Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

KESALAH PAHAMAN BK & MENGAPA GURU MEMBIMBING

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu : Dra. Sri Sami Asih, M.Kes.

Disusun Oleh :

03. Lola Amalia 1401420017


12. Romnah Kistiari 1401420127

19.Nur Hayati Istiqomah 1401420197


31. Rita Sugiyarti 1401420307

ROMBEL G

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan semua kenikmatan dan
kemudahan-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam makalah ini penulis membahas seputar
bimbingan konseling. Dengan judul “KESALAHPAHAMAN BK & MENGAPA GURU
MEMBIMBING”.

Dengan terselesainya makalah ini, Kami mengucapkan terima kasih kepada :


1. Ibu Dra. Sri Sami Asih, M.Kes. yang telah membimbing dan membantu hingga
makalah ini dapat terselesaikan.

2. Teman-teman semua yang telah mendukung, bekerja sama serta memberikan


motivasi dan semangat sehingga makalah ini terselesaikan.

3. Kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, motivasi, bimbingan,


arahan dan saran yang telah diberikan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, supaya
kedepannya penulis dapat menjadi lebih baik terutama dalam penyusunan makalah.

Wasalamualikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 27 Agustus 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................ 1
1.3 Pembatasan Masalah........................................................................ 1
1.4 Tujuan Penulisan.............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................... 2

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling.......................................... 2


2.2 Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling................... 3
2.3 Guru Sebagai Pembimbing .......................................................... 9

BAB III PENUTUP................................................................................ 12

3.1 Simpulan........................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seseorang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku, sehingga bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien.
Sehingga bimbingan dan konseling, penting bagi mereka yang ingin sesuatu yang
mengganjal didalam diri atau pikiran seseorang tadi hilang atau setidaknya masalah yang
dihadapinya tidak menjadi beban. Melainkan menjadi suatu pemecahan masalah.
Namun, dalam bimbingan dan konseling sering terjadi kesalahpahaman baik
tentang pengertian bembingan dan konseling sendiri, maupun dalam penerapannya di
kehidupan sehari-hari.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling?
2. Apa kesalahpahaman yang sering timbul dalam bimbingan dan konseling?
3. Bagaimana guru sebagai pembimbing?
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Tulisan ini hanya membahas tentang kesalahpahaman dan cara penyelesaian
kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling.
1.4 TUJUAN PENULISAN
Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
tentang mencari dan menganalisis kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling dan
solusinya untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu tulisan ini juga dibuat untuk
menambah wawasan pembaca tentang bimbingan dan konseling terutama mengenai
kesalahpahaman dalam bimbingan dan konseling.

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling

Memperhatikan hal-hal pokok yang terkandung dalam setiap rumusan tentang


bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan oleh para ahli, tampak bahwa
pelayanan bimbingan dan konseling mengalami perkembangan yang cukup berarti dari
masa ke masa, yaitu dari hnya sekedar mempersiapkan seseorang untuk memasuki suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu sampai dengan pemberian bantuan dalam pengentasan
masalah-msalah diberbagai bidang, seperti masalah pendidikan, social, dan pribadi.
Dengan demikian pelayanan bimbingan telah menjangkau berbagai aspek yang lebih luas
dari perkembangan dan kehidupan manusia.

Berikut adalah rangkuman pengertian Bimbingan dan Konseling menurut Para


ahli:
Bimbingan : Proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa,
agar yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling : Proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi oleh klien.

Jadi, bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh seseorang yang ahli (konselor) kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa yang sedang mengalami sesuatu
masalah (klien) untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku, sehingga bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi klien. Dapat dikatakn pula, bahwa bimbingan dan konseling adalah
layanan bantuan untuk peserta didik untuk mengembangkan segal potensi yang ada dalam
v

2
dirinya. Peran bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan menjadi sangat urgent,
ketika permasalahan pendidikan bukan hanya tentang kurikulum atau pembelajaran,
namun juga permasalahan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang
berhubungan erat dengan psikologi. maka tak heran di banyak sekolah telah ada guru
khusus yang disebut guru BK, namun kenyataanya kini bimbingan dan konseling
dianggap tidak masuk dalam dunia pendidikan.

