Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

IMPLEMENTASI ASAS - ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Luhur Wicaksono, M.Pd

DISUSUN OLEH:

Itania Natali Vebrian : F1141221008

Ilma Nurizati : F1141221012

Kumala Sri Wulandari : F1141221019

Khoirunnisa : F1141221026

Navikha Ramadhani : F1141221016

Rabitha Mazaya : F1141221002

Rani Mursalina : F1141221032

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2022/2023

1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat-nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Luhur W, M.Pd. selaku dosen
pengampuh mata kuliah Dasar- Dasar Bimbingan dan Konseling yang telah membimbing kami
dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada teman – teman yang
selalu setia dalam membantu menggumpulkan data – data dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik yang membangun
dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan
bermanfaat serta berguna bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pontianak, 29 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

BAB 1 ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1

BAB 2 ........................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling ............................................................ 2

2.2 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling ...................................................................... 2

A. Asas Kerahasiaan ..................................................................................................... 2

B. Asas kesukarelaan.................................................................................................... 2

C. Asas Keterbukaan .................................................................................................... 3

D. Asas Kekinian .......................................................................................................... 3

E. Asas Kedinamisan ................................................................................................... 3

F. Asas Keterpaduan .................................................................................................... 4

G. Asas Kenormatifan .................................................................................................. 4

H. Asas Keahlian .......................................................................................................... 4

I. Asas Kemandirian ....................................................................................................... 5

J. Asas Kegiatan .............................................................................................................. 5

K. Alih Tangan Kasus .................................................................................................. 5

L. Asas Tut Wuri Handayani ....................................................................................... 7

BAB 3 ........................................................................................................................................ 9

PENUTUP ............................................................................................................................. 9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 9

ii
3.2 Saran........................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimat bimbingan dan konseling sebenarnya sudah tidak asing di telinga.
Apalagi jika sudah memasuki masa sekolah tingkat menengah. Bimbingan dan
konseling adalah proses kegiatan yang berfokus pada pemberian bantuan oleh seorang
yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling kepada individu atau kelompok yang
membutuhkan. Memberikan informasi-informasi dengan harapan dapat mengatasi
suatu permasalahan yang sedang terjadi. Dalam praktik bimbingan dan konseling ini
tentunya terdapat kaidah-kaidah yang mengatur. Kaidah-kaidah tersebut lebih dikenali
dengan asas-asas bimbingan dan konseling.

Dengan adanya asas-asas bimbingan dan konseling ini diharapkan dapat


diterapkan dalam proses bimbingan dan konseling. Jika asas-asas bimbingan dan
konseling diterapkan dengan baik maka proses layanan bimbingan dan konseling akan
berjalan dengan lancar dan masalah yang dihadapi terselesaikan. Namun jika asas-asas
bimbingan dan konseling tidak diterapkan dengan baik maka layanan bimbingan dan
konseling tidak dapat berjalan dengan baik bahkan bisa jadi terhenti dan masalah yang
dihadapi tidak terselesaikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari asas bimbingan dan konseling?
2. Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa pengertian asas bimbingan dan konseling
2. Untuk mengetahui apa saja asas-asas bimbingan dan konseling

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas Bimbingan dan Konseling


2.2 Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
A. Asas Kerahasiaan
Apa yang dibicarakan antara klien (siswa) dan konselor (supervisor) tidak
boleh dikomunikasikan atau diketahui orang lain. Kegiatan Layanan Konsultasi
Dimana Klien Berbicara Tentang Masalah Pribadi. Oleh karena itu, sebagai
Konselor wajib untuk menjaga kerahasiaan Data Klien. Inilah prinsip konseling
asas kerahasiaan, semua data dan informasi yang berkaitan dengan siswa (konselor)
yang dilayani. Artinya, kerahasiaan data atau informasi yang tidak boleh diketahui
orang lain. Simpan dan lindungi data dan informasi Anda sesuai keinginan, dengan
jaminan kerahasiaan lengkap.

Implementasi: Ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor


bahwa seorang konseli itu adalah seorang pengingidap penyakit menular yang
dididapnya sejak lama. maka seorang konselor harus bias menjaga kerahasiaan
tersebut agar penyakit konseli itu tidak diketahui oleh banyak orang.

B. Asas kesukarelaan
Dalam Memberikan pelayanan atau proses Konseling dibutuhkan suasana
sukarela. Konselor diharapkan untuk secara sukarela melaporkan atau menjelaskan
setiap masalah yang dialami klien. Untuk itu Konselor harus membangkitkan
semangat klien agar klien dapat melakukan kegiatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan pada saat konsultasi.

Implementasi: Beberapa siswa tidak menyukai mata pelajaran tertentu dan


tidak pernah datang. Sebagai seorang konselor kita perlu mengubah sikap/perilaku
siswa tersebut untuk membuat mereka menyukai mata pelajaran ini dengan terus
membantu mendorong dan mengembangkannya.

