Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

MANAJEMEN BK

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP: IMPLIKASI DAN


PENGEMBANGANNYA SERTA MASALAH DAN SOLUSINYA

Dosen Pembimbing
Dr. Riska Ahmad, M. Pd., Kons.
Dr. Yarmis Syukur, M. Pd., Kons.

Oleh :

Meezy Indriyansyah 22151021


Neni Elvira. Z 22151024
Suci Amaliya F 22151034
Tri Ulviani 22151037

PROGRAM STUDI S2 BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya pemakalah mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen BK”.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun pemakalah menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, dosen, serta teman-teman sejawat
sehingga kendala-kendala yang pemakalah hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Program
Bimbingan dan Konseling Di SLTP: Implikasi dan Pengembangannya Serta Masalah dan
Solusinya” yang pemakalah sajikan berdasarkan pengamatan dan berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini disusun oleh pemakalah dengan berbagai rintangan. Baik
itu yang datang dari diri pemakalah maumpun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri
Padang. Sebagai pemakalah kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Dan untuk itu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah ini dimasa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca.

Padang, Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Program Bimbingan dan Konseling di SLTP.................................3
B. Ketentuan Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SLTP.......................3
C. Jenis-jenis Program Bimbingan dan Konseling di SLTP.............................4
D. Dasar Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP................5
E. Syarat-syarat Program Bimbingan dan Konseling di SLTP........................5
F. Unsur-unsur Program Bimbingan dan Konseling di SLTP..........................7
G. Materi Program Bimbingan dan Konseling di SLTP...................................8
H. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP........................10
I. Sosialisasi Program Bimbingan dan Konseling di SLTP...........................11
J. Tahap-tahap Program Bimbingan dan Konseling di SLTP........................12
K. Pengawasan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP........................14
L. Masalah dan Solusi Pelaksanaan Program BK di SLTP............................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin
beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di
dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan
konseling yang mengarahkan para para peserta didik untuk mengetahui bakat dan
potensi dalam diri mereka.
Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan
sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya
tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan
konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi
diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing. Perlunya
bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-masalah siswa yang
berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi. Sulitnya salah satu
siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-temannya memiliki
akar permasalahan yang biasanya beruntun.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah; guru BK/Konselor merupakan salah satu
pendukung unsur pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai
pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk
memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan
konseling di sekolah. Peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi pelajaran
sekolah, materi bimbingan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap
kehidupan pasti ada masalah. Memang sebagian orang bisa mengatasi masalahnya
sendiri, tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan
memiliki masalah tanpa dibantu, bagaimana mungkin peserta didik bisa
berkonsentrasi untuk memahami atau berfikir mengenai pelajarannya. Kalau ia masih
punya beban fikiran yang lain. Maka dari itu bimbingan dan konseling disekolah
sangatlah diperlukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka kami merumuskan masalah
sebagai berikut.
2

1. Bagaimana konsep bimbingan dan1 konseling di SLTP?


2. Bagaimana ketentuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SLTP?
3. Apa saja jenis-jenis program bimbingan dan konseling di SLTP?
4. Bagaimana dasar penyusunan program bimbingan dan konseling di SLTP?
5. Apa saja syarat-syarat program bimbingan dan konseling di SLTP?
6. Apa saja unsur-unsur program bimbingan dan konseling di SLTP?
7. Apa saja materi program bimbingan dan konseling di SLTP?
8. Bagaimana penyusunan program bimbingan dan konseling di SLTP?
9. Bagaimana sosialisasi program bimbingan dan konseling di SLTP?
10. Apa saja tahap-tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SLTP?
11. Bagaimana pengawasan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SLTP?
12. Bagaimana permasalahan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SLTP
dan solusinya?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui konsep bimbingan dan konseling di SLTP


2. Mengetahui ketentuan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SLTP
3. Mengetahui jenis-jenis program bimbingan dan konseling di SLTP
4. Mengetahui dasar penyusunan program bimbingan dan konseling di SLTP
5. Mengetahui syarat-syarat program bimbingan dan konseling di SLTP
6. Mengetahui unsur-unsur program bimbingan dan konseling di SLTP
7. Mengetahui materi program bimbingan dan konseling di SLTP
8. Mengetahui penyusunan program bimbingan dan konseling di SLTP
9. Mengetahui sosialisasi program bimbingan dan konseling di SLTP
10. Mengetahui tahap-tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SLTP
11. Mengetahui pengawasan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di SLTP
12. Mengetahui permasalahan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
SLTP dan solusinya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Organisasi Bimbingan dan Konseling di sekolah melibatkan seluruh personil
Bimbingan dan Konseling yang hendak mencapai tujuan, yaitu agar terselenggaranya
Bimbingan dan Konseling dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Untuk mencapai tujuan bersama itu, ada program yang harus disusun.
Segala kegiatan dapat terkelola dengan baik jika ada program. Program
merupakan suatu rancangan atau desain rencana yang disusun untuk mempermudah
pekerjaan dan mengatasi permasalahan (William, 2006). Pada kegiatan Bimbingan
dan Konseling, program itu disebut dengan program Bimbingan dan Konseling.
Prayitno dan Erman (2008) menjelaskan bahwa program Bimbingan dan Konseling
adalah satuan rencana kegiatan Bimbingan dan Konseling yang akan dilaksanakan
pada periode waktu tertentu. Kemudian menurut Hamdani dan Afifuddin (2012),
program bimbingan dan konseling merupakan kegiatan layanan dan kegiatan
pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu dan dilaksanakan pada jenis
program tertentu. Lebih lanjut, Ahmad (2017) menjelaskan bahwa program
Bimbingan dan Konseling diartikan sebagai seperangkat kegiatan Bimbingan dan
Konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama
periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait-mengait untuk mencapai tujuan.
Bimbingan dan Konseling pada setiap satuan pendidikan ada ketentuannya
masing-masing. Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SLTP (Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama) diatur oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, dijelaskan bahwa pelaksana Bimbingan dan Konseling di SLTP adalah
guru Bimbingan dan Konseling, artinya program Bimbingan dan Konseling disusun
oleh guru Bimbingan dan Konseling. Guru Bimbingan dan Konseling dapat
bekerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam menyusun program Bimbingan
dan Konseling. Tentunya untuk menyusun program Bimbingan dan Konseling, harus
memperhatikan tugas perkembangan peserta didik tingkat SLTP dan melakukan
analisis kebutuhan peserta didik dan kondisi sekolah terlebih dahulu.
B. Ketentuan Bimbingan dan Konseling di SLTP
4

Untuk saat ini aturan yang mengatur tentang pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling tingkat SLTP adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi kurikulum dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
3
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013
3
menjelaskan bahwa pelaksana layanan BK di SLTP adalah Guru Bimbingan dan
Konseling. Format layanan yang dapat diberikan adalah format individual,
klasikal, kelompok, dan kolaboratif.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah Pasal 10 Ayat 2
yang menjelakan “Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SMP/MTs
atau yang sederajat, SMA/MA atau yang sederajat, dan SMK/MAK atau yang
sederajat dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan
rasio satu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling melayani 150 orang
Konseli atau peserta didik”.
3. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014
Poin V A (2) tentang Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada Satuan
Pendidikan SMP/MTs/SMPLB, yang disinya:
a. Penyelenggara layanan Bimbingan dan Konseling di SMP/MTs/SMPLB
adalah Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling.
b. Setiap satuan pendidikan di SMP/MTs/SMPLB diangkat sejumlah Konselor
atau Guru Bimbingan dan Konseling dengan rasio 1 : (150 - 160) (satu
konselor atau guru Bimbingan dan Konseling melayani 150 - 160 orang
peserta didik/konseli).
c. Setiap SMP/MTs/SMPLB diangkat koordinator Bimbingan dan Konseling
yangberlatar belakang Sarjana Pendidikan(S-1) dalam bidang Bimbingan dan
Konseling dan telah lulus pendidikan profesi Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor.
C. Jenis-jenis Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Seperangkat rencana yang disusun sebagai pedoman dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling disebut dengan program Bimbingan dan Konseling
(Ratnasari, Neviyarni, & Firman, 2021). Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Menengah, terdapat beberapa jenis program Bimbingan dan
5
Konseling di SLTP, yaitu:
1. Program tahunan, yaitu program Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di Sekolah/ Madrasah.
2. Program semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3. Program bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4. Program mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5. Program harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan
(SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) Bimbingan dan
Konseling.
D. Dasar Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Program Bimbingan dan Konseling adalah suatu rencana kegiatan Bimbingan
dan Konseling yang dilaksanakan pada periode tertentu (Prayitno & Erman, 2004).
Program ini memuat unsur-unsur yang terdapat dalam berbagai ketentuan tentang
pelaksanaan Bimbingan dan kosneling dan diorientasikan pada pencapaian tujuan
kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Tujuan penyusunan program
Bimbingan dan Konseling adalah agar kegiatan Bimbingan dan Konseling di sekolah
dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat
dievaluasi.
Tersusun dan terlaksananya program Bimbingan dan Konseling dengan baik,
akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan Bimbingan dan Konseling pada
khususnya. Tujuan sekolah pada umumnya, juga akan lebih menegakkan akuntabilitas
Bimbingan dan Konseling di SLTP. Selain itu, Atmarno (2021) menjelaskan bahwa
dasar penyusunan program Bimbingan dan Konseling adalah agar pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling menjadi lebih jelas arah pelaksanaannya dan evaluasi
kegiatannya nanti akan lebih terukur. Hal ini dikarenakan penyusunan program
Bimbingan dan Konseling merujuk pada pedoman pelaksanaan, ketentuan, dan
analisis kebutuhan.
E. Syarat-syarat Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Winkel dan Sri (2006) menjelaskan ada beberapa syarat program Bimbingan
dan Konseling yang juga berlaku sebagai syarat program
Bimbingan dan Konseling di SLTP, yaitu.

