Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENGAMATAN DAN WAWANCARA BIMBINGAN DAN

KONSELING DI SEKOLAH

Oleh :
Wahyu Ibnu Fajar (3201419046)

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2022
KATA PENGANTAR

Maha suci Allah, tiada kata yang pantas kita ucapkan selain puji dan syukur kehadirat Ilahi
Rabbi, dengan Rahmat dan Hidayah-Nya sampai saat ini kita masih dapat merasakan nikmat-Nya.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Nabi kita Muhammad Rasulullah SAW., kepada
keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.

Adapun maksud dan tujuan Pembuatan Laporan ini adalah sebagai upaya untuk mendukung
Proses Pembelajaran dan melengkapi salah satu matakuliah Bimbingan dan Konseling Peserta Didik.
Berbagai kendala dan kesulitan yang hampir mematahkan semangat penulis dalam menyelesaikan laporan
ini dapat teratasi berkat petunjuk serta nasehat dari dosen. Walaupun demikian, penulis menyadari bahwa
laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini, dan
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Semarang, 17 Mei 2022

Wahyu Ibnu Fajar


DAFTAR ISI

1. LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
2. PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
a. Wali Kelas.......................................................................................................................................5
b. Guru Mata Pelajaran........................................................................................................................6
c. Guru BK..........................................................................................................................................6
3. KESIMPULAN...................................................................................................................................7
LAMPIRAN................................................................................................................................................8
1. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling adalah suatu pelayanan yang biasanya terdapat di setiap
satuan lembaga pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) dan yang sederajat
sampai kepada tingkat yang paling tinggi yaitu sekolah menengah atas (SMA) dan yang
sederajat, bahkan ada pula pelayanan bimbingan konseling untuk ukuran tingkat taman
kanak-kanak (TK), tergantung bagaimana cara lembaga pendidikan tersebut
memprioritaskan atau mengutamakan pelayanan bimbingan konseling dalam program
yang telah dibuat atau dirancang oleh sekolah atau lembaga pendidikan terkait.

Pada kenyataannya, pelayanan bimbingan konseling di satuan lembaga


pendidikan kebanyakan baru bisa kita temui di tingkat sekolah menengah pertama (SMP)
dan sederajat, yang mana hanya sebagian satuan lembaga pendidikan tingkat sekolah
dasar (SD) yang sudah memiliki pelayanan bimbingan konseling di tempatnya. Pelayanan
bimbingan konseling di satuan lembaga pendidikan biasanya diikuti dengan hadirnya
seorang tenaga pendidik yang bertugas menjadi seorang guru BK atau konselor dan
bersedia mengabdikan diri dalam memberikan pelayanan di sekolah atau lembaga
pendidikan terkait dalam menyelesaikan suatu problematika atau masalah yang terjadi
berkaitan dengan masalah psikis atau kejiwaan khususnya untuk anak didik atau siswa.

Pentingnya program pelayanan bimbingan konseling disebuah satuan lembaga


pendidikan akan sangat terasa dan sangat membantu ketika masalah yang dihadapi oleh
tenaga pendidik atau guru maupun elemen pendidikan lain tidak bisa mengatasinya. Oleh
karena itu, tidak jarang program pelayanan bimbingan konseling yang ada di suatu satuan
lembaga pendidikan dimasukkan kedalam mata pelajaran siswa untuk membantu
memperkenalkan bimbingan konseling kepada siswa dan untuk memudahkan BK dalam
bergerak dan melakukan sosialisasi. Pendukung utama bagi tercapainya sasaran
pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu.
Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan
melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh
peningkatan profesionalisasi dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta
pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan
mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.
Kemampuan seperti itu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga
menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan intelektual, dan sistem
nilai peserta didik. Berkaitan dengan pemikiran tersebut, tampak bahwa pendidikan yang
bermutu disekolah adalah pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian
standar akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan
optimal. Dalam Peraturan Pemerintah No. 28/1990 tentang Pendidikan Dasar BAB X,
Pasal 25 Ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan
kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh Guru Pembimbing”

Dalam upaya menghantarkan peserta didik yang tidak hanya menyangkut aspek
akademis saja, tetapi menyangkut aspek perkembangan pribadi, sosial, kematangan
intelektual untuk persiapan menghadapi masa depan dilakukan melalaui bimbingan yang
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 1990 BAB X Pasal 25 Ayat 1 dan 2
tentang Pendidikan Dasar bahwa bimbingan merupakan salah satu bantuan melalui
lembaga pendidikan yang diberikan oleh Guru Pembimbing atau walikelas dalam upaya
untuk menemukan jati diri, mengenal lingkungan dan untuk merencanakan masa depan.

2. PEMBAHASAN
Dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah diperlukan
adanya manajemen pelaksanaan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan dengan baik dengan adanya dukungan
dari seluruh personil sekolah. Baik dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, staf tata
usaha, wali kelas, guru mata pelajaran, guru BK, serta tenaga kependidikan yang lain.
Dengan adanya tanggung jawab dari seluruh personil sekolah dalam menjalankan tugas
dan peranannya dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling, tentunya
program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat berjalan sesuai dengan
yang diharapkan, dan dari observasi yang saya lakukan mendapatkan hasil sebagai
berikut :
a. Wali Kelas
Dari wawancara saya dengan wali kelas yaitu mengenai peran dan tanggung
jawab wali kelas dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah berperan untuk menangani keluhan yang dialami siswa. Untuk
kendala yang dialami siswa yang menjadi anak wali beliau seperti
bolos,terlambat, masalah dengan guru lain, untuk menyelesaikan kendala
tersebut, Beliau mengungkapkan bahwa kendala tersebut akan diusahakan
untuk diselesaikan sendiri. Beliau juga menyampikan jika pelaksanaan BK
sudah baik hanya saja belum maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya
personil di bagian bimbingan dan konseling. Harapan untuk pelaksanaan BK
ke depan dapat menjadi tempat berkonsultasi apa pun dan juga
pelaksanaannya lebih baik lagi.
b. Guru Mata Pelajaran
Dari wawancara saya dengan guru mata pelajaran mengenai peran dan
tanggung jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling di sekolah berperan untuk menangani keluhan siswa. Untuk
kendala yang dialami seperti bolos maupun terlambat, untuk menyelesaikan
kendala tersebut, Beliau mengungkapkan bahwa kendala tersebut diserahkan
kepada pihak BK untuk ditanangi. Beliau juga menyampikan jika pelaksanaan
BK sudah baik hanya saja belum maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya
personil di bagian bimbingan dan konseling.
c. Guru BK
Dari wawancara saya dengan guru pembimbing mengenai peran dan tanggung
jawab guru pembimbing dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah berperan sebagai konselor. Beliau mengungkapkan
bahwa pelaksanaan BK sudah baik. Administrasi komplit. Kerjasama dengan
prsonil sekolah lain bagus. Selalu ada koordinasi yang baik. Masalah yang
sering dihadapi BK yaitu masalah pribadi dan masalah belajar. Untuk
menyelesaikan permasalahan siswa beliau mengusahakan untuk adanya
bimbingan individual bagi seluruh siswa. Namun kendala dalam
melaksanakan hal tersebut yaitu mengenai waktu yang tidak memungkinkan
untuk melakukan bimbingan secara menyeluruh. Kerjsama dengan instansi
lain yaitu dengan puskesmas dalam hal ini untuk menangani permasalahan
kesehatan siswa.

3. KESIMPULAN
Bimbingan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi
yang dimiliki dan sarana yang ada. Dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah diperlukan adanya manajemen pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah akan berjalan
dengan baik dengan adanya dukungan dari seluruh personil sekolah.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai