SEKOLAH DASAR
Oleh kelompok 7:
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dengan judul “Analisis Hasil Layanan
Bimbingan dan Konseling Anak Sekolah Dasar”.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dan bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini
dapat terlesesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami milki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Karakteristik Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar...................3
B. Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar..............................................6
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan dua istilah yang sering dirangkaikan bagaikan
kata majemuk. Hal itu mengisyaratkan bahwa kegiatan bimbingan kadang-kadang dilanjutkan
dengan kegiatan konseling.
Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli
kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar
orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses
pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan
langsung dan tatap muka antara guru/konselor dengan klien ini mampu memperoleh
pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu memecahkan masalah yang
dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
secara optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Tujuan pendidikan mensyaratkan perkembangan kemamapuan anak secara optimal,
dengan kemampuan untuk berkreasi, mandiri, bertanggung jawab dan dapat memecahkan
masalah yang dihadapi. Sebagai individu, anak memiliki berbagai potensi yang dapat
dikembangkan. Kenyataan yang dihadapi, tidak semua anak menyadari potensi yang dimiliki
untuk kemudian memahami dan mengembangkannya. Disisi lain sebagai individu yang
berinteraksi dengan lingkungan, anak juga tidak dapat lepas dari masalah.
Menyadari hal diatas anak perlu bantuan dan dan bimbingan orang lain agar dapat
bertindak dengan tepat sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya. Sekolah sebagai institusi
pendidikan tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan tetapi juga mengembangkan
keseluruhan kepribadian anak. Sebagai profesional guru memegang peran penting dalam
membantu anak mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya. Bimbingan
dan penyuluhan disekolah sangatlah dibutuhkan, karena tidak dapat dipungkiri seiring dengan
derasnya informasi dan transformasi Global yang masuk menyebabkan terjadinya berfikir
dalam masyarakat, terutama kalangan anak-anak yang berada dalam keadaan tumbuh dan
berkembang sehingga anak sangat membutuhkan segala bentuk bimbingan dan nasehat agar
tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dasar ?
2. Bagaimana Menganalisis Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling Anak
Sekolah Dasar ?
1
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Karakteristik Pelayanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar
2. Untuk Mengetahui Hasil Layanan Bimbingan dan Konseling Anak Sekolah
Dasar
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dasar. Karena karakteristik perkembangan peserta didik di jenjang pendidikan TK hingga PT
berbeda,maka sesuai dengan prinsip-prinsip dasar bimbingan, penerapan bimbingandan
konseling di sekolah dasar perlu memperhatikan karakteristik perkembangan pada anak usia
sekolah dasar, yakni anak usia antara enamhingga duabelas tahun. Pelaksanaan bimbingan di
sekolah dasar mulai diatursecara formal melalui PP No. 28 tahun 1990 tentang Pendidikan
Dasar. PP tersebut merupakan penjabaran dari Undang-Undang Nomor 26 tahun 1989tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Dalam PP tersebut disebutkan secaraekpslisit tentang adanya
pelayanan bimbingan dan konseling. Disebutkan bahwa pelayanan bimbingan merupakan
bagian dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah dasar dan pelayanan itu diberikan oleh
tenaga pendidikyang kompeten. Dalam pasal 25 disebutkan bahwa bimbingan di
sekolahdasar merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa (peserta didik) dalamrangka
menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masadepan.
Pada perkembangan selanjutnya, bimbingan dan konseling di sekolahdasar tampaknya
lebih menekankan pada bimbingan belajar dan karir. DalamKurikulum Pendidikan Dasar
1994/1995, dikemukakan bahwa perencanaan program bimbingan belajar dan bimbingan
karir ditekankan pada upaya bimbingan belajar tentang cara belajar, memahami dunia kerja
danmengembangkan kemampuan untuk membuat perencanaan serta kemampuan untuk
mengambil keputusan. Perencanaan bimbingan ditujukan untukmempersiapkan peserta didik
memasuki pendidikan lanjutan (pendidikanmenangah) atau memasuki lapangan kerja. Perlu
juga direncanakan bimbingan untuk siswa yang mengikuti program perbaikan untuk
mencapaikemampuan minimum yang dituntut oleh kurikulum dan program
pengajarantambahan. Pelayanan bimbingan juga mecakup bimbingan untuk peserta
didikyang memiliki kecerdasan luar biasa. Seluruh kegiatan bimbingan tersebut perlu
memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat (Winkel &Hastuti, 2004).
