Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

Hewan Ruminansia adalah hewan pemakan hijauan atau herbivora yang


memiliki lambung dengan beberapa ruangan. Hewan ruminansia termasuk dalam
sub ordo Ruminansia dan ordonya adalah Artiodaktil atau berkuku belah. Sistem
pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari mulut, esofagus, lambung yang
terdiri dari rumen, retikulum, omasum, abomasum, usus besar, dan anus. jenis
hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba memiliki sistem
pencernaan yang khas dan sempurna. Hewan ternak tersebut mampu menampung
jumlah bahan makanan yang lebih besar serta mampu mencerna bahan makanan
yang kandungan serat kasarnya tinggi.
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan
dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-
jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan
dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat
suatu proses yang disebut memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan)
yang dimakan ditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan
beristirahat, pakan yang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (proses
regurgitasi), untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan
ditelan kembali (proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh
enzim-enzim mikroba rumen. Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi dalam
rangkaian proses tersebut bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi
dan penyerapan nutrien. Selain itu kontraksi retikulorumen juga bermanfaat untuk
pergerakan digesta meninggalkan retikulorumen melalui retikulo-omasal orifice.
Hewan ruminansia memiliki seperangkat alat pencernaan seperti rongga
mulut (gigi) pada hewan ruminansia terdapat gigi gerahan yang besar yang
berfungsi untuk menggiling dan menggilas serta mengunyah rerumputan yang
mengandung selulosa yang sulit dicerna. Berdasarkan penjelasan diatas maka
dibutuhkan sebuah praktikum untuk mengetahui bagaimana susunan alat
pencernaan ternak ruminansia yaitu khususnya ternak sapi dan kambing, serta
bagaimana fungsi atau peranan dari alat pencernaan ternak ruminansia tersebut.

1.1 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui Organ sistem penclernaan pada ternak ruminansia.
2. Untuk mengetahui Fungsi masing-masing organ pada sistem pencernaan
ternak ruminansia.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pakan pada hewan ruminansia.

1
1.2 Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat memahami sistem pencernaan pada ternak ruminansia
beserta Fungsinya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pakan ternak ruminansia.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ruminansia


Ternak ruminansia merupakan ternak yang efisien dalam pemanfaatan
pakan. Ruminansia mampu memanfaatkan pakan dengan kualitas rendah dan
kandungan serat kasar tinggi. Disamping itu juga, mampu membuat protein
sendiri didalam tubuh yang dihasilkan dari sumber N pakan. Akan tetapi,
ruminansia cenderung boros energy, karena sekitar 7-8% hasil metabolism
berbentuk methan harus dibuang dari dalam tubuh. Kelebihan methan dapat
mengakibatkan kembung. Pencernaan merupakan degradasi makromolekul
menjadi mikromolekul atau hidrolisis polimer menjadi monomer atau
penguraian zat yang kompleks menjadi zat yang lebih sederhana (Prakkasi,
2004).

Menurut Prakkassi (2004), pencernaan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan mekanik merupakan pencernaan mengubah pakan
menjadi bagian - bagian yang lebih kecil atau sederhana. Pencernaan
mekanik dilakukan dimulut dengan bantuan gigi. Pencernaan mekanik ada
beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut adalah: (1) Prehension yaitu proses
pengambilan pakan, misalnya ternak sapi menggunakan bantuan lidah; (2)
Mastikasi yaitu proses pengunyahan pakan, dengan tujuan untuk
memperkecil volume pakan; (3) Salivasi yaitu proses membasahi pakan
dengan saliva; dan (4) Deglutisi yaitu proses penelanan pakan. Ternak sapi
merupakan ternak memamahbiak, pakan yang telah dimakan akibat dari
gerakan bolus pakan maka pakan dimuntahkan kembali kemulut untuk
dilakukan remastikasi, reen salivasi dan redeglutisi.
2. Pencernaan Fermentatif
Pencernaan fermentatif merupakan pencernaan yang menghasilkan
produk yang jauh berbeda dengan senyawa asal. Pencernaan ini
membutuhkan bantuan atau peran dari mikroba. Contohnya adalah protein
setelah mengalami fermentasi berubah menjadi ammonia.
3. Pencernaan Hidrolitik
Pencernaan hidrolitik merupakan pencernaan untuk menguraikan
senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana.
Pencernaan ini umumnya dibantu oleh peran enzim. Contohnya adalah
protein dirubah menjadi asam amino dan lemak dirubah menjadi gliserol
dan asam lemak.

