Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ENTOMOLOGI

SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA

OLEH:

KELOMPOK 1

ANGGOTA : 1. YUDYA ISFHANY (1210421002)


2. LINDA AGUSTIN (1310421020)
3. INTAN PELITA SARI (1310421047)
4. ENNITA BATUBARA (1310421053)
5. KARERI IVO AYRIN (1310421108)
6. AHMAD EFENDI (1310422033)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2016
SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA

I. Pengertian Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses pengubahan makanan

dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi

molekul sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh

(Hedisasrawan, 2012). Selama dalam proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi

zat-zat sederhana yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai

perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung dalam

berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus menyaring dan

bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap jenis lainnya

(Evelyn, 2008).

Sistem pencernaan berfungsi untuk mengolah bahan makanan menjadi sari

makanan yang siap diserap tubuh. Proses pencernaan terjadi pada karbohidrat, protein,

dan lemak, sedangkan vitamin, mineral, serta air langsung diserap dan digunakan oleh

tubuh (Green, 2002).

II. Sistem Pencernaan pada Serangga

Serangga memiliki saluran pencernaan (alimentary canal) yang berfungsi

mengambil makanan, mencernanya melalui reaksi enzimatik, menyerap bahan yang

dibutuhkan dan membuang sisa yang tidak dibutuhkan tubuh. Makanan serangga sangat

beragam, misalnya cairan xylem yang berair (makanan nimfa spittle bug dan cicada),

darah vertebrata (makanan nyamuk betina), kayu kering (makanan beberapa jenis

rayap), bakteri dan alga (makanan blackfly dan larva berbagai jenis caddisfly) dan

jaringan internal serangga lain (makanan larva hymenoptera endoparasit). Secara umum,
makanan serangga dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok utama, yang

pembedanya berdasarkan apakah makanan tersebut keras atau cair atau berasal dari

tumbuhan atau hewan yaitu: (a). Fitofagus atau pemakan tumbuhan, contohnya Oxya

chinensis (kelompok belalang); (b). Zoofagus atau pemakan hewan lain, contohnya

Mantis religiosa (belalang sembah); (c). Saprofagus atau pemakan materi organik yang

telah mati, contohnya Lepisema saccharina (kutu buku) dan (d). Omnivirus atau

pemakan hewan dan tumbuhan, contohnya Gryllus assimilis (jangkrik) (Octavianty,

2008).

Secara morfologi dan fisiologi saluran pencernaan serangga sangat berhubungan

erat dengan perbedaan dietnya. Secara ekstrim ada dua, yaitu:

1. Serangga pemakan makanan bahan keras memiliki saluran pencernaan yang

besar, lurus dan pendek dengan perototan yang kuat serta saluran pencernaan

tersebut sangat terlindung dari bahaya abrasi. Sifat-sifat tersebut terlihat jelas

pada serangga pemakan daun yang mana makanan akan melewati saluran

pencernaan secara cepat.

2. Serangga pemakan bahan cair, seperti darah, cairan tanaman atau nektar biasanya

memiliki saluran pencernaan yang panjang, sempit, berbelit-belit sehingga

memberi peluang terjadinya kontak yang maksimal antara saluran pencernaan

dengan cairan yang dimakan dan sifat terlindungi dari abrasi tidak penting

baginya.

III.Struktur Saluran Pencernaan

Secara embriologi saluran pencernaan berkembang dari invaginasi bagian

anterior dan posterior jaringan ectodermal, kemudian jaringan tersebut menyatu dengan

kantong yang terbentuk dari endodermal sehingga terbentuk saluran pencernaan yang

berawal dari anterior menuju ke posterior. Saluran pencernaan bagian depan dan
belakang dilapisi oleh kutikula sedangkan saluran pencernaan bagian tengah tidak

dilapisi oleh kutikula.

Saluran pencernaan serangga dapat dibagi menjadi tiga bagian besar dan antar

bagian tersebut terdapat katup (klep) yang berfungsi mengendalikan perpindahan

makanan/cairan. Bagian-bagian tersebut dari anterior ke posterior adalah foregut, midgut

dan hindgut. Foregut (saluran pencernaan bagian depan atau stomodeum) berfungsi

mengahancurkan, menyimpan, menggiling dan mengangkut bahan makanan ke midgut.

Midgut (saluran pencernaan bagian tengah atau meseteron) menghasilakn dan

mensekresikan enzim pencernaan dan disini terjadi penyerapan hasil pencernaan.

Selanjutnya bahan sisa yang berada di dalam lumen saluran pencernaan bersama urine

dari tabung Malphigi masuk ke hindgut (saluran pencernaan bagian belakang atau

proktodum). Pada hindgut terjadi penyerapan air, garam dan molekul berguna lainnya

sebelum terjadi pembuangan feses melalui anus.

Gambar 1. Saluran Pencernaan Serangga

A. Foregut (Stomodeum)
Foregut dapat dibagi menjadi farinks, esophagus dan crop (tembolok) dan pada

serangga yang bahan makanannya keras sering memiliki organ penghancur yaitu

proventrikulus (empedal). Proventrikulus terlipat saecar longitudinal dengan bentuk

yang kaku serta kutikulanya memiliki duru atau gigi.

Gambar 2. Bagian-bagian Foregut

Pada ujung anterior foregut terdapat mulut, membuka ke rongga preoral yang

dikelilingi oleh dasar alat mulut dan sering kali terbagi menjadi bagian atas (sibarium)

dan bagian bawah (salivarium). Terdapat sepasang labial atau kelenjar ludah (salivary

gland) dengan berbagai susunan dan ukuran, mulai dari yang berbentuk tabung

panjang sederhana sampai berbentuk gelembung atau dengan percabangan yang

kompleks. Kelenjar yang kompleks terdapat pada berbagai jenis Hemiptera yang

menghasilakn dua jenis saliva. Pada serangga yang menyimpan makanan di dalam

foregutnya, hal tersebut diperankan oleh tembolok yang mampu menyimpan bahan

makanan dalam jumlah yang cukup banyak dan biasanya tembolok tersebut mamapu

menggelembung serta memiliki katup posterior yang mampu mengendalikan

penyimpanan makanan.

B. Midgut (Mesentron)
Secara umum, midgut serangga terbagi atas dua bagian, yaitu (a) tabung

ventrikulus dan (b) diverticula lateral dengan bagian ujung buntu yang disebut caeca.

Sebagian besar sel midgut secara struktur hampir sama, yaitu berupa kolumnar yang

memiliki mikrovili (tonjolan seperti jari) yang menutupi permukaan bagian dalam.

Gambar 3. Bagian-bagian Midgut

C. Hindgut (Proktodeum)

Pada ujung anterior hindgut berawal dari titik masuk tabung Malphigi. Bagian

tersebut sering menjadi pilorus yang dapat dilihat secara jelas dengan terbentuknya

katup pilorik muskular. Selanjutnya bagian tersebut diikuti oleh ileum, kolon dan

rectum. Fungsi utama hindgut adalah untuk penyerapan air, garam dan zat-zat berguna

lainnya dari feses dan urin.

Gambar 4. Bagian-bagian Hindgut


Setiap bagian saluran pencernaan mempunyai beberapa peran khusus

padabagian-bagian tertentu serta terjadi berbagai variasi pada kelompok serangga yang

berbeda, yang tergantung pada dietnya.

Gambar 5. Beberapa variasi saluran pencernaan pada serangga. (A) belalang, (B)
kumbang tanah, (C) water strider, (D) cicada, (E) ngengat dan (F) lalat rumah. Aint.,
interstin anterior; Cr,tembolok; FilC, ruang saringan;Gc, gastrik kaekum; Mal, tabung
Malphigi; Oe, esophagus; Ph, fariks; Pvent, proventrikulus; Rec, rectum; Vent,
ventrikulus (Elzinga, 2004).
IV. Efisiensi Penggunaan Makanan

Efisiensi serangga mengkonsumsi makanannya sangat bervariasi tetapi

kebanyakan serangga fitofaghus mencerna dan meyerap hanya relatif kecil dari makan

yang dimakan dan sebagian besar makanan dikeluarkan tampa perubahan sebagai faeses.

Penggunaan makanan beraneka ragam dari suatu serangga ke serangga lainnya. Pada

serangga penghisap cairan sedikit atau tidak ada sisa zat padat. Penggunaan makanan

sangat tinggi pada serangga-serangga seperti ini. Sebaliknya pada aphid penggunaan

makanan biasanya jelek. Cairan tumbuhan diambil dari tumbuhan dan mengalir terus,

kebanyakan keluar dari duburnya sebagai tetes embun madu. Kira-kira 50-60 % nitrogen

yang dimakan diambil dari tumbuhan (Batubara, 2002).

Biasanya pada serangga fitopagus penggunaan makanan juga buruk. Pada larva

instar kelima Schistocera menggunakan hanya 35 % berat kering makanannya, tetapi

pada instar pertama menggunakan 78 % dari berat kering makanannya. Hal ini terjadi

pada keadaan makanan berlimpah. Bila serangga kelaparan makanan tertahan di usus

jangka yang lama dan penggunaanya lebih efisien (Batubara, 2002).


DAFTAR PUSTAKA

Batubara, R. 2002. Sistem Pencernaan Serangga. Universitas Sumatera Utara. Medan

Busnia, M. 2006. Entomologi. Universitas Andalas. Padang

Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Erlangga. Jakarta

Elzinga RJ. 2004. Fundamentals of Entomology 6th Edition. Perason Education Inc.
New Jersey

Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Para Medis. PT Gramedia.
Jakarta

Green, J.H. 2002. Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia. Bina Rupa Aksara. Jakarta

Octavianty, Y. 2008. Ensiklopedia serangga. Penebar swadaya. Depok

Anda mungkin juga menyukai