Meskipun bimbingan dan konseling di sekolah dasar secara eksplisittelah ditekankan
untuk dilaksanakan di sekolah dasar sejak berlakunya PP nomor 28 tahun 1990 tentang
Pendidikan dasar, dalam prakteknya pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar
masih mengalami banyakhambatan. Salah satu hambatan itu adalah belum diangkatnya
tenaga khusus bimbingan (konselor) di sekolah dasar oleh pemerintah. Selama ini bimbingan
dilakukan oleh guru yang berkompeten dalam arti dapatmenyelenggarakan program-program
bimbingan dan konseling. Tentu saja inidapat menyalahi kode etik profesi karena bimbingan
seharusnya dilakukanoleh tenaga khusus yang terlatih dalam bidang bimbingan dan konseling
agardapat menjamin keefektifannya di samping menghindari mal praktek. Disamping itu,
para guru itu sendiri telah banyak dibebani oleh tugas-tugasmengajar sehingga di samping
mereka kurang memiliki kemampuan yangmemadai untuk melaksanakan tugas-tugas
bimbingan juga tidak punya waktuyang mencukupi untuk melaksanakannya. Pelayanan
bimbingan dankonseling untuk peserta didik di jenjang sekolah dasar masih dalam taraf
perkembangan, lebih-lebih untuk pelayanan bimbingan karir.
Para konselor sekolah dasar, seperti halnya konselor di SLTP membimbing siswa
secara individual atau melalui kelompok-kelompok kecilyang terdiri atas enam hingga
delapan murid; memberikan konsultasi kepadaguru, orang tua, dan kepala sekolah. Mereka
juga mengembangkan berbagaimacam program layanan seperti pengadministrasian tes,
bekerjasama dengan para guru untuk memberikan bimbingan karir, mengalihtangankan
siswa-siswa yang membutuhkan bantuan khusus, an melaksanakan kelompok-kelompok studi
4
yang terdiri dari para orang tua siswa. Banyak pendidik konselor yang terlibat dalam
mempersiapkan konselor-konselor sekolah dasarhanya lebih menekankan beberapa fungsi
khusus, tetapi program bimbingandi berbagai sekolah menempatkan penekanan yang sama
pada pelayanan yangmendukung konseling, misalnya layanan pengumpulan data dan
layananinformasi.Terdapat tiga pandangan dasar tentang bimbingan dan konseling disekolah
dasar, yaitu: (1) bimbingan terbatas pada pengajaran yang baik(instructional guidance); (2)
bimbingan hanya diberikan kepada peserta didikyang menunjukkan gejala-gejala yang
menyimpang dari laju perkembangannormal; dan (3) bimbingan disediakan/diberikan untuk
semua peserta didikagar proses perkembangan berjalan lancar (Winkel & Hastuti,
2004).Pandangan yang terakhir telah diakui sebagai pandangan yang paling tepatmeskipun
suatu unsur pelayanan bimbingan yang mengacu pada pandangan pertama dan kedua tidak
perlu diabaikan, misalnya dengan mengerahkanseorang tenaga profesional di bidang
psikologi anak.
Terdapat tiga pandangan mengenai pelayanan BK di sekola dasar yaitu bimbingan
terbatas pada pengajaran yang baik, (intrucsional guidance) kemudian bimbingan hanya
diberikan kepada siswa yang menunjukan gejala-gejala penyimpangan dari laju
perkembangan yang normal, serta pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya
proses perkembangannya berjalan lebih lancar. Pandangan yang terakhir dewasa ini diakui
sebagai pandangan dasar yang paling tepat, meskipun unsur pelayanan bimbinganyang
mengacu pada pandangan pertama dan kedua tidak perlu diabaikanmisalnya dengan
mengarahkan seorang tenaga professional di bidang psikologi anak dan psikiatri anak.
