Anda di halaman 1dari 7

PERCOBAAN VI

A. Judul Percobaan

Sistem pencernaan pisces, Amphibi, dan Aves

B. Tujuan Percobaan

Kegiatan ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui sistem pencernaan pada pisces

2. Mengetaui sistem pencernaan pada amphibi

3. Mengetahui sistem pencernaan pada aves

C. Dasar Teori

Semua zat yang berasal dari tumbuhuhan dan hewan terdiri dari komponen

kompleks yang tidak dapat digunakan secara langsung, maka dari itu diperlukan

pemecahan agar menjadi komponen yang lebih sederhana yang disebut dengan

pencernaan. Menurut Anjarwati dkk (2022: 252) menyatakan bahwa ”Sistem

pencernaan makanan merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk memecah

bahan makanan menjadi struktur yang lebiih sederhana sehingga dapat diserap

oleh sel-sel tubuh”.


Lebih lanjut menurut Koniyo dan Juliana (2018: 45) menjelaskan bahwa:

Pencernaan adalah sebuah proses penyederhanaan makanan dengan


melalui mekanisme fisik dan kimiawi hingga menjadi bahan makanan
yang mudah diserap dan disebarkan secara menyeluruh di dalam
tubuh melalui sistem peredaran darah.

Proses pencernaan secara mekanik adalah proses mengubah ukuran

makanan menjadi lebih kecil dengan melibatkan sejumlah gerakan contohnya

seperti mengunyah, menelan dan juga menghancurkan makanan. Menurut

Susilawati dkk (2015) mengemukakan bahwa secara umum sistem pencernaan

terdiri dari struktur pencernaan dan saluran pencernaan. Saluran pencernaan

terdiri dari mulut, kerongkongan (Esophagus), lambung (Ventrikulum), usus

halus, usus besar, rektum, dan yang terakhir adalah anus. Lebih lanjut Menurut

Khamim (2020) mengemukakan bahwa untuk mencerna makanan, makhluk hidup

memiliki organ-organ pencerna makanan, seluruh organ pencerna makanan

membentuk suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pada

mahkluk hidup tingkat tinggi, terjadi sebuah proses pemecahan makanan yang

berbeda-beda. Sedangkan pada mahkluk hidup tingkat rendah, proses pemecahan

makanan umumnya terjadi di dalam sel dan sebaliknya pada mahkluk hidup

tingkat tinggi proses pemecahan makanan dilakukan diluar sel. Hal ini dapat

terjadi dikarenakan adanya sistem pencernaan yang tersusun oleh saluran

pencernaan dan kelenjar pencernaan. Jika kita meninjau dari prosesnya maka,

sistem pencernaan terdiri dari organ yang berhubungan dengan pengambilan

makanan, pengolahan dan penyediaan zat-zat makanan serta pembuangan sisa dari

hasil pencernaan yang akan keluar dari tubuh.


Pisces dalam istilah bahasa indonesia dikenal sebagai ikan yang meliputi

semua jenis ikan, baik yang tidak mempunyai rahang, maupun ikan yang

mempunyai rahang, terdiri dari ikan bertulang rawan, dan ikan bertulang sejati.

Ikan merupakan hewan vertebrata akuatik berdarah dingin dan bernafas dengan

insang. Ikan didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang yang hidup di air

dan secara sistematik di tempatkan di filum chordata dengan air dan sirip

digunakan untuk berenang. Menurut Purnamasari & Santi (2017) mengemukakan

bahwa Saluran pencernaan ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris) yang di

dalamnya terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut, dari rongga mulut

makanan masuk ke dalam esophagus melalui faring yang terdapat di daerah

sekitar insang, esophagus berbentuk kerucut, pendek terdapat di belakang insang

dan bila tidak dilalui makanan makan lumen akan menyempit. dari kerongkongan,

makanan di dorong masuk ke lambung sehingga lambung menjadi besar, anatara

lambung dan usus tidak jelas batasnya, dari lambung makanan masuk ke dalam

usus yang berbentuk pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya bermuara

pada anus.

Amphibi adalah salah satu hewan yang unik, kelompok hewan ini terdiri

dari dua kelas ampbhibia dan kelas reptilia. Kelas amphibia terdiri dari tiga ordo

yaitu Amura (katak), Candata (salamander), dan Gymnophiona (cecil). Amphibi

memiliki beberapa ciri umum, antara lain kulit yang lembab dan tidak bersisik,

sistem pernapasan yang melalui kulit, insang, dan paru-paru, hati yang memiliki

tiga lobus, tubuh yang tidak sepenuhnya terbagi menjadi kepala, badan, dan ekor.
Menurut Purwanti (2021) mengemukakan bahwa sistem pencernaan makanan