1. Berdasarkan kebutuhan
Berdasarkan kebutuhan maksudnya hendaklah program Bimbingan dan
Konseling yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat
diperoleh dari kegiatan aplikasi instrumentasi, seperti mengidentifikasi kondisi
dan masalah peserta didik melalui AUM (Alat Ungkap Masalah), ITP (Inventori
Tugas Perkembangan), sosiometri, dan instrumen-instrumen tes psikologis.
2. Lengkap dan menyeluruh
Lengkap dan menyeluruh maksudnya hendaklah program Bimbingan dan
Konseling disusun lengkap. Lengkap artinya tidak ada mencakupi semua
kebutuhan peserta didik. Selanjutnya menyeluruh artinya isi program Bimbingan
dan Konseling tidak menaungi kepentingan satu pihak saja, namun seluruh peserta
didik.
3. Sistematis
Sistematis maksudnya adalah program Bimbingan dan Konseling hendaklah
terstruktur dan runtut. Artinya dalam pelaksanaan program Bimbingan dan
Konseling, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawabannya nanti adalah
rangkaian kegiatan yang sistematis.
4. Terbuka dan luwes
Terbuka artinya program Bimbingan dan Konseling yang disusun
hendaklah mudah dipahami. Untuk mudah dipahami tentu harus terbuka. Ini juga
berkaitan dengan pengawasan Bimbingan dan Konseling nantinya. Jika program
Bimbingan dan Konseling mudah dipahami, tentu pengawas akan memahami isi
program tersebut. Kemudian luwes maksudnya adalah fleksibel, artinya program
Bimbingan dan Konseling bukanlah rencana yang kaku. Sebagai contoh, ada
beberapa program insidental, seperti konseling individual.
5. Memungkinkan kerjasama dengan semua pihak yang terkait
Program Bimbingan dan Konseling hendaklah dapat memungkinkan
kerjasama dengan pihak lain. Sebagai contoh, dalam kegiatan Bimbingan dan
Konseling ada kegiatan alih tangan kasus. Hal ini membutuhkan kerjasama
dengan pihak lain.

7
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut
Program Bimbingan dan Konseling disusun bukan hanya untuk
dilaksanakan saja. Lebih dari itu, program Bimbingan dan Konseling juga perlu
dievaluasi dan ditindaklanjuti sebagai upaya melihat sejauh mana keberhasilan
program dan untuk menentukan tindak lanjut program tersebut.
F. Unsur-unsur Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, ada beberapa unsur yang harus dimuat dalam program Bimbingan dan
Konseling, yaitu:
1. Rasional
Perlu dirumuskan dasar pemikiran tentang urgensi Bimbingan dan
Konseling dalam keseluruhan program satuan pendidikan. Rumusan konsep dasar
kaitan antara Bimbingan dan Konseling dengan pembelajaran/implementasi
kurikulum, dampak perkembangan iptek dan konteks sosial budaya hidup
masyarakat (termasuk peserta didik), dan halhal lain yang dianggap relevan.
2. Visi dan Misi
Sajian visi dan misi Bimbingan dan Konseling harus sesuai dengan visi dan
misi sekolah/madrasah, oleh karena itu sajikan visi dan misi sekolah/madrasah
kemudian rumuskan visi dan misi program layanan Bimbingan dan Konseling.
3. Deskripsi Kebutuhan
Rumusan didasarkan atas hasil asesmen kebutuhan (need assessment)
peserta didik/konseli dan lingkungannya ke dalam rumusan perilaku-perilaku yang
diharapkan dikuasai peserta didik/konseli.
4. Tujuan
Rumusan tujuan yang akan dicapai disusun dalam bentuk perilaku yang
harus dikuasai peserta didik/ konseli setelah memperoleh layanan Bimbingan dan
Konseling.
5. Komponen Program
Komponen program Bimbingan dan Konseling di satuan pendidikan
meliputi: (1) Layanan Dasar, (2) Layanan Peminatanan peserta didik dan
Perencanaan Individual (3) Layanan Responsif, dan (4) Dukungan sistem.
8

