Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Keprofesionalan BK serta keterkaitan dan kerja sama antara pendidik

OLEH
NAMA: SELFIA YULIA GUSTI
NIM: 21078068

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat
dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi
tugas pada mata kuliah Perawatan Tangan, Kaki dan Merias Kuku dengan judul materi
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL SEKOLAH TERKAIT
PELAYANAN BK
Dalam menyusun makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu dr.Prima Minerva, M.Biomed Selaku dosen pada mata kuliah Perawatan Tangan,
Kaki dan Merias Kuku yang sudah memberikan kesempatan serta kepercayaan kepada kami
untuk menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna tapi kami selalu
berusaha sebaik mungkin.Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat membangun dari para pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita
semua.

Padang, 27 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan penulisan.............................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
BAB III.....................................................................................................................................15
PENUTUP................................................................................................................................15
A. Kesimpulan...................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan binbingan


dan konseling benar-benar memberikan kontribusi pada penetapan visi, misi, dan
tujuan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini didukung oleh manajemen pelayanan
yang baik pula guna tercapainya peningkatan mutu pelayanan bimbingan dan
konseling. Dengan demikaian perluya kerja sama antara guru BK dengan semua
ersonil sekolah. Tujuannya agar pemberian layanan kepada siswa dapat terlaksana
dengan maksimal sesuai dengan kebutuhan siswa terutama dalam membantu
meningkatkan tugas perkembangan siswa. Siswa yang mendapat pelayanan dengan
baik akan melaksanakan tugas perkembangannya dengan baik. Oleh karena itu
kontribusi guru BK dan personil sekolah lainnya sangat berpengaruh terhadap siswa
di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Peran dan tanggung jawab personil sekolah terkaitan pelayanan bk

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja peran dan tanggung jawab personil sekolah
dalam pelayan bk
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERANAN KEPALA/WAKIL KEPALA SEKOLAH


Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya
ditentukan oleh keahlian dan keterampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri,
namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama
dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor. Sebagai administrator, kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah,
khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya. Karena
posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam
pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagai
supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program
penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling.

Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas Kepala Sekolah


ialah:
1. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran,
pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah
2. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling
3. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di
sekolah
4. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
5. Menetapkan koordinator guru bimbingan dan konseling yang bertanggungjawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru bimbingan dan konseling
6. Membuat surat tugas guru bimbingan dan konseling dalam proses bimbingan dan
konseling pada setiap awal catur wulan
7. Menyiapkan surat pernyataan melakukan bimbingan dan konseling sebagai bahan
usulan angka kredit bagi guru pembimbing. Surat pernyataan ini di lampiri bukti fisik
pelaksanaan tugas
8. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling
9. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
kepada dinas pendidikan yang menjadi atasannya
10. Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas
Kesehatan, kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling (seperti psikolog, dan dokter)

Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam
bimbingan dan konseling, sebagai berikut :
1. Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,
sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh
peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai :
1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
2. Kepala sekolah sebagai manajer
3. Kepala sekolah sebagai administrator
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
5. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
8. Peran wakil kepala sekolah sebagai pembantu kepala sekolah, wakil kepala sekolah
membantu kepala sekolah melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.

Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan peranan dan


tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah,
sebagai berikut:
1. Memberikan support, dorongan dan pimpinan untuk seluruh program bimbingan dan
konseling
2. Menentukan staf yang memadai, baik segi profesinya maupun jumlahnya menurut
keperluannya
3. Ikut serta dalam menetapkan dan menjelaskan peranan anggota-anggota stafnya;
4. Mendelegasikan tanggung jawab kepada konselor dalam hal pengembangan program
bimbingan dan konseling
5. Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-guru, murid-murid, orang tua
murid, dan masyarakat melalui rapat guru, rapat sekolah, rapat orang tua murid atau dalam
bulletin-buletin bimbingan dan konseling
6. Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang kooperatif dan saling
membantu antara para konselor, guru dan pihak lain yang berkepentingan dengan layanan
bimbingan dan konseling
7. Menyediakan fasilitas dan material yang cukup untuk pelaksanaan bimbingan dan
konseling
8. Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan
hubungan antar manusia untuk menggalang proses bimbingan dan konseling yang efektif
(dalam hal ini berarti kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa bimbingan dan konseling
terjadi dalam lingkungan secara global, termasuk hubungan antara staf dan suasana dalam
kelas)
9. Memberikan penjelasan tentang program bimbingan dan konseling bagi seluruh staf
sekolah
10. Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dan penggunaan waktu
belajar untuk pengalaman-pengalaman bimbingan dan konseling, baik klasikal, kelompok
maupun individual
11. Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan memberdayakan para
konselor dalam mengembangkan tingkah laku siswa, namun bukan sebagai penegak disiplin.