2.2 Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling


2.2.1 Jenis-Jenis Kesalahpahaman Bimbingan dan Konseling yang Sering
Tejadi
Disini kami paparkan beberapa kesalahpahaman dalam bimbingan dan
konseling:
1. Bimbingan dan konseling dipisahkan sama sekali dari pendidikan,
dianggap bukan guru. seperti yang sempat disinggung di atas, bahwa
bimbingan dan konseling dipisahkan dari dunia pendidikan, sering orang
menganggap bahwa guru BK bukanlah guru, hanya konselor di sekolah
saja.
2. Bimbingan dan konseling dianggap polisi sekolah, hal ini menjadi
menarik untuk ditelisik lebih jauh, karena kebanyakan siswa menganggap
guru bimbingan dan konseling sebagai polisis, yang tugasnya untuk
menangkap penjahat, namun guru bimbingan dan konseling menangkap
siswa yang perlu dibina. Karena dalam kacamata beberapa orang atau
siswa, guru bimbingan konseling hanya memberikan layanan bantuan
pada siswa yang bermasalah, padahal guru bimbingan dan konseling
bertujuan untuk membantu peserta didik mengembangkan potensinya.
3. Bimbingan dan konseling dianggap sebagai proses pemberian nasihat,
sesungguhnya bimbingan dan konseling bukan hanya memberikan nasihat
namun juga membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangannya meliputi aspek pribadi, sosial, akdemik, spiritual, karir.
Maka tak heran jika bimbingan dan konseling sering memantau keadaan
siswa dan siswinya dalam lingkup pergaulan, seperti guru bimbingan dan
konseling juga ikut bersosmed, seperti twitter, path, instagram dan lain

vi
sebagainya, sebai wujud untuk mengetahui keadaaan dan perkembangan
siswa sehingga bisa memberikan layanan dan bantuan secara masimal.
4. Bimbingan dan konseling menangani “orang sakit” atau “kurang normal”.
Biasa diistilahkan siswa yang masuk ruangan bimbingan dan konseling
adalah anak nakal, anak kurang normal atau bahkan anak sakit. Beberapa
siswa merasa bangga dengan julukan anak nakal, karena merasa dirinya
mampu bersosialiasi dan hidup dalam kelompok, tapi ketika siswa yang
masuk dalam ruangan bimbingan dan konseling disebut sebagai anak
kurang normal menjadi momok dan trauma tersendiri pada siswa. Padahal
dalam istilah bimbingan dan konseling tidak menggunakan istilah pasien,
namun menggunakan istilah klien. Karena pasien adalah orang yang pasif
dan menunggu kesembuhan, namun dalam bimbingan dan konseling klien
adalah orang yang aktif juga memberikan umpan balik untuk peningkatan
kualitas hidup, artinya antara kedua pihak ada usaha yang saling
bersinergi
5. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan
psikiater. Dalam hal-hal tertentu memang terdapat persamaan antara pekerjaan
bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, yaitu sama-
3
sama menginginkan konseli/pasien terbebas dari penderitaan yang dialaminya,
melalui berbagai teknik yang telah teruji sesuai dengan masing-masing bidang
pelayanannya, baik dalam mengungkap masalah konseli/pasien, mendiagnosis,
melakukan prognosis atau pun penyembuhannya. Kendati demikian, pekerjaan
bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter atau
psikiater. Dokter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor
bekerja dengan orang yang normal (sehat) namun sedang mengalami
masalah.Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat
reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara bimbingan
dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual
melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi
perilaku, pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-teknik
khas bimbingan dan konseling.
6. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah
yang bersifat insidental. Memang tidak dipungkiri pekerjaan bimbingan dan
konseling salah satunya bertitik tolak dari masalah yang dirasakan siswa,

vii
khususnya dalam rangka pelayanan responsif, tetapi hal ini bukan berarti
bimbingan dan konseling dikerjakan secara spontan dan hanya bersifat reaktif
atas masalah-masalah yang muncul pada saat itu. Pekerjaan bimbingan dan
konseling dilakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di
dalamnya mengggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang
bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk kepentingan pencegahan,
pengembangan maupun penyembuhan (pengentasan).
7. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja. Bimbingan
dan Konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa
yang memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus
dapat melayani seluruh siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa
berhak dan mendapat kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk
pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia.
8. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala)
saja.Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang
ditemukan atau keluhan awal disampaikan konseli.Namun seringkali justru
konselor mengejar dan mendalami gejala yang ada bukan inti masalah dari gejala
yang muncul.Misalkan, menemukan siswa dengan gejala sering tidak masuk
kelas, pelayanan dan pembicaraan bimbingan dan konseling malah berkutat pada
persoalan tidak masuk kelas, bukan menggali sesuatu yang lebih dalam dibalik
tidak masuk kelasnya.
9. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan. Ukuran berat-
ringannya suatu masalah memang menjadi relatif, seringkali masalah seseorang
dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat
kompleks dan berat.Begitu pula sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun
setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja.Terlepas berat-
ringannya yang paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk
mengatasinya secara cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah
dikerahkan namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor
seyogyanya mengalihtangankan masalah (referal) kepada pihak yang4 lebih
kompeten
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli
atau petugas lain? Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang
terisolasi, melainkan proses yang sarat dengan unsur-unsur budaya,sosial,dan
lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin
menyendiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan
viii
dapat membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Di
sekolah misalnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tidak berdiri
sendiri.Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua,siswa,guru,dan
piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah
dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu penanggulangannya tidak dapat
dilakukan sendiri oleh guru pembimbing saja .Dalam hal ini peranan guru mata
pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak lain sering kali sangat menentukan. Guru
pembimbing harus pandai menjalin hubungan kerja sama yang saling mengerti
dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah itu. Di
samping itu guru pembimbing harus pula memanfaatkan berbagai sumber daya
yang ada dan dapat diadakan untuk kepentingan pemecahan masalah siswa.Guru
mata pelajaran merupakan mitra bagi guru pembimbing, khususnya dalam
menangani masalah-masalah belajar. Namun demikian, konselor atau guru
pembimbing tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan ahli atau petugas lain.
Sebagai tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu
bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam menangani
masalah siswa guru pembimbing harus harus berani melaksanakan pelayanan,
seperti “praktik pribadi”, artinya pelayanan itu dilaksanakan sendiri tanpa
menunggu bantuan orang lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang
profesional justru salah satu cirinya pekerjaan mandiri yang tidak melibatkan
campur tangan orang lain atau ahli.
11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif sesuai dengan asas
kegiatan, di samping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak
bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien,harus secara langsung
aktif terlibat dalam proses tersebut.Lebih jauh, pihak-pihak lain hendaknya tidak
membiarkan konselor bergerak dan berjalan sendiri. Di sekolah, guru
pembimbing memang harus aktif, bersikap “jemput bola”, tidak hanya
menunggu didatangi siswa yang meminta layanan kepadanya.Sementara itu,
personil sekolah yang lain hendaknya membantu kelancaran usaha pelayanan itu.
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama yang
beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada konselor saja.
Jika kegiatan yang pada dasarnya bersifat usaha bersama itu hanya dilakukan
oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang mantap,
tersendat-sendat, atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa
saja..Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja?
ix

5
Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”.Jawaban ”benar”, jika
bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat
dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan
dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan
teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu),
dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan
bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh
orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling.Keahliannya itu
diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi.
13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien Cara apapun yang
akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien
dan berbagai hal yang terkait dengannya.Tidak ada suatu cara pun yang ampuh
untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah
yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah yang tampaknya
“sama” setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakekatnya berbeda,
sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasinya.Pada
dasarnya.pemakaian sesuatu cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat
masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan
konseling, dan sarana yang tersedia.
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan
instrumentasi Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dan dapat
dikembangkan pada diri konselor adalah “mulut” dan keterampilan pribadi.
Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen (tes.inventori,angket dan dan
sebagainya itu) hanyalah sekedar pembantu. Ketidaan alat-alat itu tidak boleh
mengganggu, menghambat, atau bahkan melumpuhkan sama sekali usaha
pelayanan bimbingan dan konseling.Oleh sebab itu, konselor hendaklah tidak
menjadikan ketiadaan instrumen seperti itu sebagai alasan atau dalih untuk
mengurangi, apa lagi tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
sama sekali.Tugas bimbingan dan konseling yang baik akan selalu menggunakan
apa yang dimiliki secara optimal sambil terus berusaha mengembangkan sarana-
sarana penunjang yang diperlukan.
15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien
dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun
harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan
“cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam. Hasil bimbingan dan konseling
x
tidaklah seperti makan sambal, begitu masuk ke mulut akan terasa pedasnya.
Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari
kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemuadian.. Misalkan, siswa yang
mengkonsultasikan tentang cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin
manfaat dari hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia
menjadi seorang dokter.

Kesalah pahaman ini terus berlanjut sehingga menimbulkan penilaian


yang negatif dari masyarakat terhadap BK. Selain itu pandangan mereka pun
terhadap BK menjadi kabur. Untuk itu Banyak yang harus dilakukan untuk
6
permasalahan ini, agar adanya meningkatkan pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang berdaya guna.Mari kita bangun kerjasama yang baik dalam
satu tujuan yang sama yaitu menjadikan anak didik kita menjadi manusia
yang berguna bagi bangsa dan Negara. Menciptakan kerjasama yang baik
dengan pihak-pihak tertentu sangatlah tidak mudah, perlu adanya kerja keras
dari Guru pembimbing.Untuk itu perlu adanya langkah-langkah penguatan
dan penegasan peran serta identitas profesi.
2.2.2 Upaya Pemecahan Masalah
Untuk menanggulangi terjadinya kesalahpahaman terhadap Bimbingan dan
Konseling, maka perlu adanya beberapa perbaikan, yakni :
1. Sistem pelaksanaan dilakukan sesuai dengan Undang-undang yang
berlaku
Pemerintah sudah memberikan kewenangan dalam membuat
peraturan perundang-undangan tentang konsep dan pelaksanaan yang
dapat dilaksanakan oleh guru BK dan Konselor. Apabila sistem
pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan yang dianjurkan seperti pada
undang-undang yang ada, pasti akan mempermudah pelaksanaan tugas.
2. Penguasaan materi dan pengalaman
Guru BK ataupun Konselor wajib memiliki kemampuan
penguasaan materi yang baik, apabila masih belum memiliki kemampuan
dan pengalaman yang mendalam, maka belum layak juga untuk menjadi
seorang guru BK ataupun seorang Konselor. Karena dalam penguasaan

xi
materi dan pengalaman ini akan sangat mempengaruhi tindak lanjut
pemecahan masalah yang dihadapi oleh klien nantinya.
3. Ketelitian
Konselor yang memiliki kemampuan yang tinggi akan mampu
mendeteksi, memperhatikan dan mempertimbangkan tentang masalah dan
solusi serta potensi-potensi yang ada pada klien sehingga kliennya itu
perlu dikirim atau tidak kepada dokter atau psikiater. Karena penanganan
masalah oleh ahlinya secara tepat akan memberikan jasmani yang kuat
bagi keberhasilan pelayanan. Kalau sudah dari awal melakukan kesalahan,
maka harus segara diperbaiki. Agar tidak terjadi kesalahan yang semakin
fatal kedepannya dalam proses konseling dilakukan.
4. Pelaksanaan sesuai dengan prosedur
Target dari bimbingan dan konseling adalah siapa saja. Siapa saja
yang sedang mengalami masalah-masalah di dalam dirinya, keluarga
ataupun lingkungannya. Apapun hasil akhir yang disimpulkan itu
berdasarkan dengan proses konseling yang telah dilakukan oleh konselor
dengan kliennya itu sendiri. Pelaksanaan yang dilakukan sesuai dengan
prosedur akan menciptakan hasil yang baik dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
5. Bekerja Profesional
Semua pekerjaan yang dilakukan dengan profesionalitas pasti akan
berjalan dengan lancar dan menghasilkan hasil yang baik, begitu pula
pada Bimbingan dan Konseling. Guru BK ataupun Konselor harus tetap
memperhatikan landasan dan asas-asas bimbingan dan konseling dalam
pelaksanaan tugas dimanapun, kapanpun dan oleh siapapun itu klien yang
dihadapi.

2.3 Guru Sebagai Pembimbing


Guru sebagai seorang pembimbing beperan dalam pembimbingan sekaligus
penunjuk jalan dalam proses belajar mengajar, mengingat kelebihan pengalaman dan
pengetahuannya. Dalam hal ini guru bertugas membimbing anak didiknya kepada tujuan
pendidikan. Dengan kata lain, bimbingan merupakan suatu upaya untuk membantu para
siswa dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

xii
Setidak-tidaknya peran guru sebagai pembimbing ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
pembimbing di dalam kelas dan pembimbing di luar kelas.
2.3.1 Layanan Bimbingan di kelas

Agar setiap guru mampu memberikan layanan bimbingan ini dengan totalitas
dan penuh tanggung jawab, hendaklah guru tersebut mengetahui tugas-tugas
apa saja yang harus dilakukannya dalam rangka memberikan layanan
bimbingan kepada siswa di dalam kelas. Prof. Soetjipto dan Raflis Kosasi
menerangkan bahwa hal-hal yang menjadi tugas seorang guru dalam
memberikan layanan bimbingan di kelas antara lain :
1. Memperlakukan dengan sikap yang baik dan wajar bagi setiap siswa
dengan potensi yang ada dalam diri siswa itu.
2. Memberikan kenyamanan kepada siswa ketika proses belajar mengajar
berlangsung
3. Memberikan penghargaan yang proporsional kepada setiap siswa
4. Tidak berpura-pura di depan siswa
5. Menerima siswa apa adanya, tidak membeda-bedakan antara siswa yang
satu dengan yang lainnya dalam memberikan pembelajaran
6. Menyadari bahwa tujuan mengajar bukan hanya penguasaan setiap
materi melainkan juga pembentukan sikap kedewasaan yang
ditimbulkan dari diri siswa.
7. Memberikan layanan tambahan bagi siswa yang tidak/belum memahami
materi pelajaran yang telah dipelajari
2.3.2 Layanan Bimbingan di Luar Kelas
Jabatan guru belum selesai setelah ia keluar dari kelas, melainkan jabatan
sebagai guru tetap melekat pada diri guru dimana pun ia berada baik di kelas maupun
di luar kelas. Sehingga fungsi guru sebagai pemberi layanan bimbingan juga tidak
hanya di kelas saja melainkan juga di luar kelas. Tugas-tugas yang bisa dilakukan
oleh guru dalam rangka memberikan layanan bimbingan di luar kelas antara lain:
1. Memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching)

2. Memberikan pengayaan dan pengembangan bakat siswa

3. Melakukan home visit (kunjungan rumah)

4. Menyelenggarakan kelompok belajar yang bermanfaat untuk:

xiii
5. Membiasakan anak untuk bergaul dengan teman-temannya, bagaimana
mengemukakan pendapatnya dan menerima pendapat dari teman lain.

6. Merealisasikan tujuan pendidikan dan pengajaran melalui belajar secara


kelompok

7. Mengatasi kesulitan-kesulitan belajar secara bersama-sama

8. Belajar hidup bermasyarakat

9. Memupuk rasa kekeluargaan dan kegotongroyongan.

xiv
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari bahasan tentang kesalah pahaman bimbingan dan konseling. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa: bimbingan dan konseling merupakan wadah pemberian
bantuan dari konselor kepada seseorang atau beberapa orang klien, yang sedang
dalam masalah. Yang mana dalam bimbingan dan konseling ini konselor akan
membantu untuk mengembangkan petensi yang ada pada klien, agar seorang atau
beberapa orang klien dapat memberikan solusi bagi dirinya sendiri atas
masalahnya dengan potensi yang ada, yangtentunya sesuai dengan nerma dan nilai
yang berlaku. Dimana dalam melakukan bimbingan dan konseling sering terjadi
kesalahpahaman, yang biasanya berupa, anggapan orang yang tidak atau belum
mengenal dengan baik tentang bimbingan dan konseling, sehingga sering
memberikan pengertian yang keliru tentang bimbingan dan konseling. Hal ini
sering memicu terjadinya kesalahpahaman tentang bimbingan dan konseling,
terutama dalam hal pelayanannya.

Kesalahpahaman tersebut tentunya harus diluruskan yaitu dengan


melakukan dan mematuhi sistem pelaksanaan bimbingan dan konseling yang
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku, penguasaan materi dan pengalaman
ari konselor, ketelitian konselor dalam meneliti potensi yang ada pada kliennya,
pelaksanaan bimbingan dan konseling yang harus sesuai dengan prosedur dan
bekerja secara profesional.

Guru adalah komponen yang penting dalam pendidikan, yakni orang yang
bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, dan bertanggung jawab
atas segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam rangka membina anak didik
agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi Nusa dan Bangsa di
masa yang akan datang. Guru berusaha membimbing siswa agar dapat
menemukan berbagai potensi yangdimilikinya, membimbing siswa agar dapat
mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan
ketercapaian itu siswa akan tumbuh dan berkembang menjadi seseorang sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya. Seorang guru tidak dapat memaksa
agar siswanya menjadi ”itu” atau menjadi ”ini”. Tugas guru adalah menjaga,
mengarahkan dan membimbing agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi, minat dan bakatnya. Jadi, guru sebagai pembimbing adalah
kekuatan hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang dibimbingnya
dan tidak hanya didalam ruang kelas melainkan juga diluar kelas selama
menjalankan kehidupan sehari-hari.

3.2 Saran
Bimbingan dan konseling adalah suatu sarana yang baik untuk
mengembangkan potensi diri, selain fungsinya untuk membantu seseorang (klien)
yang memiliki masalah. Oleh karena banyaknya kesalahpahaman yang timbul
akibat persepsi dari masyarakat yang keliru mengenai bimbingan dan konseling.
Maka hal tersebut bkan menjadi halangan dalam seeorang yang ingin
mengembangkan potensinya dengan bantuan konselor.
Seorang guru harus mengetahui perannya sebagai pembimbing. Untuk
menjadi seorang guru yang baik diperlukan pengalaman serta strategi-strategi
dalam rangka membimbing peserta didik yang sesuai cita-cita mereka dan
bermanfaat bagi Nusa Bangsa. Maka diperlukan kesadaran akan tugas dan
tanggung jawab seorang guru sebagai pembimbing
DAFTAR PUSTAKA

Guru Sebagai Pembimbing. http://www.catatanpendidik.web.id/2015/11/guru-


sebagai-pembimbing.html, (diakses 27 Agustus pukul: 10.07)

Januarti, wiwin. 2014. Kesalahpahaman dalam Bimbingan dan Konseling.


(Diakses: http://edukasi.kompasiana.com/2014/10/17/kesalahpahaman-dalam-
bimbingan-dan-konseling-685926.html , (diakses pada: 27 Agustus pukul:
07.05)

Kesalahpahaman Yang Harus di Perbaiki dalam Bimbingan Konseling.


http://www.kaskus.co.id/thread/5275ac4bbbf87b4e71000007/kesalah-
pahaman-yang-harus-di-perbaiki-dalam-bimbingan-konseling, (diakses
pada: 27 Agustus pukul: 07.50)

Kompetensi Guru Definisi Guru Menurut Undang-Undang.


http://kompetensi.info/kompetensi-guru/definisi-guru-menurut-undang-
undang.html , (diakses 27 Agustus pukul: 09.17)

Konseling, Mesin.2014. Kesalahpahaman Tentang Bimbingan dan Konseling Melayani


Orang Sakit dan atau Kurang Normal.
https://mesinkonseling.wordpress.com/2014/01/25/kesalahpahaman-
tentang-bimbingan-dan-konseling-melayani-orang-sakit-danatau-kurang-
normal-2/, (diakses pada 18 Maret 2015 pukul: 08.05)

2015. Peran Guru Sebagai Pembimbing.


http://www.uptdpendidikan.kapuas.org/2015/03/peran-guru-sebagai-
pembimbing.html, (diakses 27 Agustus pukul: 09.00)

Sofyan S. 2011. “Peran Guru Sebagai Pembimbing”. Jurnal, No.1/XXII/2003

Yunus, Mahmud. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Hidakarya


Agung http://dadangkasep.page.tl/Guru-Sebagai-Pembimbing.htm ,
(diakses 27 Agustus pukul: 08.13)

Anda mungkin juga menyukai