Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Komponen Layanan Bimbingan Konseling

Disajikan pada presentasi makalah Kelompok mata kuliah

BIMBINGAN KONSELING

Oleh: Kelompok 3

Anabela Apriliani : 17222004115

Muhammad Radiatul Akbar: 17222002125

Dosen Pengampu:

Elsadina Susandra, S.Pd., M.Pd

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) PAYAKUMBUH

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. Wr. Wb
Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Komponen Layanan Bimbingan Konseling”


dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca tentang bimbingan konseling. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pembimbing kami, ibuk Elsadina Susandra, S.Pd., M.Pd, dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna,
karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah
kami selanjutnya.pp

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Payakumbuh, 28 Sebtemberr 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I .............................................................................................................................1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................2
BAB II ............................................................................................................................3
PEMBAHASAN ............................................................................................................3
A. Pelayanan dasar .........................................................................................................3
B. Pelayanan responsif ...................................................................................................3
C. Perancanaan individual ............................................................................................. 5
D. Dukungan sistem .......................................................................................................5
BAB III .......................................................................................................................... 9
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan .........................................................................................................9
B. Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada
kehidupan manusia. Kenyataan menunjukkan manusia dalam kehidupannya
menghadapi persoalan-persoalan yang silihh berganti. Manusia tidak sama satu
dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang
sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia
yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibanatu orang lain.
Pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah guru memiliki peranan
yang sangat penting karena guru merupakan sumber yang sangat menguasai informasi
tentang keadaan sisiwa. Di dalam melakukan bimbingan dan konseling, kerjasama
konselor dengan personil lain disekolah merupakan suatu syarat yang tidak boleh
ditinggalkan. Kerjasama ini akan menjamin tersusunnya program bimbingan dan
konseling yang komprehensif, memenuhi sasaran serta relistik.
Untuk itu diperlukan pengetahuan tentang komponen program apa yang harus
ada dalam bimbingan konseling disekolah, sehingga dalam menyelesaikan masalah
bisa terselesaikan dengan baik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen
program bimbingan konseling di sekolah.
Dalam buku penataan pendidikan Profesional konselor dan Layanan BK
dalam Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal (Depdiknas 2007) dijelaskan bahwa
program BK mengandung empat komponen pelayanan, yaitu 1) pelayanan dasar
bimbingan; 2) pelayanan perencanaan individual; 3) pelayanan resfonsif; dan 4)
dukungan sisitem. Adapun pengertian tiap-tiap komponen pelayanan tersebut sebagai
berikut:1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana layanan dasar bimbingan konseling?
2. Bagaimana layanan responsive bimbingan konseling?
3. Bagaimana layanan peminatan dan perencanaan individu bimbingan
konseling?
4. Bagaimana dukungan sistem bimbingan konseling?

1
Faturohman. Penyusunan Program Bimbingan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta:2010 (Makalah) hlm 12

1
C. Tujuan
1. Menjelaskan layanan dasar bimbingan konseling
2. Menjelaskan layanan responsive bimbingan konseling
3. Menjelaskan layanan peminatan dan perencanaan individu bimbingan
konseling
4. Menjelaskan dukungan sistem bimbingan konseling

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelayanan dasar
a. Pengertian
Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada
seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam
rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap
dan tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam pengembangan
kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya.
b. Tujuan
Pelayanan ini bertujuan untuk membantu semua konseli agar
memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat,
dan memperoleh keterampilan dasar hidupnya, atau dengan kata lain
membantu konseli agar mereka dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya.
c. Fokus pengembangan
Untuk mencapai tujuan tersebut, fokus perilaku yang di kembangkan
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir.
B. Pelayanan responsif
a. Pengertian
Pelayanan responsif merupakan pemberi bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan
dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan
gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.
Konseling individual, konseling krisis, konsultasi dengan orang tua,
guru, dan alih tangan kepada ahli lain adalah program bantuan yang
dapat dilakukan dalam pelayanan responsif.
b. Tujuan
Tujuan pelayanan responsif adalah membantu konseli agar dapat
memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya

3
atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Tujuan pelayanan ini dapat
juga dikemukakan sebagai upaya untuk mengintervensi
masalah-masalah atau kepedulian pribadi konseli yang muncul segera
dan dirasakan saat itu, berkenaan dalam masalah sosial pribadi, karir,
dan atau masalah pengembangan pendidikan.2
c. Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan respontif bergantung kepada masalah atau
kebutuhan konseli. Masalah dan kebutuhan konseli berkaitan dengan
keinginan untuk memehami sesuatu hal karena dipandang penting bagi
perkembangan dirinya secara positif.
Masalah lainnya adalah yang berkaitan dengan berbagai hal
yang dirasakan mengganggu kenyamanan hidup atau menhhambat
perkembangan diri konseli, karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau
gagal dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Masalah konseli
pada umumnya tidak diketahui secara langsung tetapi dapat dipahami
melalui gejala-gejala perilaku yang ditampilkannya.
Masalah (gejala perilaku bermasalah) yang mungkin dialami
konseli diantaranya: 1) merasa cemas tentang masa depan, 2) merasa
rendah diri, 3) berperilaku impulsif(kekanak-kanakan atau melakukan
sesuatu tanpa mempertimbangkannya secara matang), 4) membolos
dari sekolah/madrasah, 5) malas belajar, 6) kurang memiliki kebiasaan
belajar yang positif, 7) kurang bisa bergaul, 8) prestasi belajar rendah,
9) malas beribadah, 10) masalah pergaulan bebas (free sex), 11)
masalah tawuran, 12) manajemen sress, dan 13) masalah dalam
keluarga.
Untuk memahami kebutuhan dan masalah konseli dapat
ditempuh dengan cara asesmen dan analisis perkembangan konseli,
dengan menggunakan berbagai teknik, misalnya inventori tugas-tugas
perkembangan (ITP), angket konseli, wawancara, observasi, daftar
hadir konseli, leger, psikotes, dan daftar masalah konseli atau alat
ungkap masalah (AUM).

2
Dewa, ketut Sukardi. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling.
(Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm 182

4
C. Perancanaan individual
a. Pengertian
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan
yang tersedia di lingkungannya.3
b. Tujuan
Perencanaan individual bertujuan untuk membantu konseli agar:
1) memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya, 2) mampu
merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir, dan 3) dapat melakukan kegiatan berdasarkan
pemahaman, tujuan, dan rencana yang telah dirumuskannya.
Melalui pelayanan perencanaan individual, konseli diharapkan dapat:
1) Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan,
merencanakan karir, dan mengembangkan kemampuan sosial
pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi
tentang sekolah/madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka
pencapaian tujuannya.
3) Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4) Mengambil keputusan yang mereflesikan perencanaan dirinya.
c. Fokus Pengembangan
Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan
pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial pribadi.
D. Dukungan sistem
Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian bimbingan dan
konseling kepada konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra
struktur (misalnya Teknologi Informasi dan Komunikasi), dan

3
Fatur, Rhman. Modul ajar pengembangan dan evaluasi program BK. Di akses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul-pengembangan-dan-evaluasi-program.B
K.pdf, pada Senin, 25 Septe,mber 2023 pukul 16.00 WIB.

5
pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan,
yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau
memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.
Program ini memberikan dukungan kepada konselor dalam
memperlancar penyelenggaraan pelayanan di atas. Sedangkan bagi
personil pendidikan lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan di sekolah. Dukungan sistem meliputi aspek-aspek: (a)
pengembangan jejaring (networking); (b) kegiatan manajemen; dan (c)
riset dan pengembangan.4
a. Pengembangan Jejaring (networking)
Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang
meliputi: (a) konsultasi dengan guru-guru; (b) menyelenggarakan
program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat; (c)
berpartisipasi dalam merencanakan dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan sekolah; (d) bekerjasama dengan personel sekolah
lainnya dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif
bagi perkembangan konseli; (e) melakukan penelitian tentang
masalah-masalah yang berkaitan erat dengan bimbingan dan konseling;
dan (f) melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang
terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan mutu program
bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan: (a) pengembangan
program, (b) pengembangan staff; (c) pemanfaatan sumber daya; dan
(d) pengembangan penataan kebijakan.
c. Pengembangan Profesionalitas
Konselor secara terus menerus berusaha untuk memutakhirkan
pengetahuan dan keterampilannya melalui: (1) inservice training; (2)
aktif dalam organisasi profesi; (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah,

