Anggota Kelompok:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERDEKA
MALANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum MK Bimbingan Konseling ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum pada mata kuliah
Bimbingan dan Konseling Sekolah. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang materi seputar Bimbingan Konseling di Sekolah bagi para pembaca dan juga
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Richo Surya Pradana, selaku dosen mata
kuliah Bimbingan dan Konseling Sekolah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari, laporan praktikum yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan laporan
praktikum ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
2. Tujuan Praktikum................................................................................................................................1
3. Manfaat Praktikum..............................................................................................................................2
Bab II.............................................................................................................................................................3
Kajian Teori...................................................................................................................................................3
7. Program BK Sekolah...........................................................................................................................9
A. Pelaksanaan Kegiatan........................................................................................................................16
B. Guide/Panduan Wawancara (Berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada guru BK)...................16
BAB IV........................................................................................................................................................17
i
HASIL PRAKTIKUM.................................................................................................................................17
A. Hasil Wawancara...............................................................................................................................17
B. Pembahasan.......................................................................................................................................21
C. Output/Luaran Praktikum..................................................................................................................24
BAB V.........................................................................................................................................................25
A. Kesimpulan........................................................................................................................................25
B. Saran..................................................................................................................................................25
B. DOKUMENTASI WAWANCARA..................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................32
.LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................................................................33
i
BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling di Indonesia tidak hanya terbatas pada lingkup pendidikan
formal, namun juga meluas ke berbagai sektor, seperti kesehatan, dan sosial. Hal ini
menunjukkan bahwa peran bimbingan dan konseling sangat penting dalam membantu individu
atau kelompok mengatasi masalah yang dihadapi. Dalam kurikulum merdeka, BK tidak lagi
dijadikan suatu mata pelajaran, namun di implementasikan kedalam kegiatan belajar mengajar
pada mata pelajaran yang diampu sehingga BK secara aktif memantau dan mengawasi
perkembangan peserta didik dan terus mengembangkan berbagai fungsinya kedalam kegiatan
belajar mengajar.
Meskipun demikian, masih terdapat beberapa kendala dalam implementasi bimbingan dan
konseling di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah minimnya jumlah konselor yang tersedia,
kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya bimbingan dan konseling, serta
masih adanya stigma negatif terhadap orang yang menggunakan layanan ini. Stigma negative
yang didapat oleh peserta didik dapat menimbulkan masalah yang serius jika tidak segera
dilakukan upaya lebih lanjut. Seperti hilangnya minat siswa pada BK, menurunnya
kepercayaan terhadap Guru BK, ketakutan yang meningkat hingga menurunnya fungsi BK itu
sendiri. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat
mengenai pentingnya bimbingan dan konseling serta meningkatkan jumlah konselor yang
tersedia di Indonesia.
2. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk menuntaskan tugas mata Kuliah Bimbingan dan Konseling
sekolah yaitu melakukan wawancara dengan Guru BK yang bertujuan untuk
1
mengetahui permasalahan siswa dan mengetahui program program BK yang sudah berjalan
di SMK NASIONAL MALANG.
3. Manfaat Praktikum
a. Manfaat teoritis
Untuk menambah pengetahuan mengenai program-program BK dan permasalahan siswa
yang ada di SMK NASIONAL MALANG.
b. Manfaat praktis
i. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dan mampu menerapkan upaya
penanganan terhadap permasalahan siswa dalam kehidupan.
2
Bab II
Kajian Teori
3
Kemiripan antara konsep bimbingan dan konseling dapat diamati dari tujuan yang
ingin dicapai, yaitu menggalakkan perkembangan optimal bagi setiap siswa. Keduanya
juga dapat menitikberatkan pada pengembangan kapasitas akademik, peribadi, sosial, dan
karier. Dalam praktiknya, terutama di lingkungan sekolah, bimbingan dan konseling
diperlakukan sebagai dua pendekatan atau metode yang saling melengkapi dan nyaris tak
terpisahkan. Beberapa pakar mengemukakan bahwa konseling merupakan inti dari kegiatan
bimbingan. Oleh karena itu, banyak literatur yang memakai judul Bimbingan dan
Konseling (dalam bahasa Indonesia) atau Guidance and Counseling (dalam bahasa
Inggris).
Secara umum, tujuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah untuk menolong
peserta didik mengenal bakat, minat, dan kapasitas mereka serta memilih dan memahami
diri dengan kesempatan pendidikan dan merancang karier yang cocok dengan tuntutan
kerja. Khususnya, pelayanan arahan dan konseling bertujuan untuk menolong peserta didik
dapat mencapai tujuan-tujuan pertumbuhan yang mencakup aspek pribadi-sosial, belajar,
dan karier.
Maksud dari bimbingan dan konseling adalah untuk membantu seseorang dalam
menemukan jati dirinya supaya bisa mengenali segala kelebihan dan kekurangan yang
dimilikinya, mampu menerima dan menanggapi dengan cara positif, serta dapat
mengembangkan dan memperlihatkan potensi dirinya lebih lanjut dalam kehidupan sosial.
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan pemahaman bagi peserta didik
tentang diri dan lingkungannya.
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK dalam upaya mencegah peserta didik agar tidak
menemui permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan
dalam proses perkembangannya.
