BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi.
Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan lainnya dan
praktis mereka terdapat dimana-mana.
Banyak sekali serangga yang bermanfaat bagi manusia, tanpa mereka
manusia tidak akan berada dalam bentuk sekarang ini. Bermanfaat mulai dari
proses penyerbukan, sebagai makanan, hingga sebagai bahan dalam bidang
penelitian dan kedokteran. Dan yang sangat pentingnya adalah serangga
sebagai pemakan bahan organik yang membusuk, sehingga membantu
merubah tumbuhan dan hewan yang mati menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dan dikembalikan ke tanah.
Sebaliknya, banyak serangga adalah berbahaya atau sebagai perusak.
Mereka menyerang berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang tumbuh,
termasuk tanaman yang bernilai bagi manusia dan makan tumbuh-tumbuhan
tersebut. Serangga menyerang harta benda manusia, termasuk rumah-rumah,
pakaian, persediaan makanan, menghancurkan, merusak dan mencemarinya.
Mereka menyerang manusia dan hewan, banyak serangga adalah agen-agen
dalam penularan berbagai penyakit.
Berdasarkan dua kepentingan yang saling bertolak belakang tersebut di
atas maka sudah menjadi kewajiban kita untuk memikirkan bagaimana
mengendalikan mahluk yang bernama serangga ini agar fungsinya tetap dapat
dirasakan sedangkan kerugian karena kehadiran mereka dapat dihindarkan.
Oleh karena itu ilmu mengenai serangga khususnya fisiologi serangga dapat
digunakan
sebagai
dasar
pengetahuan
bagaimana
serangga
dapat
dikendalikan. Khusus untuk itu dalam tulisan ini disajikan bagian berbagai
fisiologi dari serangga yaitu sistem pencernaan, system respirasi, system
peredaran darah, system syaraf, system gerak, dan system eksresi pada
serangga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu fisiologi serangga?
2. Apa saja sistem-sistem yang ada pada serangga?
C. Tujuan
1. Mengetahui maksud fisiologi serangga.
2. Mengetahui apa saja sistem-sistem yang ada pada tubuh serangga.
BAB II
PEMBAHASAN
Stuktur Umum
Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama
yaitu: saluran pencernaan depan (Stomodeum), saluran pencernaan tengah
(Mesenteron), saluran pencernaan belakang (Proktodeum).
Saluran-
(penyesuaian-penyesuaian)
diantara
bentuk
pencernaan
serangga.
Pada banyak serangga bagian-bagian utama ini terbagi menjadi bagian
lain dengan berbagai fungsi yaitu faring, esofagus, crop dan proventrikulus
pada saluran pencernaan bagian depan, ventrikulus pada bagian
pencernaan tengah, dan pirolus, illeum serta rektum pada pencernaan
bagian belakang. Beberapa sistem yang mendukung fungsi sistem
pencernaan adalah sistem syaraf pusat, sistem syaraf stomatogastik, sistem
endokrin dan sistem pernapasan. Serangga dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok yaitu: Fitophagus, yaitu serangga pemakan tumbuhan,
Stomedeum
3. Saluran Pencernaan Tengah
Saluran pencernaan bagian tengah berfungsi sebagai pencerna dan
penyerap makanan. Saluran ini berasal dari mesodermal sehingga saluran
ini tidak memiliki kutikula dan sebagai gantinya adalah lapisan peritropik
yang halus. Otot-otot pada saluran ini berkembang. Menurut chapman
(1982) saluran pencernaan ini disusun oleh otot longitudinal, otot
melingkar, sel-sel epitelium yang berbentuk kolumnar, sel-sel regeneratif
(penghasil enzim) dan membran peritropik.
Membran peritropik adalah suatu lapisan yang meliputi lumen untuk
melindungi sel-sel kolumnar yang berada di bawahnya dari makanan dan
mikroba. Membran peritropik terdiri atas khitin dan protein.
Lumen memiliki mikropili yang merupakan tonjolan-tonjolan pada sel
yang dapat membentuk started border. Mikropili ini juga berfungsi
memperbesar luas permukaan penyerapan.
Pada sel epitelium yang kolumnar ditemukan sel Goblet. Pada selaput
dasar memiliki banyak lekukan-lekukan dan disana banyak terdapat
mitokondria yang panjang-panjang sehingga hal tersebut menjadi pembeda
dengan sel-sel lain. Saluran pencernaan tengah terdiri dari grastrik kaekum
Penyerapan di Protodeum
10
Kebanyakan
karbohidrat
diperoleh
menjadi
monosakarida.
6. Penyerapan
Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus tengah tempat dimana
enzim disekresikan, tetapi karena cairan-cairan usus bagian tengah
dimuntahkan kembali, sejumlah pencernaan dapat terjadi juga di
tembolok. Enzim yang berkaitan dengan pencernaan terdapat dalam air
liur dan sekresi usus bagian tengah. Enzim yang terdapat di bagian usus
tengah disesuaikan dengan makanan. Bila suatu serangga utamanya
memakn protein maka protease menjadi penting, sedangkan serangga yang
makan madu tidak terdapat protease. Serangga yang memakan bagian
floem yang tidak mengandung polisakarida atau protein tidak terdapat
amilase dan protease, tetapi invertase.
Produk pencernaan diserap di dalam usus tengah dan sedikit pada usus
bagian belakang. Terdapat sejumlah penyerapan kembali dari air seni pada
usus bagian belakang ini. Sel-sel yang berhubungan dengan penyerapan
mirip dengan sel-sel yang menghasilkan enzim. Tidak terjadi fagositas
terhadap partikel makanan, semua subtansi diserap dalam bentuk cairan.
11
12
13
14
Otot
Tidak seperti vertebrata dan invertebrata non-serangga yang
mempunyai baik otot lurik (striated) maupun otot polos (smooth),
serangga hanya mempunyai otot lurik yang masing-masing serabutnya
terdiri dari dari beberapa sel dengan:
a) Suatu plasma membran bersama
b) sarcolemma: lapisan luar. Sarcolemma mempunyai lekukan ke dalam
(invaginasi), di mana tracheole yang mencatu oksigen berhubungan
dengan serabut otot.
c) contractile myofibrils: tersusun sepanjang serabut otot dalam
lembaran yang terdiri dari silinder-silinder.
15
Perlekaan otot
Pada vertebrata, otot-otot bertumpu pada skeleton internal, tetapi
sebaliknya pada serangga otot-otot melekat dan bertumpu pada permukaan
dalam dari skeleton luar. Otot bersambung dengan adanya tonofibrillae.
Skeleton luar tonofibrillae merupakan serabut-serabut penghubung yang
halus berfungsi untuk:
a)
16
17
18
19
20
21
22
23
2.
3.
Monopolar
2.
Bipolar
3.
Multipolar
Susunan di atas disebut sebagai "neuron bipolar", sedang bentuk
dan
meneruskan
rangsang,
sementara
yang
monopolar
24
Tipe neuron
Organ Peraba, Syaraf, dan Integrasinya
Organ
peraba
dibagi
atas
photoreceptor,
chemoreceptor
dan
25
26
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel
menuju pembuluh pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea
bercabang lagi menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat
mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian dalam. Trakeolus tidak
berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas.
Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini
mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem pengangkutan
(transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah
sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga
udara kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka
trakea kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih
kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya
02 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan mengedarkannya ke
seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk
dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya
berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga udara mudah
berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk udara diperoleh
dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air untuk mengambil
udara.
27
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fisiologi serangga adalah studi sifat-sifat fungsional jaringan dan organ
pada serangga. Serangga adalah salah satu kelompok yang paling beragam
binatang di bumi. Mereka telah berevolusi adaptasi yang memungkinkan
mereka untuk hidup dalam berbagai ekosistem. Dasar tubuh rencana terdiri
29