pada amphibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan. Secara

berturut-turut pencernaan katak meliputi rongga mulut, esophagus, ventrikulus,

intestinum, usus halus, usus besar, dan kloaka. Kerongkongan adalah saluran yang

berguna untuk menyalurkan makanan dari mulut ke lambung, kerongkongan dapat

menghasilkan sekresi alkalis dan membantu masuk ke lambung, lambung

memiliki bentuk seperti kantung dan bila berisi makanan dapat melebar. Makanan

akan teremas-remas di dinding lambung dengan menggunakan bantuan enzim

sampai makanan tersebut hancur, gerakan ini disebut gerakan peristalik. Lambung

berfungsi mencerna dan mengolah makanan yang di konsumsi. Di dekat lambung

terdapat organ pankreas berwarna kekuning-kuningan yang berfungsi

menghasilkan enzim untuk membantu pencernaan makanan, hati berfungsi untuk

mengeluarkan empedu dari kantung empedu, empedu berwarna kehijauan yang

berguna untuk menetralisir racun-racun yang masuk kedalam sistem pencernaan

katak. Lanjut ke usus, usus dibagi menjadi dua yaitu usus halus dan usus besar.

Usus halus berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan dengan bantuan enzim

yang dihasilkan oleh pancreas, sedangkan usus besar terjadi di penyerapan air

dari makanan dan terjadi pembusukan.

Aves adalah salah satu kelas yang memiliki keunikan dan ciri khasnya

tersendiri dibandingkan dengan sejumlah kelas lain. subfilum vertebrata yang

bagian tertutup bulu, namun bagian bawah kakinya tertutup sisik contoh hewan

yang termasuk aves, antara lain adalah burung, ayam, angsa, dan itik. Anatomi

aves memiliki struktur yang khusus untuk mendukung kemampuan terbang,


seperti kepadatan tulang yang rendah, otot penerbangan yang kuat, dan struktur

paru-paru yang unik memungkinkan pertukaran gas yang lebih efisien saat

terbang. Menurut Purnamasari & Santi (2017) menjelaskan bahwa :

pencernaan burung dimulai dengan mulut. Paruh burung mengganti


bibir dan gigi mamalia dan bervariasi dalam bentuk, ukuran, panjang
dan fungsi sesuai dengan jenis makanan yang dikonsumsi. Benih-
kerupuk seperti pipit memiliki paruh kerucut pendek, sedangkan
burung pemangsa seperti elang memiliki paruh bengkok yang kuat
untuk merobek daging. Lidah burung, seperti paruh, disesuaikan
dengan jenis makanan burung mengkonsumsi. Pelatuk memiliki lidah
panjang sempit yang berfungsi sebagai tombak, yang memungkinkan
mereka untuk mengekstrak serangga dari lubang mereka mengebor di
kayu mati. Burung pemangsa dan finch memiliki pendek, tebal, lidah
berdaging yang memungkinkan mereka untuk memanipulasi makanan
mereka.

Lebih lanjut menurut Umi (2020:97) mengemukakan bahwa paruh,

merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut, terdiri atas rahang atas yang

merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk, faring berupa saluran

pendek, eshopagus (kerongkongan), terdapat tembolok yang merupakan

pelebaran eshopagus, tembolok berperan sebagai tempat penyimpanan makanan

yang dapat diisi dengan cepat, lambung, terdiri atas proventiculus dan ventriculus,

proventiculus (lambung kelenjar) banyak menghasilkan enzim pencernaan dan

dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah atau empedal) ototnya

berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat krikil dan pasir yang

tertelan Bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan, intestinum

(usus) terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka, usus

halus pada burung terdiri dari duodenum, jejenum dan ileum.


DAFTAR PUSTAKA

Anjarwati, Ani, Errina Dinda Festawanti, Yuni Wulandari, Faradella Rahmadhini

& Muthmainnah. 2022. Pemahaman Tentang Sistem Pencernaan Manusia

dan Hewan Siswa Siswa SDN Suka bumi 6 Probolinggo. Jurnal

Pendidikan Sains dan Teknologi. Vol. 1 (2): 252.

Khamim. 2020. Sistem Pencernaan. Alprin: Semarang.

Koniyo, Yuniarti & Juliana. 2018. Aspek Biologis Ekologis Ikan Manggabai.

Gorontalo: Ideas Publishing.


Purnamasari, Sari & Dwi Rukma Santi. 2017. Program Studi Arsitektur UIN

Sunan Ampel: Surbaya.

Purwati, Siwi. 2021. Sains Dasar. Yogyakarta

Susilawati, Jumrodah dan Tri Murni Handayai. 2015. Perbandingan Pengguanaan

Multimedia Interaktif Adopsi dengan Multimedia Interaktif MTSN pada

Konsep Sistem Pencernaan di MTSN 1 Model pelangka Raya. Jurnal

Edication and Develoment. Vol. 3 (1): 42

Umi, Christiana. 2020. Arif Cerdas Untuk Sekolah Dasar Kelas 5. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesi

Anda mungkin juga menyukai