Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING


“Konsep Dasar BK”

Dosen Pengampu: Musfirah, S. Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

MELATI SUKMA ADHITIA 230407550010


A.DWI AYU PRATIWI 230407550021
ARINI DWI MAHARANI 230407551002
GUNAWAN. A 200407552001

KELAS C23C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’Ala atas
limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Bimbingan
dan Konseling dengan judul “Konsep Dasar BK”

Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling dalam hal ini Ibu Musfirah, S.Pd., M.Pd., atas arahannya dalam
pembuatan makalah ini. Begitu pula ucapan terima kasih kepada teman- teman anggota
kelompok 1 serta orang-orang yang telah terlibat sehingga penulisan makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan
dan kekeliruan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk
penulisan makalah selanjutnya. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Parepare, 28 Agustus 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling.............................................................................3


B. Tujuan Bimbingan dan Konseling...............................................................................5
C. Fungsi Bimbingan dan Konseling...............................................................................6
D. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling................................................7
E. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling...............................................................7
F. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9

A. Kesimpulan................................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang pesat dan terus menerus menawarkan perubahan,
telah menuntut individu secara sadar atau tidak untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Permasalahan demi permasalahan turut mengiringi perubahan yang
terjadi di setiap sisi kehidupan. Permasalahan kehidupan sangat kompleks. Berawal
dari permasalahan pribadi , kemudian berkembang menjadi permasalahan
keluarga , pekerjaan, bahkan masalah hidup secara luas,. Hal ini memaksa individu
untuk segera diselesaikan, karna secara sadar atau tidak, individu selalu berupaya
untuk keluar dari masalah yang tengah dihadapinya

Beragamnya warna warni permasalahan yang dihadapi oleh individu,baik


ringan maupun berat seyogianya tidak dibiarkan menumpuk di dalam pikiran.
Mengabaikan masalah hingga akhirnya tidak mendapatkan penanganan yang tepat
akan menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu dan mengancam kesehatan
fisik dan mental . Menurunnya tingkat kekebalan tubuh ,susah tidur, pikiran kacau,
mudah marah , afeksi negatif lainnya hanyalah contoh kecil efek samping dari
masalah yang dihadapi individu

RUMUSAN MASALAH

1. Mengetahui hakikat bimbingan dan konseling

2. Mencari tujuan bimbingan dan konseling

3. Menemukan fungsi bimbinga dan konseling

4. Menentukan persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling

5. Mengetahui prinsip dan asas bimbingan dan konseling

6. Menentukan bidang layanan bimbingan dan konseling

1
B. Tujuan

1. Menjelaskan hakikat bimbingan dan konseling


2. Menafsirkan tujuan bimbingan dan konseling
3. Menentukan fungsi bimbingan dan konseling
4. Mampu menentukan persamaan dan perbedaan bimbingan dan konseling
5. Menentukan prinsip dan asas bimbingan dan konseling

C. Manfaat
1. Dapat menjelaskan hakikat bimbingan dan konseling
2. Dapat menafsirkan dengan baik tujuan bimbingan dan konseling
3. Dapat menentukan fungsi bimbingan dan konseling
4. Dapat mejelaskan dan menentukan persamaan dan perbedaan bimbingan
dan konseling
5. Mampu menentukan prinsip dan asas bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Bimbingan dan Konseling


Hakikat Bimbingan dan Konseling Istilah bimbingan berasal dari kata
guidance dari kata dasar guide, artinya menunjukkan, menentukan, mengatur atau
mengemudikan (Shertzer & Stone). Shertzer & Stone 1980 memandang bimbingan
sebagai process of helping and individual to understand him self and his world.
Kartadinata (1998:3) mengatakan bahwa bimbingan merupakan proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan yang optimal.

W.S. Winkel (1981) mengemukakan bahwa guidance mempunyai hubungan


dengan guiding: “showing a way” (menunjukkan jalan), leading (memimpin),
conducting (menuntun), giving instructions (memberikan petunjuk), regulating
(mengatur), governing (mengarahkan) dan giving advice (memberikan nasehat).

Berdasarkan pendapat tersebut di atas di simpulkan bahwa bimbingan


merupakan proses dalam membantu seseorang individu dalam hal bantuan psikologis
untuk mencapai perkembangan yang optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.
Dalam arti lebih luas bimbingan menurut Suherman (2015:11) berarti:
1. Bimbingan merupakan proses yang berkesinambungan Bimbingan merupakan
kegiatan insidental, tetapi dilakukan berdasarkan:
(a) analisis kebutuhan,
(b) harapan dan kondisi lingkungan,
(c) direncanakan secara matang, baik tujuan, fungsi, kegiatan, strategi dan
prosedurnya,
(d) disusun dengan melibatkan semua personel pendidikan selain konselor,
(e) dalam pelaksanaannya memperhatikan fasilitas, tempat dan waktu serta
(f) dilakukan dengan penuh tanggung jawab melalui evaluasi yang baik
terhadap program, proses, maupun hasilnya.
2. Bimbingan Merupakan bantuan bagi seluruh individu Layanan bimbingan
diperuntukkan bagi seluruh individu dengan segala aspek kehidupannya, biak
kehidupan pribadi, social, pendidikan maupun kariernya. Artinya bukan hanya
individu bermasalah yang ditangani tetapi berorientasi pada pendidikan,
pengembangan, pencegahan, dan penyesuaian
3. Bimbingan bertujuan mengembangkan potensi secara optimal. Tujuan
layanan bimbingan bukan hanya untuk memecahkan masalah yang dihadapi individu
tetapi agar individu memiliki pemahaman tentang potensi yang dimiliki, mampu
memanfaatkan potensi untuk meraih keberhasilan minat dna cita-cita masingmasing
sesuai dengan tuntutan kehidupan lingkungannya, serta mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki individu dan lingkungannya secara optimal
4. Bimbingan dilakukan oleh tenaga profesional Bimbingan adalah kegiatan
profesional, karena itu harus dilakukan oleh tenaga ahli profesional (konselor).
Namun, kegiatan bimbingan bukan merupakan pekerjaan yang bisa dilakukan hanya
oleh seorang konselor (one man show) tetapi perlu melibatkan ahli-ahli lain (team
work) sesuai keahlian dan kewenangannya.

3
Adapun pengertian konseling diungkapkan oleh beberapa ahli sebagai
berikut:
1. Shertzer dan Stone (1980), mengemukakan counseling is an interaction process
which facilitates meaningful understanding of self and environment and result
in the establishment and/or clarification of goods and values of future
behavior. Cavanagh (1982) mengemukakan konseling ditunjukkan oleh suatu
hubungan antara pemberi bantuan yang terlatih dengan seorang yang mencari
bantuan, bantuan yang diberikan berupa keterampilan dan penciptaan suasana
yang membantu orang lain agar dapat belajar berhubungan dengan dirinya
sendiri dan orang lain melalui cara-cara yang lebih tumbuh dan produktif .

Sedangkan American School Counselor Association mengemukakan


konseling merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh
dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada
klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk
membantu kliennya mengatasi masalah-masalanya. Pengertian yang
dikemukakan Sherter dan Stone, Cavanagh, dan ASCA mengandung tujuh
elemen kunci (Suherman, 2015) yaitu:

1. Pertama, Seorang pemberi bantuan (konselor) adalah seseorang yang


terlatih secara profesional, yaitu memiliki pendidikan secara akademik
dan pengalaman latihan keterampilan profesional serta mempunyai
pengalaman luas dalam memecahkan beberapa masalah.
2. Kedua, Konselor berada dalam suatu interaksi dengan konseli melalui
hubungan yang bersifat membantu. Dalam hubungan ini (konselor dan
konseli) sekurang-kurangnya terdapat saling pengertian, kepercayaan,
penerimaan dan kerja sama. Semua ini akan membantu menumbuhkan
proses konseling.
3. Ketiga, konselor profesional membutuhkan kualitas pengetahuan,
keterampilan dan kepribadian yang bersifat membantu. Keterampilan saja
tidak cukup untuk membantu klien menjadi tumbuh tanpa penciptaan
suasana yang muncul dari kualitas pribadi seorang konselor.
4. Keempat, Konselor membantu seseorang (konseli) agar belajar. Karena
konseling pada hakikatnya merupakan suatu peristiwa proses belajar yang
diperlihatkan dengan terjadinya suatu perubahan perilaku konseli dari
perilaku yang maladaptif (salah suai) ke perilaku adaptif.
5. Kelima, Melalui proses konseling, orang belajar berhubung dengan orang
lain merupakan kemampuan yang penting karena pada dasarnya
kebutuhan psikologis hanya bisa didapatkan melalui hubungan
interpersonal (hubungan antarpribadi). Selain itu, untuk menumbuhkan
suatu tanggung jawab pribadi memerlukan dukungan tanggung jawab
social.
6. Keenam, Orang (Konseli) belajar untuk berhubungan melalui cara-cara
yang menumbuhkan diri secara produktif. Ada tiga makna yaitu: (1)
orang tumbuh melalui kompetensi interpersonal dan interpersonal (2)
konseling berupaya menumbuhkan kepribadian dan buka semata-mata

4
hanya menghilangkan symptom (gejala), (3) konseling ditujukan bagi
orang normal yang mengalami kesulitan menumbuhkan dirinya.
7. Ketujuh, Konseling merupakan suatu hubungan antara konselor dengan
klien (yang membutuhkan bantuan). Hal ini perlu disadari bahwa
seseorang yang berhubungan dengan konselor melalui konseling karena
membutuhkan bantuan.
.
B. Tujuan Bimbingan Dan Konseling Secara Umum
Tujuan bimbingan dan konseling adalah Untuk membantu individu
memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya), berbagai
latar belakang yang ada (seperti latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Sedangkan tujuan khusus
bimbingan dan konseling merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan
secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan,
sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta
didik, dapat:
1. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;
4. mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya;
5. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam
bidang pendidikan dan pekerjaan;
6. memperoleh bantuan secara tepat dari pihakpihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai konseling yang dirumuskan oleh banyak ahli, di
antaranya menurut Shertzer & Stone (1980) dalam Suherman, 2015) seperti berikut:
1. Perubahan Perilaku Perubahan perilaku sebagai tujuan dalam konseling dipandang
sebagai perubahan respon-respon khusus baik terhadap diri sendiri atau orang lain
sehingga terbuka kemungkinan untuk hidup lebih produktif dan bahagia atau
memuaskan seusai dengan normanorma agama, dan masyarakat.
2. Kesehatan Mental Pendapat lain mengatakan bahwa tujuan konseling adalah
pencapaian kesehatan mental. Jika tujuan ini tercapai, maka individu mencapai
integrasi kepribadian, penyesuaian diri dan dapat berdampingan secara positif
dengan orang lain. Selain itu ia akan belajar menerima tanggung jawab,
mengambil keputusan sendiri dan menjadi tidak tergantung pada orang lain.
3. Pemecahan masalah Dengan suatu kepercayaan bahwa konselor adalah yang data
membantu, maka klien yang datang kepada konselor sering mempunyai tujuan
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Keefektifan Pribadi Alasan seseorang datang kepada konselor karena
kebingungan dalam menghadapi suatu masalah atau tidak mampu mengenal secara
jelas kemampuan-kemampuan yang dapat dikembangkan dirinya.perilaku yang
efektif ditandai dengan kemampuan dalam memperhitungkan dan
mempertimbangkan segala tindakan yang didasarkan kepada kemampuan
pertimbangan konseli secara cermat dan tepat mengenai kekuatan dan kelemahan
diri, tenaga, waktu dan kesempatan serta segala risiko dan tantangan untuk
5
mencapai suatu tujuan.

5. Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan hendaknya menjadi tanggung


jawab konseli serta merupakan kebebasan dirinya untuk menanggung konsekuensi
dari pilihan dan keputusannya tersebut. Dengan demikian konseling mempunyai
tujuan untuk menstimulasi individu dalam mengevaluasi, membuat, menerima dan
bertindak menurut pilihan dan keputusannya.
C. Fungsi bimbingan dan konseling
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan bimbingan dan konseling mempunyai beberapa
fungsi layanan, yaitu:
1. Pemahaman. Fungsi layanan pemahaman paling mendasar dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling. Karena itu fungsi pemahaman harus memberikan
gambaran yang tepat mengenai karakteristik dan kebutuhan individu yang akan
dibantu maupun harapan dan kondisi lingkungan dimana individu itu berada.
2. . Pencegahan. Dalam fungsi ini, konselor berupaya senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk mencegah supaya
masalah itu tidak dialami peserta didik. Melalui fungsi ini, pelayanan bimbingan
dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa
sehingga mereka terhindar dari masalah yang dapat menghambat
perkembangannya
3. Penyaluran. Fungsi penyaluran merupakan upaya yang dilakukan oleh konselor
atau tenaga bimbingan lainnya dalam menempatkan individu pada alur kehidupan
yang sesuai dengan bakat, minat kemampuan dan tuntutan lingkungannya
4. Penyesuaian. Fungsi penyesuaian adalah upaya membantu terciptanya
keharmonisan antara individu dan lingkungan tempat kehidupannya, baik
lingkungan pendidikan, keluarga, karier, dan masyarakat pada umumnya
5. Perbaikan. Fungsi perbaikan atau penyembuhan merupakan bantuan bimbingan
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik. Perbaikan
dalam hal ini berarti membebaskan klien dari berbagai masalah yang dihadapinya
baik menyangkut aspek pribadi, social, belajar maupun karier bantuan yang
diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. Dengan perkataan lain,
program bimbingan dan konseling dirumuskan berdasarkan masalah yang terjadi
pada siswa.
6. Pengembangan yang berarti bahwa layanan bimbingan yang diberikan dapat
membantu siswa dalam mengembangkan keseluruhan pribadinya secara terarah
dan mantap. Dalam mewujudkan fungsi mengembangkan mewujudkan fungsi
pengembangan, konselor hendaknya senantiasa berupaya menciptakan lingkungan
yang kondusif sehingga dapat memfasilitasi perkembangan peserta didik.
7. Pemeliharaan yaitu memelihara segala sesuatu yang baik pada diri individu yang
mungkin bisa dikembangkan agar lebih baik sepwrti pembawaan maupun hasil-
hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.

6
D. Persamaan dan Perbedaan Bimbingan dan Konseling
Persamaan dan perbedaan Bimbingan dan Konseling Menurut Surya (1988),
ada tiga pandangan mengenai hubungan antara bimbingan dan konseling.
Pandangan pertama berpendapat bahwa bimbingan sama dengan konseling.
Kedua istilah tidak mempunyai perbedaan yang mendasar. Pandangan kedua
berpendapat bahwa bimbingan berbeda dengan konseling, baik dasar maupun
cara kerja. Menurut pandangan kedua, bimbingan merupakan pendidikan
sedangkan konseling merupakan psikoterapi yaitu usaha untuk menolong ada
bimbingan yaitu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara
individu
E. Prinsip dan Asas Bimbingan dan Konseling
a. Prinsip Bimbingan Dan Konseling
Beberapa prinsip yang dimaksud adalah keterdekatan (contiguity);
pengulangan (repetition); dan penguatan (reinforcemet).
(1) Prinsip keterdekatan menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak
direspons oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin
waktunya dengan respons yang diinginkan;
(2) Prinsip pengulangan menyatakan bahwa situasi stimulus dan
resposnya perlu diulang-ulang, atau dipraktikan, agar belajar dapat
diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar;
(3) Prinsip penguatan menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan
diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh perolehan hasil yang
menyenangkan. Dengan kata lain, pembelajar akan kuat motivasinya
untuk mempelajaris sesuatu yang baru apabila hasil belajar yang telah
dicapai mendapatkan penguatan. Ketiga prinsip tersebut disebut
sebagai prinsip eksternal.
Adapun tiga prinsip lagi yaitu prinsip internal. Ketiga prinsip tersebut:
(a) informasi faktual;
(b) kemahiran intelektual;
(c) strategi.

