KAMPUS II PAYAKUMBUH
SEMESTER GENAP
2023
3. 1 Kesimpulan....................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah
karbohidrat, lemak,dan protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral,
hormone dan air.
Ada beberapa istilah yang wajib diketahui oleh para peternak. mulai dari perbedaan
antara ternak ruminansia dan non ruminansia (unggas). Perbedaan ini akan sangat
mempengaruhi jenis pakan, saluran pencernaan hingga produktivitas ternak yang mereka
pelihara.
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang system pencernaan pada hewan ternak Ruminansia dan Non
Ruminansia
Berdasarkan subkelasnya, vertebrata terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Pisces (Ikan),
Amphibia (Amfibi), Reptilia (Reptil), Aves (Burung), dan Mamalia (hewan menyusui).
Sedangkan hewan invertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang
belakang.
Hewan invertebrata terbagi menjadi beberapa filum yaitu Protozoa, Porifera, Cnidaria,
Ctenophora, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, dan Artropoda. Salah satu jenis
hewan vertebrata adalah mamalia. Hewan berjenis mamalia sering dikembangbiakkan sebagai
ternak yang kemudian dapat diambil manfaatnya.
Dalam dunia peternakan, ternak terbagi menjadi ternak ruminansia dan ternak nonruminansia.
1. Ternak Ruminansia
Ruminansia berasal dari bahasa latin (ruminare) yang artinya adalah melakukan pengunyahan
pakan kembali. Masyarakat Indonesia lebih mengenal istilah tersebut dengan memamah biak.
Jadi, ternak ruminansia dapat diartikan sebagai ternak pemamah biak.
Di dalam rumen, terdapat banyak sekali mikroba yang hidup secara simbiosis dengan inangnya
(ternak). Mikroba tersebut berfungsi untuk melakukan fermentasi yang mendukung sistem
pencernaan.
Berkat bantuan mikrobra rumen, ternak ruminansia bisa mengubah pakan yang awalnya
bekualitas jelek, menjadi pakan yang berkualitas baik. Misalnya jerami, rumput, daun dan
lainnya. Hal inilah yang mendasari perbedaan antara ternak ruminansia dan non ruminansia.
Hewan ruminansia seperti sapi akan terus mengunyah makanan sembari duduk dan berbaring.
Berikut adalah beberapa contoh hewan ruminansia :
Sapi
Domba
Kerbau
Kambing
Jerapah
Rusa
Unta
Keledai
· Mulut (Enzimatik).
· Rumen (Fermentatif).
· Retikulum (Fermentatif).
· Omasum (Fermentatif).
· Abomasum (Fermentatif).
· Usus halus.
· Usus besar.
· Rektum/anus.
Setelah anda mengenal pengertian dari ternak ruminansia, kini saatnya mengenal istilah dari
ternak non ruminansia. Pada intinya, non ruminansia adalah kebalikan dari ruminansia.
Jika ternak ruminansia memiliki sistem pencernaan yang terdiri dari lambung jamak (lebih dari
satu), maka non ruminansia adalah ternak yang memiliki sistem pencernaan dengan lambung
tunggal (monogastrik).
Adapun untuk saluran pencernaan pada ternak non ruminansia meliputi mulut, esophagus,
lambung, usus kecil, usus besar dan bermuara di rektum. Ternak yang termasuk dalam kategori
non ruminansia adalah unggas.
Berdasarkan sistem pencernaannya, ternak non ruminansia tidak bisa mengonsumsi makanan
yang berasal dari rumput atau limbah pertanian layaknya ternak ruminansia. Penyebabnya adalah
karena ternak non ruminansia tidak mampu mencerna pakan yang memiliki kandungan serat
kasar tinggi.
Ternak non ruminansia tidak memiliki mikroba rumen sehingga tidak bisa mencerna pakan
berserat layaknya ruminansia. Dengan kata lain, ternak non ruminansia tidak akan mengalami
proses pengunyahan pakan kembali (remastikasi).
Untuk ciri-ciri dari ternak non ruminansia adalah esophagus yang berbentuk lurus dan membesar
pada ujungnya berbentuk tembolok. Pakan yang masuk yang masuk ke dalam tembolok akan
mengalami pelunakan serat kasar selama beberapa jam sebelum akhirnya tercerna.
