Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI TERNAK

PENCERNAAN

Oleh :

Kelas : Fapet E

Kelompok : 8

Acep Cahyono 200110130037

Risa Novia Pratiwi 200110130146

Moristian K. S. P. 200110130151

Farid Akbar 200110130364

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2014

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page1


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan ini disusun sebagai bahan laporan praktikum dan untuk memenuhi

tugas mata kuliah praktikum Fisiologi Ternak.Adapun objek untuk praktikum adalah

organ-organ pencernaan dari ayam, domba dan kelinci.Praktikan dinilai perlu

memahami beberapa hal khusus pada bentuk dan fungsi dari organ-organ pencernaan
yang terdapat pada ayam, domba dan kelinci.

1.2 Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui secara visual anatomi berbagai bentuk system pencernaan

pada hewan serta gambaran umum dan fungsi suatu organ pencernaan.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Fisiologi Ternak tentang pencernaan ini diadakan pada :

Hari/Tanggal : Kamis, November 2014

Pukul : 12.30-14.30 WIB

Tempat : Laboraturium FisiologiTernak dan Biokimia ,FakultasPeternakan,

Universitas Padjadjaran.

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page2


II

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page3


TINJAUAN PUSTAKA

Semua zat yang berasal dari tumbuhan dan hewan terdiri darikomponen

kompleks yang tak dapat digunakan begitu saja, karena itumemerlukan pemecahan

agar menjadi komponen yang lebih sederhana.Fungsiutama digesti adalah memecah

molekul kompleks dan molekul besar dalammakanan sehingga molekul itu dapat

diserap dan digunakan tubuh. Penguraiankomponen kompleks menjadi komponen

sederhana disebut hidrolisis (Tillman,.At al, 1984).

Sistem digesti pada ternak dibagi menjadi dua macam yaitu monogastrikdan

poligastrik.Monogastrik memiliki saluran pencernaan meliputi mulut, oesophagus,

stomach, small intestinum, large intestinum, rektum dan anus. Sedangkan pada

poligastrik perut dibagi menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum, dan

abomasum, sehingga urutan saluran pencernannya menjadi mulut, oesophagus,

rumen, reticulum, omasum, abomasum, small intestinum, largeintestinum, rektum

dan anus (Swenson,1997).

Sistem saluran pencernaan terdiri atas saluran yang dilapisi oleh membran

mukosa yang berhubungan dengan kulit luar, pada mulut dan anus.Empat lapisan
yang menyusun dinding saluran pencernaan dari luar ke dalam adalah epitel

squamous (di dalam bagian glandular dari perut serta kolonsederhana), lamina propria

(termasuk mukosa dan sub mukosa muskularis),otot-otot (seran lintang esophagus,

otot halus, pada bagian selainnya esofagus yang umumnya bagian dalam sirkuler juga

bagian luar longitudinal), arahkaudal terhadap diafragma serta yang menutupi

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page4


sebagian besar saluranpencernaan (suatu penutup serosa bagian luar yang disebut

peritonium viseral)(Frandson,1992).

Langkah-langkah dalam sistem digesti meliputi, mekanis, biologis dan

enzimatis.Sistem mekanis dilakukan dengan prehension, reinsalivasi, dan remastikasi

serta redeglutisi.Didalam rumen terdapat mikroflora rumen yang berfungsi untuk

mencerna selulose dan hemisellulose menjadi VFH, CO2, CH4 dan energi panas.

Fungsi lain dari organisme rumen adalah sebagai sumber energi, sumber asam amino,

dan sintesis vitamin B. Sistem digesti juga dibantu oleh glandula saliva, pancreas dan

hati merupakan kelenjar tambahan (Tillman,.At al, 1984).

Hewan non ruminansia (unggas) memiliki pencernaan monogastrik (perut

tunggal) yang berkapasitas kecil.Makanan ditampung di dalam crop kemudian

empedal/gizzard terjadi penggilingan sempurna hingga halus. Makanan yang tidak

tercerna akan keluar bersama ekskreta, oleh karena itu sisa pencernaan pada unggas

berbentuk cair (Girisenta, 1980).

