Anda di halaman 1dari 13

BIMBINGAN KONSELING DI SMA

DOSEN PENGAMPUH

Miswanto., M.Pd

DISUSUN OLEH

Putri Julianti Naibaho

Nim : 1193111042

Ainita Tamarona Lumban Gaol

Nim : 1193111046

Novita Yolanda Panjaitan

Nim : 1193111039

Eybi Asrina br Ginting

Nim : 1193111054

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini yang berjudul “ Bimbingan Konseling di SMA “.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Miswanto., M.Pd sekalu
dosen pengampuh mata kuliah Dasar-Dasar Bimbingan Konseling yang membimbing
kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data
dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Medan, 25 Agustus 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVE

R
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................1

1.3 TUJUAN...................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

2.1 PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING.........................................................2

2.2 BIMBINGAN KONSELING DI SMA....................................................................3

2.3 FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING..........................................................4

2.4 MASALAH-MASALAH BK DI SMA....................................................................5

2.5 PERAN GURU BK DI SMA...................................................................................6

BAB III PENUTUP..........................................................................................................8

3.1 KESIMPULAN........................................................................................................8

3.2 SARAN....................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 9

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Bimbingan konseling merupakan salah satu komponen yang penting dalam


proses pendidikan sebagai suatu sistem. Bimbingan merupakan bantuan kepada individu
atau siswa dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya.
Bantuan semacam ini sangatlah tepat jika diberikan di sekolah, agar setiap siswa lebih
berkembang ke arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi
bidang layanan khusus dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani
oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang tersebut.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari Bimbingan Konseling?


2. Bagaimana Bimbingan Konseling di SMA?
3. Apa saja fungsi Bimbingan Konseling?
4. Apa saja masalah Bimbingan Konseling di SMA?
5. Bagaimana peran Guru BK di SMA?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari Bimbingan Konseling.


2. Untuk mengetahui bagaimana Bimbingan Konseling di SMA.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari Bimbingan Konseling.
4. Untuk mengetahui masalah Bimbingan Konseling di SMA.
5. Untuk mengetahui apa peran Guru BK di SMA.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN BIMBINGAN KONSELING

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan


“counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari kata
“guide” yang berarti mengarahkan.

Sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan Stone dalam Fundamentals of


Guidance 1981, Konseling adalah proses interaksi antara konselor dan konselir agar
konselir mampu memahami diri dan lingkungannya sehingga pada akhirnya konselir
mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan dan memilih nilai untuk
perilakunya dimasa depan.

Definisi tersebut dipertegas dalam Panduan Pengembangan Diri (Permendiknas


No. 22 Tahun 2006) yang menyatakan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan
pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.
Pelayanan bimbingan dan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara
individual, kelompok sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan,
kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki.

Peserta didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses berkembang
yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan
tersebut individu memerlukan pelayanan bimbingan konseling karena mereka masih
kurang memiliki pemahaman dan wawasan tentang diri dan lingkungannya, juga
pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya.

2
2.2 BIMBINGAN KONSELING DI SMA

Tujuan pendidikan menengah atas sering kali ditunjukan oleh pandangan umum
demi mutu keberhasilan akademis seperti persentase kelulusan, tingginya nilai Ujian
Nasional, atau persentase kelanjutan ke perguruan tinggi negeri. Kenyataan ini sulit
dipungkiri, karena secara sekilas tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik
(sekolah menengah umum / SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi
atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah kejuruan / SMK) lebih fokus di dalam
memasuki dunia kerja.

Akibatnya, proses dalam pendidikan di jenjang sekolah menengah akan


kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi,
pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan
kepribadian siswa ( cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan
banyak adanya tindakan di kalangan pelajar dengan adanya tawuran antar pelajar, dan
tindakan yang tergolong kriminal lainnya. Dengan demikian tugas konselor lembaga
bimbingan konselinglah yang paling berpotensial menggarap, pemeliharaan kepribadian
dan pengasahan nilai-nilai kehidupan siswa tsb.