6. Bidang Layanan
Bidang layanan bimbingan dan konseling meliputi pribadi, sosial, belajar
dan karir. Materi layanan bimbingan klasikal disajikan secara proporsional sesuai
dengan hasil asesmen kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.
7. Rencana Operasional (Action plans)
Rencana kegiatan (action plans) diperlukan untuk menjamin program
Bimbingan dan Konseling dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien. Rencana
kegiatan adalah uraian detil dari program yang menggambarkan struktur isi
program, baik kegiatan untuk memfasilitasi peserta didik/konseli mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
8. Pengembangan Tema/Topik
Tema/topik ini merupakan rincian lanjut dari identifikasi diskripsi
kebutuhan peserta didik dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan
karir. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling
(RPLBK). RPLBK dikembangkan sesuai dengan tema/topik dan sistematika yang
diatur dalam panduan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling pada
satuan pendidikan.
9. Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut
Rencana evaluasi perkembangan peserta didik/konseli didasarkan pada
rumusan tujuan yang ingin dicapai dari layanan yang dilakukan. Di samping itu,
perlu dilakukan evaluasi keterlaksanaan program, dan hasilnya sebagai bentuk
akuntabilitas layanan Bimbingan dan Konseling. Hasil eveluasi harus dilaporkan
dan diakhiri dengan rekomendasi tentang tindak lanjut pengembangan program
selanjutnya.
10. Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya untuk mendukung implementasi program layanan
Bimbingan dan Konseling disusun secara realistik dan dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan. Rancangan biaya dapat memuat
kebutuhan biaya operasional layanan Bimbingan dan Konseling dan
pengembangan profesi Bimbingan dan Konseling.
G. Materi Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
9
Menengah, ada beberapa materi program Bimbingan dan Konseling di SLTP, yaitu:
1. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada peserta didik melalui
kegiatan-kegiatan kelas atau diluar kelas, yang disajikan secara sistematis, dengan
membantu peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Tujuan layanan ini adalah untuk membantu peserta didik agar memperoleh
perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat, memperoleh
keterampilan hidup. Layanan ini dapat dilakukan melalui strategi layanan klasikal
dan layanan kelompok.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bantuan bagi peserta yang memiliki
kebutuhan atau masalah yang memerlukan bantuan dengan ”segera”. Tujuan
layanan ini adalah membantu peserta didik agar dapat mengatasi masalah yang
dialaminya yang dapat dilakukan melalui strategi layanan konsultasi, konseling
individual, konseling kelompok maupun konsultasi dengan orang tua dan guru.
3. Layanan Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual adalah bantuan kepada peserta didik agar
mampu membuat dan melaksanakan perencanaan masa depannya, yang
berdasarkan pemahaman akan kekuatan dan kelemahan dirinya.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatan program bimbingan secara
menyeluruh melalui pengembangan hubungan masyarakat dan staf, konsultasi
dengan guru, staf ahli/penasehat, masyarakat yang lebih luas, manajemen
program, penelitian dan pengembangan. Kegiatan pendukung sistem lebih
diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak
langsung bermanfaat bagi peserta didik.
Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode berisikan materi yang
merupakan sinkronisasi dari unsur-unsur (Hamdani dan Afifuddin, 2012) berikut:
1. Tugas-tugas perkembangan siswa yang mendapatkan layanan
2. Bidang-bidang bimbingan
10
3. Jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
Materi-materi tersebut yang meliputi juga materi pendidikan budi pekerti,
mengarahkan pada pemahaman diri siswa dan lingkungannya serta pengembangan
diri dan arah karier siswa. Menurut Prayitno (1997), materi program BK yang akan
disusun dalam perencanaan pelaksanaan layanan dapat berupa materi-materi yang
berasal dari tugas-tugas perkembangan siswa SMP diantaranya sebagai berikut.
1. Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
2. Mempersiapkan diri, menerima, dan bersikap positif serta dinamis terhadap
perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
3. Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita
4. Mengarahkan diri pada peranan sosial sebagai pria atau wanita
5. Memantapkan cara-cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan
sosial
6. Mengenal kemampuan, bakat dan minat serta arah kecenderungan karir
7. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk melanjutkan pelajaran dan/atau berperan serta dalam kehidupan
bermasyarakat
8. Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang kehidupan mandiri, baik
secara emosional maupun sosial ekonomis
9. Mengenal seperangkat sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai
pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia
H. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Tohirin (2007) menjelaskan ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
penyusunan program Bimbingan dan Konseling, yaitu:
1. Studi kelayakan.
Sebelum program bimbingan dan konseling disusun perlu dilakukan
inventarisasi masalah dan kebutuhan berkenaan dengan pelayanan yang akan
dilaksanaan. Untuk tujuan ini perlu dikumpulkan berbagai data dari semua pihak
yang terkait dengan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang
dimaksudkan itu.
2. Penyusunan Program Bimbingan
Dalam penyusunan rencana program Bimbingan dan Konseling, harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Pola dasar mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat 11
diterapkan.
b. Bidang-bidang atau lingkup Bimbingan dan Konseling mana yang perlu
diproritaskan.
c. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan
para peserta didik.
d. Keseimbangan yang wajar antara pelayanan Bimbingan dan Konseling secara
kelompok dan individual.
e. Pengaturan pelayanan konsultasi.
f. Cara mengadakan evaluasi program.
g. Pelayanan rutin dan pelayanan isidental.
h. Tingkatan-tingkatan kelas yang akan mendapat layanan bimbingan tertentu.
i. Petunjuk-petunjuk atau instruksi-instruksi yang diberikan oleh instansi yang
berwenang (jika ada).
j. Penyediaan sarana fisik dan teknis.
k. Kegiatan-kegiatan penunjang.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan merupakan realisisasi rencana program bimbingan yang
telah disusun. Dengan kata lain, pelaksanaan program dalam bentuk kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling.
4. Penilaian Kegiatan
Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling
yang telah dilaksanakan (semua program yang telah dilaksanakan). Penilaian
direncanakan dan dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan
program.
I. Sosialisasi Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Setelah dilakukannya penyusunan program pelayanan konseling perlu
disosialisasikan oleh seluruh personel sekolah dan komite sekolah, yaitu kepala
sekolah beserta wakil, guru-guru dan tata usaha sekolah, peserta didik, pengurus
komite dan masyarakat dan orang tua peserta didik.
12