4
c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi.
d. Fungsi pemeliharaan, yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku peserta didik yang sudah
menjadi baik jangan sampai rusak kembali.
e. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan
yang dimiliki peserta didik.
f. Fungsi penyaluran merupakan fungsi BK dalam membantu peserta didik untuk memilih dan
memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan bakat, minat, keahlian, dan ciri-ciri
kepribadiannya.
g. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik menemukan penyesuaian
diri dan perkembangannya secara optimal.
h. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk mengadaptasikan
program pengajaran dengan minat, kemampuan serta kebutuhan peserta didik.
Prinsip-prinsip dasar bimbingan untuk sekolah yang dikemukakan oleh Shertzer & Stone
(1994) dan Gibson & Mitchell (1995). Shertzer & Stone (1994) mengemukakan enam
prinsip bimbingan sebagai berikut:
5
Peserta didik tidak dapat dipaksa untuk menerima bimbingan. Sebaliknya, bimbingan
harus dilaksanakan atas dasar persetujuan dan kerelaan dariindividu-individu yang terlibat.
Persetujuan tersebut harus dinyatakan secara eksplisit dan implisit.
Setiap individu adalah unik dan memiliki nilai-nilai, hak-hak pribadi, dan kebebasan
untuk membuat pilihan dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Ini harus diterima dan
dihargai oleh para pembimbing, terutama pada nilai tertinggi dan posisi sentral individu.
Individu harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk memilih tujuan hidup dan cara untuk
mencapai tujuan tersebut.
Bimbingan harus diberikan dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi,
bahkan terus berlangsung sepanjang hayat individu. Untuk itu, bimbingan harus
diintegrasikan ke dalam program sekolah secara keseluruhan.
6
II. Bimbingan dan konseling sebagai proses pemunculan identitas diri. Tiap-tiap peserta
didik memiliki ciri khas dan perubahan yang terus-menerus, maka lewat bimbingan
peserta didik dibantu untuk mencapai kesatuan diri yang seutuhnya.
III. Bimbingan dan konseling menonjolkan aspek-aspek yang menguntungkan.
Bimbingan dan konseling merupakan tindakan yang bertujuan untuk membantu
konseli dalam membentuk perspektif dan mengembangkan aspek-aspek yang
menguntungkan yang ada dalam diri konseli dan lingkungannya.
IV. Bimbingan dan konseling menjadi tanggung jawab bersama. Ini berarti, Bimbingan
dan konseling tidak hanya menjadi tanggung jawab konselor atau guru BK, tetapi
juga menjadi kewajiban guru-guru dan pimpinan satuan pendidikan sesuai dengan
tugas, wewenang, dan peran individu di sekolah.
V. Pengambilan keputusan adalah bagian penting dari proses bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli dalam membuat pilihan
dan mengambil keputusan serta bertanggung jawab penuh atas keputusannya.
VI. Bimbingan dan konseling terjadi di berbagai situasi kehidupan, tidak hanya terbatas
pada institusi pendidikan, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan, lembaga
pemerintah/swasta, dan masyarakat.
VII. Bimbingan dan konseling ialah elemen tak terpisahkan dari proses belajar-mengajar
lantaran berkaitan erat dengan usaha mencapai sasaran pendidikan nasional.
VIII. Bimbingan dan konseling diterapkan dengan memperhatikan konteks budaya
Indonesia. Komunikasi antara guru BK dan siswa harus sejalan dengan nilai-nilai
budaya yang berlaku di lingkungan tempat pelayanan tersebut diberikan.
IX. Bimbingan dan konseling memiliki karakteristik yang mudah berubah dan dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang ada, serta berlangsung terus menerus dengan
memperhatikan keadaan dan kemampuan dukungan dari fasilitas yang tersedia.
X. Bimbingan dan konselor diberikan oleh individu yang terampil dan ahli dalam
bidangnya, yaitu oleh guru BK/ konselor yang memiliki gelar Sarjana Pendidikan (S-
1) di bidang Bimbingan dan Konseling dan telah menyelesaikan Pendidikan Profesi
Konselor dari institusi pendidikan tinggi yang terakreditasi.
XI. Rancangan bimbingan dan konseling dibuat menurut evaluasi keperluan
siswa/konseli dalam beragam bidang pertumbuhan.
XII. Rancangan bimbingan dan konseling dinilai guna menentukan kesuksesan layanan
dan perluasan program ke depan.
7
peminatan siswa.
Masalah yang kerap disampaikan oleh siswa kepada konselor BK meliputi masalah
pribadi, interaksi sosial, dan pilihan karir. Permasalahan yang sering terjadi pada siswa
didominasi melanggar tata tertib seperti siswa sering terlambat serta alpha (tidak masuk
sekolah tanpa surat izin) dan hal itu dilatarbelakangi oleh keluarga masing-masing yang
beraneka ragam.
Tata tertib merupakan himpunan peraturan tertulis yang mengikat setiap anggota
masyarakat. Tata tertib sekolah adalah aturan yang wajib diikuti oleh setiap individu yang
berada di lingkungan sekolah saat proses belajar-mengajar berlangsung. Agar tata tertib
sekolah dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kerja sama dan dukungan antara guru,
aparat sekolah, dan siswa. Ketika siswa tidak mendukung tata tertib sekolah, maka hal
tersebut dapat mengakibatkan tata tertib sekolah menjadi tidak efektif di lingkungan
sekolah. Tata tertib sekolah merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara
satu dengan yang lain sebagai aturan yang berlaku di sekolah agar proses pendidikan dapat
berlangsung secara efektif dan efisien. Rifa’i (2011:139-140)
Peringatan dapat diberikan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Kedua bentuk
peringatan ini saling melengkapi. Peringatan lisan dilakukan melalui komunikasi langsung
dengan siswa, seperti memberikan nasihat. Sementara itu, peringatan tertulis berisi informasi
tentang kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan sanksi yang akan diberikan pada siswa
tersebut.