Sistem pencernaan dari ternak non ruminansia lebih sederhana bila dibandingkan dengan ternak
ruminansia. Saluran pencernaan tersebut meliputi:
· Mulut.
· Esophagus.
· Tembolok.
· Proventikulus.
· Gizzard.
· Usus halus.
· Sekum.
· Usus besar.
· Kloaka.
Berikut adalah struktur anatomis sistem digestivus (sistem pencernaan) yang dimiliki oleh hewan
ruminansia, yaitu sapi :
Berikut adalah alur perjalanan makanan dari mulut hingga anus secara urut pada hewan
ruminansia :
1. Rongga Mulut
Di dalam rongga mulut, terjadi dua macam pencernaan. Yaitu pencernaan secara mekanis dengan
menggunakan gigi, dan pencernaan kimiawi dengan menggunakan bantuan enzim amylase.
Di dalam rongga mulut terdapat lidah yang berfungsi untuk mengatur arah pergerakan makanan
di dalam mulut. Lidah juga berfungsi untuk menelan. Pada sapi, lidah digunakan sebagai alat
prehensi (pengambilan makanan). Yaitu dengan cara mencengkeram rumput dengan memutarkan
lidah menjadi spiral.
Di dalam rongga mulut, pada hewan herbivora dan omnivora sekresi karbohidrat mulai
dilakukan. Yaitu dengan mengeluarkan enzim saliva. Selain lidah, di dalam rongga juga terdapat
gigi yang digunakan untuk mengunyah makanan. Pada ruminansia sapi, tidak memiliki gigi seri
pada rahang bawahnya.
Oleh karena itu, lidah digunakan untuk mengatur dan mengarahkan makana menuju gigi
geraham bagian dalam.
2. Faring
Pada intinya, faring merupakan jalur perpisahan antara saluran respirasi dan saluran digesti.
Faring dan laring merupakan pertigaan yang memiliki katup yang disebut dengan epiglotis.
Ketika terjadi pernafasan, epiglotis akan menutupi faring. Sedangkan ketika terjadi penelanan
makanan, maka epiglotis akan menutup kearah laring. Penutupan epiglotis yang tidak sempurna
dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran makanan secara paksa, atau dalam baha Indonesia
dikenal dengan aktivitas tersedak.
Pada oesophagus, terdapat otot polos yang berfungsi untuk menggerakkan makanan menuju
lambung. Gerakan yang dihasilkan disebut dengan gerakan peristaltik.
4. Lambung
Lambung merupakan organ pencernaan yang terletak di antara oesophagus dan ususu halus
(intestine). Ruminansia memiliki empat buah lambung dengan fungsi yang berbeda satu dengan
lainnya.
Lambung ruminansia terbagi menjadi empat bagian, bagian tersebut adalah rumen, retikulum,
omasum dan abomasum.
a. Rumen
Rumen merupakan bagian lambung pertama yang mencerna makanan dari oesophagus.
Bentuknya menyerupai handuk, disebut dengan istilah Pillae ruminis.
Rumen memiliki fungsi utama sebagai pencernaan fermentative pada lambung.
b. Retikulum
Lambung retikulum ruminansia memiliki ciri struktur seperti sarang tawon yang
dinamakan Cellulae retuculi.
Lambung retikulum berfungsi untuk membantu proses ruminasi bolus. Ruminasi merupakan
proses pencernaan berulang yang hanya terjadi pada hewan ruminansia. Tujuannya adalah
membuat makanan menjadi lebih halus Karena tumbuhan merupakan sumber makanan yang
mengandung lignin yang keras dan sulit untuk dicerna. Proses ruminasi terbagi menjadi empat
tahap, yaitu :
Regurgitasi
Yaitu pemuntahan kembali bolus yang belum sempurna. Sehingga dikembalikan lagi ke mulut,
untuk dihaluskan lagi. Selanjutnya terjadi proses remastikasi. Proses pemuntahan kembali juga
melibatkan gerak peristaltic oesophagus dan tekanan pada lambung.
Remastikasi :
Yaitu pengunyahan kembali. Bolus akan dikunyah kembali untuk dihaluskan.
Resalivasi
Yaitu pemberian saliva kembali untuk memaksimalkan pencernaak karbohidrat atau pencernaan
secara fermentatif.
Reswallowing
c. Omasum
Omasum merupakan bagian lambung ruminansia yang memiliki struktur lembaran, sehingga
disebut dengan istilah Lamina omasi.
Pada omasum, terjadi absorbsi Natrium (Na) dan Kalium (K) bersamaan dengan absorbsi air
(H2O).
Penyerapan air di dalam omasum ditujukan untuk menghindari penurunan pH menjadi asam
secara drastis.
d. Abomasum
Pada abomasum, ditemukan lipatan lipatan yang begitu banyak, sehinnga disbut dengan Plicae
abomasi. Abomasum merupakan lambung sejati yang dimiliki oleh ruminansia.
Sedangkan rumen, retikulum, dan omasum merupakan diferensiasi dari abomasum. Pada
abomasum, terjadi pencernaan secara fermentatif.
Hal itu karena di dalam abomasum terdapat banyak kelenjar pencernaan. Lambung pada
ruminansia bagian rumen dapat dibedakan menjadi empat berdasarkan posisi pencernaannya,
yaitu lambung depan (kanan dan kiri), juga lambung bagian belakang (kanan dan kiri).
Proses ruminasi melibatkan perputaran lambung bagian depan, kemudian ke lambung bagian
belakang. Bolus yang sudah halus diteruskan menuju tahap pencernaan selanjutnya. Sedangkan
bolus yang belum halus dikembalikan lagi ke lambung depan dan terjadi proses ruminasi.
5. Usus Halus
a. Duodenum
Duodenum merupakan bagian paling proximal dari usus halus, dengan ukuran yang lebih pendek
daripada bagian intestine yang lain.
Sebelum duodenum, ditemukan adanya struktur pylorus yang memiliki M. Spinchter pilory,
berfungsi sebagai alat gerak peristaltik. Pada duodenum, proses digesti terus berlanjut.
b. Jejunum
Pada jejunum bagian proximal, proses digesti masih terus berlanjut. Sedangkan pada bagian
distal, terjadi absorbs elektrolit dan hasil digesti. Jejunum merupakan bagian terbesar pada
intestine.
c. Ileum
Ileum merupakan bagian paling distal dari intestine. Pada ileum, terjadi absorbs elektrolit dan
hasil digesti.
Tetapi lebih banyak ditemukan sel goblet yang berguna untuk mengeluarkan cairan mucouse.
Dimana cairan mucouse ini berguna untuk melumasi feses. Berikut adalah bagian-bagian usus
besar :
a. Caecum
Caecum merupakan saluran buntu yang bersambungan dengan ileum.
b. Colon
Pada colon, terjadi absorbs vitamin, elektrolit, dan air.
c. Rectum
Rectum merupakan bagian terakhir dari sistem digestiva sebelum anus.
d. Anus
Perbatasan antara rectum dengan anus disebut dengan istilah rectoanal junction. Anus merupakan
bagian terakhir saluran pencernaan.
Sistem pencernaan dari ternak non ruminansia lebih sederhana bila dibandingkan
dengan ternak ruminansia. Untuk ciri-ciri dari ternak non ruminansia adalah esophagus yang
berbentuk lurus dan membesar pada ujungnya berbentuk tembolok. Pakan yang masuk yang
masuk ke dalam tembolok akan mengalami pelunakan serat kasar selama beberapa jam sebelum
akhirnya tercerna.
1. Mulut/paruh
Unggas tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas
lapisan tanduk, bagian atas dan bawah dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti
engsel(North,1978).
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah kedepan. Bentuk
seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke esophagus sewaktu
lidah digerakan ke belakang(Akoso 1993). Lidah berfungsi membantu menelan makanan.
Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai elumas makanan untuk
mempermudah masuk ke esophagus(Neisheim et al., 1972).
2. Oesophagus (tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan
makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan
proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan
makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus
menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.
3. Crop (tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan erbesaran dari
oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah
yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima
makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
Terjadi sedikit atau sama sekali terjadi pencernaan didalamnya kecuali jika ada sekresi
kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam
tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan
pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi melunakkan makanan.