Zat kimia dari hasil–hasil sekresi kelenjar pencernaan memiliki peranan

penting dalam sistem pencernaan manusia dan hewan monogastrik


lainnya.Pencernaan makanan berupa serat tidak terlalu berarti dalam spesies

ini.Unggas tidak memerlukan peranan mikroorganisme secara maksimal, karena

makanan berupa serat sedikit dikonsumsi.Saluran pencernaan unggas sangat berbeda

dengan pencernaan pada mamalia.Perbedaan itu terletak didaerah mulut dan perut,

unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah, namun memiliki lidah yang kaku untuk

menelan makanannya.Perut unggas memiliki keistimewaan yaitu terjadi pencernaan

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page5


mekanik dengan batu-batu kecil yang dimakan oleh unggas di gizzard (Swenson,

1997).

Saluran pencernaan ruminansia terdiri dari rongga mulut (oral), kerongkongan

(oesophagus), proventrikulus (pars glandularis), yang terdiri dari rumen, retikulum,

dan omasum; ventrikulus (pars muscularis) yakni abomasum, usus halus (intestinum

tenue), usus besar (intestinum crassum), sekum (coecum), kolon, dan anus. Lambung

sapi sangat besar, yakni ¾ dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan

penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah kembali (kedua

kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi pembusukan dan peragian (Arora, 2005).

Proses pengambilan makanan (Prehensi) dilakukan oleh lingua, di dalam

cavum oris terjadi mastikasi dan insalivasi sehingga makanan menjadi agak lemas.

Makanan ditelan masuk ke dalam rumen disebut deglutasi. Pada waktu makanan

masuk ke dalam rumen, sebagian gas yang berada di dalamnya akan terdorong keluar

dinamakan eruktasi.

Di dalam rumen, makanan terjadi proses fermentasi yaitu pemecahan selulosa

dinding sel-sel tanaman, selain pencernaan karbohidrat juga terjadi pencernaan


protein, lipid, mineral, serta pencernaan sintesis vitamin. Retikulo rumen

mengandung cairan yang 85% terdiri dari air sehingga memungkinkan makanan halus

berada dalam suspense sedangkan makanan yang masih agak padat dan kasar

mengapung di bagian atas (Mukhtar, 2006).

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page6


Isi retikulo rumen dicampur aduk oleh gerakan kontraksi otot, karena gerakan

ini pula makanan yang kasar dan padat akan dikembalikan ke rongga mulut. Peristiwa

pengembalian ingesta ke rongga mulut ini dinamakan regurgitasi.Di dalam rongga

mulut, makanan mengalami pengunyahan ulang (remastikasi) dan pencampuran ulang

dengan saliva (reinsalivasi).Remastikasi ini berlangsung selama 40-50 kali dan

kemudian dilakukan penelanan kembali (redeglutasi) langsung masuk ke omasum dan

melanjutkan ke abomasum.Proses yang terjadi sejak regurgitasi sampai dengan


redeglutasi dinamakan ruminasi (Mukhtar, 2006).

Di dalam abomasum, ingesta selanjutnya dicampur dengan dan dihancurkan

oleh getah lambung yang mengandung HCL. Selama di dalam abomasum, ingesta

bereaksi asam dan akan berubah menjadi alkalis ketika berada di dalam intestinum

(Mukhtar, 2006).

Pada hewan lambung tunggal (kelinci) organ saluran pencernaanya terdiri dari

mulut, faring, kerongkongan, lambung (gastrum), usus halus (intestineum tenue),

yang terdiri dari doedenum, jejenum, ileum, usus besar (intestinum crasum), yang

terdiri dari kolon, sekum, dan rektum kemudian berakhir pada anus. (Tillman,. At al,

!984).

Kelinci termasuk pseudoruminant yaitu herbivora yang tidak dapatmencerna

serat kasar dengan baik.Kelinci memfermentasikan pakan dicoecum yang kurang

lebih 50% dari seluruh kapasitas saluranpencernaannya.Menurut Blakely dan Bade

(1991), sistem pencernaan kelincimerupakan sistem pencernaan yang sederhana

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page7


dengan coecum dan ususyang besar.Hal ini memungkinkan kelinci dapat

memanfaatkan bahan-bahanhijauan, rumput dan sejenisnya.

Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri disaluran cerna bagian bawah seperti

yang terjadi pada saluran cerna kuda.Kelinci mempunyai sifat coprophagy yaitu

memakan feses yang sudahdikeluarkan.Feses ini berwarna hijau muda dan

lembek.Hal ini terjadikarena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga

memungkinkan kelinciuntuk memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di

saluran bagianbawah atau yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein

bakteriyang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah

selulose/seratmenjadi energi yang berguna.

Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990) hal

inimerupakan paradoks bagi hewan pemakan tumbuhan.Daya cerna yang

lemahterhadap serat dan kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua

partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlahmakanan yang

besar.

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page8


III

PEMBAHASAN

3.1. Pencernaan Monogastrik

Berdasarkan alat pencernaannya atau tipe lambung yang dimilikinya, hewan

dibagi dalam dua kelompok yakni : hewan monogastrik dan hewan poligastrik.
Hewan monogastrik adalah hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana atau

lambung tunggal seringkali disebut hewan nonruminansia.

Sedangkan hewan poligastrik adalah hewan-hewan yang mempunyai lambung

jamak atau banyak, yaitu mempunyai empat bagian lambung rumen, retikulum,

omasum, dan abomasum disebut juga hewan ruminansia.

Hewan monogastrik dapat pula dibedakan berdasarkan makanan utamanya,

atau kebiasaan makan dan jenis makanan yang dikonsumsinya, yaitu karnivora

(hewan pemakan daging) contohnya anjing dan kucing ; hewan omnivora (hewan

pemakan tumbuhan dan hewan) contohnya babi dan ayam ; dan hewan herbivora

(hewan pemakan tumbuhan) contonya kuda dan kelinci.

Praktikan melakukan percobaan tentang alat pencernaan monogastrik

khususnya pada ayam. Proses pencernaan makanan pada ayam yaitu paruh

mengambil makanan, lidah mendorongnya ke dalam esofagus. Mukosa mulut serta

esofagus menghasilkan saliva, proses berjalan cepat dan digesti dapat diabaikan, lalu

disalurkan ke tembolok.

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page9


Adanya tembolok memungkinkan unggas untuk menerima makanan lebih

cepat daripada absorpsinya.Bila unggas dipuasakan makanan pertama yang dimakan

langsung masuk proventrikulus, lubang ke tembolok tertutup. Makanan berikutnya

disimpan dalam tembolok selama beberapa menit sampai beberapa jam, tergantung

pada konsistensinya dan respons ventrikulus.

Makanan basah yang digerus halus cepat dikeluarkan, sedang makanan kering

yang kasar tinggal lebih lama. Di alam tembolok makanan disimpan sementara dan

menjadikan makanan tersebut lembek, dan juga terjadi aktivitas mikroba,dan terjadi

vermentasi. Setelah itu makanan masuk ke proventikulus(lambung yang mempunyai

kelenjar sekretoris yang menghasilkan HCL dan pepsin,oleh karena itu proses

pencernaan unggas di usus halus terjadi secara enzimatis.

Setelah itu makanan masuk ke ventrikulus, organ ini dilapisi oleh epitel

kolumner yang berkeratin, organ ini berperan sebagai penggerus makanan.Bahan

makanan dalam empedal digerus sampai cukup lumat untuk dikeluarkan melalui

sphincter ke dalam duodenum.Jonjot-jonjot mukosa di daerah ini mencegah

keluarnya partikel makanan yang besar dan grit.Setelah itu makanan ke intestinum

tenue yang mempunyai banyak sel piala (goblet cells) yang berfungsi mensekresi

mukus.Lipatan pada submukosa (plica kerkringi), villi sebagai absorpsi.

Kemudian itu ke intestinum crassum dan kolon yang mampu mengadakan

gerakan peristaltik, organ ini berotot yang mampu mengadakan gerakan

antiperistalsis yang membawa kembali isinya ke dalam caeca.Sphincter pada batas

ileum- colon mencegah gerakan bahan masuk ke dalam ileum.Kolon itu sangat

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page10


pendek.Lalu ke caekum sebagai kamar vermentasi dan diproduksi vit B. Pengisiannya

dan pengosongannya diatur oleh otot-otot sphincter.