3
2.2 Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan ternak ruminasia terdapat suatu proses yang
disebut memamah biak (ruminasi). Pakan berserat (hijauan) yang dimakan
ditahan untuk sementara di dalam rumen. Pada saat hewan beristirahat, pakan
yang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (proses regurgitasi),
untuk dikunyah kembali (proses remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali
(proses redeglutasi). Selanjutnya pakan tersebut dicerna lagi oleh enzim-enzim
mikroba rumen. Kontraksi retikulorumen yang terkoordinasi dalam rangkaian
proses tersebut bermanfaat pula untuk pengadukan digesta inokulasi dan
penyerapan nutrien. Selain itu kontraksi retikulorumen juga bermanfaat untuk
pergerakan digesta meninggalkan retikulorumen melalui retikulo-omasal
orifice (Hasanah, 2011).
Hewan ruminansia memiliki seperangkat alat pencernaan seperti rongga
mulut (gigi) pada hewan ruminansia terdapat gigi gerahan yang besar yang
berfungsi untuk menggiling dan menggilas serta mengunyah rerumputan yang
mengandung selulosa yang sulit dicerna (Hasanah, 2011).

2.3 Bahan pakan


Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak
(baik berupa bahan organik maupun organik) yang sebagian atau seluruhnya
dapat dicerna tanpa menggangu kesehatan ternak (Hartadi et al., 1993). Pakan
memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan maupun untuk
mempertahankan hidupnya, pakan yang diberikan pada ternak harus
mengandung nutrien yang dapat memenuhi kebutuhan ternak. Bahan pakan
pokok yaitu bahan pakan yang menampung kebutuhan primer selama 24 jam
tanpa produksi, sedangkan bahan pakan produksi yaitu bahan pakan yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu (Anggorodi, 1994). Bahan
pakan tersusun atas sumber energi, sumber protein, mineral dan vitamin
(Tillman et al., 1998).

2.4 Analisis Proksimat


Analisi /s proksimat adalah analisis kimia yang bertujuan untuk
mengetahui presentase n /utrien dalam pakan yang hasilnya mendekati hasil
sebenarnya. Analisis proksimat digunakan untuk menentukan kualitas pakan
buatan karena prosedurnya mudah dan relatif murah (Afrianto dan Liviawati,
2005). Zat yang diamati dalam analisis proksimat antara lain kadar air, kadar
abu, kadar serat kasar, kadar lemak kasar, kadar protein dan BETN. BETN
adalah hasil pengurangan bahan kering dengan komponen, abu, lemak,
nitrogen total, dan serat (Hernawati, 2000). Faktor yang mempengaruhi
analisis proksimat pada daun adalah umur tanaman dan keadaan daun
mempengaruhi kandungan bahan pakan (Rianto et al.,2010).

4
2.5 Kadar serat kasar
Serat kasar adalah bagian dari karbohidrat yang sulit dicerna dan
mengandung senyawa selulosa, hemiselulosa maupun senyawa lignin.
Hemiselulosa bersama selulosa membentuk jaringan tanaman yang
membentuk suatu struktur yang kuat pada bagian daun, akar dan kayu
tanaman. Hemiselulosa tidak larut dalam air mendidih tetapi larut dalam
garam alkali dan asam kuat encer (Tillman et al., 1998). Fraksi serat kasar
mengandung selulosa, lignin, dan hemiselulosa tergantung pada species dan
fase pertumbuhan bahan tanaman (Anggorodi, 1994). Langkah pertama
metode pengukuran kandungan serat kasar adalah menghilangkan semua
bahan yang terlarut dalam asam dengan pendidihan menggunakan asam sulfat
bahan yang larut dalam alkali dihilangkan dengan pendidihan dalam larutan
sodium alkali. Residu yang tidak larut adalah serat kasar (Soejono, 1990).

