Disusun Oleh :
ROMBEL G
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan semua kenikmatan dan
kemudahan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam makalah ini penulis membahas seputar
bimbingan konseling. Dengan judul “KESALAHPAHAMAN BK & MENGAPA GURU
MEMBIMBING”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, supaya
kedepannya penulis dapat menjadi lebih baik terutama dalam penyusunan makalah.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2
3.1 Simpulan........................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi, bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seseorang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku, sehingga bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien. Dapat dikatakn pula, bahwa bimbingan dan konseling adalah
layanan bantuan untuk peserta didik untuk mengembangkan segal potensi yang ada dalam
v
2
dirinya. Peran bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan menjadi sangat urgent,
ketika permasalahan pendidikan bukan hanya tentang kurikulum atau pembelajaran,
namun juga permasalahan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
berhubungan erat dengan psikologi. maka tak heran di banyak sekolah telah ada guru
khusus yang disebut guru BK, namun kenyataanya kini bimbingan dan konseling
dianggap tidak masuk dalam dunia pendidikan.
vi
sebagainya, sebai wujud untuk mengetahui keadaaan dan perkembangan
siswa sehingga bisa memberikan layanan dan bantuan secara masimal.
4. Bimbingan dan konseling menangani “orang sakit” atau “kurang normal”.
Biasa diistilahkan siswa yang masuk ruangan bimbingan dan konseling
adalah anak nakal, anak kurang normal atau bahkan anak sakit. Beberapa
siswa merasa bangga dengan julukan anak nakal, karena merasa dirinya
mampu bersosialiasi dan hidup dalam kelompok, tapi ketika siswa yang
masuk dalam ruangan bimbingan dan konseling disebut sebagai anak
kurang normal menjadi momok dan trauma tersendiri pada siswa. Padahal
dalam istilah bimbingan dan konseling tidak menggunakan istilah pasien,
namun menggunakan istilah klien. Karena pasien adalah orang yang pasif
dan menunggu kesembuhan, namun dalam bimbingan dan konseling klien
adalah orang yang aktif juga memberikan umpan balik untuk peningkatan
kualitas hidup, artinya antara kedua pihak ada usaha yang saling
bersinergi
5. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan
psikiater. Dalam hal-hal tertentu memang terdapat persamaan antara pekerjaan
bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, yaitu sama-
3
sama menginginkan konseli/pasien terbebas dari penderitaan yang dialaminya,
melalui berbagai teknik yang telah teruji sesuai dengan masing-masing bidang
pelayanannya, baik dalam mengungkap masalah konseli/pasien, mendiagnosis,
melakukan prognosis atau pun penyembuhannya. Kendati demikian, pekerjaan
bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter atau
psikiater. Dokter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor
bekerja dengan orang yang normal (sehat) namun sedang mengalami
masalah.Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat
reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara bimbingan
dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual
melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi
perilaku, pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-teknik
khas bimbingan dan konseling.
6. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah
yang bersifat insidental. Memang tidak dipungkiri pekerjaan bimbingan dan
konseling salah satunya bertitik tolak dari masalah yang dirasakan siswa,
vii
khususnya dalam rangka pelayanan responsif, tetapi hal ini bukan berarti
bimbingan dan konseling dikerjakan secara spontan dan hanya bersifat reaktif
atas masalah-masalah yang muncul pada saat itu. Pekerjaan bimbingan dan
konseling dilakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di
dalamnya mengggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang
bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk kepentingan pencegahan,
pengembangan maupun penyembuhan (pengentasan).
7. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja. Bimbingan
dan Konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa
yang memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus
dapat melayani seluruh siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa
berhak dan mendapat kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk
pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia.
8. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala)
saja.Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang
ditemukan atau keluhan awal disampaikan konseli.Namun seringkali justru
konselor mengejar dan mendalami gejala yang ada bukan inti masalah dari gejala
yang muncul.Misalkan, menemukan siswa dengan gejala sering tidak masuk
kelas, pelayanan dan pembicaraan bimbingan dan konseling malah berkutat pada
persoalan tidak masuk kelas, bukan menggali sesuatu yang lebih dalam dibalik
tidak masuk kelasnya.
9. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan. Ukuran berat-
ringannya suatu masalah memang menjadi relatif, seringkali masalah seseorang
dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat
kompleks dan berat.Begitu pula sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun
setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja.Terlepas berat-
ringannya yang paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk
mengatasinya secara cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah
dikerahkan namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor
seyogyanya mengalihtangankan masalah (referal) kepada pihak yang4 lebih
kompeten
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli
atau petugas lain? Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang
terisolasi, melainkan proses yang sarat dengan unsur-unsur budaya,sosial,dan
lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
menyendiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan
viii
dapat membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Di
sekolah misalnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tidak berdiri
sendiri.Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua,siswa,guru,dan
piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah
dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu penanggulangannya tidak dapat
dilakukan sendiri oleh guru pembimbing saja .Dalam hal ini peranan guru mata
pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak lain sering kali sangat menentukan. Guru
pembimbing harus pandai menjalin hubungan kerja sama yang saling mengerti
dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah itu. Di
samping itu guru pembimbing harus pula memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada dan dapat diadakan untuk kepentingan pemecahan masalah siswa.Guru
mata pelajaran merupakan mitra bagi guru pembimbing, khususnya dalam
menangani masalah-masalah belajar. Namun demikian, konselor atau guru
pembimbing tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan ahli atau petugas lain.
Sebagai tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu
bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam menangani
masalah siswa guru pembimbing harus harus berani melaksanakan pelayanan,
seperti “praktik pribadi”, artinya pelayanan itu dilaksanakan sendiri tanpa
menunggu bantuan orang lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang
profesional justru salah satu cirinya pekerjaan mandiri yang tidak melibatkan
campur tangan orang lain atau ahli.
11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif sesuai dengan asas
kegiatan, di samping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak
bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien,harus secara langsung
aktif terlibat dalam proses tersebut.Lebih jauh, pihak-pihak lain hendaknya tidak
membiarkan konselor bergerak dan berjalan sendiri. Di sekolah, guru
pembimbing memang harus aktif, bersikap “jemput bola”, tidak hanya
menunggu didatangi siswa yang meminta layanan kepadanya.Sementara itu,
personil sekolah yang lain hendaknya membantu kelancaran usaha pelayanan itu.
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama yang
beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada konselor saja.
Jika kegiatan yang pada dasarnya bersifat usaha bersama itu hanya dilakukan
oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang mantap,
tersendat-sendat, atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja..Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja?
ix
5
Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”.Jawaban ”benar”, jika
bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat
dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan
dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan
teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu),
dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan
bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh
orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.Keahliannya itu
diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi.
13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien Cara apapun yang
akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien
dan berbagai hal yang terkait dengannya.Tidak ada suatu cara pun yang ampuh
untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah
yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah yang tampaknya
“sama” setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakekatnya berbeda,
sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasinya.Pada
dasarnya.pemakaian sesuatu cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat
masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan
konseling, dan sarana yang tersedia.
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan
instrumentasi Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dan dapat
dikembangkan pada diri konselor adalah “mulut” dan keterampilan pribadi.
Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen (tes.inventori,angket dan dan
sebagainya itu) hanyalah sekedar pembantu. Ketidaan alat-alat itu tidak boleh
mengganggu, menghambat, atau bahkan melumpuhkan sama sekali usaha
pelayanan bimbingan dan konseling.Oleh sebab itu, konselor hendaklah tidak
menjadikan ketiadaan instrumen seperti itu sebagai alasan atau dalih untuk
mengurangi, apa lagi tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
sama sekali.Tugas bimbingan dan konseling yang baik akan selalu menggunakan
apa yang dimiliki secara optimal sambil terus berusaha mengembangkan sarana-
sarana penunjang yang diperlukan.
15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien
dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun
harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan
“cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam. Hasil bimbingan dan konseling
x
tidaklah seperti makan sambal, begitu masuk ke mulut akan terasa pedasnya.
Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari
kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemuadian.. Misalkan, siswa yang
mengkonsultasikan tentang cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin
manfaat dari hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia
menjadi seorang dokter.
xi
materi dan pengalaman ini akan sangat mempengaruhi tindak lanjut
pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien nantinya.
3. Ketelitian
Konselor yang memiliki kemampuan yang tinggi akan mampu
mendeteksi, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang masalah dan
solusi serta potensi-potensi yang ada pada klien sehingga kliennya itu
perlu dikirim atau tidak kepada dokter atau psikiater. Karena penanganan
masalah oleh ahlinya secara tepat akan memberikan jasmani yang kuat
bagi keberhasilan pelayanan. Kalau sudah dari awal melakukan kesalahan,
maka harus segara diperbaiki. Agar tidak terjadi kesalahan yang semakin
fatal kedepannya dalam proses konseling dilakukan.
4. Pelaksanaan sesuai dengan prosedur
Target dari bimbingan dan konseling adalah siapa saja. Siapa saja
yang sedang mengalami masalah-masalah di dalam dirinya, keluarga
ataupun lingkungannya. Apapun hasil akhir yang disimpulkan itu
berdasarkan dengan proses konseling yang telah dilakukan oleh konselor
dengan kliennya itu sendiri. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur akan menciptakan hasil yang baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5. Bekerja Profesional
Semua pekerjaan yang dilakukan dengan profesionalitas pasti akan
berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang baik, begitu pula
pada Bimbingan dan Konseling. Guru BK ataupun Konselor harus tetap
memperhatikan landasan dan asas-asas bimbingan dan konseling dalam
pelaksanaan tugas dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun itu klien yang
dihadapi.
xii
Setidak-tidaknya peran guru sebagai pembimbing ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
pembimbing di dalam kelas dan pembimbing di luar kelas.
2.3.1 Layanan Bimbingan di kelas
Agar setiap guru mampu memberikan layanan bimbingan ini dengan totalitas
dan penuh tanggung jawab, hendaklah guru tersebut mengetahui tugas-tugas
apa saja yang harus dilakukannya dalam rangka memberikan layanan
bimbingan kepada siswa di dalam kelas. Prof. Soetjipto dan Raflis Kosasi
menerangkan bahwa hal-hal yang menjadi tugas seorang guru dalam
memberikan layanan bimbingan di kelas antara lain :
1. Memperlakukan dengan sikap yang baik dan wajar bagi setiap siswa
dengan potensi yang ada dalam diri siswa itu.
2. Memberikan kenyamanan kepada siswa ketika proses belajar mengajar
berlangsung
3. Memberikan penghargaan yang proporsional kepada setiap siswa
4. Tidak berpura-pura di depan siswa
5. Menerima siswa apa adanya, tidak membeda-bedakan antara siswa yang
satu dengan yang lainnya dalam memberikan pembelajaran
6. Menyadari bahwa tujuan mengajar bukan hanya penguasaan setiap
materi melainkan juga pembentukan sikap kedewasaan yang
ditimbulkan dari diri siswa.
7. Memberikan layanan tambahan bagi siswa yang tidak/belum memahami
materi pelajaran yang telah dipelajari
2.3.2 Layanan Bimbingan di Luar Kelas
Jabatan guru belum selesai setelah ia keluar dari kelas, melainkan jabatan
sebagai guru tetap melekat pada diri guru dimana pun ia berada baik di kelas maupun
di luar kelas. Sehingga fungsi guru sebagai pemberi layanan bimbingan juga tidak
hanya di kelas saja melainkan juga di luar kelas. Tugas-tugas yang bisa dilakukan
oleh guru dalam rangka memberikan layanan bimbingan di luar kelas antara lain:
1. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)
xiii
5. Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana
mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.
xiv
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari bahasan tentang kesalah pahaman bimbingan dan konseling. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa: bimbingan dan konseling merupakan wadah pemberian
bantuan dari konselor kepada seseorang atau beberapa orang klien, yang sedang
dalam masalah. Yang mana dalam bimbingan dan konseling ini konselor akan
membantu untuk mengembangkan petensi yang ada pada klien, agar seorang atau
beberapa orang klien dapat memberikan solusi bagi dirinya sendiri atas
masalahnya dengan potensi yang ada, yangtentunya sesuai dengan nerma dan nilai
yang berlaku. Dimana dalam melakukan bimbingan dan konseling sering terjadi
kesalahpahaman, yang biasanya berupa, anggapan orang yang tidak atau belum
mengenal dengan baik tentang bimbingan dan konseling, sehingga sering
memberikan pengertian yang keliru tentang bimbingan dan konseling. Hal ini
sering memicu terjadinya kesalahpahaman tentang bimbingan dan konseling,
terutama dalam hal pelayanannya.
Guru adalah komponen yang penting dalam pendidikan, yakni orang yang
bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, dan bertanggung jawab
atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik
agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi Nusa dan Bangsa di
masa yang akan datang. Guru berusaha membimbing siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi yangdimilikinya, membimbing siswa agar dapat
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan
ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Seorang guru tidak dapat memaksa
agar siswanya menjadi ”itu” atau menjadi ”ini”. Tugas guru adalah menjaga,
mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, guru sebagai pembimbing adalah
kekuatan hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya
dan tidak hanya didalam ruang kelas melainkan juga diluar kelas selama
menjalankan kehidupan sehari-hari.
3.2 Saran
Bimbingan dan konseling adalah suatu sarana yang baik untuk
mengembangkan potensi diri, selain fungsinya untuk membantu seseorang (klien)
yang memiliki masalah. Oleh karena banyaknya kesalahpahaman yang timbul
akibat persepsi dari masyarakat yang keliru mengenai bimbingan dan konseling.
Maka hal tersebut bkan menjadi halangan dalam seeorang yang ingin
mengembangkan potensinya dengan bantuan konselor.
Seorang guru harus mengetahui perannya sebagai pembimbing. Untuk
menjadi seorang guru yang baik diperlukan pengalaman serta strategi-strategi
dalam rangka membimbing peserta didik yang sesuai cita-cita mereka dan
bermanfaat bagi Nusa Bangsa. Maka diperlukan kesadaran akan tugas dan
tanggung jawab seorang guru sebagai pembimbing
DAFTAR PUSTAKA