Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


Tentang
Peran dan Tanggung Jawab Personil Sekolah dalam Pelayanan Bimbingan & Konseling

KELOMPOK : 4
JIMMY MERANTIKA (17129224)
JIHAN SALSABILA RIZRA (17129223)
KHAYRATI AYUDIA (17129226)
PUTRI APRI YELA YANDA (17129393)

Seksi : 17 BB 05

DOSEN PENGAMPU:
Drs, Muhammadi M.Si

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin sengaja puji bagi allah yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Bimbingan dan Konseling”
Shalawat dan salam penulis ucapkan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa
umatnya dari alam jahiliah menuju alam yang kita rasakan pada sekarang ini.Dalam makalah
Bimbingan dan Konseling, mengenai “Peran dan Tanggung Jawab Personil Sekolah dalam
Pelayanan Bimbingan & Konseling”.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini dari segi bahasa,materi, dan
penyajian masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran sangatlah perlu untuk
penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca
dan khususnya bagi penulis.

Padang, 22 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar...........................................................................................................................i

Daftar isi...................................................................................................................................ii

Bab. I Pendahuluan

A. Latar belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan penulisan...................................................................................................................2

Bab. II Pembahasan
A. Peranan kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling..................................3
B. Peranan wakil kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling....................... 5
C. Peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling......................... 6
D. Peranan wali kelas dalam pelayanan bimbingan dan konseling......................................... 7
E. Peranan guru BK atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling.....................7

Bab. III Penutup

A. Kesimpulan............................................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................................10

Daftar Rujukan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan faktor utama. Dalam tugasnya sebagai
pendidik, guru banyak sekali memegang berbagai jenis peranan yang mau tidak mau harus
dilaksankan sebagai seorang guru. Yang dimaksud sebagai peranan adalah suatu pola tingkah
laku tertentu yang merupakan ciri khas semua petugas dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu.
Setiap jabatan atau tugas tertentu akan menuntut pola tingkah laku tertentu pula dan tingkah laku
mana yang akan merupakan ciri khas dari tugas atau jabatan tadi.

Pada era globalisasi yang penuh dengan transparansi, kita melihat dan mendengar bahwa
masih ada guru yang belum atau tidak mengetahui bagaimana peranannya didalam pekerjaannya,
terutama dalam dunia pendidikan. Kita melihat begitu banyak guru-guru saat ini terkadang tidak
menjalankan tugas dan peranannya yang telah diberikan kepadanya secara optimal dan
profesional.

Ada bagi sebagian guru saat ini, untuk mengetahui peranan dan fungsinya didalam dunia
pendidikan dan disekolah merupakan suatu hal yang tabuh, hal ini dikarenakan oleh kurangnya
pemahaman guru terhadap profesi yang dijalaninya tersebut dan kurangnya keinginan dalam diri
untuk menjadi sosok guru yang profesional dalam bidangnya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peranan kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling?


2. Bagaimanakah peranan wakil kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
3. Bagaimanakah peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
4. Bagaimanakah peranan wali kelas dalam pelayanan bimbingan dan konseling?
5. Bagaimanakah peranan guru BK atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan
konseling?

1
C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuannya adalah untuk mendeskripsikan:

1. Untuk mengetahui peranan kepala sekolah dalam pelakyanan bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui peranan wakil kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.
3. Untuk mengetahui peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.
4. Untuk mengetahui peranan wali kelas dalam pelakyanan bimbingan dan konseling.
5. Untuk mengetahui peranan guru BK atau konselor dalam pelayanan bimbingan dan
konseling.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Personil sekolah

Bimbingan dan konseling disekolah merupakan suatu kegiatan bersama. Semua personil
sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembimbing, guru mata pelajaran dan wali
kelas) mempunyai peranan masing-masing dalam melaksanakan program bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini, guru pembimbing berperan sebagai koordinator dan pelaksana utama,
keberhasilan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan konseling di sekolah, juga akan
ditentukan oleh sejauhmana peran aktif dan keterlibatan dari berbagai pihak yang terkait dengan
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, diantaranya peran aktif dan keterlibatan adalah:

1. Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku penanggung jawab seluruh penyelenggaraan pendidikan di


sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Sebagai penangguang jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas
Kepala sekolah ialah:

1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran,


pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah.
2) Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling.
3) Memberikan kemudahan bagi terlaksananya progran bimbingan dan konseling di
sekolah.
4) Melakukan sepervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
5) Menetapkan koordinator guru bimbingan dan konseling yang bertanggungjawab atas
koordinasi pelaksanaan bimbingan dan konseling disekolah berdasarkan kesepakatan
bersama guru bimbingan dan konseling.
6) Membuat surat tugas guru bimbingan dan konseling dalam proses bimbingan dan
konseling.

3
7) Menyiapkan surat pernyataan melakukan bimbingan dan konseling sebagai bahan usulan
angka kredit bagi guru pembimbing,. Surat pernyataan ini dilampiri bukti fisik
pelaksanaan tugas.
8) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiantan
bimbingan dan konseling.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
kepada dinas pendidikan yang menjadi alasannya.
10) Mengadakan kerja sama dengan instansi lain (seperti Perusahaan/Industri, Dinas
Kesehatan, Kepolisian, Depag), atau para pakar yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling (seperti psikolog dan dokter).

Secara garis besarnya, Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab
kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :

1) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah,


sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis, dan dinamis.
2) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
3) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
4) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
5) Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan kemampuan
profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan profesi.
6) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan kepengawasan yang
dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh


peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai:

1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)


2) Kepala sekolah sebagai manajer
3) Kepala sekolah sebagai administrator

4
4) Kepala sekolah sebagai supervisor
5) Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)
6) Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
7) Kepala sekolah sebagai wirausahawan

Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepalas ekolah dalam
pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah sebagai berikut:

1) Staff selection. Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok
untuk melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahui
apakah diantara staf yang terdapat orang yang sanngup melkukan tugas yang lebih
spesialis.
2) Description of staff roles. Menentukan tugas dan peranan dari anggota staf, dan
membagi tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tugas ini kepala sekolah dapat
meminta bantuan kepada anggota staf yang lain
3) Time ang facilities. Mengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk
kepentingan program bimbingan dan konseling
4) Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling
kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program
bimbingan dan konseling.

2. Peran Wakil Kepala Sekolah

Sebagai pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah
dalam melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah dalam hal:

1) Mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua


personil sekolah
2) Melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah sekolah terutama dalam pelaksanaan
layanan bimbungan dan konseling
3) Melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil
kepala sekolah yang berlatar belakang pendidikan bimbingan dan konseling.

5
3. Peran Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktik

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
siswanya.

Wina Senjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu
sebagai pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik, guru harus memiliki
pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran guru
mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling,

Sofyan S. Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam


melakukan pendekatan kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah,
mendorong, konkret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.

Sebagai tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program latihan
tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, maka
Prayitno (2003) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab guru-guru mata pelajaran dan
guru praktik dalam bimbingan dan konseling adalah :

1) Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa


2) Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan
bimbingan dan konseling serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3) Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing.
4) Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang menuntut guru
pembimbing memerlukan pelayanan pengajar atau latihan khusus (seperti pengajaran
atau latihan perbaikan, program pengayaan).
5) Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.

6
6) Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan
yang dimaksudkan itu.
7) Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi
kasus.
8) Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.

4. Peran Wali Kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan konseling, Wali Kelas
berperan :

1) Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang


menjadi tanggung jawabnya.
2) Membantu guru mata pelajaran melaksanakan peranannya dalam pelayanan
bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas
yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti/menjalani layanan dan/atau
kegiatan bimbingan dan konseling.
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling, seperti
konferensi kasus.
5) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling
kepada guru pembimbing.

5. Peran Guru BK atau Konselor

Sebagai pelaksana utama, tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas sebagai berikut:

1) Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.


2) Merencanakan program bimbingan dan konseling (terutama program-program satuan
layanan dan satuan kegiatan pendukung. Dan untuk satuan-satuan waktu tertentu,

7
program-program tersebut dikemas dalam program mingguan, bulanan, semesteran
dan tahunan.
3) Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
4) Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
5) Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling.
6) Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
7) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
8) Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan
yang dilaksanakannya.
9) Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan
konseling secara menyeluruh kepada Koordinator Bimbingan dan Konseling serta
Kepala Sekolah.

Ahmadi dan Uhbiyanti (1991) mengemukakan peran guru sebagai pembimbing


dalam melaksanakan proses belajar-mengajar, sebagai berikut:

1) Menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan setiap peserta didik merasa aman,


dan berkeyakinan bahwa kecakapan dan prestasi yang dicapainya mendapat
penghargaan dan perhatian. Suasana yang demikian dapat meningkatkan motivasi
belajar peserta didik, dan dapat menumbuhkan rasa percaya dirinya.
2) Mengusahakan agar peserta didik dapat memahami diri, kecakapan-kecakapan, sikap,
minat, dan pembawaanya.
3) Mengembangkan sikap-sikap dasar bagi tingkah laku sosial yang baik. Tingkah laku
peserta didik yang tidak matang dalam perkembangan sosialnya dapat merugikan
dirinya sendiri maupun teman-temannya.
4) Menyediakan kondisi dan kesempatan bagi setiap peserta didik untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Guru dapat memberikan fasilitas waktu, alat atau tempat bagi
peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya.

8
5) Membantu memilih jabatan yang cocok, sesuai dengan bakat, kemampuan, dan
minatnya. Berhubung guru relatif lama bergaul dengan peserta didik, maka
kesempatan tersebut dapat dimanfaatkannya untuk memahami potensi peserta didik.
Guru dapat menunjukkan arah minat yang cocok dengan bakat dan kemampuannya.
Melalui penyajian materi pelajaran, usaha bimbingan tersebut dapat dilaksanakan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Personil pelaksana pelayanan bimbingan di sekolah adalah segenap unsur yang terkait
dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dengan koordinator dan guru
pembimbing/konselor sebagai pelaksana utamanya. Selain itu, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf administrasi juga memiliki tugas dan tanggung
jawab terhadap pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal
sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan
tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang
dihadapi guru pada saat pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya.Demikian
pula, masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses pembelajaran
bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.

Manajemen pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah ditunjang oleh adanya


organisasi, para pelaksana, program pelayanan dan operasional pelaksanaan bimbingan dan
konseling. Pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan peran banyak pihak, terutama dari
segenap tenaga kependidikan yang ada disekolah. Kepala sekolah merupakan pemegang kendali
utama dalam pelaksaan program pendidikan di sekolah umumnya termasuk program bimbingan
dan konseling.

B Saran
Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas.

Surya, Muh. 1975. Bimbingan dan Penyusunan. Bandung : Penerbit CV. Ilmu.

Rochman Natawidjaya. 1996. Pengantar Bimbingan dan Penyukuhan. Jakarta : Depdikbud.

Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia

11

Anda mungkin juga menyukai