5
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Ruminansia ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 21 Mei 2019 bertempat di Teaching Farm Fakultas Peternakan
Universitas Mataram, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat.
3.2. Alat dan Bahan praktikum
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cutter,
kamera,kertas,plastik,pulpen tissue.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu Organ
dalam pencernaan ruminansia ( kambing) dan Pakan ternak; jerami padi,
turi, lamtoro, dan tepung ubi kayu
3.3 Metode Praktikum
a. Sistem Pencernaan Kambing
1. Menyiapkan alat dan bahan yang telah disediakan
2. Meletakkan plastik diatas meja yang dijadikan sebagai alas
3. Meletakkan organ pencernaan kambing diatas alas
4. Mengamati morfologi organ pencernaan
5. Membuka bagian lambung pada organ pencernaan kambing
6. Mengamati strukuktur bagian dalam masing-masing bagian lambung
tersebut.
b. Hijauan Pakan
1. Meletakkan pakan diatas meja yang sudah dialasi plastik
2. Mengamati dan mencatat penjelasan mengenai pakan tersebut

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, sisitem pencernaan pada ternak


ruminansia daan system pencernaan pada ternak ruminansia dan non ruminansia
adalah pada lambungnya. Pada ternak non ruminansia hanya memiliki 1 lambung
sedangkan pada ternak ruminansia memiliki 4organ lambung yaitu
rumenb,reticulum,omasum dan abomasums, sehingga pencernaan kedua jenis
ternak tersebut terhadap pakan berserat berbeda. Adapun sistem pencernaan pada
ternak ruminansia terdiri dari, mulut, esophagus, rumen, retikulum, omasum,
abomasums, usus halus, sekum, usus besar dan anus.sistem pencernaan pada
ternak ruminansia di kelompokkan menjadi 3 yaitu sitem pencernaan
mekanik,fermentative dan hidrolotik.pencernaan mekanik merupakan pencernaan
yang terjadi didalam mulut dan dibantu oleh gigi,yang berperan dalam
memecahkan pakan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil atau lebih sederhana
dan pencernaan fermentative merupakan pencernaan yang dibantu oleh mikroba
yang berperan dalam mempermentasikan pakan sehingga bisa dicerna oleh induk
semang.sedanfgkan pencernaaan hidrolotik merupakan pencernaan untuk
menguraikan senyawa yang lebih kompleks menjadi senyawa yang lebih
sederhana yang dibantu oleh enzim-enzim tertentu. Pada umumnya organ
pencernaan pada ternak merupkan satu kesatuan yang berperan penting dalam
memenuhi kebutuhan induk semang.
Mulut merupakan organ pencernaan pada ternak ruminansia yang di dalam
rongganya terdapat gigi,lidah, dan saliva. Gigi membantu dalam memecahkan
pakan menjadoio bagian-bagian y6ang lebih kecil.lidah membantu dalam
memasukkan pakan kedalam rongga mulut,serta membantu dalam mengaduk-
ngaduk pakan sehingga le3bih mudah di kunyya oleh gigi.sedangkan, kelenjar
saliva merupakan cairan yang ada didalam rongga mulut yang berperan sebgai
pelican dalam mengunyah dan masukkny7a pakan kedalam esophagus, mengatur
keseimbangan temperature rongga mulut,melindungi mukosa mulut,sebagai
pengencer zat yang bersifat racun.
Pada praktikum ini, diamati esophagus pada kambing memiliki ukuran yang
kecil namum bersifat ellastis yang berfungsi sebagai jalan masuk pakan dari mulut
ke dalam lambung.didalam esophagus tidak terjadi system pencernaan namun
berperan dalam mengantarkan pakan ke perut besar atau lambung.
Berdasarkan identifikasi organ pencernaan, ternak ruminansia memilki 4
organ klambung yang terdiri dari rumen,reticulum,omasum dan abomasum.rumen
merupakan tempat utama proses pencernaan secara fermentatife yang berbentuk
seperrti handuk yang memiliki papillia untuk meningkatkan penyerapan
fermentasi didalam rumen yang mengandung banyak mikroorganisme seperti

7
bakteri dan jamur.menurut Singh dkk.1983,rumen papilla dalam rumen juga
berfungsi dalam memperluas lapisan permukaan rumen yang membantu proses
kegiatan biokimia seperti absorbsi VFA, air, dan elektrolit. Selain itu didalam
rumen juga tempat terjadi absorbsi  VFA dan ammonia, Lokasi mixing pakan
sehibngga lebih mudah di fermentasikan oleh mikroba, menyimpan bahan
makanan  Pakan berbentuk serat-serat kasar.seslullosa yang di bantu oelh bakteri
selulotik.rumen.menurut Braun dan Jacquat, 2011, dalam Eldarya Envisari
Depardkk. Gambaran Histopatologi Rumen dan Retikulum Sapi Bali Akibat
Adanya Benda Asing. 2017 Rumen dan retikulum memegang peranan penting
dalam saluran pencernaan ruminansia. Proses fermentasi pakan terjadi di dalam
rumen dan siklus utama motilitas rumen selalu dimulai dengan kontraksi
retikulum (Braun dan Jacquat, 2011). Singh, N., J.P. Puri, O.P. Nangia, dan S.L.
Garg. 1983. Early development of rumen function in buffalo calves. 4. Rumen
microbes, metabolism and cellulose digestion in vitro as a function of age and
diet. Indian Journal of Animal Sciences. 53: 933-936.
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, Rectikulum pada ternak ruminansia
berbentuk seperti sarang tawao atau lebah yang terdiri atas tunika mukosa
rectikulum yang berbentuk lipatan dan saling terhubung. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bacha (2000), Tunika mukosa retikulum membentuk lipatan yang
saling terhubung dan memberikan tampilan seperti sarang lebah. Retikulum
membantu ruminasi dimana bolus diregurgitasikan ke dalam mulut. Selain itu,
rectikulum juga berfungsi sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi
rumen, tempatb fermentasi, membantu proses ruminasi,membantu proses ingesta
ke omasum,absorbs hasil fermentasi daj tempat berkumpulnya benda benda asing.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, bentuk pakan pada organ ini lebih
lembek dibandingkan pakan yang didalam rumen. Hal ini dikarenakan
sebelumnya sdah terjadi pencernaan secara kimiawi dan fermentasi didalam
rumen sebelum masuk kedalam reticulum. Selanjutnya, reticulum akan
mendorong pakan padat dan ingesta ke dalam rumen dan mengalirkan ingesta ke
dalam omasum.
Omasum merupakan lambung ketiga, memiliki fungsi sebagai menggiling
partikel-partikel makanan, mengabsorpsi air bersama Na dan K, serta
mengabsorpsi asam lemak terbang atau asam lemak volatil.berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, jaringan omasum berbentuk lapisan lapisan yang
menyerupai buku lipatan jaringan yang akan menggiling campuran ingesta pakan
dan memeras air yang masih terkandung dalam pakan dan berfungsi menyaring
partikel yang lebih besar, serta penyerapan VFA dan air.
Abomasum dikenal dengan istilah perut sejati yang sebagai tempat terjadinya
proses pemecahan protein, karbohidrat dan lemak dalam pakan secara kimiawi
.adapun fungsi abomasum pada kambing yaitu untuk mencegah digesta yang ada
di abomasum kembali ke omasum, tempat permulaan pencernaan enzimatis (perut
sejati) dan  pencernaan protein, mengatur arus digesta dari abomasum ke

8
duodenum. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi pakan pada organ
ini Berbentuk bubur,karena disini makanan dicerna secara   mekanik dan kimiawi
sebelum dialirkan ke usus halus.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, usus halus ternak ruminansia terdiri
dari 3 bagian yaitu duodeneum,jejunum dan ileum.secara umum usus halus
berfungsi dalam pencernaan enzimatis dan absospsi (penyerapan).
Dimana duodenum sebagai tempat pertama dari usus kecil berfungsi sebagai
tempat pemecahan nutrisi pakan menjadi lebih sederhana yang dilakukan oleh
enzim. Bagian ini selanjutnya secara berturut-turut adalah jejunum, dan ileum.
Hasil akhir kemudian diserap melalui pembuluh darah. Adapun bentuk pakan
yang diamatipada organ ini,yaitu lembut sehingga bisa di serap untuk induk
semang untuk kebutuhan nutrisi. Pakan yang tidak di sintetis didalam usus halus
dialirkan kedalam usus buntu
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, didalam usus buntu ternak
ruminansia terdapat pakan yang lebih kasar dari pakan yang ada di dalam usus
halus. Di dalam cecum terdapat mikroorganisme cecum yang berfungsi
memfermentasikan pakan yang di alirkan dari usus halus.selanjutnya pakan akan
dialirkan ke usus besar untuk di absorbs.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, kondisi pakan pada usus besar
ternak ruminansia berbentuk kasar. Hal ini dikarenakan didalam usus besar terjadi
penyerapan air. Selanjutnya sisa-sisa makanan yang tidak diserap, dikirim ke usus
besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan
melalui anus sabagai tempat jalann keluarnya feses.

9
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah di laksanakan dapat di simpulkan :


Organ system pencernaan pada ternak ruminansia terdiri dari
Mulut, Esophagus, Rumen, Retikulum, Omasum, Abomasum, Usus Halus,
Sekum, Usus Besar dan Anus.
Fungsi mulut sebagai alat pencernaan secara mekanik, setelah itu
makanan masuk ke rumen melalui esophagus dan di rumen terjadi
pencernaan secara fermentative. Retikulum berfungsi sebagai penahan
partikel pakan pada saat regulasi rumen, sebagai tempat fermentasi dan
membantu proses ingesta ke omasum. Omasum berfungsi sebagai
penggiling partikel-partikel makanan, mengabsorbsi air, Na, K, dan VFA.
Abomasum berfungsi sebagai tempat terjadinya proses pemecahan protein,
karbohidrat, dan lemak pada pakan secara kimiawi. Usus halus berfungsi
sebagai alat pencernaan secara enzimatik dan absorbsi. Di Sekum juga
terjadi pencernaan fermentative. Usus besar berfungsi sebagai tempat
penyerapan air. Anus sebagai tempat pengeluaran feses.
Jenis pakan pada ternak ruminansia rumput, legum dan konsentrat
5.2 Saran

Sebaiknya sediakan satu bahan praktikum untuk satu kelompok


agar paraktikan libeh memahami materi praktikum yang di laksanankan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia, Jakarta.

Hartadi, H., A. D. Tilman, S. Reksodiprogo. 1993. Daftar Komposisi Bahan


Makanan Ternak di Indonesia. PT. Gramedia, Jakarta.

Hasahah. 2011. Peranan Syaraf dan Hormon (Neuroendrokin) Dalam Pergerakan


Lambung Pada Sistem Pencernaan Ruminansia. Bandung. FP MIPA
Universitas Pendidikan Indonesia.

Hernawati. 2000. Teknik Analisis Nutrisi Pakan, Kecernaan Pakan dan Evaluasi
Energi pada Ternak. Jurusan Pendidikan Biologi. FMIPA Universitas
Pendidikan Indonesia.

Prakkasi, A. 2004. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Jakarta: UI Press.

Rianto E., Purbowati E., 2010. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Soejono, M. 1990. Petunjuk Laboratorium Analisis dan Evaluasi Pakan. Fakultas


Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu


Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-V. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai