Layanan Responsif
Anggota :
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang memberikan
kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“Strategi dalam perencanaan konseling pribadi sosial : Layanan Responsif ‘’. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perencanaan konseling pribadi sosial yang di
tampu oleh bapak Rofiqa Duri, M.Pd.
Penulis Mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. saran yang konstruktif kami harapkan dari para pembaca guna untuk
meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.
Penulis
Kelompok 10
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…..…………………………………………………………………......................
Daftar isi ………………………………………………………………………………................
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................
Latar Belakang …………………………………………………………………….......................
Rumusan Masalah ……………………………………………………………….........................
Tujuan Pembelajaran …………………………………………………………….........................
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. Pengertian layanan responsive……………………………………………...............................
B. Tujuan layanan responsif…….……………………………………………...............................
C. Focus pelayanan pengembangan responsif …………………………………………...……..
E. Contoh Kasus Layanan Responsif..................................................................................................
E. Strategi layanan responsif………………………………..…......................................................
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………...............
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasi Kompetensi. (Jakarta:Rajawali Pers, 20133). h. 69.
2
Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. (Bandung: PT. Refika Aditama. 2007) h.
33.
3
Ramli, Nur Hidayah, dkk, “Sumber Belajar Penunjang PLPG 2007 Mata Pelajaran /Paket Keahlian Bimbingan Dan
Konseling”, tesis, (PLPG:2017), h. 9
B. Tujuan Layanan Responsif
Bantuan yang diberikan bersifat segera, dalam artian pertolongan itu diberikan
kepada peserta didik atau klien dalam waktu cepat karena dikhwatirkan dapat
menghambat perkembangan dirinya dan berlanjut ketingkat yang lebih serius. Dapat
disimpulkan bahwa tujuan layanan responsif adalah membantu peserta didik yang
mengalami masalah dalam pembelajaran baik pribadi, akademik atau karier sesegera
mungkin supaya masalah dan hambatan dapat segera diselesaikan.
Kebutuhan ini seperti kebutuhan untuk memperoleh informasi antara lain tentang
pilihan karier dan program studi, sumber belajar, bahaya obat terlarang, minuman keras,
narkotika dan pergaulan bebas. Masalah lainnya yaitu yang berkaitan dengan berbagai hal
yang mengganggu kenyamanan hidup atau menghambat perkembangan diri konseli,
karena tidak terpenuhi kebutuhannya, atau gagal dalam mencapai tugas-tugas
perkembangan. Masalah konseli tidak mudah diketahui langsung tetapi dapat dipahami
melalui gejala perilaku yang ditampilkannya.
4
Ibid h. 9
1. Merasa cemas tentang masa depan.
2. Merasa rendah diri
3. Berperilaku impulsive
4. Membolos (tidak masuk sekolah tanpa ijin/ keterangan lain).
5. Malas belajar.
6. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang positif.
7. Kurang dapat bergaul.
8. Malas beribadah.
9. Masalah pergaulan bebas/ free sex.
10. Masalah tawuran
11. Pengelolaan stres.
12. Masalah dalam keluarga.
2. Bidang social
a. Berperilaku social yang bertanggung jawab
b. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya
3. Bidang belajar
a. Kurang memiliki kebiasaan belajar yang baik
b. Kurang memahami cara belajar yang efektif
c. Kurang memahami cara membagi waktu belajar yang efektif
d. Kurang memahami cara mengatasi kesulitan belajar
4. Bidang karier
a. Kurang memahami cara memilih program studi yang cocok dengan kemampuan
dan minat
b. Kurang mempunyai motivasi untuk mencari informasi tentang dunia kerja
c. Masih bingung untuk memilih pekerjaan
d. Merasa cemas untuk mendapat pekerjaan setelah tamat sekolah
e. Belum memilih pilihan perguruan tinggi tertentu, jika setelah tamat tidak masuk
dunia kerja.
E. Contoh Kasus Pengentasan Dengan Layanan Responsif
Harga diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh individu dan lingkungan yang berkaitan
dengan dirinya sendiri, yang mencerminkan sikap penerimaan, penolakan dan menunjukkan seberapa
jauh individu tersebut memahami dirinya mampu, penting, berhasil, bermakna serta berharga. Harga diri
yang tinggi menjadi hal yang sangat penting bagi individu guna untuk bisa menerima, memahami kondisi
dirinya, memiliki pandangan positif bagi dirinya, sehingga dapat membantu perkembangan diri individu
yang lebih baik secara pribadi, sosial dan akademik, dan selanjutnya mampu merencanakan masa depan
yang lebih baik.
Individu yang memiliki penilaian positif terhadap dirinya akan memiliki harga diri tinggi, yakni
memiliki sikap percaya diri, terbuka dengan orang lain, berani mengemukakan pendapat, menerima
kelebihan/kekurangan dirinya dan mampu memahami dirinya, sedangkan individu yang memiliki
penilaian negatif akan memiliki harga diri rendah yakni memiliki sikap tertutup, tidak percaya diri, malu
dalam mengemukakan pendapat, tidak menerima keadaan dirinya, tidak mampu memahami dirinya, dan
cenderung terpengaruh oleh pembicaraan lingkungan tentang dirinya.
strategi layanan bimbingan dan konseling untuk meningkatkan harga diri salah satu nya adalah
layanan responsive. Layanan Responsif sebagai proses bantuan untuk menghadapi masalah dan
memerlukan pertolongan dengan segera, supaya peserta didik tidak mengalami hambatan dalam
pencapian tugas-tugas perkembangan. Strategi layanan responsif adalah konsultasi guru bimbingan
konseling dengan wali kelas, dan guru mata pelajaran yang bertujuan untuk memonitoring dan memiliki
informasi mengenai perkembangan siswa di dalam kelas, prestasi belajar, kehadiran, dan mengetahui
masalah pribadi siswa, sehingga guru bimbingan konseling dapat lebih mudah dan cepat mengetahui
penyebab rendahnya harga diri siswa dan dapat meningkatkan harga diri siswa dengan baik.
Ada beberapa point penting dalam strategi pelaksanaan pelayanan responsive, yakni:
1. Konseling Individual dan Kelompok : Pelayanan ini ditujukan membantu peserta didik
yang mengalami kesulitan dan hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
Peserta didik dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan
alternatif pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara lebih tepat.
3. Kolaborasi dengan Guru / Wali Kelas : Melalui kegiatan ini Guru pembimbing dapat
memperoleh informasi tentang prestasi belajar, kehadiran dan pribadi peserta didik dari
guru mata pelajaran, melalui wawancara atau isian angket.
6. Bimbingan Teman Sebaya : Melalui kegiatan ini peserta didik diberikan latihan oleh guru
pembimbing untuk menjadi pembimbing/mentor/tutor/mediator bagi peserta didik lain
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non akademik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mamat Supriatna, Bimbingan Dan Konseling Berbasi Kompetensi. (Jakarta:Rajawali Pers, 20133). h. 69.
Achmad Juntika Nurihsan, Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. (Bandung: PT. Refika Aditama.
2007) h. 33.
Ramli, Nur Hidayah, dkk, “Sumber Belajar Penunjang PLPG 2007 Mata Pelajaran /Paket
Keahlian Bimbingan Dan Konseling”, tesis, (PLPG:2017), h. 9