Prayitno (1997) menjelaskan bahwa pelayanan BK yang efektif memerlukan


kerjasama semua pihak yang berkepentingan demi suksesnya program pelayanan BK
di sekolah. Kerjasama antara personil sekolah dengan tugas dan peranannya masing-
masing dalam pelayanan BK adalah sangat vital. Tanpa kerjasama antar personil,
maka kegiatan BK akan banyak terhambat. Demikian juga kerjasama dengan orangtau
peserta didik, seluruh peserta didik dan ahli lain yang diperlukan dalam layanan alih
tangan kasus serta lembaga atau pihak-pihak lain di masyarakat pada umumnya, akan
menjamin keberhasilan pelaksanaan program. Dari ini, sangat diperlukan sosialisasi
kepada pihak-pihak yang dimaksud.
Sosialisasi program Bimbingan dan Konseling dapat dilakukan saat rapat
majelis guru. Hal ini akan lebih efektif, karena pada saat rapat majelis guru semua
pihak personil sekolah hadir. Dalam mensosialisasikan program Bimbingan dan
Konseling di SLTP, guru Bimbingan dan Konseling mesti bekerjasama dengan kepala
sekolah dan seluruh personil sekolah agar program Bimbingan dan Konseling di
SLTP akan berjalan efektif dan efisien.
J. Tahap-tahap Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, ada beberapa tahap pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling,
termasuk di Sekolah SLTP, yaitu:
1. Analisis Kebutuhan
Program bimbingan dan konseling dirancang berdasarkan data kebutuhan
peserta didik, sekolah, dan orangtua. Data kebutuhan dikumpulkan dan ditelaah
untuk memperbaharui tujuan dan rencana program Bimbingan dan Konseling.
Bimbingan dan Konseling direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi serta
ditindaklanjuti berbasis prioritas data kebutuhan yang difasilitasi pemenuhanya
dalam bidang dan komponen Bimbingan dan Konseling. Kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan orangtua diidentifikasi dengan berbagai instrumen non tes
dan tes atau dengan pengumpulan fakta, laporan diri, observasi, dan tes, yang
diselenggakan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling sendiri atau
pihak lain yang lebih berkewenangan. Hasil identifikasi dianalisis dan
diinterpretasi untuk menentukan skala prioritas layanan Bimbingan dan
Konseling.
2. Perencanaan
Perencanaan (action plans) sebagai alat yang berguna untuk merespon
kebutuhan yang telah teridentifikasi, mengimplementasikan tahap-tahap khusus
untuk memenuhi kebutuhan, dan mengidentifikasi fihak yang bertanggungjawab
terhadap setiap tahap, serta mengatur jadwal dalam program tahunan dan
semesteran serta pengimplementasiannya. Dengan demikian, sejak awal telah
dirancang efisiensi dan keefektivan program dan rencana pengukuran
akuntabilitasnya. Program Bimbingan dan Konseling direncanakan sebagai
13
program tahunan dan program semesteran.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling harus memperhatikan aspek
penggunaan data dan penggunaan waktu yang tersebar ke dalam kalender
akademik. Aspek pertama adalah penggunaan data. Kumpulan data akan
memberikan informasi penting dalam pelaksanaan program dan akan diperlukan
untuk mengevaluasi program dalam kaitannya dengan kemajuan yang diraih
peserta didik/konseli. Data dikumpulkan sepanjang proses pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling sehubungan dengan perencanaan apa yang dikerjakan, apa yang
tidak dikerjakan, apa yang berubah atau ditingkatkan. Data yang dikumpulkan
dipilah menjadi data tiga: (1) data jangka pendek yaitu data setiap akhir aktivitas,
(2) data jangka menengah merupakan data kumpulan dari periode waktu tertentu,
misalnya program semesteran maka data yang dimaksud adalah data selama satu
semester untuk mengukur indikator kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan, dan (3) data jangka panjang merupakan data akhri serangkaian
program misalnya program tahunan yang merupakan data hasil seluruh aktivitas
dan dampaknya pada perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta
didik. Aspek kedua adalah penggunaan waktu yang tersebar dalam kalender
akademik. Proporsi waktu perencanaan dan pelaksanaan setiap komponen dan
bidang Bimbingan dan Konseling harus memperhatikan tingkat satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, jumlah konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling, jumlah peserta didik yang dilayani. Perhatian utama ditujukan kepada
kebutuhan peserta didik sebagai hasil analisis kebutuhan. Persentase dalam
distribusi waktu konselor atau guru bimbingan dan konseling dalam setiap
komponen program Bimbingan dan Konseling juga harus memperhatikan
tingkatan kelas dalam satuan pendidikan. Sebagian besar waktu konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling (80%-85%) untuk pelayanan langsung kepada
peserta didik, sisanya (15%-20%) untuk aktivitas manajemen dan administrasi.
Kalender aktivitas Bimbingan dan Konseling sebagai perencanaan program semua
komponen dan bidang Bimbingan dan Konseling diatur sejalan dengan kalender
akademik satuan pendidikan.
14
4. Evaluasi
Evaluasi dalam Bimbingan dan Konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektifan dalam mencapai tujuan
program Bimbingan dan Konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu.
Dengan demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan
dan menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektivan, dan dampak dari
program dan layanan Bimbingan dan Konseling terhadap perkembangan pribadi,
sosial belajar, dan karier peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan
akuntabilitas yaitu sebagai ukuran seberapa besar tujuan bimbingan dan konseling
telah dicapai.
5. Pelaporan
Pelaporan proses dan hasil dari pelaksanaan program dimaksudkan untuk
menjawab pertanyaan bagaimana peserta didik berkembang sebagai hasil dari
layanan Bimbingan dan Konseling. Laporan akan digunakan sebagai pendukung
program lanjutan untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan program selanjutnya.
Laporan jangka pendek akan menfasilitasi evaluasi aktivitas program jangka
pendek. Laporan jangka menengah dan jangka panjang akan merefleksikan
kemajuan ke arah perubahan dalam diri semua peserta didik. Isi dan format
laporan sejalan dengan kebutuhan untuk menyampaikan informasi secara efektif
krpada seluruh pemangku kepentingan. Laporan juga akan menjadi informasi
penting bagi pengembangan profesionalitas yang diperlukan bagi konselor atau
guru Bimbingan dan Konseling.
6. Tindak Lanjut
Tindak lanjut atas laporan program dan pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling akan menjadi alat penting dalam tindak lanjut untuk mendukung
program sejalan dengan yang direncanakan, mendukung setiap peserta didik yang
dilayani, mendukung digunakannya materi yang tepat, mendokumentasi proses,
persepsi, dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka pendek,
menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektifan program digunakan untuk
mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan,
meningkatkan program, seta dihgunakan untuk mendukung perubahan-perubahan
dalam sistem sekolah.
K. Pengawasan Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111
Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah, dapat dianalisis bahwa pengawas Bimbingan dan Konseling mesti
melakukan supervisi dan pembinaan terhadap program Bimbingan dan
Konseling.Pengawas Bimbingan dan Konseling perlu mengevaluasi program
15
Bimbingan dan Konseling.
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling merupakan proses pembuatan
pertimbangan secara sistematis mengenai keefektivan dalam mencapai tujuan
program bimbingan dan konseling berdasar pada ukuran (standar) tertentu. Dengan
demikian evaluasi merupakan proses sistematis dalam mengumpulkan dan
menganalisis informasi tentang efisiensi, keefektifan, dan dampak dari program dan
layanan Bimbingan dan Konseling terhadap perkembangan pribadi, sosial belajar, dan
karier peserra didik/konseli. Evaluasi berkaitan dengan akuntabilitas yaitu sebagai
ukuran seberapa besar tujuan Bimbingan dan Konseling telah dicapai. Selanjutnya
pembinaan juga perlu dilakukan apabila ada ketidaksesuaian atau kekeliruan dalam
pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling.
L. Masalah dan Solusi Program Bimbingan dan Konseling di SLTP
Berdasarkan observasi pada MTsS Muhammadiyah Kurai Taji Kota Pariaman,
ditemukan beberapa permasalahan program Bimbingan dan Konseling, yaitu:
1. Program Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan hasil need asessment
peserta didik namun hanya menggunakan POP AKPD.
2. Tidak ada laporan hasil pelaksanaan layanan, sehingga tidak jelas sejauhmana
keberhasilan pemberian layanan Bimbingan dan Konseling.
3. Salah satu Guru Bimbingan dan Konseling masih kurang memahami pelaksanaan
aplikasi intrumentasi yang menggunakan instrumen-instrumen psikologis tes dan
non tes.
4. Masih adanya dilema tugas pokok dan fungsi guru Bimbingan dan Konseling,
misalnya masih menjadi petugas disiplin sekolah.
Berdasarkan beberapa masalah di atas, maka dapat ditawarkan beberapa
solusi, yaitu:
1. Hendaknya program Bimbingan dan Konseling disusun berdasarkan need
asessment dengan instrument yang lengkap, seperti hasil aplikasi instrumentasi,
visi dan misi sekolah, peraturan yang mengatur pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling di SLTP, dan lain-lain.
2. Hendaknya dibuat laporan tertulis mengenai hasil pelaksanaan layanan Bimbingan
dan Konseling yang telah dilaksanakan.
3. Diadakannya pelatihan aplikasi instrumentasi bagi guru-guru Bimbingan dan
Konseling oleh Dinas Pendidikan atau MGBK (Majelis Guru Bimbingan dan
Konseling).
4. Hendaknya setiap layanan Bimbingan dan Konseling yang telah dilaksanakan
16
ditindaklanjuti, tidak hanya sampai evaluasi saja.
5. Guru Bimbingan dan Konseling perlu mensosialisasikan kepada semua warga
sekolah mengenai tugas pokok dan fungsi guru Bimbingan dan Konseling.
MATRIKS ANALISIS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SLTP: IMPLIKASI DAN
PENGEMBANGANNYA SERTA MASALAH DAN SOLUSINYA