Sementara itu, Allen dan Christensen (dalam Kusmintardjo, 1992), mengemukakan


peranan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di
sekolah sebagai berikut:
1. Menyediakan fasilitas untuk keperluan penyelenggaraan bimbingan dan konseling
2. Memilih dan menentukan para konselor
3. Mengadakan pembagian tugas untuk keperluan bimbingan dan konseling, misalnya para
petugas untuk membina perpustakaan bimbingan, para petugas penyelenggara testing, dan
sebagainya
4. Menyusun rencana untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan infomasi tentang
pekerjaan/jabatan
5. Merencanakan waktu (jadwal) untuk kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling
6. Merencanakan program untuk mewawancarai murid dengan tidak mengganggu
jalannya jadwal pelajaran sehari-sehari.

Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah ádalah sebagai berikut:
1. Staff selection. Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok
untuk melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahui
apakah diantara staf yang ada terdapat orang yang sanggup melakukan tugas yang lebih
spesialis.
2. Description of staff roles. Menentukan tugas dan peranan dari anggota staf, dan
membagi tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tugas ini kepala sekolah dapat meminta
bantuan kepada anggota staf yang lain.
3. Time and facilities. Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk
kepentingan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.
4. Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling
kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program
bimbingan dan konseling.

Wakil Kepala Sekolah


Wakil kepala sekolah sebagi pembantu kepala sekolah, membantu kepala sekolah
dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:
1. Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua
personil sekolah
2. Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah sekolah terutama dalam pelaksanaan
layanan bimbungan dan konseling

B. PERANAN GURU PEMBIMBING


Konselor atau guru pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua
kegiatan yang terkait dalam pelaksana bimbingan dan koseling di sekolah. Konselor dituntut
untuk bertindak secara bijaksana, ramah, bisa menghargai, dan memeriksa keadaan orang
lain, serta berkepribadian baik, karena konselor itu nantinya akan berhubungan dengan siswa
khususnya dan juga pihak lain yang sekiranya bermasalah. Konselor juga mengadakan kerja
sama dengan guru-guru lain, sehingga guru-guru dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
pengetahuannya demi suksesnya program bimbingan dan konseling.
Sebagai pelaksana utama, tenaga inti, dan ahli, guru pembimbing bertugas:
1. Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Merencanakan program bimbingan dan konseling.
3. Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
4. Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan konseling.
5. Menilai program dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan konseling.
6. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
7. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan yang
dilaksanakan nya.
8. Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan
konseling secara menyeluruh kepala coordinator BK serta Kepala Sekolah

Tugas guru pembimbing yaitu membantu peserta didik dalam:


1. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik dalam memahami, menilai bakat dan minat.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial
yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara
mandiri.
Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

C. PERANAN GURU MATA PELAJARAN


Dalam kedudukanya sebagai personil pelaksana proes pembelajaran di sekolah, guru
memiliki posisi yang strategis. Dibandingkan dengan guru pembimbing atau konselor,
misalnya guru lebih sering berinteraksi dengan siswa secara langsung. Guru dapat mengamati
secara rutin tentang perkembangan kepribadian siswa, kemajuan belajarnya, dan bukan tidak
mungkin akan langsung berhadapan dengan permasalahan siswa. Oleh karena itu tidak salah
jika dalam pelayanan bimbingan dan konseling guru ditempatkan sebagai mitra kerja utama,
di smping sebagai wali kelas.
Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu
sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman
tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru mata pelajaran
dalam bimbingan dan konseling.
Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan tingkatan masalah siswa yang mungkin bisa
dibimbing oleh guru yaitu masalah yang termasuk kategori ringan, seperti: membolos, malas,
kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum
minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan.
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dalam
bimbingan dan konseling adalah:
1. Membantu konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan
dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
2. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
konselor.
4. Menerima siswa alih tangan dari konselor, yaitu siswa yang menuntut konselor
memerlukan pelayanan khusus, seperti pengajaran/latihan perbaikan, dan program
pengayaan.
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang
dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi
kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya

Peran guru mata pelajaran antara lain adalah sebagai berikut:


1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut
guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan
yang dimaksudkan itu.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi
kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
9. Ikut berpartisipasi dalam pengumpulan data dan penyampaian informasi
10. Ikut berpartisipasi dalam menolong siswa, terutama terhadap masalah yang ada
hubungannya dengan mata pelajaran yang diasuhnya dan strategi mengajarnya.