7
Informasi verbal, dapat diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
(a) dikomunikasikan kepada pembelajar;
(b) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru; dan
(c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan di
dalam memori selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun yang lalu.
b. Asas Bimbingan Dan Konseling
Ada asas yang dijadikan pertimbangan kegiatan. Menurut Prayitno, ada
12 asas yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling. Yaitu sebagai berikut :
1. Asas kerahasiaan; yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya segenap
data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain. Dalam hal ini, guru pembimbing (konselor) berkewajiban
memelihara dan menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kera-
hasiaannya benar-benar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan
kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan
yang diperuntukkan baginya. Guru pembimbing (konselor) berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik
(klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura, baik dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri
maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang
berguna bagi pengembangan dirinya. Guru pembimbing (konselor)
berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta didik (klien). Agar
peserta didik (klien) mau terbuka, guru pembimbing (konselor) terlebih
dahulu bersikap terbuka dan tidak berpura-pura. Asas keterbukaan ini
bertalian erat dengan asas kerahasiaan dan dan kesukarelaan.
4. Asas kekinian, yaitu asas yang menghendaki agar objek sasaran layanan
bimbingan dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta
didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi masa lampau dan masa
depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan dengan apa yang
8
ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
5. Asas kemandirian, yaitu uji asas yang menunjukkan pada tujuan umum
bimbingan dan konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-
individu yang mandiri, dengan ciri-ciri mengenal diri sendiri dan
lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan, serta
mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing (konselor) hendaknya
mampu mengarahkan segenap layanan bimbingan dan konseling bagi
berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas kegiatan, yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien)
yang menjadi sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan. Guru pe…

F. Bidang Layanan Bimbingan dan Konseling


1. Bidang Pengembangan Pribadi
Dalam Bidang Bimbingan Pribadi, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan mengembangkan
potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta kondisi yang sesuai dengan
karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya. Bidang bimbingan pribadi
bertujuan untuk membantu peserta didik dalam mengenal diri sendiri agar dapat
menjadi pribadi yang baik dan dapat mengambil keputusan tentang dirinya
sendiri.
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta sehat
jasmani dan rohani. Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
a. Penanaman sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
b. Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya
untuk kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
d. Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usaha-usaha
penanggulangannya.
e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.
f. Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah
maupun jasmaniah.
g. Pengembangan kemamapuan untuk mengarahkan diri sesuai keputusan yang
telah diambilnya.

9
2. Bidang Pengembangan Sosial
Dalam Bidang Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan
hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan
warga lingkungan sosial yang lebih luas. Bidang ini bertujuan membantu peserta
didik memahami diri kaitannya dengan interaksi dirinya dengan lingkungan dan
etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.Pelayanan
bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal
dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan
rasa tanggung jawab. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
a. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun
tulisan secara efektif.
b. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di
rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata
karma, sopan santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan
yang berlaku.
c. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan
teman sebaya
d. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan
lingkungan serta kesedaran untuk melaksanakannya.
e. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.