Sub Topik Kondisi Ideal (Teori) Kenyataan Analisis Masalah/ Alternatif Solusi Rekomendasi
Kekuatan Program
Diagnosis Prognosis
Konsep Program Bimbingan Program Guru Program Program Hendaknya Dinas pendidikan
Program dan Konseling adalah Bimbingan dan Bimbingan dan Bimbingan dan Bimbingan dan program mengadakan
Bimbingan dan rencana Konseling yang Konseling Konseling Konseling tidak Bimbingan dan pelatihan aplikasi
Konseling di penyelenggaraan disusun pada belum setiap tahun betul-betul Konseling disusun instrumentasi bagi
SLTP Bimbingan dan awal tahun ajaran melengkapi terlihat selalu menggambarkan berdasarkan hasil guru-guru BK,
Konseling pada berdasarkan analisis sama kebutuhan analisis kebutuhan sebagai dasar
periode tertentu, analisis kebutuhan peserta didik. yang lebih penyusunan
dengan tujuan agar kebutuhan, peserta didik lengkap program BK.
pelaksanaan namun hanya dengan 50 item
Bimbingan dan menggunakan pernyataan
Konseling menjadi POP AKPD.
terarah, efektif,
efisien, dan mencapai
tujuan.
Ketentuan Permendikbud No. 81 Guru Bimbingan Guru Personil Guru BK masih Guru BK perlu Guru Bimbingan
Bimbingan dan A Tahun 2013 dan dan Konseling Bimbingan dan sekolah yang dianggap mensosialisasikan dan Konseling
Konseling di Permendikbud No. masih menjalan Konseling tidak masih salah sebagai guru program BK dan Mensosialisasikan
SLTP 111 Tahun 2014. tugas sebagai mensosialisasik pemahaman yang tupoksi guru BK program BK dan
petugas disiplin an tugas pokok tentang BK menakutkan kepada semua tupoksi guru BK
sekolah. dan fungsinya masih bagi peserta personil sekolah. dalam rapat
dengan optimal. menganggap didik. majelis guru.
guru BK
petugas
disiplin
sekolah.
Jenis-jenis Jenis-jenis program Sudah memiliki Tidak Program Program Hendaknya Dinas pendidikan

17
Program BK, meliputi program perangkat dilakukannya Bimbingan dan Bimbingan dan program mengadakan
Bimbingan dan tahunan, program program yang need asessment Konseling Konseling Bimbingan dan pelatihan aplikasi
Konseling di semesteran, program lengkap secara lengkap hanya sebagai menjadi tidak Konseling disusun instrumentasi bagi
SLTP bulanan, program seperti syarat bermanfaat. berdasarkan hasil guru-guru BK,
mingguan, dan menggunakan administrasi need asessment sebagai dasar
program harian. AUM atau saja, bukan bukan hanya penyusunan
angket untuk untuk rencana menggunakan program BK.
mengetahui layanan sesuai POP AKPD saja
kebutuhan kebutuhan namun harus
peserta didik peserta didik. dilengkapi dengan
instrumentasi
yang lebih
lengkap
Dasar Dasar penyusunan Program BK
Kurangnya Layanan BK Program Hendaknya Dinas pendidikan
Penyusunan program BK di SLTP disusun hanya
keterampilan menjadi tidak Bimbingan tidak program mengadakan
Program adalah agar adanya untuk persyaratan
guru BK dalam terasa dampak berdasarkan apa Bimbingan dan pelatihan aplikasi
Bimbingan dan arah pelaksanaan BK administrasi saja.
menyusun positifnya bagi yang dibutuhkan Konseling disusun instrumentasi bagi
Konseling di di SLTP. program BK peserta didik. peserta didik berdasarkan hasil guru-guru BK,
SLTP berdasarkan dan kondisi need asessment sebagai dasar
need asessment. peserta didik. penyusunan
Karena hanya program BK.
menggunakan
POP AKPD
Syarat-syarat Berdasarkan Program BK Kurang Permasalahan Layanan BK Hendaknya setiap Guru BK perlu
Program kebutuhan, lengkap tidak optimalnya guru peserta didik hanya sampai layanan BK yang membuat laporan
Bimbingan dan dan menyeluruh, ditindaklanjuti. BK dalam tidak benar- pemberian dilaksanakan hasil pelaksanaan
Konseling di sistematis, terbuka dan memberikan benar tuntas. solusi saja. dievaluasi dan layanan, sehingga
SLTP fleksibel, layanan BK. ditindaklanjuti. tampak kemajuan
memungkinkan peserta didik
kerjasama dengan setelah pemberian
pihak lain, layanan BK.

18
memungkinkan
adanya evaluasi dan
tindak lanjut.
Unsur-unsur Rasional, visi dan Deskripsi Guru Program BK Program BK Hendaknya Guru BK
Program misi, deskripsi kebutuhan pada Bimbingan dan menjadi tidak tidak benar- deskripsi melakukan aplikasi
Bimbingan dan kebutuhan, tujuan, program BK Konseling bermanfaat benar kebutuhan dibuat instrumentasi
Konseling di komponen program, tidak menyalin ulang bagi peserta menggambarkan berdasarkan hasil untuk melakukan
SLTP bidang layanan, menggambarkan program BK didik. kebutuhan need asessment. need asessment
rencana operasional, kebutuhan periode lalu. peserta didik. kepada peserta
pengembangan tema, peserta didik. didik.
evalusi, dan anggaran
biaya.
Materi Layanan dasar, Tindakan Guru BK
Hanya peserta Terabaikannya Guru BK juga Guru BK perlu
Program layanan responsif, dilakukan jika kurang
didik yang pengoptimalan perlu membantu mengidentifikasi
Bimbingan dan layanan perencanaan peserta didik memperhatikan
bermasalah perkembangan peserta didik bakat peserta
Konseling di individual, dan mengalami perkembangan
saja yang potensi peserta dalam didik, agar dapat
SLTP dukungan sistem. masalah saja. potensi peserta
diberikan didik. menyalurkan diarahkan sesuai
didik.
layanan potensinya. dengan bakatnya
konseling. tersebut.
Penyusunan Studi kelayakan, Program BK Pelaksana BK Pelaksanaan Kegiatan BK di Guru Bimbingan Guru BK
Program penyusunan program disusun hanya di SLTP tidak BK hanyalah Sekolah hanya dan Konseling mensosialisasikan
Bimbingan dan BK, penyediaan untuk melengkapi memahami mendisiplinkan mendisiplinkan perlu program BK
Konseling di sarana dan prasarana, administrasi saja. pelaksanaan peserta didik peserta didik. mensosialisasikan kepada seluruh
SLTP dan merencanakan BK. yang program BK personil sekolah
kegiatan pendukung. bermasalah. kepada seluruh saat rapat majelis
personil sekolah. guru.
Sosialisasi Sosialisasi program Guru BK kurang Kurangnya Personil Guru BK Guru Bimbingan Guru BK
Program BK untuk seluruh mensosialisasikan upaya guru BK sekolah bekerja tidak dan Konseling mensosialisasikan
Bimbingan dan personil sekolah, program BK dalam menganggap sesuai tugas perlu program BK
Konseling di terutama sekali dalam kepada seluruh mensosialisasik guru BK pokok dan mensosialisasikan kepada seluruh
SLTP rapat majelis guru. personil sekolah. an program BK. petugas fungsi. program BK personil sekolah
disiplin. kepada seluruh saat rapat majelis
personil sekolah. guru.