Apabila dirinci ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh seorang guru ketika
ia diminta mengambil bagian dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling di
sekolah.
1. Guru sebagai informator
Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator terutama berkaitan
dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam memasyarakatkan
layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya. Melalui peranan ini guru
dapat menginformasikan berbagai hal tentang layanan bimbingan dan konseling, tujuan,
fungsi, dan manfaatnya bagi siswa.
2. Guru sebagai fasilitator
Guru dapat berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan layanan
pembelajaran baik itu yang bersifat preventif ataupun kuratif. Dibandingkan guru
pembimbing, guru lebih memahami tentang keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa
pada mata pelajaran yang diajarnya. Maka pada saat siswa mengalami kesulitan belajar, guru
dapat merancang program perbaikan dengan mempertimbangkan tingkat kesulitan yang
dialami dan menyesuaikan dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya, bagi siswa yang pandai
guru dapat memprogramkan tindak lanjut berupa kegiatan pengayaan
3. Guru sebagai mediator
Dalam kedudukanya yang strategis, yakni berhadapan langsung dengan siswa, guru
dapat berperan sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Hal itu tampak
misalnya pada saat seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang
memerlukan bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.
4. Guru sebagai motivator
Dalam peranan ini guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi siswa dalam
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah skaligus memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada saat siswa
seharusnya mengikuti pelajaran di kelas. Tanpa kerelaan guru dalam memberi kesempatan
kepada siswa menerima layanan, layanan konseling perorangan akan sulit terlaksanan
mengingat terbatasnya jam khusus bimbingan pada sekolah – sekolah.
5. Guru sebagai kolabolator
Sebagai mitra seprofesi yakni sama sama sebagai tenaga pendidik di sekolah , guru
dapat berperanan sebagai kolabolator konselor di sekolah, misalnya dalam penyelenggaraan
berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran atau dalam pelaksanaan
kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan lainya yang
relevan

D. PERANAN WALI KELAS


Wali kelas sebagai mitra kerja konselor, juga memiliki tugas-tugas bimbingan dan
konseling, yaitu:
1. Membantu guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan dan
konseling yang menjadi tanggung jawabnya
2. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya
dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling
3. Memberikan informasi tentang peserta didik di kelasnya untuk memperoleh layanan
bimbingan dan konseling dari guru bimbingan dan konseling
4. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang peserta dididk yang perlu
diperhatikan khusus
5. Ikut serta dalam konferensi kasus
6. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing/konselor

E. PERANAN PENGAWAS BK
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat
diperlukan kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling baik secara teknik maupun secara
administrasi. Fungsi kepengawasan layangan bimbingan dan konseling antara lain memantau,
menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling. Selain mengawasi perkembangan dan pelaksanaan pendidikan di sekolah,
pengawas juga melihat perkembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
tersebut.
Pengawas BK mempunyai peranan :
1. Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam :
a. Memasyarakatkan pelayanan BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan
personil sekolah lainnya), orang tua siswa dan masyarakat.
b. Menyusun program kegiatan BK (program satuan layanan dan kegiatan pendukung,
program mingguan, bulanan, caturwulan, dan tahunan).
c. Melaksanakan program BK
d. Mengadministrasikan program kegiatan BK
e. Menilai hasil pelaksanaan program BK
f. Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan BK
g. Memberikan tindak lanjut terhadap analisis penilaian BK
2. Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi kepentingan tenaga,
prasarana, dan sarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.

Adapun manfaatnya dalam program bimbingan dan konseling adalah:


1. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel bimbingan dan konseling, yaitu
bagaimana pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing.
2. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para personel
bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
3. Memungkinkan dicarinya jalan keluar terhadap hambatan-hambatan yang ditemui.
4. Memungkinkan terlaksananya program bimbingan secara lancar kearah pencapaian
tujuan sebagai mana yang telah ditetapkan.

F. PERANAN STAF TATA USAHA / ADMINISTRASI


Staf tata Usaha atau administrasi adalah personil yang bertugas :
1. Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
2. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling
3. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling
4. Membantu melengkapi dokumen tentang siswa seperti catatan kumulatif siswa

G. KERJASAMA ANTAR PERSONIL SEKOLAH DAN PELAYANAN BK


Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses belajar pembelajaran tidak dapat
dipisahkan dari proses bimbingan. Ada beberapa pendapat mengenai hal ini yaitu :
1. Proses belajar menjadi sangat efektif apabila bahan yang dipelajari dikaitkan langsung
dengan tujuan pribadi siswa.
Guru memahami siswa dan masalah-masalah yang dihadapinya lebih peka terhadapa hal-hal
yang dapat memperlancar dan mengganggu kelancaran kegiatan kelas.
Guru dapat memperhatikan perkembangan masalah/kesulitan secara lebih nyata.
Guru pembimbing mempunyai keterbatasan dalam hal yang berkaitan dengan:
1. Kurangnya waktu untuk bertatap muka dengan siswa dalam hal ini karena tenaga
pembimbing masih sangat terbatas, sehingga pelayanan siswa dalam jumlah yang cukup
banyak tidak bisa dilakukan secara intensif.
Keterlibatan guru pembimbing sehingga tidak mungkin dapat memberikan semua bentuk
pelayanan seperti memberikann pengajaran perbaikan untuk bidang studi tertentu
Di lain pihak, guru juga mempunyai beberapa ketentuan menurut Koestoer
Pratowisastro (1982). Keterbatasan-keterbatasan guru tersebut antara lain :
1. Guru tidak mungkin lagi menangani masalah siswa yang bermacam-macam, karena
guru tidak terlatih untuk melakukan semua tugas.
Guru sendiri sudah berat tugas mengajarnya, sehingga tidak mungkin lagi ditambah tugas
yang lebih banyak untuk memecahkan berbagai macam masalah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan
oleh keahlian dan keterampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun
juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama dari
kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor.
Sebagai administrator, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan
seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah
yang dipimpinnya.
Karena posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam
pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-
program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan
konseling.
Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling 3.
Menetapkan koordinator guru bimbingan dan konseling yang bertanggungjawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru bimbingan dan konseling 6.
Membuat surat tugas guru bimbingan dan konseling dalam proses bimbingan dan konseling
pada setiap awal catur wulan 7.
Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas Kesehatan,
kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling (seperti psikolog, dan dokter)
Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam bimbingan
dan konseling, sebagai berikut : 1.
Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga
pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu kesatuan yang
terpadu, harmonis, dan dinamis.
Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.

Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan peranan dan tanggung
jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, sebagai
berikut: 1
Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-guru, murid-murid, orang tua murid,
dan masyarakat melalui rapat guru, rapat sekolah, rapat orang tua murid atau dalam bulletin-
buletin bimbingan dan konseling 6.
Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang kooperatif dan saling membantu
antara para konselor, guru dan pihak lain yang berkepentingan dengan layanan bimbingan
dan konseling 7.
Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan hubungan
antar manusia untuk menggalang proses bimbingan dan konseling yang efektif (dalam hal ini
berarti kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa bimbingan dan konseling terjadi dalam
lingkungan secara global, termasuk hubungan antara staf dan suasana dalam kelas) 9.
Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dan penggunaan waktu
belajar untuk pengalaman-pengalaman bimbingan dan konseling, baik klasikal, kelompok
maupun individual 11.
Sementara itu, Allen dan Christensen (dalam Kusmintardjo, 1992), mengemukakan peranan
dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
sebagai berikut: 1.
Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah ádalah sebagai berikut: 1.
Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk kepentingan program
bimbingan dan konseling di sekolahnya.
Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling kepada murid-murid yang diberi
pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program bimbingan dan konseling.
Konselor atau guru pembimbing adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua
kegiatan yang terkait dalam pelaksana bimbingan dan koseling di sekolah.
Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial
yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru siswa dan hubungan siswa-siswa
yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu.
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan
itu.

Guru sebagai informator Seorang guru dalam kinerjanya dapat berperan sebagai informator
terutama berkaitan dengan tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam
memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada umumnya.
Hal itu tampak misalnya pada saat seorang guru diminta untuk melakukan kegiatan
identifikasi siswa yang memerlukan bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang
memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah.
Guru sebagai motivator Dalam peranan ini guru dapat berperan sebagai pemberi motivasi
siswa dalam memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah skaligus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan konseling, misalnya pada
saat siswa seharusnya mengikuti pelajaran di kelas.
Guru sebagai kolabolator Sebagai mitra seprofesi yakni sama sama sebagai tenaga pendidik
di sekolah , guru dapat berperanan sebagai kolabolator konselor di sekolah, misalnya dalam
penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi, layanan pembelajaran atau dalam
pelaksanaan kegiatan pendukung seperti konferensi kasus, himpunan data dan kegiatan lainya
yang relevan
Membantu guru bimbingan dan konseling melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
yang menjadi tanggung jawabnya 2.
Memberikan informasi tentang peserta didik di kelasnya untuk memperoleh layanan
bimbingan dan konseling dari guru bimbingan dan konseling 4.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat diperlukan
kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling baik secara teknik maupun secara
administrasi.
Fungsi kepengawasan layangan bimbingan dan konseling antara lain memantau, menilai,
memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan dan
konseling.
Selain mengawasi perkembangan dan pelaksanaan pendidikan di sekolah, pengawas juga
melihat perkembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut
Mengkoordinasikan guru pembimbing dalam : a. Memasyarakatkan pelayanan BK
kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah lainnya), orang tua siswa
dan masyarakat.
Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah 2.

DAFTAR PUSTAKA
Muhammad, Arni. 2005. Profesi Kependidikan. Padang: UNP Press
Mugiarso, Heru.2011. Bimbingan dan Konseling. Semarang: Unnes Press
Prayitno dan Erman amu. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rhineka
Cipta
http://umarkoto.blogspot.com/2013/10/peranan-dan-kerjasama-personil-sekolah.html
http://konselorbugis.blogspot.com/2013/10/peran-dan-tanggung-jawab-masing-masing.html

Anda mungkin juga menyukai