8
b. Upaya Memberikan Bimbingan Secara Individu
Tindakan ini dengan mengumpulkan para siswa yang memiliki kesulitan yang serupa.
Bimbingan ini hampir serupa dengan bimbingan personal, yang mana dapat dilaksanakan
berdasarkan situasi yang terjadi.
Tindakan ini dijalankan apabila cara lain tidak berhasil menyelesaikan masalah.
Bertujuan untuk memperbaiki peserta didik dan mengurangi pelanggaran aturan yang telah
ditetapkan. Diharapkan siswa dapat meningkatkan perilaku mereka.
7. Program BK Sekolah
Menurut Giyono (2010) program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana
keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu, yakni periode bulanan, semester dan tahunan. Dapat disimpulkan bahwa program
bimbingan dan konseling adalah keseluruhan rencana kegiatan yang disusun dengan
memperhatikan kebutuhan peserta didik yang dilaksanakan pada periode tertentu. Dalam
hal ini periode tertentu yakni periode harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan periode
tahunan. Pelaksanaan program bimbingan konseling yang sesuai dengan periode-periode
tersebut akan membuat pelaksanaan kegiatan layanan bimbingan konseling
berkesinambungan.
1. Program tahunan, yaitu program bimbingan dan konseling mencakup semua kegiatan
pelayanan dan pendukung selama satu tahun untuk setiap kelas di sekolah atau madrasah.
9
2. Program semesteran, yaitu program bimbingan dan konseling Program bimbingan dan
konseling mencakup semua layanan dan kegiatan pendukung yang diselenggarakan selama
satu semester untuk setiap kelas, sebagai bagian dari program tahunan.
3. Program bulanan, yaitu Program bulanan adalah sebuah program yang memberikan
bimbingan dan konseling untuk seluruh kegiatan pelayanan dan pendukung selama satu
bulan, yang merupakan penjabaran dari program semesteran.
4. Program mingguan, yaitu program layanan bimbingan dan konseling yang mencakup segala
aktivitas pelayanan dan kegiatan pendukung selama satu minggu, yang merupakan penjabaran
dari program bulanan.
5. Program harian, yaitu program layanan bimbingan dan konseling yang diadakan pada hari-
hari tertentu selama seminggu. Program harian adalah penjabaran dari program mingguan
dalam bentuk rencana program layanan atau dukungan (RPP).
1. Strategi layanan BK dalam Asesmen Kompetensi Minimum Peran guru BK dalam asesmen
kompetensi minimum yaitu memberikan penilain dengan memberikan asesmen tes ataupun
non tes terhadap peserta didik mengenai kebutuhan, kondisi, dan masalah konseli sebagai
bahan untuk menyusun program bimbingan dan konseling dan memberikan layanan
intervensi dengan dukungan data.
2. Strategi penguatan pendidikan karakter Peran guru BK dalam strategi penguatan pendidikan
karakter dapat dilakukan dengan layanan format klasikal, layanan format kelompok, layanan
format individual, layanan format lapangan, dan layanan format jarak jauh. Guru BK dapat
memberikan layanan dalam aspek emosional, sosial, dan moral.
3. Strategi penyusunan RPL BK Satu Lembar Halaman RPL BK tidak dikhususkan sama
dengan RPP yang dibuat oleh guru mapel. Guru Bk dapat menggunakan RPL BK hanya
dengan satu lembar sesuai kebutuhan dan kreasi guru BK.
4. Strategi Peningkatan Kompetensi Information Computer and Technology Peran guru BK
harus terus mengembangkan kemampuan dan keterampilan berbasis teknologi, informasi, dan
komunikasi dalam menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling. Layanan konseling 56 |
Febriella Fauziah, Firman & Riska Ahmad online/cybercounseling salah satunya, guru dan
1
peserta didik dapat berkonsultasi tanpa harus bertemu secara langsung dan dapat dilakukan
tanpa memandang jarak.
1
(2) Dalam konseling kelompok, konseli tidak lagi mendapatkan bantuan secara penuh dan
konselornya. Bentuk bantuan yang diterima lebih banyak berasal dan anggota anggota
kelompok. Bantuan tersebut diperoleh dengan adanya hubungan kerja sama serta
saling berbagi (sharing) yang dilakukan oleh setiap anggota kelompok. Perwujudan
hubungan yang bersifat membantu itu diisi dengan hubungan yang penuh keakraban,
pengertian, pemahaman, penerimaan, dan pemeliharaan interaksi antaranggota
kelompok sehingga memudahkan ekspresi dan interpretasi bersama.
Pada tahap ini konselor sering mendiskusikan tentang strategi yang akan digunakan
dalam intervensinya dengan konseli. Tujuannya adalah untuk mendapatkan reaksi konseli
sehingga konselor dapat memperoleh suatu informasi penting untuk mengajak konseli bekerja
sama dalam intervensinya. Tanpa memperoleh masukan dari konseli, mungkin sebuah strategi
yang dipilih tidak akan dapat diterapkan atau digunakan oleh konseli.
Suatu keputusan awal harus dibuat untuk menentukan rangkaian strategi. Keputusan
ini sangat penting karena terdapat lebih dari satu prosedur yang dapat digunakan. Setelah
1
rangkaian strategi diputuskan, konselor akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk
memperkenalkan sebuah strategi kepada konseli. Secara keseluruhan, konselor akan
mendeskripsikan dan menjelaskan tujuan strategi yang digunakan kepada konseli. Pemaparan
alasan akan membantu konseli untuk mengidentifikasi nilai-nilai dari prosedur yang
digunakan. Dengan cara ini, sedikit banyak konseli akan mempertimbangkan strategi sebagai
sebuah faktor yang signifikan dalam menentukan kepercayaan konseli dalam berkonseling.
Konselor juga akan mengeksplorasi apakah harapan konseli tentang perubahan yang
diharapkan adalah realistis. Konselor juga harus mengerti bahwa strategi tidak akan membuat
keajaiban dan semua perubahan tercapai secara berangsur-angsur. Detail strategi yang akan
digunakan juga harus dijelaskan untuk memberitahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana
cara melaksanakan strategi tersebut agar tujuan konseli tercapai.
Khusus penilaian yang dilakukan oleh konselor terhadap hasil konseling, kegiatan
yang harus diperhatikan konselor adalah mencatat perilaku konseli dan membandingkan nya
dengan baseline dan tujuan konseling yang telah dibuat.
a) Tujuan khusus tidak tercapai. Oleh karena itu konselor dan konseli kembali mendiskusikan
apakah tujuan yang telah disusun memadai.
b) Tujuan khusus telah tercapai, tetapi konseli menginginkan konseling lebih lanjut untuk
aspek lain dari persoalan yang sama. Dalam hal ini, konselor dan konseli kembali
menentukan tujuan umum yang diinginkan.
c) Tujuan konseli telah tercapai, tetapi konseli ingin mengadakan konseling tentang
permasalahan baru (berbeda dari masalah yang telah dibahas). Dalam hal ini, konselor dan
konseli kembali mengidentifikasi masalah.
d) Tujuan konseling telah tercapai dan konselor serta konseli tidak memerlukan konseling
lebih lanjut. Konselor kemudian menghentikan/mengakhiri kontak dengan konseli.
1
secara semestinya. Tentu saja, konselor menghindari adanya implikasi bahwa ia menolak
konseli. Beberapa konseli, terutama mereka yang telah mengembangkan hubungan yang
sangat erat dengan konselornya, akan menunjukkan suatu keinginan untuk melanjutkan
kontrak konseling ketika konselor mengakhiri proses konseling.
Salah satu tugas konselor dalam mengakhiri proses konseling ini mendorong
konseli untuk melakukan transfer of learning. Dalam transfer of learning, konseli
didorong untuk menerapkan tingkah laku yang ia pelajari dalam konseling ke situasi
kehidupan yang lain. Transfer of learning dari situasi konseling ke situasi kehidupan
konseli sehari-hari inilah yang merupakan tujuan konseling yang sesungguhnya.
1
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A. Pelaksanaan Kegiatan
N Kegiatan Luaran Tanggal Tempat Jam
o
Wawancara
B. Guide/Panduan Wawancara (Berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada guru BK)
11. Apa sarana dan prasarana sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan BK di SMK
Nasional ?
1
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Wawancara
Hasil Wawancara Guru BK :
1. Ada berapa jumlah guru BK ada 4 guru BK, 2 Ibu dan 2 Bapak.
di SMK Nasional ?
4. Apa saja program tersebut Berkaitan dengan program BK disusun di awal tahun,
telah terlaksana dengan baik berupa program layanan Konseling selama 1 tahun.
? Ada beberapa tugas yang kami lakukan, ada proses
bimbingan individual dan kelompok. Walaupun dalam
kurikulum merdeka ini, BK tidak masuk kelas, tetapi
kami berusaha BK masuk kelas dengan menjalin relasi
antar wali kelas dan guru mapel yang saat itu mengajar
sehingga kami (guru Bk) bisa masuk kelas.
5. Apakah program tersebut Program pasti ada yang belum terlaksana berkaitan
sudah terlaksana dengan dengan waktu, terkadang kami menyusun kemudian
baik ? ada agenda sekolah sehingga harus kami sisihkan atau
ada yang tidak berjalan. Seperti bimbingan klasikal
yang dalam struktur kurikulum merdeka, BK tidak
masuk kelas. Lalu bagaimana kami bisa memberikan
layanan bimbingan klasikal yaitu kami membagi
waktu dengan guru mapel. Sehingga guru Bk dapat
masuk kelas memberikan materi tentang BK.
1
6. Apa yang melatar belakangi Program tersebut merupakan hal yang pokok bagi guru
adanya program tersebut ? BK, ibarat petani jika pergi ke sawah harus mempungai
cangkul. Begitu juga kami, cangkul itu diibaratkan
seperti program pelayanan BK. Program ini dibuat di
awal tahun, sebelum awal ajaran tahun baru dimulai,
lalu diawali need assestment yaitu mengungkap
kebutuhan yang diperlukan oleh siswa. Jadi pada tahun
ajaran baru kami menyebarkan angket, berupa google
form sehingga langsung dapat dipantau melalui e-mail.
Melalui need assesmen itulah kami menyusun program
layanan BK.
7. Kebanyakan siswa Kami lakukan dengan action kami supaya BK itu tidak
mengangggap BK adalah dianggap sebagai polisi sekolah, BK tidak dianggap
tempat siswa bermasalah, sebagai penampung masalah saja. Namanya masalah
bagaimana cara menghapus setiap orang pasti ada, tetapi masalahnya lebih kita
anggapan tersebut ? arahkan. seperti karir, kuliah, bekerja, dan
beriwausaha. Hal ini kami petakan sejak kami
memberikan need assesmen itu. Sehingga itulah
program layanan kami di antaranya melayani anak-
anak sesuai dengan kebutuhannya. Harapannya siswi
bisa paham bahwa ternyata BK tidak hanya menjadi
penegak disiplin dan memang bukan itu. Meski
terkadang BK ikut campur sebagai penegak displin itu
karena memang BK harus dilibatkan. Sehingga BK
tidak hanya penegak disiplin, namun tugas pokoknya
sebagai konselor.
8. Apakah masalah yang sering Anak-anak kebanyakan terlambat, alpha, dan itu
dialami siswa ? dilatarbelakangi oleh latar keluarga masing-masing
yang beraneka ragam. Sehingga hal itu merupakan
persoalan yang sering terjadi.
9. Bagaimana upaya guru BK Kami (guru bk) data kemudian kita berikan pembinaan
untuk menangani seperti masalah terlambat anak-anak harus memungut
permasalahan tersebut? dan mengumpulkan sampah yang kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan dibuang ke depan.
1
Lalu membuat laporan kepada kami, sehingga mereka
dapat masuk kelas. Jam 07.00 pintu gerbang sudah
tertutup, sehingga jika sudah tertutup, anak-anak yang
belum masuk kelas dikategorikan sudah terlambat.
Sebab, jam 7 tepat sudah dimulai doa pagi bersama
yang dipimpin langsung dari central atau pengeras
suara. Jadi BK tidak menguhukum dengan fisik seperti
push-up atau sit-up. Jika sudah sepuluh kali terlambat,
mendapatkan Sp 1, apabila melakukan pelanggaran lain
akan naik ke Sp 2. Jika sudah Sp 3 maka akan
dikembalikan kepada orangtua. Orangtua akan
dipanggil, BK akan menyampaikan informasi kepada
orangtua. Lalu adapun remisi, yaitu jika mendapat, Sp
3 akan menjadi Sp 2, Sp 2 bisa menjadi Sp 1, lalu Sp 1
bisa menjadi nol. Jangka waktunya yaitu dalam kurun
waktu 1 tahun.
11. Apa sarana dan prasarana Di sekolah terdapat ruang kerja BK di lantai 3, lalu ada
sekolah yang dapat tempat konseling, walaupun tidak siideal teori yang ada
mendukung pelaksanaan BK di BK berkaitan aturan-aturan ruangan. Yang
di SMK Nasional ? terpenting ada aktifitas yang kita lakukan yaitu ada
konseling, konseling dengan orangtua ataupun siswa.
Di dalam ruangan tersebut juga ada perangkat yang
membantu kita dalam memperlancar dalam
pelaksanaan tugas yaitu komputer dan printer.
12. Apakah ada hambatan Pasti ada yang belum berjalan, tetapi secara realita dan
dalam pelaksanaan pengalaman pelaksanaan tugas-tugas Bimbingan
1
program ? Konseling di SMK Nasional itu cukup dirasakan oleh
warga sekolah di SMK Nasional, terutama untuk siswa
dan orangtua. Terbukti kami dapat melakukan tugas
dengan maksimal.
3 Kamu menganggap BK itu Seperti tatib, sehingga saya menganggap itu seram.
seperti apa ?
Apakah teman teman juga Ya, tapi kadang main main juga.
suka ke bk kalau ada
masalah
5 Apakah pernah diberi Ada dan minat saya memang di kendaraan ringan.
angket di awal tahun berupa
apa yang kamu butuhkan di
BK dan minat apa yang
dimiliki ?
B. Pembahasan
1
akrab, intim, dan penuh kehangatan.
(2) Dalam konseling kelompok, konseli tidak lagi mendapatkan bantuan
secara penuh dan konselornya. Bentuk bantuan yang diterima lebih
banyak berasal dan anggota anggota kelompok.
3. Program yang sudah Berdasarkan hasil wawancara BK melaksanakan program sesuai dengan
terealisasi, terbukti bk fungsi BK. Fungsi dari bimbingan Konseling yaitu;
2
a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan
sangat berperan penting
pemahaman bagi peserta didik tentang diri dan lingkungannya.
seperti ketika ada kasus
b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK dalam upaya mencegah peserta
siswa yang bermasalah
didik agar tidak menemui permasalahan yang dapat mengganggu,
maka BK yang akan
menghambat atau menimbulkan kesulitan dalam proses
turun tangan. Bukti
perkembangannya.
lainnya mengenai
c. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik
kesiapan karir, BK
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi.
telah membantu siswa
d. Fungsi pemeliharaan, yakni fungsi BK untuk menjaga agar perilaku
memperoleh wawasan
peserta didik yang sudah menjadi baik jangan sampai rusak kembali.
tentang masa depannya
e. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi BK dalam mengembangkan seluruh
sehingga siswa dapat
potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik.
menentukan
f. Fungsi penyaluran merupakan fungsi BK dalam membantu peserta
jurusan/kampus ketika
didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai
kuliah.
dengan bakat, minat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadiannya.
g. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi BK dalam membantu peserta didik
menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal.
h. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi BK dalam membantu staf sekolah untuk
mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta
kebutuhan peserta didik.
4. Program yang belum Kebijakan kurikulum merdeka belajar yang bersinggungan dengan peran
terlaksana di SMK guru bimbingan dan konseling yaitu:
Nasional Malang. 1. Strategi layanan BK dalam Asesmen Kompetensi Minimum. Peran guru
Seperti bimbingan BK dalam asesmen kompetensi minimum yaitu memberikan penilain
klasikal yang telah dengan memberikan asesmen tes ataupun non tes terhadap peserta didik
tersusun dalam mengenai kebutuhan, kondisi, dan masalah konseli sebagai bahan untuk
kurikulum merdeka menyusun program bimbingan dan konseling dan memberikan layanan
yang belum terlaksana intervensi dengan dukungan data.
dengan baik. Berkaitan 2. Strategi penguatan pendidikan karakter. Peran guru BK dalam strategi
dengan keterbatasan penguatan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan layanan format
waktu sehingga ageda klasikal, layanan format kelompok, layanan format individual, layanan
tersebut tersisih dan format lapangan, dan layanan format jarak jauh. Guru BK dapat
tidak terlaksankan. memberikan layanan dalam aspek emosional, sosial, dan moral.
3. Strategi penyusunan RPL BK Satu Lembar Halaman RPL BK tidak
dikhususkan sama dengan RPP yang dibuat oleh guru mapel. Guru Bk
dapat menggunakan RPL BK hanya dengan satu lembar sesuai kebutuhan
dan kreasi guru BK.
4. Strategi Peningkatan Kompetensi Information Computer and Technology
Peran guru BK harus terus mengembangkan kemampuan dan
keterampilan berbasis teknologi, informasi, dan komunikasi dalam
menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling. Layanan konseling
online/cybercounseling salah satunya, guru dan peserta didik dapat
2
berkonsultasi tanpa harus bertemu secara langsung dan dapat dilakukan
tanpa memandang jarak.
5. Masalah yang sering Berdasarkan hasil wawancara tersebut peran guru bk yaitu dengan
terjadi di SMK melakukan layanan konseling individual. Terdapat taha tahap dalam
Nasional Malang melaukan konseling individual;
adalah terlambat dan 1. Tahap seleksi strategi, yaitu tahap dimana konselor mendiskusikan
alpha yang didasari strategi yang akan diaplikasikan kepada konseli. Tujuannya adalah
oleh karakter keluarga untuk mendapatkan reaksi konseli sehingga konselor dapat
bahkan siswa itu sendiri memperoleh suatu informasi penting untuk mengajak konseli
bekerja sama dalam intervensinya.
2. Tahap implementasi strategi, Konseli bertanggung jawab
mengaplikasikan strategi yang sudah disepakati, sedangkan konselor
bertanggung jawab menguatkan tindakan konseli dan terlibat aktif
dalam pengaplikasian strategi.
3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut, Penilaian terhadap proses
konseling dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, di
antaranya adalah: 1) laporan dari konseli, baik secara lisan maupun
tulisan; 2) observasi konselor terhadap konseli; 3) laporan dari pihak
lain yang mengetahui dan bertanggung jawab terhadap konseli.
4. Tahap terminasi (penghentian konseling), Salah satu tugas konselor
dalam mengakhiri proses konseling ini mendorong konseli untuk
melakukan transfer of learning. Transfer of learning dari situasi
konseling ke situasi kehidupan konseli sehari-hari inilah yang
merupakan tujuan konseling yang sesungguhnya.
6. Bk melakukan upaya Berdasarkan hasil wawancara, upaya penanganan BK sekolah terhadap siswa
dalam menangani bermasalah yaitu dengan;
berbagai maslaah yang
a. Upaya pemberian peringatan terhadap siswa
dihadapi siswa.
Peringatan dapat diberikan dalam bentuk lisan maupun tertulis. Kedua
bentuk peringatan ini saling melengkapi. Peringatan lisan dilakukan melalui
komunikasi langsung dengan siswa, seperti memberikan nasihat. Sementara
itu, peringatan tertulis berisi informasi tentang kesalahan yang dilakukan
oleh siswa dan sanksi yang akan diberikan pada siswa tersebut.
C. Output/Luaran Praktikum
Link Poster Edukasi
https://drive.google.com/drive/folders/1MoOz271IyMn20G4EIYPpR4GiF6Fnpj5s
2
BAB V
A. Kesimpulan
Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah memainkan peran penting dalam
membantu siswa dalam mencapai perkembangan yang optimal, terutama pada masa
pubertas yang seringkali penuh dengan kebingungan dan ketidakstabilan emosi. Namun,
tidak semua siswa mengalami masalah yang sama. Oleh karena itu, guru BK harus
memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi setiap siswa secara
individu.
Masalah yang sering dihadapi siswa meliputi masalah pribadi, seperti kecemasan
dan depresi, interaksi sosial dengan teman sebaya, dan pilihan karir. Untuk mengatasi
masalah pribadi, guru BK dapat memberikan bimbingan personal agar siswa dapat
memahami kecemasan atau depresi yang mereka alami dan belajar mengatasi rasa takut
atau kekhawatiran. Sedangkan untuk masalah interaksi sosial, guru BK dapat memberikan
bimbingan kelompok yang membantu meningkatkan keterampilan sosial dan kemampuan
berkomunikasi siswa.
Tata tertib sekolah adalah hal yang sangat penting untuk diikuti oleh semua anggota
masyarakat di lingkungan sekolah agar proses belajar-mengajar dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Namun, tidak semua siswa dapat mengikuti aturan dengan baik. Oleh
karena itu, guru BK harus siap untuk mengatasi perilaku menyimpang siswa. Upaya yang
dapat dilakukan termasuk memberikan peringatan, memberikan bimbingan personal atau
kelompok, dan memberikan hukuman yang sifatnya mendidik. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan perilaku siswa dan memperbaiki pelanggaran aturan yang telah ditetapkan.
Sebagai guru BK, penting untuk membangun hubungan kepercayaan dengan siswa
agar mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Dengan
memahami masalah individu siswa dan memberikan bimbingan yang tepat, guru BK dapat
membantu siswa mencapai potensi mereka dan mempersiapkan diri untuk masa depan
yang sukses.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah menjaga komunikasi yang baik dengan siswa
dan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh setiap siswa secara individu. Guru BK
dapat memberikan bimbingan personal atau kelompok untuk mengatasi masalah pribadi
2
dan interaksi sosial siswa serta mengatasi perilaku menyimpang siswa dengan memberikan
peringatan, bimbingan, atau hukuman yang sifatnya mendidik. Selain itu, guru BK dapat
membuat program untuk membangun image ramah dan baik serta menurunkan tingkat rasa
takut siswa kepada BK. Dengan membangun hubungan kepercayaan dengan siswa.
2
JOBDESK DAN DOKUMENTASI
Menyusun Laporan
2
Rr. Maulitha 21090000140 Dokumentasi, Dokumentasi
D. Safira membuat
poster, dan
menyusun
laporan
menyusun laporan
2
B. DOKUMENTASI WAWANCARA
Pengurusan Berkas
2
Proses wawancara
2
3
DAFTAR PUSTAKA
Habsy, B. A. (2017). Filosofi ilmu bimbingan dan konseling Indonesia. JP (Jurnal Pendidikan): Teori
dan Praktik, 2(1), 1-11. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jp/article/view/584
Sukatin, A. D., Siregar, D., & Indi Mawaddah, S. (2022). Bimbingan dan Konseling Dalam
Pendidikan. Bunayya: Jurnal Pendidikan Anak, 8(2), 159-171. https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/view/14480
Mufrihah, A. (2014). Implikasi prinsip bimbingan dan konseling terhadap kompetensi multikultural
konselor. Jurnal Pelopor Pendidikan, 7(1), 73-85.
Arsaf, N. A. (2016). Faktor penyebab pelanggaran tata tertib (studi pada siswa di sma negeri 18
makassar). Jurnal Sosialisasi, 3(1).
SM, A. (2018). Upaya Guru Bimbingan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa SMK
Wawo Kecamatan Wawo Kabupaten Kolaka Utara (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar).
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/cobaBK/article/view/1413
Fauziah, F., Firman, F., & Ahmad, R. (2022). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi
Kurikulum Merdeka Belajar. Keguruan, 10(2), 53-56.
3
.LAMPIRAN-LAMPIRAN
INSTRUMEN WAWANCARA
11. Apa sarana dan prasarana sekolah yang dapat mendukung pelaksanaan BK di SMK Nasional?
5. Apakah pernah diberi angket di awal tahun berupa apa yang kamu butuhkan di BK dan minat apa
yang dimiliki ?
3
Notulen Hasil Wawancara
Hadir offline :
1. Krisantius Happy 21090000111
2. Ardhiatna Roudlotul Jannah 21090000112
3. Rr. Maulitha D. Safira 21090000140
4. Aleen Tabita 21090000145
No Jam Keterangan
2 08.00-09.10 Wawancara
Hasil Wawancara
No Pertanyaan Jawaban
1. Ada berapa jumlah guru BK ada 4 guru BK, 2 Ibu dan 2 Bapak.
di SMK Nasional ?
4. Apa saja program tersebut Berkaitan dengan program BK disusun di awal tahun,
telah terlaksana dengan baik berupa program layanan Konseling selama 1 tahun.
? Ada beberapa tugas yang kami lakukan, ada proses
bimbingan individual dan kelompok. Walaupun dalam
kurikulum merdeka ini, BK tidak masuk kelas, tetapi
kami berusaha BK masuk kelas dengan menjalin relasi
antar wali kelas dan guru mapel yang saat itu mengajar
sehingga kami (guru Bk) bisa masuk kelas.
5. Apakah program tersebut Program pasti ada yang belum terlaksana berkaitan
sudah terlaksana dengan dengan waktu, terkadang kami menyusun kemudian
baik ? ada agenda sekolah sehingga harus kami sisihkan atau
ada yang tidak berjalan. Seperti bimbingan klasikal
yang dalam struktur kurikulum merdeka, BK tidak
masuk kelas. Lalu bagaimana kami bisa memberikan
layanan bimbingan klasikal yaitu kami membagi
waktu dengan guru mapel. Sehingga guru Bk dapat
masuk kelas memberikan materi tentang BK.
6. Apa yang melatarbelakangi Program tersebut merupakan hal yang pokok bagi guru
adanya program tersebut ? BK, ibarat petani jika pergi ke sawah harus mempungai
cangkul. Begitu juga kami, cangkul itu diibaratkan
seperti program pelayanan BK. Program ini dibuat di
awal tahun, sebelum awal ajaran tahun baru dimulai,
lalu diawali need assestment yaitu mengungkap
kebutuhan yang diperlukan oleh siswa. Jadi pada tahun
ajaran baru kami menyebarkan angket, berupa google
form sehingga langsung dapat dipantau melalui e-mail.
Melalui need assesmen itulah kami menyusun program
3
layanan BK.