Model-Model Pendekatan BK di Tingkat SMA :

1. Pendekatan krisis, adalah pemberian layanan bimbingan dan konseling yang


didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu
peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh
konseling.
2. Pendekatan remedial adalah membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang
dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-
kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang
dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.
3. Pendekatan preventif, adalah pemberian layanan bimbingan dan konseling yang
menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin

3
dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi atau mencegah masalah-masalah
umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah
tersebut agar jangan sampai terjadi.
4. Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling
yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik,
pribadi – social dan karirnya. Tujuannya yaitu membantu peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan
dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.

2.3 FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Fungsi penyaluran ( distributif )


Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan dalam membantu
menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program-program pendidikan yang ada
di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih jenis sekolah sambungan ataupun
lapangan kerja yang sesuai dengan bakat, minat, cita-cita dan ciri- ciri
kepribadiannya. Di samping itu fungsi ini meliputi pula bantuan untuk memiliki
kegiatan-kegiatan di sekolah antara lain membantu menempatkan anak dalam
kelompok belajar, dan lain-lain. 

2. Fungsi penyesuaian ( adjustif )


Fungsi penyesuaian merupakan fungsi bimbingan dalam membantu siswa
untuk memperoleh penyesuaian pribadi yang sehat. Dalam berbagai teknik
bimbingan khususnya dalam teknik konseling, siswa dibantu menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah dan kesulitan-kesulitannya. Fungsi ini juga
membantu siswa dalam usaha mengembangkan dirinya secara optimal. 

4
3. Fungsi adaptasi ( adaptif )
Fungsi adaptasi merupakan fungsi bimbingan dalam rangka membantu
staf sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran dengan
ciri khusus dan kebutuhan pribadi siswa-siswa. Dalam fungsi ini pembimbing
menyampaikan data tentang ciri-ciri, kebutuhan minat dan kemampuan serta
kesulitan-kesulitan siswa kepada guru. Dengan data ini guru berusaha untuk bisa
merencanakan pengalaman belajar bagi para siswanya. Sehingga para siswa
dapat memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakat, cita-cita,
kebutuhan dan minat.

2.4 MASALAH-MASALAH BK DI SMA

Pada masa SLTA, antara 15 tahun sampai dengan 21 tahun merupakan adalah
masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami konflik
karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Jenis-jenis masalah yang
dialami murid sekolah bisa bermacam-macam. Masalah-masalah itu diklarifikasikan
atas:

1. Permasalahan Dalam Belajar

Kemampuan akademik, adalah keadaan siswa yang diperkirakan memiliki


intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.
Ketercepatan dalam belajar, adalah keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih
tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi itu. Sangat lambat dalam belajar, adalah keadaan
siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. Kurang motivasi dalam belajar, adalah
keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera
dan malas.

5
Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, adalah kondisi siswa yang
perbuatan dan kegiatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya,
seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau
bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya.

2. Permaslahan Phisik dan Phiskis

Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai


remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu masa peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Mereka banyak mengalami konflik karena adanya
perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi
perubahan psikhis meliputi Perkembangan Intelegensia, Perkembangan Emosi,
Perkembangan Moral, Soial dan Kepribadian.

2.5 PERAN GURU BK DI SMA

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi


sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar-mengajar. Oleh karena itu peranan
guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK sangatlah penting dalam rangka
mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran yang dirumuskan.

Sardiman menyatakan bahwa ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK,
antara lain :

1. Informator, guru diharapkan bisa sebagai pelaksana cara mengajar informatif,


laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun
umum.
2. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran
dan lain-lain.
3. Motivator, guru harus bisa merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya

6
(aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam
proses belajar-mengajar.
4. Director, guru harus bisa membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Transmitter, guru bertindak sebagai penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan
dan pengetahuan.
7. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
8. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Evaluator, guru memiliki otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARAN

8
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai