Tugas 14 Kepemimpinan
Tugas 14 Kepemimpinan
Oleh
Dosen pengampu:
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Gejolak perubahan yang berlangsung secara cepat mengakibatkan kesementaraan menjadi sifat
hakiki dari kegiatan usaha di masa depan. Berbagai kegiatan menghadapi berbagai kondisi
paradoksial yang penuh ketidakpastian. Organisasi-organisasi, perusahaan-perusahaan dan
lembaga-lembaga di seluruh dunia dirongrong oleh faktor-faktor eksternal yang memaksa
mereka untuk berubah secara drastis.
Inisiatif untuk melakukan perubahan dengan berbagai upaya sistematik, banyak dilakukan
perusahaan, organisasi maupun lembaga. Hasil dari upaya-upaya ini banyak yang berhasil,
namun banyak pula yang gagal. Salah satu penentu yang menyebabkan berhasil atau tidaknya
suatu organisasi adalah masalah kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik dibicarakan. Daya tarik
ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting keberadaan seorang pemimpin
dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan sentrum
dalam pola interaksi antar komponen organisasi (Suarjaya dan Akib, Usahawan bulan
Nopember 2003: 42). Lebih dari itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan
kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian organisasi.
Pemimpin yang memiliki kegesitan, kecepatan serta mampu beradaptasi dalam membawa
jalannya organisasi memiliki peran yang penting dalam menghadapi kondisi organisasi yang
senantiasa mengalami perubahan. Sebab, fleksibilitas organisasi pada dasarnya merupakan
karya orang-orang yang mampu bertindak proaktif, kreatif, inovatif dan non konvensional.
Pribadi-pribadi seperti inilah yang dibutuhkan sebagai pemimpin organisasi saat ini. Seorang
pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas ke arah
mana organisasi akan di bawa.
Dalam makalah yang ringkas ini, hanya akan membahas pengertian dan karakteristik serta
langkah-langkah strategis kepemimpinan visioner dan transformasional yang merujuk kepada
pendapat para ahli.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
Kepemimpinan visioner, adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada
kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara
memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas
(Diana Kartanegara, 2003).
Visi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal dari seluruh
aktivitas. Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu yang ingin dicapai
di masa depan.
Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi
kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit
mendefinisikan kepemimpinan transformasional.
Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya
menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan
tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus
mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan
bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.Hater dan Bass (1988)
menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involve strong personal
identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or going beyond the self-
interest exchange of rewards for compliance". Dengan demikian, pemimpin transformasional
merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam
membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harus mempunyai
kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi
kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan.
Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk
para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi keinginan mereka sendiri demi
kepentingan organisasi yang lebih besar.
Dari uraian di atas penulis memandang bahwa kepemimpinan yang visioner dan
transformasional merupakan kepemimpinan yang mampu mengembangkan intuisi, imajinasi
dan kretaifitasnya untuk mengembangkan organisasinya. Dia memiliki kemampuan untuk
memimpin menjalankan misi organisasinya melalui serangkaian kebijakan dan tindakan yang
progressif menapaki tahapan-tahapan pencapaian tujuannya, adaptif terhadap segala
perubaahan dan tantangan yang dihadapi, serta efisien dan efektif dalam pengelolaan segala
sumber daya yang dimilikinya.
1. Berwawasan ke masa depan, bertindak sebagai motivator, berorientasi pada the best
performance untuk pemberdayaan, kesanggupan untuk memberikan arahan konkrit yang
sistematis.
2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu
siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan
perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Memandang sumber daya, terutama sumberdaya
manusia sebagai asset yang sangat berharga dan memberikan perhatian dan perlindungan yang
baik terhadap mereka
3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai
tujuan, menjadi model (teladan) yang secara konsisten menunjukkan nilai-nilai
kepemimpinannya, memberikan umpan balik positif, selalu menghargai kerja keras dan
prestasi yang ditunjukkan oleh siapun yang telah memberi kontribusi[5]
5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi, menjelaskan dengan baik maksud visi kepada
orang lain, dan secara pribadi sangat commited terhadap visi tersebut[7].
1. Dimensi idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan
sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan
sekaligus mempercayainya.
Frank Martinelly (2007) menguraikan startegi bagaimana seharusnya menjadi pemimpin yang
visioner. Menurutnya ada 5 langkah yang semstinya dilakukan :
Permusan jangka panjang akan menuntun kepada langkah yang jelas sampai 5-10 tahun ke
depan, siapa-siapa saja yang akan memimpin dan bertanggung jawab dalam pencapaian tujuan
tersebut, kompetensi kepemimpinan yang bagaimana yang diperlukan, lalu bagimana disain
pengembangan kepemimpinannya?. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan ini perlu
membentuk semacam komite yang ditugaskan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis
pencapaian tujuan jangka panjang, yang lingkup tugasnya antara lain: melakukan rekrutmen,
seleksi, orientasi, pelatihan, performance assessment dan penetapan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Kunci perumusan visi adalah menjawab pertanyaan: apabila kita menginginkan dan bermimpi
akan seperti dan menjadi apa organisasi kita kelak di kemudian hari?. Begitu rumusan visi telah
dibuat, maka seharusnya visi tersebut akan menjadi inspirasi bagi seluruh aktivitas organisasi,
baik dalam rapat-rapat, dalam perbincangan, dalam menghadapi segala tantangan dan peluang,
dalam arena kerja. Begitu visi telah dirumuskan, maka saat itu pula, visi disampaikan ke
seluruh pihak terkait di dalam organisasi, bahkan ke ruang-ruang public di luar organisasi.
Strategy 4 – Selalu berada dalam kondisi siap dan dinamis untuk perubahan.
Selalu siap berubah dengan cepat akan terbantu dengan menyajikan informasi-informasi
mutakhir tentang segala perubahan yang terjadi di luar organisasi yang berpotensi berdampak
kepada organisasi 3-5 tahun ke depan. Dorong dan fasilitasi anggota orgasnisasi untuk
membaca, mendengar dan mencari tahu segala hal yang terkait dengan kejadian-kejadian dan
berita yang relevan dengan tuntutan perubahan. Kemudian setelah itu munculkan pertanyaan
yang menantang: sejauhmana organisasi mampu secara efektif merespon perubahan dan
kecenderungan-kecenderungan tersebut? Bagaimana pula organisasi lain yang sejenis
menyiapkan diri mereka menghadapi perubahan-perubahan ini? Pertanyaan-pertanyaan iti
seyogyanya akan dapat memicu dan memacu anggota organisasi untuk berfikir dan
memposisikan diri mereka untuk siap berubah.
Keinginan dan kebutuhan pelanggan seringkali mengalami perubahan. Oleh karena itu,
seharusnya organisasi menyediakan informasi-infromasi aktual yang terkait dengan hal ini.
Survey kepuasan pelanggan, kontak langsung dengan pelanggan, mengefektifkan layanan
’customer care’, adalah beberapa cara yang dapat dilakukan agar orgnisasi selalu mengetahui
harapan dan keinginan pelanggan yang baru. Dengan demikian organisasi akan selalu siap
untuk melakukan perubahan dan perbaikan untuk menjaga kepuasan pelanggan.
BAB III
KESIMPULAN
pendidikan-umat.blogspot.com/2008/01/kepemimpinan-visioner.html
wawan-satu.blogspot.com
wordpress.com/2008/01/kepemimpinan-visoner.doc