7. Kebanyakan siswa Kami lakukan dengan action kami supaya BK itu tidak
mengangggap BK adalah dianggap sebagai polisi sekolah, BK tidak dianggap
tempat siswa bermasalah, sebagai penampung masalah saja. Namanya masalah
bagaimana cara menghapus setiap orang pasti ada, tetapi masalahnya lebih kita
anggapan tersebut ? arahkan. seperti karir, kuliah, bekerja, dan
beriwausaha. Hal ini kami petakan sejak kami
memberikan need assesmen itu. Sehingga itulah
program layanan kami di antaranya melayani anak-
anak sesuai dengan kebutuhannya. Harapannya siswi
bisa paham bahwa ternyata BK tidak hanya menjadi
penegak disiplin dan memang bukan itu. Meski
terkadang BK ikut campur sebagai penegak displin itu
karena memang BK harus dilibatkan. Sehingga BK
tidak hanya penegak disiplin, namun tugas pokoknya
sebagai konselor.
8. Apakah masalah yang sering Anak-anak kebanyakan terlambat, alpha, dan itu
dialami siswa ? dilatarbelakangi oleh latar keluarga masing-masing
yang beraneka ragam. Sehingga hal itu merupakan
persoalan yang sering terjadi.
9. Bagaimana upaya guru BK Kami (guru bk) data kemudian kita berikan pembinaan
untuk menangani seperti masalah terlambat anak-anak harus memungut
permasalahan tersebut? dan mengumpulkan sampah yang kemudian
dimasukkan ke dalam kotak dan dibuang ke depan.
Lalu membuat laporan kepada kami, sehingga mereka
dapat masuk kelas. Jam 07.00 pintu gerbang sudah
tertutup, sehingga jika sudah tertutup, anak-anak yang
belum masuk kelas dikategorikan sudah terlambat.
Sebab, jam 7 tepat sudah dimulai doa pagi bersama
yang dipimpin langsung dari central atau pengeras
suara. Jadi BK tidak menguhukum dengan fisik seperti
push-up atau sit-up. Jika sudah sepuluh kali terlambat,
3
mendapatkan Sp 1, apabila melakukan pelanggaran lain
akan naik ke Sp 2. Jika sudah Sp 3 maka akan
dikembalikan kepada orangtua. Orangtua akan
dipanggil, BK akan menyampaikan informasi kepada
orangtua. Lalu adapun remisi, yaitu jika mendapat, Sp
3 akan menjadi Sp 2, Sp 2 bisa menjadi Sp 1, lalu Sp 1
bisa menjadi nol. Jangka waktunya yaitu dalam kurun
waktu 1 tahun.
11. Apa sarana dan prasarana Di sekolah terdapat ruang kerja BK di lantai 3, lalu ada
sekolah yang dapat tempat konseling, walaupun tidak siideal teori yang ada
mendukung pelaksanaan BK di BK berkaitan aturan-aturan ruangan. Yang
di SMK Nasional ? terpenting ada aktifitas yang kita lakukan yaitu ada
konseling, konseling dengan orangtua ataupun siswa.
Di dalam ruangan tersebut juga ada perangkat yang
membantu kita dalam memperlancar dalam
pelaksanaan tugas yaitu komputer dan printer.
12. Apakah ada hambatan Pasti ada yang belum berjalan, tetapi secara realita dan
dalam pelaksanaan pengalaman pelaksanaan tugas-tugas Bimbingan
program ? Konseling di SMK Nasional itu cukup dirasakan oleh
warga sekolah di SMK Nasional, terutama untuk siswa
dan orangtua. Terbukti kami dapat melakukan tugas
dengan maksimal.
3
Hasil Wawancara Siswa :
No Pertanyaan Jawaban
3 Kamu menganggap BK itu Seperti tatib, sehingga saya menganggap itu seram.
seperti apa ?
Apakah teman teman juga Ya, tapi kadang main main juga.
suka ke bk kalau ada
masalah
5 Apakah pernah diberi Ada dan minat saya memang di kendaraan ringan.
angket di awal tahun berupa
apa yang kamu butuhkan di
BK dan minat apa yang
dimiliki ?
Kesimpulan Wawancara :
Program yang terlaksana oleh SMK Nasional Malang merupakan program-program yang mengacu
3
atau disesuaikan pada kebutuhan siswa (need assesmen). Sehingga program-program yang dilakukan pada
SMK Nasional Malang ini selalu melalui proses need assesmen, sehingga program-program yang
diselenggarakan bisa sesuai dengan kebutuhan siswa.
Masalah yang sering terjadi pada siswa adalah terlambat. Masalah ini muncul dikarenakan latar
belakang keluarga masing-masing yang beraneka ragam. Upaya yang dilakukan guru BK SMK Nasional
terhadap siswa yang datang terlambat yaitu memberikan pembinaan. Pembinaan ini dilakukan untuk
membantu menyelesaikan masalah siswa. Setelah adanya pembinaan, perubahan yang terjadi pada siswa
yaitu adanya peningkatan kedisiplinan.
Hambatan-hambatan dalam melaksanakan program yang dialami guru BK SMK Nasional pasti ada,
yang mengakibatkan adanya program-program yang masih belum terlaksana. Namun, guru BK SMK
Nasional sudah membuktikan bahwa dapat melakukan tugasnya dengan maksimal, yaitu dengan adanya
pengalaman-pengalaman yang dirasakan oleh siswa dan orangtua siswa.