Anda di halaman 1dari 4

3 SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA (STOMODEUM,

MOSENTERON, PROKTODEUM)

 Pengertian, Organ dan Fungsi Sistem Pencernaan pada Serangga


(Stomodeum, Mosenteron, Proktodeum)

Pencernaan pada serangga – Setiap makhluk hidup pasti mempunyai sistem


pencernaan makanan berbeda-beda, hal ini bergantung dari yang dikonsumsi jenis
makanannya. Demikian pula dengan serangga. Jenis makanan yang khusus serta bentuk tubuh
yang mungil ini membuat serangga mempunyai sistem pencernaan makanan terstruktur
tersendiri. Walaupun secara garis besar, dalam sistem pencernaan makhluk hidup secara
umumnya adalah sama, tapi setiap organisme mempunyai kekhususan-kekhususan tertentu
pada masing-masing organ pencernaannya. Berikut ini akan di bahas mengenai pencernaan
pada serangga.

Gambar 1 : Saluran pencernaan pada belalang


Pembagian Sistem Pencernaan Serangga

Sistem pencernaan pada serangga dibedakan menjadi 3 bagian besar, yakni :

1. Pencernaan atas atau depan (stomodeum) 2. Pencernaan tengah (mosenteron) 3. Pencernaan


bawah atau belakang (proktodeum)

Saluran-saluran pencernaan diatas berasal dari turunan berbeda, saluran pencernaan depan serta
belakang asalnya dari jaringan ektodermal serta saluran pencernaan tengah asalnya dari
jaringan endodermal.

Bentuk dari saluran pencernaan tersebut dipengaruhi oleh makanan serangga dan cara
makannya, jadi hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan-perbedaan/
penyesuaianpenyesuaian antar bentuk pencernaan serangga.

Kebanyakan serangga pada bagian-bagian tersebut dibagi lagi menjadi bagian lainnya dengan
beragam fungsi masing-masing, yakni esofagus, faring, proventrikulus dan krop pad assaluran
pencernaan bagian depan, sementara bagian pencernaan tengah ventrikulus, dan pada
pencernaan bagian belakang ada pirolus, ileum serta rectum. Sejumlah sistem yang mendukung
fungsi dari sistem pencernaan ialah sistem syaraf stomatogastik, sistem syaraf pusat, sistem
pernapasan dan sistem endoktrin.

Berikut ini adalah penjelasan bagian-bagian diatas secara lebih rinci :

1. Pencernaan Atas atau Depan (stomodeum)

Didalam sistem pencernaan serangga bagian ini, kebanyakan terlapisi oleh lapisan
kutikula yang dapat diperbaharui pada saat terjadi pergantian kulit atau rangka luarnya
serangga. Saluran pencernaan yang pertama ini tersusun dari organ-organ berikut :

1. Rongga Mulut Sebagai masuknya makanan. Berbeda dari mulut hewan umumnya yang
mempunyai gigi untuk mengunyah makanan, untuk serangga organ rongga mulut ini tidak
bergigi.

2. Faring Merupakan lengkungan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan


kerongkongan (esofagus). Dinding-dinding faring ini tersusun dari otot-otot yang fungsinya
mendorong makanan agar mampu diteruskan ke kerongkongan. Sementara pada serangga
tipenya mulut menusuk seperti nyamuk, serta penghisap seperti kupu-kupu, dalam faring
lengkap dengan mirip pompa untuk menarik makanan ke kerongkongannya.

3. Kerongkongan (esophagus) Identik dengan faring, fungsinya kerongkongan mendorong


bahan makanan yang telah masuk menuju organ pencernaan berikutnya.
4. Tembolok Hampir sama juga dengan tembolok yang sering dijumpai pada organisme Aves
(burung), tembolok disini berfungsi untuk menyimpan makanan, dan menunggu antrian ke
lambung (ventrikulus). Kemudian terjadi pencernaan melewati enzim yang terbawa menuju
dalam tubuh serangga. Tetapi, pencernaan yang terjadi cuma sebagian kecil yang tersimpan
bahan makanannya, jadi tidak seluruhnya

. 5. Proventrikulus (lambung depan) Pada proventrikulus, terjadi pencernaan berbeda-beda


yang sesuai dengan jenis tipe makanan serangga. Untuk serangga pemakan makanan berjenis
keras dan liat, maka proventrikulus fungsinya memecah makanan yang baik secara fisik
ataupun enzimatis. Untuk serangga yang memakan cairan seperti nektar, maka lambung
depannya akan termodifikasi serupa katup dan saluran panjang.

2. Pencernaan Tengah (Mosenteron)

Setelah melewati pencernaan atas dengan berakhir di proventrikulus, maka sistem


pencernaan pada serangga akan menuju ke pencernaan tengah, yakni terdiri dari gastrik
kaekum serta ventrikulus. Dalam saluran tersebut pergerakan makanan akan dikontrol
membran peritropik yang menyusun dari khitin dan protein. Saluran tengah pada sistem
tersebut menyerap nutrisi yang dibutuhkan dan memecah makanan jadi bagian-bagian kecil.

Hal ini sudah membuktikan dengan struktur dinding pada organ pencernaan tengah yang terdiri
atas jonjot-jonjot dinding epitel yang kolumnar ber-vili.

3. Pencernaan Bawah atau Belakang

Salam saluran pencernaan belakang, fungsinya menjadi tempat keluarnya sisa-sisa


makanan tidak terserap serta memaksimalisasi penyerapan dari sisa makanan tidak terserap
tersebut ketika di mesenteron. Pada saluran belakang, asalnya dari jaringan ectodermal jadi
saluran ini mempunyai kutikula bernama intima. Pada saluran inilah serangga memiliki sifat
hemostasis.

Beberapa organ penyusun dari saluran pencernaan ini, yakni :

1. Pilorus Pylorus adalah pangkal tabung malphigi yang fungsinya untuk penyaringan air dan
juga nutrisi yang telah berlarut di dalamnya.

2. Ileum (usus penyerap) Sesuai dari namanya, organ ini mempunyai fungsi penyerapan,
misalnya menyerap air dan amonia. Didalam rayap ileum ini ada kantung-kantung tempat bagi
organisme lain untuk bersimbiosis.
3. Rectum Selain menjadi tempat penyimpanan feses saat sebelum dikeluarkan, dan rectum ini
juga mengalami reabsorbsi air serta asam-asam amino yang kemungkinan dapat dimanfaatkan.
Dalam rectum terjadi diferensiasi sejumlah sel, ada yang membentuk bantalan dan memanjang.

4. Kloaka atau anus Adalah bagian ujung saluran untuk tempat keluarnya faeses serangga. Ada
sejumlah jenis kelenjar yang bisa beradsosiasi menggunakan sistem pencernaan, antara lain
kelenjal mandible, kelenjar faring, kelenjar maksila dan kelenjar labium.

Serangga hampir makan segala zat organik yang ada di dalam, serta sistem-sitem
pencernaannya menunjukkan variasi yang besar. Saluran pencernaan pada serangga ini ialah
suatu buluh, berkelok dan memanjang mulai dari mulut hingga ke anus. Pada sistem
pencernaan tersebut sangat beragam, bergantung dari macam-macam yang dimakan oleh
serangga. Kebiasan-kebiasaan makan hingga mungkin sangat beragam dalam satu jenis
tunggal.

Demikianlah sistem pencernaan pada serangga yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, ilmu
tentang serangga khususnya fisiologi serangga bisa digunakan sebagai bahan dasar
pengetahuan bagaimana kita bisa mengendalikan serangga.

Anda mungkin juga menyukai