Hal ini mengandung implikasi bahwa proses pendidikan menuntut
adanya pendekatan yang lebih luas dari pada sekedar pengajaran. Pendekatan yang dimaksud
adalah pendekatan pribadi melalui layanan bimbingan dan konseling. Kedua, pendidikan senantiasa
berkembang secara dinamis dan karenanya selalu terjadi perubahan perubahan dan penyesuaian
dalam komponen-komponennya. Menghadapi perkembangan ini para siswa sebagai subjek didik
memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri melalui layanan bimbingan.Ketiga pada hakikatnya
guru mempunyai peranan yang tidak hanya sebagai pengajar,tetapi lebih luas dari itu, yaitu sebagai
pendidik. Sebagai pendidik, maka guru seyogyanya dapat menggunakan pendekatan pribadi dalam
mendidik para siswanya. Pendekatan pribadi ini diwujudkan melalui layanan bimbingan.

2.3   Tujuan, Fungsi dan Jenis Bimbingan dan Konseling

2.3.1      Tujuan Bimbingan dan Konseling

                   Tujuan umum Bimbingan dan Konseling adalah memadirikan siswa dalam kehidupan
sehari-hari dan mengembangkan potensi mereka secara optimalsesuai bakat, kemapuan, minat dan

11
nilai-nilai, serta terpecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Untuk mencapai
kebahagiaan pribadi sebagai mahluk Tuhan, kehidupan yang produktif dan efektif dalam kehidupan
masyarakat, dapat bersosialisasi dengan individu lain dan harmonisasi antara kemampuan dengan
cita-cita.

                   Tujuan khusus Bimbingan dan Konseling merupakan penjabaran yang lebih spesifik dari
tujuan umumnya, misalnya dalam proses pembelajarn guru atau konselor memberikan bimbingan
belajar, bimbingan sosial maupun bimbingan karier dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh
peserta didik.

2.3.2   Fungsi Bimbingan dan Konseling

                   Bimbingan dan Konseling memiliki beberapa fungsi yang hendak dipenuhi dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam ruang lingkup sekolah. Dalam ruang lingkup di sekolah
fungsi Bimbingan dan Konseling di bagi menjadi beberapa fungsi yaitu fungsi pemahaman
(Informatif), fungsi pencegahan (Preventif), fungsi perbaikan/pengobatan (Kuratif), dan fungsi
developmental. Adapun penjelasan keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:

a.    Fungsi Pemahaman (Informatif), yaitu fungsi bimbingan yang menghasilkan pemahaman


mengenai sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan murid.
Pemahaman tersebut meliputi pemahaman tentang diri sendiri (potensi dan kelemahan) dan
lingkungan (keluarga, pendidikan, karir, sosial budaya dan nilai).

b.    Fungsi Pencegahan (Preventif), yaitu bimbingan yang diberikan kepada murid dengan tujuan
agar murid terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Hambatan
tersebut seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah hubungan sosial dan sebagainya.

c.    Fungsi Perbaikan/pengobatan (Kuratif), yaitu layanan yang membantu murid dalam mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi baik di lingkngan sekolah maupun di lingkungan luar sekolah.
Bantuan yang diberikan tergantung pada sifat masalahnya, bentuknya dapat langsung bertatap
muka atau melalui pihak lain.

d.   Fungsi Developmental, yaitu layanan yang diberikan dengan tujuan dapat membantu
mengembangkan keseluruhan potensiny dengan mantap dan terarah seperti memperoleh
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman yang dapat membantu perkembangan
sebaik mungkin.

2.3.3    Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Kerangka kerja layanan bimbingan dan konseling dikembangkan dalam suatu program
bimbingan dan konseling yang dituangkan dalam empat kegiatan utama yaitu:

a.     Layanan Dasar Bimbingan, yaitu layanan umum yang diperuntukkan bagi semua murid yang
bertujuan untuk membantu seluruh peserta didik mengembangkan prilaku efektif dan keterampilan-
keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangan peserta didik.

12
b.    Layanan Responsif, yaitu layanan yang diarahkan untuk membantu siswa mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi pada saat itu. Layanan responsif ini bertujuan untuk membantu memenuhi
kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh peserta didik saat ini. Layanan ini bersifat preventif
atau mungkin kuratif.

c.     Layanan Perencanaan Individual, yaitu layanan yang dimaksudkan untuk membantu murid
mengembangkan dan mengimplementasikan rencana pendidikan, karir, dan pribadi. Tujuan utama
dari layanan ini adalah untuk membantu siswa memantau dan memahami pertumbuhan dan
perkembangan secara proaktif. Sedangkan tujuan sistem ini adalah membimbng murid untuk
merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial-
pribadi oleh dirinya sendiri.

d.    Komponen Dukungan Sistem, yaitu komponen yang berkaitan dengan aspek manajerial yang
mencakup antara lain pengembangan program, pengembangan staf, alokasi dana dan fasilitas,
kerjsama dengan orang tua dan sumber lainnya, riset dan pengembangan. Dengan tujuan untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh melalui
pengembangan profesional, hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/
penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen program, penelitian dan pengembangan.

2.4   Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling

Rumusan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan


sasaran layanan, permasalahan yang dialami individu, program pelayanan, tujuan dan pelaksanaan
pelayanan. Adapun penjabaran mengenai prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling tersebut adalah
sebagai berikut:

1.    Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan sasaran layanan. Sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok. Setiap
individu pasti berbeda-beda, misalnya dalam umur, jenis kelamin, sosial ekonomi, kedudukan sosial,
jabatan dan lain-lain. Secara lebih khusus yang menjadi sasaran pelayanan adalah perkembangan
dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah
lakunya sehingga dalam merumuskan prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan
sasaran layanan sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupan sebagai berikut:

a)    Bimbingan dan Konseling melayani setiap individu. Tanpa memandang umur, jenis kelamn, suku
bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

b)    Bimbingan dan konseling berurusan dengan sikap dan tingkah laku individu yang unik.

c)    Memperhatikan tahap-tahap perkembangan.

2.    Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan permasalahan yang dialami individu.
Berbagai factor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif.
Faktor-faktor yang pengaruhnya negatif akan menimbulkan hambatan-hambatan terhadap
kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang akhirnya menimbulka masalah tertentu

13
pada diri individu. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi
mental dan fisik individu. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan
konseling.

3.    Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan program pelayanan adalah sebagai
berikut:

a)     Bimbingan dan koseling merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan;
oleh karena itu program bimbingan dan konseling harus disusun dan dipadukan sejalan dengan
program pendidikan dan pengembangan secara menyeluruh. Salah satu caranya dengan
mengintegrasikan program bimbingan dan konseling pada setiap mata pelajaran.

b)    Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga(misalnya
sekolah), kebutuhan individu dan masyarakat.

c)     Program pelayanan bimbingan dan konseling disusun dan diselenggarakan secara


berkesinambungan kepada anak-anak sampai orang dewasa, disekolah misalnya dari jenjang
pendidikan taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.

d)    Terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling hendaknya diadakan penilaian yang


teraturuntuk mengetahui sejauh mana hasil dan manfaat yang diperoleh, serta mengetahui
kesesuaian antara program yang direncanakan dari pelaksanaannya.

4.    Prinsip Bimbingan dan Konseling yang berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan
yaitu :

a)     Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu
membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.

b)    Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan akan dilaksanakan oleh
individu hendaknya atas kemampuan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari
pembimbing atau pihak lain.

c)     Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.

d)    Kerjasama antara guru pembimbing, guru lain dan orang tua yang akan menentukan hasil
bimbingan.

e)     Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui pemanfaatan


yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses
pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

2.5   Asas Bimbingan dan Konseling

14
Bimbingan dan konseling memiliki beberapa asas-asas. Pemenuhan atas asa-asas itu akan
memperlancar pelakasanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan
pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan serta
mengurangi atau mengaburkan hasil layanan kegiatan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:

a.     Asas Kerahasiaan

b.    Asas Kesukarelaan

c.     Asas Keterbukaan

d.    Asas kegiatan

e.     Asas kemandirian

f.     Asas Kekinian

g.    Asas Kedinamisan

h.    Asas Keterpaduan

i.      Asas Kenormatifan

j.      Asas Keahlian

k.    Asas Alih Tangan Kasus

l.      Asas Tut Wuri Handayani

2.6   Pelaksanaan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

2.6.1     Profil SMKN 14 BANDUNG

Nama Sekolah                : SMKN 14 BANDUNG

Status Sekolah               : Negeri

Alamat                           : Jln Cijawura Hilir No. 341

Kelurahan/ Desa            : Margasuka

Kecamatan                     : Buah Batu

Kab./Kota                      : Bandung

Provinsi                          : Jawa Barat

SMKN 14 BANDUNG adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki kelompok


bidang keahlian Seni Rupa, Kria dan Teknologi. Keberadaannya didukung oleh dunia usaha
dan dunia industri, baik dalam pembelajaran maupun penyerapan lulusannya.
Pembelajaran teori dan praktek tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi dilakukan di

15
dunia industri melalui praktek kerja industri di perusahaan-perusahaan yang relevan. 

Lulusannya telah tersebar di berbagai perguruan tinggi dan Dunia Usaha/Dunia


Industri. Kesempatan untuk melanjutkan studi dan bekerja sangat terbuka luas bagi
lulusannya. Jalur PMDK tersedia bagi lulusan yang berprestasi baik PN maupun Swasta.
Bagi siswa yang ingin bekerja, penempatannya didukung oleh Disnaker melalui Bursa Kerja
Khusus (BKK) sesuai dengan kualifikasi yang di persyaratkan oleh perusahaa, serta siswa
dapat berwirausaha sesuai dengan kompetensi keahlian masing-masing. 

Visi dan Misi 

Visi : Menjadi Sekolah Unggulan

 
Misi : Menyiapkan tenaga kerja (tingkat media) dalam bidang senirupa, kria dan teknologi
yang berwawasan profesional, produktif dan memiliki budaya kerja keras, budaya tertib,
budaya bersih, untuk menjadi manusia unggulan yang jujur dan mandiri dengan branding
unggulan dalam prestasi santun dalam perilaku.

2.6.2    Tanggapan Program BK di SMKN 14 BANDUNG

Bimbingan dan Konseling adalah bentuk bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk
dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan dirinya sebagai persiapan dalam menghadapi
masa depan. Menurut Bu Yati Rusyati S.Pd , sebagai perwakilan dari sekolah bahwa pemberian
bimbingan dan konseling kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan bimbingan dan
konseling guru atau pembimbing dapat melihat permasalahan-permasalah yang dihadapi peserta
didik, sehingga guru pembimbing bisa melaksanakan bimbingan. Masalah-masalah yang sering
muncul dalam proses belajar mengajar, sosial maupun karir. Beliau mengutarakan beberapa masalah
yang sering muncul pada peserta didik seperti:

·      Terlamabat mengerjakan atau menyelesaikan setiap pelajaran, sering melaun dan diam.

·      Sering tidak masuk sekolah

2.6.3    Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG

Pelaksanaan di SMKN 14 BANDUNG ternyata berbeda dengan SMA/SMK yang lainnya, yang
biasanya Pelaksanaannya di masukan dalam salah satu mata kuliah, ternyata SMKN 14 BANDUNG
tidak, Pelaksanaannya guru BK melakukan piket dan pengecekan masalah dilakukan oleh setiap Wali
kelas dikarenakan kkurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di SMKN 14 BANDUNG terdapat
3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan Bimbingan dan Konseling

2.6.4    Proses Wawancara dan Observasi di SMKN 14 BANDUNG

16
Pada hari Jumat 16 Mei 2014, sekitar pukul 08.30 WIB saya sampai ke SMKN 14 BANDUNG
untuk melakukan observasi setelah sebelumnya sudah melakukan perizinan untuk melakukan
obervasi ini di jauh-jauh Hari, pertama yang saya lakukan yakni menemui guru BK di SMK tersebut,
Alhamdulilah saya di sambut dengan baik oleh guru-guru disana, terutama Bu Yati Rusyati S.Pd yang
sebagai kepala guru BK disana yang membuka acara ini. Kami di beri waktu dan ruangan untuk
melakukan observasi yang melebihi kata cukup, Sebelumnya kami diberi informasi tentang profil
SMKN 14 BANDUNG, Obervasi dilakukan sampai waktu sholat jum’at. Dan penutupan observasi ini
dilakukan pada pukul 13.00 WIB.

2.6.5    Hasil Wawancara dan Observasi

a.    Wawancara dan Observasi Pertama kepada Guru yang bersangkutan

Topik                          : Bimbingan dan Konseling

Tujuan                        : Memperoleh informasi mengenai Program

                                      Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 BANDUNG.

Narasumber                : Bu Yati Rusyati S.Pd

Hari, tanggal              : Jumat 16 Mei 2014

Tempat                       : SMKN 14 BANDUNG

Daftar Pertanyaan

1. Apa di Sekolah ibu ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?

2. Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas
rendah 10?

3. Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan dan Konseling pada setiap kelas?

4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik

5. Masalah apa saja yang sering muncul pada anak didik di SMKN 14 BANDUNG?

Hasil wawancara

1. Apa di Sekolah ibu ada guru khusus untuk program Bimbingan dan Konseling?

Ada, Namun disini cuma saya yang lulusan Bimbingan dan Konseling

2. Kapan diberkan Program Bimbingan dan Konseling kepada Peserta didik? Apa dari kelas
rendah 10 ?

Ia, Diberikan dari awal mereka masuk sampai mereka lulus

3. Bagaimana cara pemberian mataeri program Bimbingan dan Konseling pada setiap kelas?

17
Disini kami tidak ada jam khusus, namun kami melakukannya melalui setiap Wali Kelas, dan

Dilakukannya piket rutin.

4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling apa saja yang diberikan pada anak didik ?

Ruang lingkup di berikan berdasarkan tingkatan kelas mereka, karena tida bisa di samakan

Siswa/siswi yang baru masuk dan yang mau melanjutkan ke perguruan tinggi

5. Masalah apa saja yang sering muncul pada anak didik di SMKN 14 BANDUNG?

Pengerjaan/Pengumpulan tugas, Sering tidak masuk sekolah.

II. Pokok-pokok Informasi Wawancara

1. Guru yang menangani Program Bimbngan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas.

2. Waktu pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

3. Cara pemberian Bimbingan dan Konseling kepada peserta didik di Sekolah Menengah Atas

4. Ruang lingkup Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

5. Masalah-masalah yang sering muncul pada siswa/siswi Sekolah Menengah Atas

III. Hasil Wawancara

Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung berbeda dengan dengan SMA/SMK pada
umumnya, yang biasanya Pelaksanaannya di masukan dalam salah satu mata kuliah, ternyata SMKN
14 BANDUNG tidak. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum ada.
Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling ada tetapi lebih ditangani oleh wali
kelas masing-masing kelas, dikarenakan kurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di SMKN
14 BANDUNG terdapat 3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan Bimbingan
dan Konseling

Kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan bahwa Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah Menengah Atas ada namun tidak adanya jam khusus untuk mata kuliah
Bimbingan dan Konseling.

b.    Wawancara dan Observasi Kedua Terhadap siswa/siswi yang bersangkutan

18
Topik                          : Permasalahan yang di hadapi di Sekolah

Tujuan                        : Memperoleh informasi mengenai masalah yang dihadapi

Narasumber                : Wibie Sultan Risyadi,Bisma Wahyu,Dikha Bozan Fauzy

Hari, tanggal                     : Jum’at, 16 Mei 2014

Tempat                : SMKN 14 BANDUNG

(HASIL WAWANCA TERDAPAT DALAM LEMBARAN FOTOCOPY HASIL OBSERVAS, SETELAH HALAMAN INI)

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 14 Bandung berbeda dengan dengan SMA/SMK
pada umumnya, yang biasanya Pelaksanaannya di masukan dalam salah satu mata kuliah, ternyata

19
SMKN 14 BANDUNG tidak. Namun khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling belum
ada. Untuk guru khusus yang menangani Bimbingan dan Konseling ada tetapi lebih ditangani oleh
wali kelas masing-masing kelas, dikarenakan kurangnya guru BK yang mengajar di sekolah itu. Di
SMKN 14 BANDUNG terdapat 3 guru Bimbingan dan Konseling, dan cuma ada satu guru lulusan
Bimbingan dan Konseling

Inti dari sumber masalah yang dihadapi siswa/siswi SMKN 14 Bandung yakni tidak adanya
jam khusus untuk mata pelajaran Bimbingan dan Konseling, dan kurangnya guru BK yang memadai
(asli lulusan jurusan mata kuliah Bimbingan dan Konseling)

3.2    Saran

            Bimbingan dan Konseling di sekolah menengah atas sangatlah penting. Selain sebagai bantuan
yang diberikan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik juga sebagai salah
satu cara untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik itu
sendiri. Maka sekolah diharapkan bisa menganalisa betapa pentingnya bimbingan dan konseling bagi
sisw/siswi di sekolah menengah atas. Diharapkan sekolah memiliki jam khusus untuk pelaksanaan
bimbingan dan konseling selain itu sekolah diharapkan bisa memiliki guru atau tenaga kependidikan
khusus yang melaksanakan bimbingan dan konseling selain guru masing-masing kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Kurikulum. 2004. Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

Juntika Nurihsan, Achmad.(2005). Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling.

20
Bandung: PT. Refika Aditama.

http://belajarpsikologi.com/pengertian-bimbingan-dan-konseling/

http://www.a741k.web44.net/BIMBINGAN%20DAN%20KONSELING.htm

http://dewi-dewilin.blogspot.com/2010/09/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-

dalam.html

21

Anda mungkin juga menyukai