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut
sejati ayam. Proventriculus juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya perncernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klrida, epsin, dan getah lambung yang
berguna mencerna protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar
perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena makanan
berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan
pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi.
5. Gizzard(Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah.
Bagian atas lubang pemasukan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran
menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam
dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka emedal akan kisut.
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas dari intestine.
Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan
mempunyai mucosa yang tebal. Peroton empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang
lebih empat kali dalam satu menit.
Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas tiga bagian yaitu:
duodenum, jejunum,dan ileum. Duodenum(usus 12 jari) berbentukhuruf V dengan bagian pars
ascendens sebagai bagian naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang
lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas
penyerapan nutrient.
Pada bagian duodenumdisekresikan enzim amylase, lipase, dan tripsin. Ada beberapa enzim
yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan
karbohidrat .
Pencernaan pakan ayam di usus halus secaara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim
terhadap protein, lemak dan karbohidrat. Protein oleh pesin dan khemotipsin akan diubah
menjadi asam amin. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol.
Karbohidrat oleh amylase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
Pada ayam dewasa, panjang usus halus sekitar 62 inci atau 1,5m.
Pada jejunum (usus kosong) makanan mengalami pencernaan kimiawi oleh enzim yang
dihasilkan di dinding usus. Enzim-enzim yang dihasilkan tersebut adalah enzim enterokinase,
erepsin, maltase, disakrase, peptidase, sukrase dan lipase.
Pada ileum ( usus penyerapan), sepanjang permukaan lumen usus halus terdapat banyak
lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili berfungsi memperluas permukaan
usus sebagai proses penyerapan zat makanan akan lebih sempurna.
Sekum terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya buntu. Usus buntu
mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja.
Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat sedikit
pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisme.
Usus besar berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter usus halus dan
berakhir di kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rectum yang pendek dan bersambung
dengan kloaka.
Pada usus besar terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan
mengatur keseimbangan air pada unggas.
9. Kloaka
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang
pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan muara saluran reproduksi. Air kencing yang
sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk
seperti pasta putih.
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai saluran kencing
dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar
dan bagian luar yang berhubungan udara luar disebut vent.
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya. Kloaka
pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar
disbanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.
PENUTUP
D. Kesimpulan
Pada dasarnya, perbedaan antara hewan ruminansia dan nonruminasia hanya terletak
pada bagian sistem pencernaannya (sistem digestiva). Pada ruminansia terdapat empat lambung
dengan bagiannya yaitu rumen, reticulum, omasum, dan abomasum.Abomasum merupakan
lambung sejati, sedangkan rumen, reticulum, dan omasum merupakan diferensiasi dari
abomasum.
Pada ternak ruminansia, diperlukan proses ruminasi yang meliputi regurgitasi,
remastikasi, resalivasi, dan reswallowing. Proses ruminasi ditujukan untuk melunakkan bolus,
karena tanaman memiliki lignin yang keras.
Sistem pencernaan dari ternak non ruminansia lebih sederhana bila dibandingkan
dengan ternak ruminansia
https://id.scribd.com/document/379966414/MAKALAH-Sistem-Pencernaan-Ruminan
https://www.scribd.com/doc/189139269/perbedaan-non-ruminansia-dan-ruminansia
https://id.scribd.com/document/444443117/MAKALAH-Sistem-Pencernaan-Nonruminansia-docx
https://www.academia.edu/37663172/
SISTEM_PENCERNAAN_TERNAK_RUMINANSIA_Makalah_Ilmu_Ternak_Ruminansia
https://www.academia.edu/28955665/
MAKALAH_Sistem_Pencernaan_Nonruminansia_Unggas_#:~:text=Sistem%20pencernaan
%20non%2Druminansia%20terdiri,(bronkus%2C%20bronkiolus%20dan%20alveolus
https://slideplayer.info/amp/4883828/
https://www.slideserve.com/toki/sistem-pencernaan-hewan-ruminansia
https://vetmedicinae.com/perbedaan-ruminansia-dan-nonruminansia/
https://retizen.republika.co.id/posts/151582/perbedaan-antara-ternak-ruminansia-dan-non-
ruminansia
.