Beberapa faktor penting yang membedakan bimbingan konselingdisekolah dasar
dengan skolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer danCaldwell (Suherman AS,
200:21-23) yaitu:
1. Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan gurudalam fungsi
bimbingan.
2. Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekan pada pengembangan pemahaman
diri, pemecahan masalah,dankemampuan hubungan secara efektif dengan orang lain.
3. Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tuamurid, mengingat
pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupananak selama di sekolah dasar.
4. Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anaksecara unik.
5. Program Bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli padakabutuhan dasar anak,
seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan penerimaan diri, serta
menerima kelebihan dankekurangannya.
5
4) Program mingguan, yaitu program pelayanan bimbingan dankonseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yangmerupakan jabaran dari
program bulanan.Program harian, yaitu program pelayanan bk yang
dilaksakan padahari-hari tertentu dalam satu minggu.
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan peserta didik baru dan atau seseorang terhadap lingkungan
yang baru dimasukinya. Suasana dan hal-hal yang baru sering membuat
seseorang merasa bingung, merasa terkendala untuk melaksanakan suatu
kegiatan.
6
2. Layanan Informasi
Layanan informasi dalam bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membekali individu dari berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
bimbingan dan konseling yang berguna untuk mengenali diri, merencanakan
dan mengembangkan pola kehidupan sebagai peserta didik, anggota keluarga
dan masyarakat.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan Penempatan dan Penyaluran (PP) membantu individu atau klien
untuk dapat terhindat (fungsi pencegahan) dan mengalami mismatch yang
dimaksudkan itu. Individu dengan potensi dan kondisi diri tertentu
ditempatkan pada lingkungan yang lebih serasi agar potensi yang ada dapat
berkembang secara optimal.
4. Layanan Pembelajaran
Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) untuk mengembangkan diri dengan sikap
dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan
kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.
5. Layanan Konseling Perorangan
Konseling Perorangan (KP) merupakan layanan konseling yang
diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang klien dalam rangka
pengentasan masalah pribadi klien. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan
interaksi langsung antara klien dan Konselor, membahas berbagai hal tentang
masalah yang dialami klien.
6. Layanan Bimbingan Kelompok
Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu kegiatan kelompok yang
dilakukan antara pemimpin kelompok (konselor) dengan anggota kelompok
(konseli/peserta didik) yang memanfaatkan dinamika kelompok.
7. Layanan Konseling Kelompok
Layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat
memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok.3
Layanan konseling kelompok memungkinkan siswa secara bersama-sama
memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah melalui
dinamika kelompok dalam konseling kelompok.
Ada 10 masalah khas yang umumnya dialami anak usia SD sebagaimana dijelaskan di
bawah ini:
1. Malas Sekolah
Ada banyak alasan yang mungkin menyebabkan anak merasa malas sekolah.
Misalnya rasa bosan,beratnya beban sekolah, hingga kemungkinan anak
mengalami bullying atau perundungan di sekolah. Karena itu jangan langsung
marah dan menghakimi anak ketika ia malas sekolah.Lebih baik identifikasi
dulu penyebab anak malas pergi bersekolah dan bantu ia menyelesaikan
masalahnya dengan bijak. Anda juga bisa melakukan berbagai cara
mengembalikan mood anak sekolah dengan kreatif dan menyenangkan.
7
2. Sulit Berteman
Bisa saja anak Anda mengalami kesulitan berteman dan kurang luwas bergaul.
Entah itu karena ia pemalu, tidak percaya diri, atau sikapnya yang barangkali
tidak disukai teman-temannya.Bantu anak tersebut mengembangkan
kecerdasan sosial agar ia dapat mudah berteman dengan banyak
melibatkannya di kegiatan-kegiatan kelompok. Dampingi dan jangan lupa beri
contoh agar anak memahami pentingnya memiliki sikap-sikap yang diperlukan
untuk dapat berteman. Seperti sikap ramah, jujur, suka menolong, empati dan
mau menghargai.
3. Diejek Teman
Entah hanya itu sekadar lelucon atau ikut-ikutan, terkadang anak secara sadar
atau tidak sadar mengejek temannya. Misalnya memanggil julukan yang tak
pantas, melabeli teman, hingga mengucapkan kata-kata kotor yang ditujukan
pada anak. Ketika hal ini terjadi, apa yang bisa anda lakukan? Yaitu Berilah
pemahaman dan pendampingan pada anak. Kita bisa memulainya dengan
membiasakan anak bercerita sepulang sekolah, pahami perasaan anak, dan beri
ia solusi. Misalnya dengan mengajarkan anak untuk tidak mudah tersinggung
atau emosi saat diejek teman. Jelaskan bahwa ia tidak perlu berkecil hati kalau
apa yang dikatakan temannya tidak benar. Ajari juga anak cara menegur atau
mengingatkan teman yang berkata tidak baik tanpa perlu mengejek atau
menghina balik. Kalau Anda merasa anak sudah tidak dapat mengatasinya
sendiri, baru bicarakan hal ini dengan gurunya
4. Kesulitan Belajar
Jangan hanya menuntut agar anak gemilang dalam prestasi, tanpa membantu si
kecil berproses dalam belajar. Itu bisa jadi bahaya! Anak bisa tumbuh jadi
pribadi instan, bahkan meski ia jadi abai pada kesulitan belajar dan memilih
jalan pintas. Seperti, menyontek, membohongi guru, dan lainnya.
Berilah pengertian pada anak, jika tak mengapa mengalami kesulitan. Akui itu.
Mintalah anak menerangkan apa yang ia keluhkan, mengapa bisa sulit, dan
bantu anak untuk bersama-sama mencari solusi. Dan jangan lupa
mengapresiasi anak ketika ia berhasil menyelesaikan kesulitan belajarnya ya,
5. Malas Membuat PR
Anak suka main terus dan malas membuat PR? Jangan kaget, itulah yang
seringkali terjadi ketika anak Anda masuk usia sekolah dasar. Bijaklah
menghadapi, ingat jangan menggunakan emosi atau gampang memukul anak.
Kenalilah penyebab anak malas mengerjakan PR. Satu yang tak kalah penting,
kreatif dan bersabarlah dalam mendampingi anak belajar.
6. Hilang Rasa Percaya Diri
Bahkan anak-anak yang punya cukup rasa percaya diri pun bisa merasa
kehilangan, minimal berkurang rasa percaya dirinya, selama fase sekolah
menengah. Tanpa sadar, anak-anak akan membandingkan diri mereka dengan
teman atau teman sekelasnya, atau bahkan dengan orang-orang yang hanya
mereka lihat di media sosial.Hal itu bisa berupa nilai ujian, selera mode,
prestasi di bidang olahraga tertentu, sampai apa yang orang lain miliki. Ketika
8
anak berpikir bahwa mereka tidak sejajar dengan orang-orang yang mereka
yakini lebih pintar dan lebih cerdas, secara bertahap, mereka mulai kehilangan
kepercayaan diri.
7. Stress
Jangan dikira anak-anak sekolah dasar sekarang tidak bisa stres. Meskipun
masih sangat muda, mereka sudah merasakan tekanan yang dulu hanya
dirasakan siswa sekolah menengah dan atas. Seiring berjalannya waktu,
mendapatkan nilai bagus itu rasanya menjadi hil yang mustahal.Jika anak
Anda adalah siswa sekolah menengah, beban tekanan akademis di pundak
mereka semakin menggunung karena harus menghadapi ujian kelulusan dan
persaingan ketat untuk masuk perguruan tinggi favorit.