Sedangkan yang terakhir adalah sampai ke kloaka.Kloaka mempunyai ruang

simpan yang besar untuk urine dan faeces yaitu Coprodaeum.Ruang yang lebih kecil

(urodaeum) menerima oviduct atau jendolan genital jantan dan ureter.Ruang ke-3

(protodaeum) yang dekat lubang keluar, fungsinya belum diketahui.

Lembaran-lembaran mukosa membatasi ke-2 ruangan itu.Kloaka dilapisi villi

pendek dan lebar serta mempunyai lapisan otot yang berkembang dengan baik untuk

mengeluarkan faeces dan untuk retroperitalsis bahan-bahan yang masih banyak

mengandung air.Oleh karena itu di caekun dan kolon juga terjadi absorpsi air.

3.2. Pencernaan Pseudoruminan

Hewan monogastrik adalah hewan-hewan yang memiliki lambung sederhana

atau lambung tunggal seringkali disebut hewan non- ruminansia.Sedangkan hewan

monogastrik herbivor adalah adalah hewan monogastrik yang memakan tumbuhan,

contohnya adalah kelinci. Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan

mereka tidak dapat mencerna semua makanan dengan cara yang sama baiknya.

Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan

sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah.

Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa hal ini merupakan salah

satu ciri dari hewan pemakan tumbuhan.Daya cerna yang lemah terhadap serat dan

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page11


kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna

menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar.Pada percobaan kali

ini praktikan berhasil mendapatkan atau mengetahui mengenai organ-organ

pencernaan pada kelinci.

Pertama makanan yang dimakan kelinci masuk pada rongga mulut. Dimana

pada rongga mulut terjadi proses pengunyahan makanan sehingga ada mastikasi.

Kemudian masuk ke esophagus (kerongkongan) dan selanjutnya makanan disimpan

dan disterilisasi pada lambung, Didalam usus halus asam lambung akan dinetralisir

dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan.

Enzim-enzim tersebut akan mencerna dan menyerap karbohidrat, protein,

lemak, dan vitamin. Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua

jenis gula, sari-sarimakanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus.

Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di

dalamnya untuk kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh

lendir, dan berpindah ke anus. Kemudian diakhiri pada anus, dimana anus merupakan

saluran pembuangan terakhir.

3.3. Pencernaan Ruminan

Proses pencernaan makanan pada hewan poligastrik meliputi proses

pengambilan pakan, pencernaan yang berlangsung di dalam mulut, lambung,

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page12


penyerapan dan pembuangan sisa-sisa yang tidak terpakai oleh tubuh. Pencernaan di

dalam mulut dilakukan dengan pengunyahan, pemberian air liur dan penelanan.

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau

disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan

pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak

mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem

pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.

Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada

struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk

mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia

terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut

besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan

alamiahnya.Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-

8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter

berkontraksi.Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan


ruminansia.

Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur

lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau

pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page13


mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang

terjadi dilambung.

Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan

selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum.Sedangkan pada sapi, proses

pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh

bakteri dan protozoa tertentu.

Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan

bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino.

Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat

dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

Kelinci dewasa menyerap protein (sampai 90%) di usus halus mereka, namun

tergantung pada sumbernya.Protein dari alfalfa, sebagai contohnya, tidak dapat

dicerna oleh kelinci.Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990)

hal ini merupakan paradoks bagi hewan pemakan tumbuhan. Daya cerna yang lemah

terhadap serat dan kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel

yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar
(Sakaguchi 1992)

Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh

gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kirakira 300 kali dan

mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan

menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung,

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page14


disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikel-

partikel dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung.

Namun fungsi utama lambung sendiri sebagai organ penyimpanan dan

sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus halus.Bagian penting dari pencernaan

baru akan dimulai di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim

dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna

dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin.

Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap,

namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit

pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan

disingkirkan.

Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-

sari makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai

8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk

kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan

berpindah ke anus.

Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-

kecil yang disebut “cecothropes” atau “cecal pills”. Untungnya, proses ini lebih

sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali

langsung dari anus untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page15


tadi dan menerima nutrisi yang lebih banyak. Meski terlihat sangat menjijikan, proses

ini sangat penting bagi pencernaan kelinci dan menjaga agar kelinci tetap sehat.