19
Tahap-tahap Analisis kebutuhan, Program BK Pelaksana BK Tidak Program BK Hendaknya Dinas pendidikan
Pelaksanaan perencanaan, disusun di MTs ini tidak terselenggaran hanya sebatas deskripsi mengadakan
Program pelaksanaan, berdasarkan need memahami ya BK di MTs pelengkap kebutuhan dibuat pelatihan aplikasi
Bimbingan dan pelaporan, evaluasi, asessment namun prosedur dengan baik. administrasi berdasarkan hasil instrumentasi bagi
Konseling dan tindak lanjut. belum lengkap penyusunan saja. need asessment guru-guru BK,
program BK yang sudah valid sebagai dasar
sepenuhnya penyusunan
program BK.
Pengawasan Pengawasan BK di Pelaksanaan Kepala sekolah Tidak Pengawasan Kegiatan Dinas pendidikan
Pelaksanaan SLTP artinya program BK tidak terselenggaran hanya berfokus pengawasan juga perlu mengadakan
Program melakukan supervisi tidak diawasi memahami ya BK di MTs pada perlu melakukan seminar kepada
Bimbingan dan dan pembinaan berdasarkan pelaksanaan BK dengan baik. pengawasan pembinaan jika kepala sekolah
Konseling di terhadap program BK ketentuannya. di Sekolah. proses belajar- terdapat MTs dan pengawas
SLTP di SLTP. mengajar saja. kekeliruan BK tentang
pelaksanaan pengawasan BK di
layanan BK yang MTs
tidak sesuai
ketentuan.

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum tujuan layanan bimbingan dan konseling di SLTP adalah
mengembangkan dasar-dasar pemebentukan warga Negara yang beriman, bertaqwa,
berkarakter, bermartabat, meningkatkan kemmapuan membaca, menulis dan
menghitung, sebagai belajar yang mandiri, kreatif dan produktif. Sedangkan tujuan
secara khusus layanan bimbingan dan konseling di SLTP adalah mambantu peserta
didik/warga belajar utnuk mencapai tujuan perkembangannya, yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir sebagai landasan untuk mencapai bimbingan dan
konseling secara umum.
Bidang Layanan Bimbingan Konseling Bimbingan dan konseling di SMP
meliputi berbagai bidang, yaitu: bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir.
Guru dapat memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik
dengan melakukan strategi program layanan, Penyelenggaraan Layanan Sebagai
pelaksana pelayanan bimbingan dan konseling, serta strategi Waktu dan Posisi
Pelaksanaan Layanan.
B. Saran
Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan lebih
baik bagi penulis maupun pembaca. Namun dalam penulisan makalah ini tentunya
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami harap penulisan makalah-makalah
selanjutnya dapat lebih baik lagi.

21
KEPUSTAKAAN
Ahmad, R. (2017). Buku Ajar Konseling Klasikal. Padang: Sukabina Press.

Atmarno, T. W. S. (2021). Pengembangan Model AP2BK2 (Aplikasi Penyusunan Program


BK Komprehensif) Berbasis TIK untuk Meningkatkan Kinerja Guru BK SMA/MA
Kabupaten Sukoharjo. (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Hamdani dan Afifuddin. (2012). Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: Pustaka Setia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81 A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah.

Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama.


Jakarta: Dikjen Dikdasmen.

Prayitno., & Erman, A. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Prayitno., & Erman, A. (2008). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.

Ratnasari, R., Neviyarni., & Firman. (2021). Peran Guru BK (Bimbingan dan Konseling)
dalam Mensukseskan Program Merdeka Belajar. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(2),
4051-4056.

Tohirin. (2007). Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

William, C. M. (2006). Public Administration. Boston: McGraw Hill Eduation.

Winkel, W. S., & Sri, H. (2006). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan: Edisi
Revisi. Yogyakarta: Media Abadi.
22

Anda mungkin juga menyukai