8. Siswa yang takut kepada Guru sampai tidak Masuk Sekolah
Pernah gak sih kamu merasa selalu deg-degan ketika masuk pelajaran tertentu
di sekolah? Entah karena pelajaran yang ngebosenin atau bahkan karena guru
yang super galak. Rasanya males banget kalau sudah bertemu dengan guru
galak, seolah-olah pergerakan kamu diawasi selalu dan tidak ada ruang gerak
sedikitpun bagi kamu untuk ‘bernapas’. Pengen cepat-cepat selesai deh agar
tidak bertemu guru itu lagi .Pasti perasaan takut muncul ketika berhadapan
dengan salah satu guru yang terkenal tegas dan galak di sekolah. Mau belajar
dengan tenang pun susah karena sudah memikirkan kejadian negatif yang bisa
saja terjadi saat belajar bersama guru galak. Kalau kamu sering mengalami
perasaan negatif saat diajar oleh guru galak, artikel ini akan membantu kamu
cara mengahadapi guru galak dan cara melepas perasaan negatif terhadap
guru galak.Kita dalam memberikan ilmu kepada siswa/siswi sekolah dasar(sd)
tidak boleh bernada terlalu tinggi,tidak.boleh bermain tangan ataupun yang
lainnya Karena itu akan membuat siswa/siswi tersebut takut kepada kita dan
sampai-sampai mereka tidak masuk sekolah.Kita menerapkan pembelajaran
kepada mereka dengan baik sehingga mereka merasa nyaman dan senang
dalam mengikuti pembelajan yang kita ajarkan.Ketika kita memberikan
pembelajaran secara tidak baik dan kasar mereka tidak akan mau mengikuti
pelajaran tersebut maka seorang guru harus bersikap lemah lembut dalam
memberikan pelajaran tersebut kepada anak.
9. Anak yang lambat dalam memahami pelajaran
Sebelum menerapkan suatu metode dalam mengatasi anak yang lambat dalam
memahami pelajaran, terlebih dahulu guru harus tahu bagaimana karakter anak
tersebut. Misalkan apakah anak tersebut nakal atau malas, hiperaktif, pendiam,
penyendiri dan lain-lain. Hal tersebut bertujuan agar metode/teknik yang
digunakan dalam menangani anak yang lambat memahami pelajaran bisa tepat
dan sesuai sehingga upaya dalam menangani anak yang lambat memahami
suatu pelajaran bisa maksimal.
Setelah mengetahui karakter anak langkah selanjutnya adalah memilikan
metode pembelajaran yang bisa mengatasi masalah anak yang lambat
memahami pelajaran, metode tersebut cukup diterapkan pada anak yang
terkait. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif metode yang
9
digunakan dalam mengatasi anak tersebut selain itu anak yang mengalami
kesulitan belajar memang harus diperlakukan istimewa dari anak lainnya.
Dalam menerapkan suatu metode dalam menangani anak yang mengalami
kesulitan belajar, butuh waktu dan proses, bukan hanya 1 kali uji coba metode
namun dibutuhkan beberapa kali uji coba. Hal ini untuk menghindarkan
persepsi yang keliu bahwa suatu metode tidak tepat, padahal bukannya tidak
tepat, hanya saja anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan metode
baru yang guru terapkan.
10. Kangen
Biasanya anak-anak akan rindu dan takut berpisah dari orangtuanya saat
pertama kali menginjakkan kaki di sekolah. Untuk anak-anak pra-sekolah,
masuk sekolah dan meninggalkan lingkungan yang aman, akrab dan nyaman
adalah masalah besar. Secara alami, anak anak akan merasa terintimidasi oleh
ruang kelas, gedung, guru, dan teman-teman baru. Mereka mungkin merasa
cemas karena ditinggal selama beberapa jam tanpa Anda, malaikat
pelindungnya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Jika kita mendapati peserta didik yang memiliki kesulitan atau permasalahn
dalam pembelajaran,kita sebagai seorang guru kita seharusnya memberikan layanan-
layanan yang dapat membantu peserta didik dalam menghadapi permasalahan nya
tersebut.Dengan demikian dapat membantu atau memperlancar jalannya proses
pembelajaran di sekolah.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://goffrot.blogspot.com/2016/12/makalah-bimbingan-dan-konseling-di.html
https://www.academia.edu/31765152/Bimbingan_dan_Konseling_di_TK_dan_SD
https://m.kumparan.com/kumparanmom/5-masalah-khas-anak-sd-dan-cara-mengatasinya-
1535004127269120639
https://id.scribd.com/doc/31978319/Studi-Kasus-Kesulitan-Belajar-Anak-SD
12