Sedangkan partikel-partikel besar dari serat yang tidak tercerna yang dibuang

ke usus besar akan membentuk kotoran keras berbentuk bundar (fecal pills). Cecal

pills berbentuk anggur dan sedikit basah karena terbentuk dari sisa-sisa makanan dan

partikel serat kecil. Fecal pills berbentuk bulat dan keras karena terbentuk dari serat

kasar dan dibuang secara melingkar. Maka, ketika fecal pills ini terlihat lembek

(apalagi berair) hal itu dapat berarti terdapat kondisi tidak normal dalam pencernaan

kelinci.

Proses pencernaan pada domba lebih bersifat kompleks dari pada pencernaan

padapada unggas dan kelinci. Pencernaan makanan pada domba harus

mengalamiproses memamah biak (ruminansia), yang meliputi serangkaian proses di

dalammulut, penelanan, pencernaan di permukaan lambung setalah itu harus

mengalamiproses regurgitasi ingesta yang berbentuk bolus (bola) ke dalam mulut.

Bolus tersebut selanjutnya akan mengalami pengunyahan ulang,remastikasi,

reinsalivasi. Setelah itu makanan/bolus ditelan lagi untuk dicernasecara sempurna di


dalam rumen sampai omasum.Pencernaan di dalam rumendan retikulum dilakukan

secara mekanik seperti mencampur, maserasi, danfermentasi oleh mikroba khususnya

di dalam rumen.

Pencernaan oleh mikrobasecara fermentatif merupakan proses yang vital

karena dapat membantu terhadappencernaan selanjutnya di lambung sejati, dan usus

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page16


halus. Setelah mengalamipencernaan di lambung, makanan akan memasuki usus

halus pada bagian inimakanan akan mengalami penyerapan oleh pembuluh darah.

Sisa-sisa penyerapan nutrisi akan masuk ke usus besar yang akan

terjadipenyerapan air dan selanjutnya akan dieksresikan ke luar tubuh melalui anus.

Susunan lambung domba terdiri atas rumen, retikulum, omasum, dan

abomasum.Rumen, retikulum, dan abomasum disebut sebagai perut depan (

forestomatchatau proventrikulus).

Rumen terbagi menjadi kantong-kantong oleh pilar-pilarmuskuler, yang dapat

dikenali bila dipandang dari sebelah rumen.Otot halus daridinding rumen pada

dasarnya terdiri dari dua lapis yaitu lapisan superfisial yangbergerak pada arah kaudal

kranio-kaudal serat menjembatani sebagian besar paritparitruminal.

Serabut-serabut dari lapisan otot bagian dalam bergerak lebihtransfersal dan

juga merupakan penyusun utama dari pilar-pilar ruminal.Kedualapis otot ini tadi

bersambungan dengan otot esophagus. Retikulum adalah bagianperut (kompartemen)

yang paling kranial.

Seperti yang tercermin dari namanya, kompartemen ini bagian

dalamnyadiselaputi oleh membrana mukosa yang mengandung ‘intersekting ridge’

yangmembagi permukaan itu menjadi permukaan yang menyerupai sarang

lebah.Permukaan dari retikulum ini adalam squamous berstrata.

Lokasi retikulum yangterletak tepat di belakang diagfragma menempatkannya

hampir dalam posisi yangberlawan dengan jantung sehingga bila ada benda-benda

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page17


asing yang tertelanseperti kawat atau paku cenderung akan diam di situ dan dalam

posisi baik untukdapat mengganggu atau menusuk jantung.

Omasum merupakan organ yang terisioleh lamina muskuler yang turun dari

bagian dorsum atau bagian atap. Membranamukosa yang melapisi lamina muskuler

ditebari dengan papile yang pendek dantumpul yang akan menggiling hijauan atau

serat-serat sebelum masuk keabomasum.Omasum pada domba tentu saja lebih kecil

dibandingkan dengan sapi.