2
C. Asas Keterbukaan
Asas Bimbingan dan Konseling yang mengendaki peserta didik sebagai
sasaran layanan atau kegiatan untuk bersikap terbuka dan tidak berpura-pura
ataupun mengada-ada tentang dirinya sendiri maupun tentang informasi dan data
lain yang akan ia berikan yang berkaitan dengan dirinya sendiri dan
permasalahannya yang akan mempengaruhi pengembangan dirinya selanjutnya.
Guru sebagai pendidik berkewajiban untuk dapat mengembangkan sikap terbuka
pada peserta didik. Asas keterbukaan ini sangat amat penting terkait dengan
terselenggaranya asas kerahasiaan dan kesukarelaan pada diri peserta didik yang
menjadi sasaran atau layanan kegiatan. Untuk membuat peserta didik terbuka, guru
sebagai pendidik wajiblah untuk terlebih dahulu bersikap terbuka dan membuat
nyaman peserta didiknya untuk akhirnya mendapatkan keterbukaan dari peserta
didik. Asas ini mengharapkan kepada peserta didik untuk bersikap terbuka agar
program yang diberikan pendidik dapat tepat sasaran.

D. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas Bimbingan dan Konseling yang menghendaki agar
layanan yang diberikan terkait dengan persoalan yang sekarang atau masa kini
untuk bisa diberikan gambaran masa lalu dan masa dating sesuai dengan situasi dn
kondisinya. Gambaran masa depan itu akan berpengaruh terhadap keputusan yang
akan diambil di masa kini. Untuk itu, layanan yang diberikan diharapkan dapat
membantu peserta didik untuk menyelesaikan persoalan sekarang secara matang
agar tidak mempengaruhi masa depannya.

E. Asas Kedinamisan
Adalah asas bimbingan dan konseling yang menghendaki perubahan yang
terjadi pada konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan berubah
ke arah yang lebih baik daripada yang sebelumnya. Perubahan yang diharapkan
tersebut adalah perubahan yang selalu menghasilkan pembaharuan, yang lebih maju
dan dinamis sesuai dengan arah perkembangan yang diharapkan, bukan perubahan
yang mengulang hal yang sama dan bersifat monoton.

Implementasi: Program bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru


BK bervariasi menyesuaikan kondisi peserta didik agar mencapai perubahan yang
lebih baik.

3
F. Asas Keterpaduan
Adalah asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh guru BK atau
konselor saling menunjang, harmonis, dan terpadukan. Pelayanan bimbingan dan
konseling diharapkan dapat menjalin keterpaduan dengan berbagai aspek yang
berhubungan dengan konseli. Untuk itu guru BK atau konselor dapat bekerja sama
dan berkoordinasi dengan orang orang yang diharapkan dapat membantu
berjalannya layanan bimbingan dan konseling. Contohnya guru, orang tua, dan
peserta didik yang lain. Konselor juga ditekankan untuk memiliki wawasan yang
luas tentang perkembangan, aspek-aspek lingkungan dan sumber sumber yang
dapat digunakan dalam membantu menangani masalah konseli.

Implementasi: Guru BK bekerja sama dengan seorang dokter untuk


membahas yang berkaitan dengan masalah seksual agar peserta didik tidak
terjerumus dalam seks bebas.

G. Asas Kenormatifan
Merupakan asas pembinaan dan penasehatan yang beranggapan bahwa
segala pelayanan dan kegiatan pembinaan dan penasehatan didasarkan pada kaidah
dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada yaitu nilai dan norma
agama, peraturan perundang-undangan, adat istiadat, ilmu pengetahuan. dan praktik
yang berlaku.

Contohnya konselor harus mengikuti norma hukum dan adat istiadat dalam
melaksanakan tugasnya untuk menciptakan suasana yang harmonis antara konselor
dan konseling, karena konselor yang profesional harus mampu menciptakan
suasana yang nyaman bagi konseli.

H. Asas Keahlian
Ini adalah prinsip bimbingan dan konseling yang mensyaratkan bahwa
layanan dan kegiatan bimbingan dan Konseling didasarkan pada prinsip-prinsip
profesional. Mereka yang melaksanakan Bimbingan dan Konseling kemudian harus
benar-benar ahli dalam Bimbingan dan Konseling.

Contohnya jika ada Konselor yang didatangi konseling maka tindakan


konselor harus seperti konselor jangan malah menjadi dokter atau peran lain untuk
memberi semua keputusan pada konseli.

4
I. Asas Kemandirian
Yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan konseling;
yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru Pembimbing (konselor) tidak mampu mengarahkan
layanan bimbingan dan konseling bagi mengembangkannya kemandirian peserta
didik.
Implementasi: konseling yang mengalami masalah broken home, setelah
proses konseling dapat mengatasi masalahnya sendiri, bisa mengambil keputusan,
apa yang harus dia lakukan, dapat mengenal lingkungan.
J. Asas Kegiatan
Asas kegiatan merupakan asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar konseli berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan/
kegiatan bimbingan.

