Anda di halaman 1dari 10

KEPEMIMPINAN VISIONER DAN TRANSFORMASIONAL

Tugas Kepemimpinan minggu 14

Oleh

SELFAI YULIA GUSTI (21078068)

Dosen pengampu:

Dr.dr.Linda Rosalina, M.Biomed

JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN FAKULTAS PARIWISATA DAN


PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022
BAB I

PENDAHULUAN

Gejolak perubahan yang berlangsung secara cepat mengakibatkan kesementaraan menjadi sifat
hakiki dari kegiatan usaha di masa depan. Berbagai kegiatan menghadapi berbagai kondisi
paradoksial yang penuh ketidakpastian. Organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan dan
lembaga-lembaga di seluruh dunia dirongrong oleh faktor-faktor eksternal yang memaksa
mereka untuk berubah secara drastis.

Inisiatif untuk melakukan perubahan dengan berbagai upaya sistematik, banyak dilakukan
perusahaan, organisasi maupun lembaga. Hasil dari upaya-upaya ini banyak yang berhasil,
namun banyak pula yang gagal. Salah satu penentu yang menyebabkan berhasil atau tidaknya
suatu organisasi adalah masalah kepemimpinan.

Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik
ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin
dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan sentrum
dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Suarjaya dan Akib, Usahawan bulan
Nopember 2003: 42). Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.

Pemimpin yang memiliki kegesitan, kecepatan serta mampu beradaptasi dalam membawa
jalannya organisasi memiliki peran yang penting dalam menghadapi kondisi organisasi yang
senantiasa mengalami perubahan. Sebab, fleksibilitas organisasi pada dasarnya merupakan
karya orang-orang yang mampu bertindak proaktif, kreatif, inovatif dan non konvensional.
Pribadi-pribadi seperti inilah yang dibutuhkan sebagai pemimpin organisasi saat ini. Seorang
pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas ke arah
mana organisasi akan di bawa.

Dalam makalah yang ringkas ini, hanya akan membahas pengertian dan karakteristik serta
langkah-langkah strategis kepemimpinan visioner dan transformasional yang merujuk kepada
pendapat para ahli.
BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

A. Pengertian kepemimpinan visioner dan trasformasional.

Ada beberapa pengertian kepemimpinan visioner menurut para ahli, diantaranya :

Seth Kahan (2002), menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan,


kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesan dan kejayaan di masa
depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasi segala kejadian yang mungkin
timbul, mengelola masa depan dan mendorong orang lain utuk berbuat dengan cara-cara yang
tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum
keduanya terjadi sambil kemudian memposisikan organisasi mencapai tujuan-tujuan
terbaiknya.

Corinne McLaughlin (2001) mendefinisikan pemimpin yang visioner (Visionary


leaders) adalah mereka yang mampu membangun ‘fajar baru’ (a new dawn) bekerja dengan
intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness. Mereka menghadirkan tantangan sebagai
upaya memberikan yang terbaik untuk organisasi dan menjadikannya sebagai sesuatu yang
menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka bekerja dengan kekuatan penuh dan
tercerahkan dengan tujuan-tujuan yang lebih tinggi.Pandangannya jauh ke depan. Mereka
adalah para social innovator, agen perubah, memandang sesuatu dengan utuh (big picture) dan
selalu berfikir strategis.

Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada
kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara
memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas
(Diana Kartanegara, 2003).

Visi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal dari seluruh
aktivitas. Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu yang ingin dicapai
di masa depan.

Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi
kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit
mendefinisikan kepemimpinan transformasional.
Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya
menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan
tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus
mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan
bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.Hater dan Bass (1988)
menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involve strong personal
identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or going beyond the self-
interest exchange of rewards for compliance". Dengan demikian, pemimpin transformasional
merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam
membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai
kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi
kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk
para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi keinginan mereka sendiri demi
kepentingan organisasi yang lebih besar.

Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional


mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan
cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh
bawahannya. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990),
keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat
organisasi maupun pada tingkat individu.

Dari uraian di atas penulis memandang bahwa kepemimpinan yang visioner dan
transformasional merupakan kepemimpinan yang mampu mengembangkan intuisi, imajinasi
dan kretaifitasnya untuk mengembangkan organisasinya. Dia memiliki kemampuan untuk
memimpin menjalankan misi organisasinya melalui serangkaian kebijakan dan tindakan yang
progressif menapaki tahapan-tahapan pencapaian tujuannya, adaptif terhadap segala
perubaahan dan tantangan yang dihadapi, serta efisien dan efektif dalam pengelolaan segala
sumber daya yang dimilikinya.

B. Karakteristik pemimpin visioner dan transformasional

Kepemimpinan visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan


perilakunya yang menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepada pencapaian visi,
jauh memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan resiko. Diantara cirri-
ciri utama kepemimpinan visioner adalah:

1. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada the best
performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang
sistematis.

2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu
siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya, terutama sumberdaya
manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan perlindungan yang
baik terhadap mereka

3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai
tujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan nilai-nilai
kepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai kerja keras dan
prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi[5]

4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola


‘mimpi’ menjadi kenyataan, mengajak orang lain untuk berubah, bergerak ke ‘new place’,[6] .
Mampu memberi inspirasi, memotivasi orang lain untuk bekerja lebih kreatif dan bekerja lebih
keras untuk mendapatkan situsi dan kondisi yang lebih baik.

5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi kepada
orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut[7].

6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya. Memiliki integritas


kepribadian yang kuat, memancarkan energy, vitalitas dan kemauan yang membara untuk
selalu berdiri pada posisi yang segaris dengan nilai-nilai spiritual. Menjadi orang yang terdepan
dan pertama dalam menerapkan nilai-nilai luhur, sebagimana yang diungkapkan oleh Mahatma
Gandhi: “I must first be the change I want to see in my world.”

7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif, memberi penghargaan dan


respek. Sangat peduli kepada orang lain (bawahan), memandang orang lain sebagai asset
berharga yang harus di perhatikan, memperlakukan mereka dengan baik dan ‘hangat’ layaknya
keluarga. Sangat responsive terhadap segala kebutuhan orang lain dan membantu mereka
berkembang, mandiri dan membimbing menemukan jalan masa depan mereka
8. Innovative dan proaktif dalam menemukan ‘dunia baru’. Membantu mengubah dari
cara berfikir yang konvensional (old mental maps) ke paradigma baru yang dinamis.
Melaklukan terobosan-terobosan berfikir yang kreatif dan produktif. (‘out-box thinking’).
Lebih bersikap atisipatif dalam mengayunkan langkah perubahan, ketimbang sekedar reaktif
terhadap kejadian-kejadian. Berupaya sedapat mungkin menggunakan pendekatan ‘win-win’
ketimbang ‘win-lose’.

Adapun karekteristik pemimpin transformasional menurut Bass dan Avolio (1994)


mempunyai empat dimensi.

1. Dimensi idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan
sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan
sekaligus mempercayainya.

2. Dimensi inspirational motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin


transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan
pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya
terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui
penumbuhan antusiasme dan optimisme.

3. Dimensi intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus


mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-
permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk
mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.

4. Dimensi individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini,


pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan
dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan
kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir.

C. Strategi tindakan kepemimpinan visioner dan transformasional

Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang
visioner. Menurutnya ada 5 langkah yang semstinya dilakukan :

Strategy 1 – Fokus kepada Tujuan Organisasi


Seluruh tindakan dan pengambilan keputusan harus di arahkan kepada semata-mata upaya
pencapaian tujuan final dari organisasi. Hal ini dilakukan guna menghindari segala
kecenderungan dan ‘godaan’ penyitaan energi dan pemborosan sumber daya kepada hal-hal
kecil dan tidak prinsip yang mungkin timbul. Untuk menjaga agar semua rencana aksi focus
kepada tujuan organisasi, memerlukan kekompakkan dan pemeliharaan hubungan antara
pimpinan dan seluruh staff/karyawan.

Strategy 2 – Membuat Rencana Jangka Panjang

Permusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10 tahun ke
depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan
tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu bagimana disain
pengembangan kepemimpinannya?. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini perlu
membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis
pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara lain: melakukan rekrutmen,
seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan penetapan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.

Strategy 3 – Mengembangkan Visi bagi masa depan organisasi.

Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan bermimpi
akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari?. Begitu rumusan visi telah
dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi seluruh aktivitas organisasi,
baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam menghadapi segala tantangan dan peluang,
dalam arena kerja. Begitu visi telah dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke
seluruh pihak terkait di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang public di luar organisasi.

Strategy 4 – Selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan.

Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan informasi-informasi
mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang berpotensi berdampak
kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota orgasnisasi untuk
membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal yang terkait dengan kejadian-kejadian dan
berita yang relevan dengan tuntutan perubahan. Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan
yang menantang: sejauhmana organisasi mampu secara efektif merespon perubahan dan
kecenderungan-kecenderungan tersebut? Bagaimana pula organisasi lain yang sejenis
menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan ini? Pertanyaan-pertanyaan iti
seyogyanya akan dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan
memposisikan diri mereka untuk siap berubah.

Strategy 5 – Selalu mengetahui perubahan kebutuhan konstituen/pelanggan

Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu,
seharusnya organisasi menyediakan informasi-infromasi aktual yang terkait dengan hal ini.
Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan layanan
’customer care’, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui
harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap
untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan pelanggan.
BAB III

KESIMPULAN

Kepemimpinan sangat berpengaruh dalam berbagai organisasi, perusahaaan dan lembaga.


Agar pengaruh yang timbul dapat meningkatkan kinerja personil secara optimal. Maka
pemimpin harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam melaksanakan gaya
kepemimpinan.

Kepemimpinan visoner dan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu


menggerakkan seluruh sumber daya menjalankan misi agar dapat mendekati visi yang
ditetapkan serta mampu mengembangkan intuisi, imajinasi dan kretaifitasnya untuk
mengembangkan organisasinya. Dia memiliki kemampuan untuk memimpin menjalankan misi
organisasinya melalui serangkaian kebijakan dan tindakan yang progressif menapaki tahapan-
tahapan pencapaian tujuannya, adaptif terhadap segala perubaahan dan tantangan yang
dihadapi, serta efisien dan efektif dalam pengelolaan segala sumberdaya yang dimilikinya.
Pemimpin yang visoner dan transformasional menjalankan kepemimpinannya dengan
dukungan penuh dari seluruh staf dan semua pihak yang terkait dengannya, disebabkan
kepiawaiannya dalam meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka laksanakan akan
memberikan yang terbaik buat semua pihak. Dengan kemampuan tersebut seorang pemimpin
yang visioner dan transformasional akan mampu membawa organisasinya berkembang dan
mampu menghadapi segala tantangan zaman.
REFERENSI

Kartanegara, Diana. (2003). Strategi Membangun Eksekutif. [Online]. Tersedia:


http://www.pln.co.id/fokus/ArtikelTunggal.asp?ArtikelId= 268

pendidikan-umat.blogspot.com/2008/01/kepemimpinan-visioner.html

wawan-satu.blogspot.com

wordpress.com/2008/01/kepemimpinan-visoner.doc

Anda mungkin juga menyukai