4
Faturohman. Penyusunan Program Bimbingan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta:2010 (Makalah) hlm 22

6
seperti seminar, workshop, atau (3) melanjutkan studi ke program yang
lebih tinggi (pascasarjana).5
d. Pemberian konsultasi dan berkolaborasi
Konselor perlu melakukan konsultasi dan kolaborasi dengan
guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah
untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang pelayanan
bantuan yang telah diberikannya kepada para konseli, menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan konseli,
melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan
dan konseling. Dengan kata lain strategi ini berkaitan dengan upaya
sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat
yang dipandang relevan dengan upaya peningkatan mutu layanan
bimbingan dan konseling. Pihak-pihak terkait, seperti: (1) instansi
pemerintah, (2) instansi swasta, (3) organisasi profesi seperti ABKIN,
(4) para ahli dalam bidang tertentu yang terkait seperti psikolog,
psikiater, dokter, dan orang tua konseli, (5) MGP, dan (6) Depnaker.
e. Manajemen Program
Suatu program pelayanan bimbingan dan konseling tidak
mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu
sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan
secara jelas, sistematis, dan terarah.
f. Riset dan Pengembangan
Kegiatan riset dan pengembangan merupakan aktivitas konselor
yang berhubungan dengan pengembangan profesional secara
berkelanjutan, meliputi: (a) merancang, melaksanakan dan
memanfaatkan penelitian dalam bimbingan dan konseling untuk
meningkatkan koalitas layanan bimbingan dan konseling, sebagai
sumber data bagi kepentingan kebijakan sekolah dan implementasi
proses pembelajaran, serta pengembangan program bagi peningkatan
unjuk kerja profesional konselor; (2) merancang, melaksanakan dan
mengevaluasi aktivitas pengembangan diri konselor profesional sesuai
dengan standar kompetensi konselor; (3) mengembangkan kesadaran

5
Ibid. hlm 23

7
komitmen terhadap etika profesional; dan (4) berperan aktif di dalam
organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling.
Pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang
mensyaratkan anak berkebutuhan khusus belajar di sekolah-sekolah
terdekat di kelas biasa bersama teman-teman seusianya (Sapon-Shevin
dalam O’Neil, 1994). Sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama.
Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang,
tetapi disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap murid
maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru,
agar anak-anak berhasil (Stainback,1980).
Berdasarkan batasan tersebut pendidikan inklusif dimaksudkan
sebagai sistem layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak
berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di
sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya. Semangat
penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah memberikan kesempatan
atau akses yang seluas-luasnya kepada semua anak untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu dan sesuai dengan kebutuhan individu
peserta didik tanpa diskriminasi.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang Di buat dapat kami simpulkan bahwa :
1. Komponen
Bentuk atau bagian, jadi komponen dasar dalam praktik bimbingan
konseling adalah apa saja yang menjadi dasar dari praktik bimbingan itu
sendiri.
2. Program
Merupakan kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan
dilaksanakan pada periode tertentu.
3. Komponen program bimbingan konseling
Bagian-bagian atau unsur-unsur yang membangun sebuah program yang
saling terkait dan merupakan faktor-faktor penentu keberhasilan program
bimbingan konseling yang ada pada sebuah sekolah.
4. Komponen program bimbingan konseling di sekolah
a. Pelayanan dasar
b. Pelayanan responsif
c. Perencanaan individual
d. Dukungan sistem
B. Saran
Tentunya terhadap penulis suda menyadari jika dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantunya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah dengen menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewa, ketut Sukardi. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling.


(Jakarta: Rineka Cipta, 2002) hlm 182
Fatur, Rhman. Modul ajar pengembangan dan evaluasi program BK. Di akses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul-pengembangan-dan-evaluasi-progra
m.BK.pdf, pada Senin, 25 Septe,mber 2023 pukul 16.00 WIB.
Faturohman. Penyusunan Program Bimbingan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta:2010 (Makalah) hlm 12
Faturohman. Penyusunan Program Bimbingan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta:2010 (Makalah) hlm 22
Ibid. hlm 23

10

Anda mungkin juga menyukai