Implementasi: Siswa hendaknya juga ikut membantu guru dalam


penanganan masalahnya, selalu ada di saat dia dibutuhkan informasinya dan mau
secara rutin melakukan bimbingan sehingga masalah tersebut dapat dengan cepat
diatasi. Namun sekali lagi keaktifan siswa ini juga harus didukung dengan
keterbukaan dari siswa tersebut. Hendaknya kita sebagai guru mampu memotivasi
siswa (konseli) kita agar dia mau memberikan informasinya secara aktif
berkelanjutan demi terselesaikannya masalah tersebut.

K. Alih Tangan Kasus


Asas alih tangan adalah asas yang berpedoman dalam bimbingan dan
konseling dan nasihat yang menghendaki pihak-pihak yang tidak mampu
memberikan dukungan penyelenggaraan pelayanan bantuan yang memadai dan
menyeluruh atas suatu masalah yang dirujuk oleh konseli dapat menggali tangankan
permasalahan tersebut kepada pihak yang lebih ahli atau pakar.

Asas ini juga dapat diartikan bahwa jika seorang konselor atau guru
bimbingan dan konseling telah menggunakan segala kemampuannya untuk
membantu kliennya dan klien masih belum menerima bantuan yang sebagaimana
diharapkan, maka konselor berhak untuk mengalih-tangankan kasus klien atau
konseli tersebut kepada seseorang yang lebih memenuhi syarat, baik para ahli,
seorang psikiater atau spesialis.

5
Selain itu, prinsip ini juga menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan
konsultasi hanya berkaitan dengan masalah individu di bawah wewenang konselor-
konseli yang bersangkutan dan bahwa setiap masalah ditangani oleh seorang ahli
yang memenuhi syarat terhadap wewenang tersebut.

Pada implementasiannya terhadap sekolah asas bimbingan dan konseling ini


berpatokan kepada dua hal, yaitu guru dan juga murid nya (si konseli dan juga si
konselor tersebut)

Pemaparan atau penyuluhan dari si konselor akan terhambat jika ia tidak


sepenuhnya memahami interprestasi yang cukup memandai tentang penjelasan
terhadap :

1. kondiri diri siswa pada umunya


2. permasalahan sebenarnya yang dialami siswa, dan
3. arahan pengalih-tanganan yang tepat.

Dicontohkannya dalam kasus di mana seorang siswa memiliki masalah dan


membiarkan dirinya pergi ke konselor-guru bk sekolah dan meminta bantuan untuk
masalah yang dihadapi siswa, tetapi konselor atau guru bk sekolah tidak dapat
memberikan bantuan lebih lanjut dan disarankan oleh konselor atau guru bk untuk
dirujuk ke psikiater atau dipantau oleh profesional yang lebih berkualifikasi untuk
menangani masalah siswa.

Kegiatan alih tangan kasus ini diselenggarakan oleh konselor agar klien
mendapatkan pelayanan yang lebih optimal dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapinya. melalui alih tangan kasus yang tepat, klien atau konseli akan
segera menerima layanan yang tepat, tanpa ada hal-hal yang tidak menyenangkan
nantinya.

Alur alih tangan kasus yang paling singkat adalah dari wali kelas, kemudian
ke guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah sampai ditugaskan kepada
seseorang yang lebih berkualitas atau profesional. Alur kasus dari guru atau
konselor bimbingan dan konselor ke pihak lain dapat berupa;

1. Komunitas kepada siswa atau konselor dan orang tua untuk persetujuan
alih tangan kasus.

6
2. Konsultasikan dengan kepala sekolah untuk klarifikasi dan memperoleh
izin untuk persetujuan alih tangan kasus ini ke profesional lain di luar
sekolah.
3. Mengirim siswa atau konseli untuk mendapatkan layanan spesialis.
4. Memantau perkembangan hasil layanan dari ahli.
5. Menerima dan mengadministrasikan laporan dari layanan ahli.

Jika bantuan tenaga ahli tidak mencapai tujuan, maka perlu dilakukan
analisis dan rencana penanganan lebih lanjut, antara lain melalui konferensi kasus,
konsultasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan pihak yang berkompeten.

Dengan penanganannya, konselor dapat memanfaatkan lingkungan konseli


untuk meminta informasi tentang status siswa atau konselor yang direferal, seperti:

1. Mengumpulkan dan menganalisis data ke dokumen sebagai bahan untuk


memberikan bantuan
2. Menjadwalkan perencanaan bantuan untuk konseli
3. Membuat laporan sesuai dengan penanganan yang dilakukan.
4. Memberitahukan hasil pelayanan kepada pihak yang mengirimkan
peserta didik atau konseli.