3. Bidang Pengembangan Belajar


Bimbingan Belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri. Bidang ini bertujuan membantu peserta
didik dalam mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan
belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
program belajar di sekolah. Aspek-aspek bimbingan belajar
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu mahasiswa mengembangkan
kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai pengetahuan dan keterampilan serta
menyiapkannya untuk melanjutkan pendidikan pada tingkat pendidikan yang lebih
tinggi. Bidang bimbingan ini meliputi pokok-pokok materi berikut:
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai
sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti
pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan
belajar dan menjalani program penilaian.
b. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu
menyusun dan mentaati jadwal belajar dirumah, kurang siap menghadapi ujian atau
ulangan, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat di
berbagai mata pelajaran, menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara
belajar secara rutin dan lain sebagainya.
c. Bantuan dalam hal membuat kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-
kegiatan belajar kelompok supaya belajar berjalan secara efektif dan efisien.

10
4. Bidang Pengembangan Karier
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier.
Bidang ini bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat
menentukan kemana selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan
mengetahui potensi diri yang dimiliki agar dapat diterapkan dengan kehidupannya
serta dapat membaca peluang karier yang tersedia di lingkungan sekitarnya.
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karier adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau
jabatan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan
itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan
yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat dipakai sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai bagaian integral
dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar
bidang studi. Bimbingan karier adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan
dapat mengenal dirinya, memahami dirinya,dan mengenal dunia kerja merencankan
masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan
dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat
sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan atau karier yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu
program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk
membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan
pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,pendidikan, dan waktu luang,
serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan sehingga
yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya
(Marsudi, 2003:113).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak hal yang menandakan bahwa seseorang tersebut telah melakukan proses
belajar. Arti "belajar" dalam teori kognitif yaitu proses persatuan atau bisa
dikatakan seperti perilaku seseorang dapat ditentukan oleh persepsi dan
pemahamannya dalam melihat situasi yang berhubungan dengan tujuan proses
belajar mengajar.
Kesimpulan mengenai Teori Belajar Dalam proses pembelajaran ada yang
namanya teori belajar yang di mana setiap teori tersebut dapat membantu guru
atau pendidik untuk mendidik dan menyampaikan ilmu pengetahuan kepada murid
atau peserta didik
dari beberapa penjelasan mengenai bimbindan dan konseling dapart
disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses dalam membantu seseorang
individu dalam hal bantuan psikologi untuk mencapai perkambangan yang optimal
sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
memperkambangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya.
Fungsi bimbingan dan konseling yaitu sebagai pemahaman, pencegahan,
penyaluran, penyesuaian, perbaikan, pengembangan, dan pemeliharan. Dan adapun
bidang layanan bimbibngan dan konseling yaitu (1) Bidang Pengembangan Pribadi,
(2) Bidang Pengembangan Sosial, (3) Bidang Pengembangan Belajar, (4) Bidang
Pengembangan Karir
B. Saran

Setelah membahas dan memahami Konsep Dasar Belajar, Teori- Teori Belajar
dan Perbedaan Belajar diharapkan pembaca dapat mengkaji lebih dalam dengan
referensi lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebagai seorang calon
pendidik, sangat penting untuk memahami konsep dasar belajar, teori- teori belajar
dan perbedaan belajar untuk menghadapi dan mewujudkan pendidikan yang
inklusif.

12
DAFTAR PUSTAKA

Isnawati, Ruslia. 2020. Pentingnya Problem Solving Bagi Seorang Remaja.


Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Mahabbati, Aini. 2006. Identifikasi Anak dengan Gangguan Emosi dan Perilaku di
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Khusus (JPK). Vol.2 (2) :1-14.

Sujarwanto dan Rofiah, Khofidatur. 2020. Manajemen Pendidikan Anak dengan


Gangguan Emosi Perilaku. Surabaya: CV. Jakad Media Publishing.

Widiastuti, Ni Luh Gede Karang. 2020. Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus Dengan Gangguan Emosi dan Perilaku. Indonesian Journal of
Educational Research and Review, Vol 3 No. 2: 1-11.

13

Anda mungkin juga menyukai