Dasar dari omasum ini teridiri dari lipatan-lipatan yang dilapisi oleh

squamousaberstrata.Pertautan antara omasum dan abomasum terdapat susunan

lipatanmembran mukosa ‘vela terminalia’ yang merupakan katup yang mencegah

bahanyang masuk ke abomasum kembali lagi ke omasum.Pada domba lapisan

tersebutmerupakan bagian dari abomasum.

Abomasum merupakan organ lambung yangmempunyai fungsi yang sama

dengan lambung monogastrik. Abomasummerupakan perut sejati yang terletak secara

ventral dari omasum dan terentang kaudal dari sisi kanan dari rumen.Epithel dari

abomasum berubah dari ephitelsquamousa berstrata menjadi ephitel kolumnar


sederhana, yang dapatmenghasilkan mukosa.

Mukosa yang menutupi epitel perut membantu mencegah cairan-

cairanpencernaan agar tidak mencerna sel-sel dari perut itu sendiri.Usus

halusmerupakan organ pencernaan yang terbagi atas tiga bagian yaitu

duodenum,jejenum, dan ileum pembagian ini berdasarkan susuna histologis

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page18


yangmenyusunnya, usus halus banyak mengandung pembuluh darah (arteri dan

vena)karena berkaitan dalam penyerapan zat makanan.

Duodenum merupakan bagianyang pertama dari usus halus yang terletak

paling dekat dengan dinding tubuh danterikat pada mesentri yang pendek, yaitu

mesoduodenum.Jejenum dapat dengan jelas dipisahkan dengan duodenum,

jejenumbermula dari kira-kira pada posisi dimana mesenteri mulai kelihatan

memanjang(pada duodenum mesenterinya pendek).

Jejejnum dan ileum bersambung dengantidak ada batas yang jelas diantara

keduanya. Bagian terakhir dari usus halusadalah ileum persambungan dengan usus

besar adalah pada ostenum iliale.Makanan yang telah mengalami penyerapan di usus

halus selanjunya akan menujuke usus besar. Usus besar yang teridiri atas sekum dan

kolon.

Sekum merupakansuatu kantung yang buntu sedangkan kolon adalah saluran

yang mempunyai jaluryang naik, mendatar, dan menurun. Bagian yang menurun ini

akan berakhir direktum atau anus yang merupakan saluran terakhir dalam sistem

saluranpencernaan. Melalui saluran ini sisa-sisa pencernaan yang tidak


dibutuhkandikeluarkan oleh tubuh.

3.4. Organ Aksesoris

3.5. Perbandingan Sistem Pencernaan Monogastrik, Pseudoruminan, dan

Ruminan.

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page19


Pencernaan adalah proses lanjutan dari pengambilan pakan (feed intake) oleh

hewan dan merupakan salah satu parameter untuk mengevaluasi mutu pakansecara

biologis. Pencernaan juga dimaksudkan sebagai persiapan untuk proses penyerapan

zat makanan yang akan dimanfaatkan lebih lanjut oleh sel tubuh.

Pada dasarnya alat pencernaan hewan hampir sama yaitu terdiri dari

mulut,lambung (perut), usus halus dan usus besar. Namun pada perkembangan

selanjutnya terjadi modifikasi alat pencernaan yang disesuaikan dengan jenis

makanan yang mengakibatkan tipe, fungsi dan sistem pencernaannya menjadi

berbeda. Hubunganantara jenis makanan dengan alat pencernaan demikian eratnya

sehingga hewandapat digolongkan menurut jenis makanannya atau tipe alat

pencernaannya serta proses pencernaannya.Menurut tipe alat pencernaannya hewan

digolongkan ke dalam monogastrik dan poligastrik.

Monogastrik adalah hewan berperut tunggal dan sederhana.Alat

pencernaannya terdiri dari mulut, esophagus, perut, usus halus, usus besar

danrektum.Sistem pencernaannya disebut simple monogastric system.Poligastrik

adalah hewan berperut ganda (kompleks) seperti ruminansia sejati (hewan

yangmempunyai rumen) yaitu sapi kerbau, kambing, domba, rusa, anoa, antelope dan

pseudo-ruminant (onta, llama).Sistem pencernaannya disebut pollygastric system.

Kelompok 8 Fisiologi Ternak 2014 Page20

Anda mungkin juga menyukai