L. Asas Tut Wuri Handayani


Semboyan pendidikan yang digunakan hingga kini sangatlah terkenal di
kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa
berbunyi Tut Wuri Handayani dan juga selaras dengan ing ngarsa sung tuladha, ing
madya mangun karsa, Memiliki arti yakni :

1. Ing ngarsa sung tuladha (dari depan memberi contoh)


2. Ing madya mangun karsa (jika di tengah-tengah memberi semangat),
dan
3. Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan).

Kaitannya dengan konsep Tut wuri handayani dalam praktik pembelajaran


di sekolah terbukti dalam membimbing siswa untuk mandiri dalam bekerja dan
bertanggung jawab terhadap dirinyasendiri.

Berbicara tentang asas tut wuri handayani, khususnya dalam asas bimbingan
dan konseling yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara

7
umum dapat menciptakan suasana yang merangsang atau mengayomi, khususnya
rasa aman, pengembangan suri tauladan, dorongan, dan kesempatan bagi siswa atau
kegiatan bimbingan dan konseling yang terorganisir harus disertai dengan suasana
keteladanan dan dorongan.

Asas tut wuri handayani merupakan asas yang menghendaki agar pelayanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan keberadaannya ketika klien
mempunyai masalah dan berhadapan dengan konselor, tetapi di luar hubungan kerja
pemberi layanan atau penyuluhan pun hendaknya merasakannya keberadaan dan
manfaatnya

Dalam pengimplementasiannya, setiap guru harus memiliki jiwa berwibawa


dan dapat menjadi teladan yang bersinar, semua perkataan dan perbuatan kita
nantinya akan ditiru dan diterapkan oleh siswa kita. Oleh karena itu, dalam
memberikan pelayanan kita, kita harus berbicara dengan baik dan memberikan
informasi yang sangat berguna bagi siswa kita dalam segala tindakannya.

Sekalian itu dalam kegiatan mengajar, guru sering menggunakan metode


ceramah atau bertanya, ia harus benar-benar siap dan tahu apa yang diajarkannya
baik dan benar, dalam proses membimbing siswa ke sekolah harus mampu
memotivasi, dan menyampaikan semangat dan tekad kepada siswa. lebih lanjut lagi,
Tut Wuri Handayani yang berarti dari belakang memberikan dorongan yang terlihat
ketika guru mengamati, mengawasi dan membimbing siswanya untuk melakukan
apapun yang mereka pelajari.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Prinsip ketentuan atau asas-asas BK yang ada diranah Sekolah sangat amat perlu untuk
dilaksanakan dengan keseriusan maupun dengan jiwa yang penuh tanggung jawab yang
dimana wajib untuk dimiliki oleh para pembimbing atau para konselor, yang pada dasamya
BK merupakan upaya bantuan untuk menunjukkan perkembangan suatu pribadi secara
optimal, baik berkelompok maupun individu sehingga peran konselor ini mengharuskan
mengkedepankan masalah konseli dan dapat membantu menyelesaikannya.
Penyelenggaraan asas-asas BK dilingkungan sekolah perlu untuk dirancang dengan tata
cara yang berefektif bagi siswa-siswa maupun pada warga sekolah, hal ini dikarenakan
asas-asas BK yang ada berhak untuk seluruh warga sekolah khususnya para siswa, tapa
adanya perbedaan yang ada pada siswa atau pada masal ah siswa yang dialami. Maka dari
pada itu diperlukannya juga pendukung penyelenggaraan ini oleh pihak-pihak yang terlibat
disekolah dari mulai Kepala sekolah maupun staff-staff dan guru lainnya yang berada
dilingkungan sekolah, hal ini akan membantu untuk mewujudkan dari keinginan pada
tujuan bersama secara efektif dan optimal dalam pembelajaran siswa-siswa di sekolah.

3.2 Saran
Dari uraian di atas, saran yang dapat penulis sampaikan adalah prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling merupakan hal yang sangat penting yang harus diikuti oleh
konselor/guru BK dalam memberikan pelayanan kepada konselor/siswa, agar tujuan
layanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi dengan baik, berhasil, dan mencetak
mahasiswa/pembimbing yang berkepribadian luhur.

9
DAFTAR PUSTAKA

Kurniati, E. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah; Prinsip dan Asas. RISTEKDIK :
Jurnal Bimbingan dan Konseling. 3(2), 56-57. Diunduh di http://jurnal.um-
tapsel.ac.id/index.php/Ristekdik/article/view/634/499

Raminah, S. (2021). Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling. Padang: UNP Press. Artikel.
Diakses di https://osf.io/6x2aq

Fajar. (2018). Asas Dalam Bimbingan Konseling Beserta Contohnya. Bimbingan Konseling
Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai