Anda di halaman 1dari 18

MODUL 2

SISTEM PENCERNAAN
TERNAK RUMINANSIA

Emma D. Wie Lawa

1. Pendahuluan
Sifat unik (khas) dari ternak ruminansia dibandingkan dengan golongan
ternak lainnya terletak pada anatomi dan kondisi Physiologis alat pencernaan serta
campur tangan mikroorganisme dalam alat pencernaan khususnya dalam rumen.
Susunan anatomis, kondisi fisiologis, dan adanya aktifitas mikroorganisme itu
saling bergantung satu sama lain dan ada hubungan satu dengan yang lain.
Keadaan anatomi yang demikian maka kemungkinan tumbuhnya mikroorganisme
dengan segala aktivitasnya dan terjadilah kondisi fisiologis yang sesuai.
Sebaliknya keadaan anatomis juga dipengaruhi oleh kondisi physiologis dan
adanya aktivitas mikroorganisme. Aktivitas Mikroorgaisme juga dipengaruhi oleh
kondisi fisiologis.
Ternak ruminansia mempunyai lambung yang terdiri dari 4 bagian yaitu
rumen, reticulum, omasum, dan abomasum. Rumen merupakan yang terbesar dan
di dalam rumen tersebut terdapat banyak sekali mikroorganisme.
Mikroorganisme rumen tersebut dapat mencerna serat kasar dan lebih
daripada itu mikroorganisme tersebut dapat menggunakan non-protein Nitrogen
(NPN) sebagai simber Nitrogen (N) untuk sintesisi asam-asam amino esensial.
Asam-asam tersebut dapat digunakan oleh Induk semang sebagai sumber protein
murni. Oleh karena itu ternak ruminansia dapat hidup walaupun pakan yang
tersedia berkualitas relatif sangat jelek.
Oleh karena itu, dalam perkuliahan Ilmu Nutrisi Ruminansia ini,
pembahasannya dititik beratkan pada anatomi saluran pencernaanya, terutama
tentang fisiologisnya yang meliputi proses-proses yang terjadi di dalam tiap
bagian saluran pencernaan (nasib zat-zat pakan dalam tiap bagian saluran
pencernaan) maupun setelah terjadi penyerapan (pencernaan dan metabolisme).
Kompetensi khusus yang ingin dicapai adalah agar mahasiswa mampu:
a. Menyebutkan dan menjelaskan dengan benar anatomi dan fungsi dari
masing-masing saluran pencernaan ruminansia

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 25


b. Mengidentifikasi dan menjelaskan peranan mikroorganisme yang ada dalam
saluran pencernaan

2. Materi
2.1. Saluran Pencernaan.
Sistem pencernaan ternak ruminansia terdiri dari tabung yang memanjang
dari depan ke belakang dan secara ilmiah dikenal sebagai “saluran pencernaan”
bersama dengan organ pelengkapnya.
Bibir dan Mulut
Bibir ternak ruminansia sangat muscular (berotot) dan menebal dengan
jumlah tulang rawan tertentu sehingga menjadi bertanduk ketika disentuh. Bibir
membantu dalam pengambilan pakan, khususnya pakan hijauan. Ternak
ruminansia tidak memotong pakan saat makan tetapi menggunting dengan bibir,
gigi dan lidah, mencabik seperlunya lagi dan kemudian melewatkannya ke
belakang melalui mulut. Oleh karena itu bibir adalah “organ perenggut” Mulut
dibatasi oleh bibir pada bagian depan dan pipi pada bagian samping. Lima pasang
kelenjar saliva mengarah ke mulut. Dasar mulut terdiri dari lidah dan langit-langit.

2.1.1. Lidah
Lidah esensial untuk pengambilan pakan. Sebagai contoh, saat
pengambilan hay dari rak, lidah dijulurkan, membelitkan dan melewatkannya ke
dalam mulut. Saat merumput, lidah dijulurkan untuk membelitkan rumput dan
kemudian setengah dari rumput dicabik/dirobek dan setengahnya dipotong oleh
gigi.

2.1.2. Gigi
Gigi ternak ruminansia sangat istimewa dan tidak seperti gigi pada ternak
karnivora. Gigi taring yang tajam tidak ada. Delapan gigi seri (incisor/pemotong)
terdapat pada rahang bagian bawah digunakan untuk membantu bibir dan lidah
dalam merobek pakan, khususnya daun-daunan dari pakan hijauan/rumput. Tidak
terdapat gigi seri pada rahang atas. Tidak seperti ternak omnivore, termasuk
manusia, terdapat incisor pada bagian depan mulut dan dua belas gigi geraham
(molar) di bagian belakang (enam pada setiap rahang). Gigi geraham adalah gigi

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 26


penggiling dan fungsinya adalah membuat gerakan ke sisi samping dalam gerakan
sirkular. Jadi rahang bagian bawah mampu berotasi ke sisi samping sehingga
material berserat yang kasar dapat digiling melalui gerakan memarut saat
penghancuran pakan oleh rahang atas dan bawah. Aksi ini terjadi selama waktu
pemberian pakan, saat pakan kasar dipecah ke dalam ukuran yang dapat dengan
mudah ditelan, dan selama periode ruminasi. Saat bolus ditelan, pakan
diregurgitasi lebih lanjut dan terjadi pengunyahan yang lebih saksama. Tiap bolus
dari pakan yang diregurgitasi mengalami pengunyahan sekitar lima puluh kali
sebelum ditelan kembali. Pada kasus ternak yang merumput, waktu yang
dihabiskan untuk makan sangat ekuivalen dengan waktu yang dihabiskan untuk
ruminasi. Sapi menghabiskan waktu sekitar 8 jam pada setiap aktivitas, tetapi
pada domba waktu makan dan ruminasi sangat sedikit. Yang agak aneh, meskipun
efisiensi waktu untuk ruminasi, sapid an domba tidak mengalami muntah. Bahan
padat jika tidak hati-hati ditelan oleh ternak, dapat jatuh ke dasar rumen dan tidak
dapat diregurgitasi. Kasus yang umum terjadi luka atau ternak mati karena adanya
penetrasi (perembesan) ke pericardium (kantong hati) oleh kawat berduri yang
ditelan melewati dinding rumen ke dalm rongga dada.
Umur sapi dan domba dapat diduga dari pengujian gigi seri (incisor)
karena gigi susu secara progresif diganti oleh gigi permanent di atas umur tiga
tahun. Tabel 1 menggambarkan perkiraan pergantian gigi dan umur sapi serta
domba. Sapid n domba lhir dengan gigi seri sementara (susu) yang lengkap.

Tabel 1. Perkiraan Umur Pergantian Gigi Seri Susu oleh Gigi Parmanen pada Sapi
dan domba
Gigi Incisor (Seri) Sapi Domba
Pasangan pertama 1,9 tahun 1,3 tahun
Pasangan kedua 2,3 tahun 1,9 tahun
Pasangan ketiga 2,9 tahun 2,3 tahun
Pasangan keempat 3,3 tahun 2,9 tahun

2.1.3. Oesophagus
Oesophagus adalah pembuluh muscular yang menghubungkan mulut
dengan perut jamak (perut depan) ternak ruminansia. Tidak terdapat fungsi
biokimia yang ditemukan dan terjadi pada pakan yang melewati oesophagus,

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 27


walaupun terjadi pencampuran pakan dalam jumlah yang banyak dengan saliva.
Bolus pakan dapat secara efektif ditelan atau diregurgitasi untuk tujuan ruminasi
kurang lebih selama dua detik.Oesophagus lewat secara langsung melalui rongga
dada dan fungsinya adalah untuk memungkinkan pakan lewat langsung melalui
daerah ini ke dalam tubuh ternak tanpa bercampur dengan fungsi normal dari
organ dada.

2.1.4. Gambaran singkat saluran pencernaan


Ternak ruminansia mempunyai beberapa keistimewaaan pada sistem
pencernaannya bila dibandingkan dengan ternak non ruminansia. Hal yang paling
istimewa adalah bagian lambungnya hampir ¾ bagian menempati ruang
abdominalnya yang terdiri dari: Rumen, reticulum, omasum, dan abomasum
dimana rumen menempati bagian yang terbesar. (Gambar 1 ).

Gambar 1. Empat Ruangan di Perut Sapi

Rumen dan reticulum agak sedikit terbuka hubungannya pada ternak


domba, sapi,kambing, dan rusa, dan dalam bagian-bagian tersebut terjadi proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroorganisme yang terdapat didalamnya. Serat
kasar yang merupakan makanan ternak utama ruminansia, didalam rumen dipecah
oleh bakteri dan protozoa menjadi asam-asam lemak terbang (VFA) dan asam-
asam tersebut merupakan sumber energi yang utama bagi induk semangnya.

2.2. Bagian-Bagian dari Lambung Ternak Ruminansia.


2.2.1. Perkembangan Saluran Pencernaan
Anak sapi yang baru lahir rumen belum berkembang, jadi belum dapat
berfungsi seperti hewan yang sudah dewasa. Dalam keadaan seperti itu alat

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 28


pencernaan yang berfungsi adalah abomasum sama halnya dengan ternak yang
berlambung tunggal. Oleh karena itu, anak sapi yang baru lahir memerlukan
vitamin-vitamin dan asam amino untuk pertumbuhannya.
Anak sapi yang baru lahir (pedet) jumlah sukrase dan amilase relatif lebih
sedikit sehingga belum mampu menggunakan karbohidrat yang biasa kecuali
laktosa. Dengan demikian pedet masih sangat bergnatung pada susu induknya
sampai rumen berkembang dan memungkinkan adanya fermentasi yang mampu
menggunakan karbohidrat biasa.
Pertumbuhan/perkembangan rumen ini dipengaruhi oleh makanan yang
berserat dan inokulasi bakteri rumen. Perkembangan rumen ini terutama sekali
dipengaruhi oleh VFA. Inokulasi rumen bakteria dapat terjadi melalui makanan
dan kontak antar ternak yang satu dengan yang lainnya. Ukuran alat pencernaan
dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Ukuran Relatif Lambung Ternak Ruminansia Berdasarkan Umur.


Spesies Umur Rumen Retikulum Omasum Abomasum
Sapi 0 bulan 38 13 49
3 bulan 64 14 22
Dewasa 85 12 4
Domba 0 bulan 24 8 8 60
2 bulan 61 11 6 22
Dewasa 62 11 5 22

Kapasitas lambung ternak ruminansia dewasa kira-kira 25 liter untuk


ternak domba dan 150 – 200 liter untuk ternak sapi. Dari total tersebut 85%
adalah yang disediakan oleh reticulo-rumen, 5 % oleh omasum, dan 10 % oleh
abomasum. Perbandingan kapasitas alat pencernaan beberapa jenis hewan dengan
alat pencernaan manusia terlihat pada Table 3.

Tabel 3. Perbandingan Kapasitas Alat Pencernaan Beberapa Jenis Hewan Dengan


Alat Pencernaan Manusia Kapasitas Alat Pencernaan
Perbandingan Orang Babi Kuda Domba Sapi
Bobot hidup dewasa, kg 71 190 450 0 575
Reticulo-rumen, liter - - - 17 125
% dari bobot - - - 21 22
Omasum, liter - - - 1 20
% dari bobot - - - 1.2 3.5
Perut/abomasum, liter 1 8 8 2 15

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 29


Perbandingan Orang Babi Kuda Domba Sapi
% dari bobot 1.4 4.2 1.8 2.5 2.6
Usus halus, liter 4 9 27 6 65
% dari bobot 5.6 4.7 6 7.5 11
Usus besar, liter 1 9 41 3 25
% dari bobot 1.4 4.7 9.1 3.8 4.3
Cecum, liter - 1 14 1 10
% dari bobot - 0.53 3.1 1.2 1.7
Seluruh perut, liter 1 8 8 20 160
% dari bobot 1.4 4.2 1.2 25 28
Seluruh alat
6 27 90 30 60
pencernaan, liter
% dari bobot 8.4 14 20 38 45
Sumber : Maynard et al . (1979)

Tabel 4. Perbandingan Kapasitas antar alat pencernaan hewan


Usus Usus Pjg Bdn :
Jenis Hewan Perut Cecum
halus Besar Pjg usus
Kucing, liter 0.541 0.114 - 0.124 1:4
% 69.50 4.60 - 15.90
Anjing, liter 4.33 1.62 0.09 0.91 1:6
Kuda, liter 18.00 63.80 33.50 96.00 1:12
% 8.50 30.20 15.90 45.40
Babi, liter 8.00 9.29 1.50 8.70 1:14
% 29.20 33.50 5.60 31.70
Sapi, liter 252.00 66.00 9.00 28.00 1:20
% 70.80 18.50 1.80 7.90
Domba, liter 29.60 9.00 1.00 4.60 1:27
% 66.90 20.40 2.30 10.40

Nampak dari Tabel 3 dan 4 bahwa kapasitas alat pencernaan, mulai dari
arah ruminansia menuju arah carnivora, semakin kecil. Namun demikian,
kapasitas perut sejati dibandingkan kapasitas seluruh alat pencernaan, semakin
besar. Misalnya kapasitas perut sejati rumninansia hanya 5 – 7 %, Kuda 8 – 9 %,
orang 16 – 17 %, dan babi 29 – 30 %. Bahkan pada karnivora, kapasitas perut
lebih besar lagi, yaitu 60 – 70 %.
Suatu perbedaan lain yang nampak dalam tabel di atas ialah perbandingan
panjang usus. Besar perut berbanding terbalik dengan panjang usus. Semakin
besar perut, semakin pendek usus. Semakin mudah bahan makanan dicerna,
semakin besar perut dan semakin pendek usus.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rumen :

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 30


a. Makanan
Makanan kasar merupakan stimulus fisik bagi pertumbuhan rumen.
Makanan kasar tersebut merupakan perangsang bagi pertumbuhan papilase
rumen.
b. Produk fermentasi
Asam lemak atsiri merupakan perangsang kimia bagi pertumbuhan papilase
rumen. Asam lemak atsiri ini (VFA) dimetabolisasikan dengan papilase
rumen. Dengan demikian segala Sesuatu yang mempercepat terjadinya
pencernaan fermentatif dalam rumen cenderung mempercepat
perkembangannya.

Perubahan lain yang terjadi pada ruminansia sejak lahir sampai dewasa adalah :
a. Sumber energy. Pada saat lahir sumber energy sebagian besar berupa
glukosa dan lemak. Sumber energi hewan dewasa berupa VFA.
b. Kegiatan enzim glikogenolisis ruminansia muda lebih tinggi daripada
hewan dewasa. Sedangkan hewan dewasa kegiatan enzim
glukoneogenesisnya lebih tinggi daripada hewan muda. Maka ruminansia
muda lebih mampu memanfaatkan glukosa daripada hewan dewasa. Pada
saat lahir kadar glukosa darah ruminansia sama tingginya dengan hewan
mongastrik, yaitu berkisar antara 100 – 120 mg %. Kadar glukosa darah
hewan dewasa hanya sekitar 40 -60 mg %.
c. Enzim – enzim peptidase pada saat lahir rendah kegiatannya daripada hewan
dewasa. Hal ini memberikan keuntungan, yaitu gamma globulin yang
terdapat dalam colostrum (air susu yang dihasilkan oleh induk hewan pada
beberapa hari pertama setelah melahirkan) dapat dimanfaatkan (diserap)
hewan. Misalnya, pada 24 jam pertama setelah anak sapi dilahirkan,
ususnya dapat menyerap gamma globulin, protein ini sangat penting, karena
merupakan bahan bagi pembentukan zat-zat kekebalan terhadap penyakit.
Setelah 24 jam, usus tertutup terhadap penyerapan protein. Semua protein
setelah 24 jam,akan diserap sebagai asam amino. Rendahnya peptidase
dalam rumen juga memberikan keuntungan bagi ruminansia muda, karena
protein air susu tidak banyak yang menjadi NH3.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 31


d. Enzim-enzim peptidase, selulase, dan urease dalam rumen hewan dewasa
lebih banyak dan lebih giat kerjanya.

2.2.2. Rumen- Retikulum dan Fungsinya


Rumen dan reticulum sering juga dianggap sebagai satu unit sehingga
biasa disebut rumen-retikulum ( R-R ). Rumen terletak dibagian kiri dari rongga
abdominal yang berhubungan langsung dengan dinding abdominal, dan sebelah
kanan terletak omasum, abomasum, usus halus, hati, dan viscera lainnya.
Pada bagian permukaan rumen terdapat banyak sekali papillae – papillae
sehingga permukaan dari dinding rumen tersebut menjadi lebih luas. Oleh karena
itu, permukaan daripada rumen ini kelihatannya seperti handuk sehingga sering
juga disebut sebagai perut handuk.
Rumen dibagi menjadi sub-sub bagian oleh celah-celah yang saling
berhubungan dibagian dalam membentuk cincin-cincin otot, kebagian dorsal dan
kantong-kantong ventral kemudian dibagi lagi menjadi bagian kantong-kantong
anterior dan posterior.
Retikulum terletak dibagian muka dari rumen, dan kontak dengan
diagfragma dan hati. Retikulum itu dipisahkan pada bagian dalam dari rumen
pada permukaan ventral oleh suatu lipatan. Retikulum mempunyai lapisan
permukaan seperti sarang lebah sehingga sering disebut juga Honeycomb.
Rumen – Retikulum saling berinteraksi pada saat permulaan aktivitas
pencampuran makanan dan juga berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
fermentasi, rumen berfungsi sebagai tong tempat penyimpan makanan dan
fermentasi serat kasar dan karbohidrat yang dilakukan oleh mikroorganisme. Di
dalam rumen, terjadi penyerapan hasil-hasil fermentasi (Asam-asam lemak
terbang = VFA) yang digunakan sebagai sumber energi oleh induk semang.
Rumen dapat melakukan tugas demikian karena :
1. Volumenya yang besar. Rumen dan Reticulum (R - R) dapat mencapai
volume 300 liter (86 % dari volume lambung keseluruhan).
2. Adanya mikroorganisme yang tumbuh subur dalam rumen (1010 bakteri/g isi
rumen dan protozoa 106/ml cairan rumen) yang dapat mencerna dan
memetabolisir zat makanan dalam rumen.
3. Terdapat faktor-faktor yang memungkinkan tejadinya fermentasi efektif :

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 32


a. Karena ternak makan, maka mikroorganisme selalu mendapat suplai
bahan makanan pula.
b. Kesempatan fermentasi besar karena :
 Makanan cukup lama tinggal di rumen.
 Dengan memamah biak maka makanan lebih terbuka untuk diserang
mikroorganisme.
c. Absorpsi hasil-hasil fermentasi oleh dinding rumen maupun terjadinya
eruptasi menghindari terjadinya penimbunan hasil fermentasi sehingga
tidak menghambat kerjanya enzim pencernaan.
d. Temperatur didalam rumen dipelihara secara otomatis antara 38–40 0C
dan pH rumen berkisar antara 6-7. Keadaan demikian merupakan media
yang baik sekali untuk perkembangan mikroorganisme.
e. Bahan-bahan yang tidak dapat dicerna atau tidak sempat dicerna
dialirkan ke omasum.
f. Ruminansia mengsekresi banyak saliva yang mempunyai fungsi :
 Sebagai larutan penyangga sehingga pH dalam rumen tetap,
mendekati netral.
 Menstabilkan jumlah cairan dan konsetrasi ion dalam rumen.
g. Gerakan gerakan R – R yang teratur memungkinkan lancarnya proses
pencernaan.
h. Kondisi anaerob yang memungkinkan terjadinya pertumbuhan bakteri
yang anaerobis.

2.2.3. Omasum dan Fungsinya.


Omasum adalah bagian lambung yang menghubungkan Retikulum dengan
abomasum, bentuknya oval, kecil dan kompak. Sebelah dalam dari omasum ini
merupakan lembaran-lembaran seperti buku sehingga sering juga disebut perut
buku.
Disini tidak terjadi pencernaan secara enzimatik dan mengenai fungsi
omasum ini belum banyak diketahui. Tetapi omasum mungkin dapat berfungsi
sebagai saringan digesta yang masuk kedalam abomasum. Lembaran-lembaran

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 33


seperti buku tersebut tidak memungkinkan digesta yang masih kasar masuk
kedalam abomasum.
Omasum dihubungkan dengan retikulum oleh sebuah lubang yang
dinamakan lubang reticulo-omasal. Mulai dari lubang ini, membentang sampai ke
lubang esophagus ke dalam reticulum, terdapat lekukan seperti selokan atau
saluran air. Saluran ini dinamakan sulcus oesophagi. Dengan rumen, omasum
tidak mempunyai hubungan langsung, akan tetapi digesta yang halus dapat masuk
kedalam omasum. Juga dengan adanya sulcus oesophagii, digesta cair dapat
langsung masuk dari esophagus kedalam omasum tanpa singgah kedalam rumen.
Bagi zat cair sulcus oesophagii ini seolah-olah suatu jalan bypass. Bahkan pada
saat dilahirkan dan periode menyusui, sulcus oesophagii tersebut dapat
membentuk sebuah tabung sehingga air susu yang diminum tidak tercecer ke
dalam rumen dan reticulum dan menjadi mangsa mikroba.

2.2.4. Abomasum dan Fungsinya


Abomasum terletak dibagian ventral dan ponterior dari omasum, dan
berada disekeliling permukaan kanan dari rumen. Fungsinya hampir sama dengan
lambung dari ternak non-ruminansia. Mukosa perut ini Spinchter omasal-
abomasum mengatur pergerakan digesta yang masuk ke abomasum, dan spinchter
pylorus mengatur aliran digesta ke duodenum.
Didalam abomasum ini terjadi pencernaan protein yang dilakukan oleh
enzim pencernaan yang dihasilkan oleh sel-sel parietal dan Chief sel.

2.2.5. Duodenum
Duodenum terdiri dari lengkaran pendek pada perut bagian tengah.
Bentuknya seperti leter U. Kelenjar pancreas berada pada bagin tengah lingkaran
dan berakhir pada bagian mendaki dan menurun dari duodenum. Apabila digesta
dari abomasums masuk ke duodenum, pH akan menjadi sangat rendah karena
keberadaan sisa cairan pencernaan. Akan tetapi sama seperti digesta yang
mencapai duodenum, keasaman yang tinggi di sini dinetralkan oleh empedu yang
bersifat alkali, dimana pelepasannya ke dalam duodenum oleh kelenjar empedu
yang letaknya berdempetan dengan organ hati.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 34


Walaupun ukurannya pendek, duodenum merupakan bagian yang sangat
penting dari saluran pencernan. Tanpa modifikasi terhadap sifat kimia digesta
yang terdapat dalam duodenum, pencernaan dan absorbsi zat makanan tidak akan
terjadi dalam usus halus. Dari gambaran aktivitas mikroba, duodenum dianggap
sebagai “zona netral” yang memisahkan populasi mikroba yang sangat aktif di
retikulo rumen pada bagian depan lambung dengan populasi mikroba di dalam
kolon dan sekum pada bagian belakang sluran pencernaan.

2.2.6. Usus Halus


Usus halus ukurannya panjang dan jika dipisahkan dari sambungan jaringn
utuhnya dan dilepaskan ukuranny, dapat mencapai 20 meter atau lebih.
Permukaan rea usus halus secara proporsional lebih besar disbanding yang
ditunjukkan dalam ukuran panjangnya karena permukaan internalnya
mengandung banyak villi, tangkai kecil yang menonjol dimana terjadi
peningkatan permukaan area banyak kali. Villi menjamin maksimum jumlah
digesta dalam kontak dengan area besar pada jaringan absorbsi. Epitelial atau
lapisan sel absorbsi villi diperbaharui setiap hari. Runtuhan/ luruhan dari sel yang
mati menyediakan sejumlah “kehilangan endogenous” energi dan protein ternak.
Usus halus adalah tempat utama absorbsi fraksi protein pakan. Protein
dalam bentuk asam amino diperoleh dari mikroorganisme yang mati atau dari
protein dalam pakan yang tidak didegradasi. Jumlah tertentu dari pencernaan
karbohidrat juga terjadi dalam usus halus. Produk akhir dari proses pencernaan ini
adalah glukosa yang lewat tanpa mengalami perubahan dari lambung ke dalam
darah kapiler. Chyme (pakan yang dikonversi oleh sekresi saluran pencernaan ke
dalam bentuk bubur asam) akan diproses oleh cairan empedu dan pancreas
kemudian setelah itu dikonversi menjadi chyle (cairan susu di dalam usus halus).
Isi usus halus sangat berair. Pergerakan muscular dari isi bagian perut ini
menggerakkan isi digesta dari bagian anterior sampai bagian posterior dan juga
secara kontinyu diaduk dan dicampurkan pada perut bagian depan. Laju digesta
melalui usus halus terdiri dari dua langkah ke depan dan satu langkah ke belakang
dari aksi peristaltic ini; walaupun memiliki efek umum untuk menggerakkan
digesta ke depan, namun dimungkinkan pergerakan ke belakang terjadi juga. Usus

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 35


halus memasuki sisi kolon mencapai bagian yang buntu (sekum) pada sisi yang
lain.

2.2.7. Kolon
Kolon disebut juga usus besar. Bukan karena panjangnya karena
ukurannya lebih pendek dari usus halus, tetapi karena diameter dan volumeny
yang relative besar. Fungsi utama kolon adalah mengeluarkan kelebihan air dari
digesta. Jadi konsentrasi feses dapat menjadi lebih besar atau lebih sedikit. Pada
kasus sapi yang merumput, feses akan tetap sangat cair bila sapi tersebut buang
air. Namun kasus pada domba, feses secara normal kering karena air yang keluar
dari kolon sangat efisien. Kolon juga menjadi tempat kediaman sejumlah
mikroorganisme dan beberpa fermentasi ikutan terjadi sepanjang saluran ini. Di
sini memang terjadi fermentasi lanjutan dari residu material berserat dan absorbsi
lanjutan dari VFA ke jaringan darah.

2.2.8. Sekum (Caecum)


Sekum adalah bagian yang ukuran pendek. Letaknya mulai dari saluran
pencernaan dimana usus halus bersambungan dengan kolon. Fungsi sekum adalah
bertindak sebagai tempat fermentasi kedua dan melanjutkan proses pencernaan
serat yang terjadi sebelumnya di retikulo-rumen. Mikroba dalam sekum dapat
juga merombak sisa protein yang masuk ke dalam organ ini dan menghasilkan
ammonia sebagai produk akhirnya. Sejumlah absorbsi dari ammonia ini ke dalam
darah kapiler terjadi di sini, tetapi jumlah nitrogen yang diabsorbsi lebih sedikit
dibandingkan dengan yang diabsorbsi dalam retikulo-rumen.

2.3. Organ Pelengkap pada Pencernaan Ruminansia


2.3.1. Kelenjar Saliva
Kelenjar saliva berada dalam kepala dan mensekresi sejumlah saliva ke
dalam mulut dan kemudian ke dalam lambung. Kasus pad sapi, jumlah sekresi
sebesar di atas 150 liter per hari. Terdapat 5 pasang kelenjar saliva, yaitu parotis,
molar inferior, bukal dan faringal serta tiga kelenjar yang tidak berpasangan yaitu,
submaksilaris, sublingual dan labial.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 36


Saliva mempunyai dua fungsi. Yang pertama, menyediakan air untuk
memungkinkan pakan dimastikasi kedalam bentuk paste sebelum ditelan. Fungsi
yang kedua adalah saliva mengandung jumlah “garam saliva” yang sangat besar,
khususnya sodium bikarbonat dan phosphate serta sejumlah potassium dan
sodium klorida yang lebih sedikit. Garam ini bertindak sebagai “agen penyangga”
ketik masuk ke dalam retikulo-rumen dan secara normal melindungi digesta dari
keasaman yang diakibatkan oleh pemecahan karbohidrat menjadi VFA (asetat,
propionate dan butirat). Sekresi penyangga saliva yang sangat tinggi adalah proses
yang kontinyu, walaupun laju sekresi lebih besar bila ternak ruminansia makan
atau ruminasi disbanding ketika istirahat. Sekresi yang kontinyu dari saliva sangat
menguntungkan karena produksi VFA dalam retikulo-rumen juga menjadi
kontinyu dan kedua proses tersebut saling melengkapi.

2.3.2. Hati
Hati merupakan organ yang sangat penting dalam fisiologi pencernaan.
Tanpa hati, sangat banyak proses metabolic dapat berhenti mendadak dan ternak
akan tidak mampu untuk memperoleh keuntungan nutrisi dari zat makanan yang
masuk ke dalam jaringan darah dari saluran pencernaan.
Hati mempunyai banyak fungsi. Yang pertama menyimpan energi dalam
bentuk glikogen, yaitu karbohidrat yang dibentuk dalam hati yang berasal dari
asam propionate, glukosa darah dan dari sejumlah asam amino. Kedua, hati
mensekresi ammonia dari jaringan darah dan mengkonversinya menjadi urea. Jika
fungsi penting ini tidak ada, level ammonia akan meningkat dalam darah dan
selanjutnya ternak dapat mati akibat keracunan ammonia. Fungsi yang ketiga, hati
mengkonversi sejumlah zat kimia dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk
memungkinkannya memanfaatkan secara efisien dari letak anatomi yang sesuai.
Sebagai contoh, bila sapi kehilangan berat badan dan terjadi mobilisasi lemak
cadangan, hati mensintesis glukosa yang dibutuhkan oleh kelenjar mammary
untuk mengkonversinya menjadi gula susu (laktosa) dan lemak susu (butterfat).
Yang terakhir, hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kelenjar empedu
dan melewati saluran empedu kemudian berhenti di duodenum. Empedu
membantu dalam pencernaan lemak melalui peningkatan emulsifikasi.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 37


2.3.3. Pankreas
Fungsi dari pancreas adalah mensekresi sejumlah ensim ke dalam
duodenum yang secara kontinyu memproses pencernaan protein dan karbohidrat
dan kemudian memproses pencernaan lemak. Pankreas menyediakan ensim ke
dalam duodenum melalui saluran pancreas. Daerah special pancreas diketahui
sebagai “pulau Langerhans”, yang menghasilkan insulin yang disekresi ke dalam
darah dan memainkan peranan vital dalam metabolisme intermedier karbohidrat
dalam jaringan tubuh. Salah satu fungsinya adalah membantu mengkonversi
glukosa darah menjadi glikogen, yang mana akan disimpan sebagai energi
cadangan dalam hati dan urat daging. Insulin dan berbagai hormone yang
berkaitan memainkan peranan dalam pengaturan pembagian zat makanan untuk
lemak yang disimpan dan juga memainkan peranan dalam pengeluran susu.

2.3.4. Kelenjar Empedu


Fungsi dari kelenjar empedu adalah menyimpan empedu yang disekresi
hati dan melewatkan empedu tersebut melalui saluran empedu ke duodenum.
Walaupun empedu sebagai byproduk dari metabolisme hati, fungsi pencernaannya
sangat penting. Empedu membantu dalam emulsifikasi lemak dan alkalin,
khususnya menetralisir sam digesta yang masuk ke lambung bagian tengah (mid-
gut). Banyak empedu diabsorbsi kembali dalam lambung bagian tengah dan
bagian belakang.

2.3.5. Ginjal
Fungsi ginjal adalah mensekresi limbah produk dari darah dan untuk
mengeluarkannya dalam bentuk urine. Produk limbah yang diekskresi oleh ginjal
ada tiga tipe yaitu, produk limbah dari metabolisme nitrogen (asam urat dan
substansi nitrogen lainnya). Produk limbah dari metabolisme energi (seperti badan
keton) dan mineral yang tidak diinginkan seperti sodium yang berlebihan yang
diekskresi menjadi garam. Kalau ginjal berfungsi sebagaimana adanya, tubuh
secara cepat mengakumulasi substansi limbah yang beracun dan kematian akan
sangat cepat terjadi. Jika ternak ruminansia disuplai dengan protein yang sangat
berlebihan dalam ransum, ginjal akan menolak protein tersebut dalam ginjal dan

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 38


komponen nitrogen yang akan diekskresi. Karbohidrat akan kemudian digunakan
sebagai sumber tambahan untuk energi.

2.4. Rangkuman
Sifat unik (khas) dari ternak ruminansia dibandingkan dengan golongan
ternak lainnya terletak pada anatomi dan kondisi Physiologis alat pencernaan serta
campur tangan mikroorganisme dalam alat pencernaan khususnya dalam rumen.
Ternak ruminansia mempunyai lambung yang terdiri dari 4 bagian yaitu
rumen, reticulum, omasum, dan abomasum. Rumen merupakan yang terbesar dan
didalam rumen tersebut terdapat banyak sekali mikroorganisme.
Sistem pencernaan ternak ruminansia terdiri dari tabung yang memanjang
dari depan ke belakang dan secara ilmiah dikenal sebagai “saluran pencernaan”
bersama dengan organ pelengkapnya. Bibir, lidah, gigi dan oesophagus
merupakan organ yang mengawali system pencernaan ternak ruminansia. Fungsi
dan peranannya sangat penting dalam menyalurkan dan memproses pakan untuk
pencernaan pakan lebih lanjut dalam lambung.
Ternak ruminansia mempunyai beberapa keistimewaaan pada sistem
pencernaannya bila dibandingkan dengan ternak non ruminansia. Hal yang paling
istimewa adalah bagian lambungnya hampir ¾ bagian menempati ruang
abdominalnya yang terdiri dari : Rumen, reticulum, omasum, dan abomasum dan
rumen menempati bagian yang terbesar. Ternak anak yang baru lahir, rumen
belum berkembang, jadi belum dapat berfungsi seperti hewan yang sudah dewasa.
Dalam keadaan seperti itu alat pencernaan yang berfungsi adalah abomasum
sama halnya dengan ternak yang berlambung tunggal. Oleh karena itu, ternak
anak yang baru lahir memerlukan vitamin-vitamin dan asam amino untuk
perumbuhannya.
Rumen – Retikulum saling berinteraksi pada saat permulaan aktivitas
pencampuran makanan dan juga berfungsi sebagai tempat terjadinya proses
fermentasi, rumen berfungsi sebagai tong tempat penyimpan makanan dan
fermentasi serat kasar dan karbohidrat yang dilakukan oleh mikroorganisme. Di
dalam rumen, terjadi penyerapan hasil-hasil fermentasi (Asam-asam lemak
terbang = VFA) yang digunakan sebagai sumber energi oleh induk semang.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 39


Omasum berfungsi sebagai saringan digesta yang masuk kedalamnya.
Lembaran-lembaran seperti buku dari omasum tidak memungkinkan digesta yang
masih kasar masuk kedalam abomasums.
Didalam abomasum terjadi pencernaan protein yang dilakukan oleh enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh sel-sel parietal dan Chief sel.
Duodenum dianggap sebagai “zona netral” yang memisahkan populasi
mikroba yang sangat aktif di retikulo rumen pada bagian depan lambung dengan
populasi mikroba di dalam kolon dan sekum pada bagian belakang saluran
pencernaan
dalam bentuk asam amino diperoleh dari mikroorganisme yang mati atau dari
protein dalam pakan yang tidak didegradasi. Jumlah tertentu dari pencernaan
karbohidrat juga terjadi dalam usus halus.
Kolon dan sekum membantu proses pencernaan terhadap residu hasil
pencernan dalam saluran pencernaan sebelumnya. Organ pelengkap seperti
kelenjar saliva, hati, pancreas, kelenjar empedu dan ginjal ikut memainkan peran
dalam system pencernaan ternak ruminansia.

3. Penutup
3.1. Tes Formatif
Petunjuk mengerjakan soal dan penilaian.
a. Baca soal dengan seksama dan jawab secara singkat dan benar
b. Rancangan penilaian soal nomor 1-10 masing-masing 10 poin
c. Total nilai 100 poin

Soal:
1. Apa kekhasan dari system pencernaan ternak ruminansia dibanding jenis
ternak lainnya?.
2. Sebutkn 4 bagian lambung ternak ruminansia!
3. Apa fungsi lidah pada ruminansia?
4. Mengapa gigi pada ternak ruminansia dapat dipakai untuk menentukan
umur?
5. Apakah anak sapi sudah dapat makan pakan seperti ternak dewasa?
6. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan rumen!

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 40


7. Apa fungsi omasum?
8. Apa fungsi usus halus pada ternak ruminansia?
9. Apa saja organ pelengkap saluran pencernaan ruminansia!
10. Mengapa sekum dan kolon dapat melakukan pencernaan pakan?

Cocokkanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang ada
pada bagian akhir modul ini. Hitunglah nilai dari jawaban yang saudara dapatkan
selanjutnya hitung jumlah seluruh nilai untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi modul.

Tingkat penguasaan = x 100%

Arti tingkat penguasaan : 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
≤ 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan ≥ 80% anda dapat meneruskan


dengan modul selanjutnya, jika dibawah 80% anda harus mengulangi materi
modul ini terutama bagian yang belum dikuasai.

3.2. Kunci Jawaban


1. Terletak pada anatomi dan kondisi physiologis alat pencernaan serta
campur tangan mikroorganisme dalam alat pencernaan khususnya rumen.
2. Rumen, reticulum, omasum dan abomasum
3. Untuk pengambilan pakan
4. Karena gigi susu secara progresif diganti oleh gigi permanen di atas umur
3 tahun
5. Belum, karena rumennya belum berkembang
6. Makanan dan produk fermentasi
7. Sebagai saringan digesta, melalui penyerapan air
8. Tempat utama penyerapan fraksi protein pakan
9. Kelenjar saliva, hati, pancreas, kelenjar empedu dan ginjal
10. Karena adanya mikroorganisme yang hidup dan beraktifitas seperti yang
ada dalam rumen

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 41


4. Daftar Pustaka

Church, D.C. 1988. The Ruminant Animal : Digestive Physiology and Nutrition.
A Reston Book. Prentice Hall., Englewood Clifs, New Jersey, USA.
Preston, T.R. and R.A. Leng. 1987. Matching Ruminant Production Systems With
Available Resources in the Tropics and Sub-Tropics. Penambul Books,
Armidale, Australia.
Ranjhan, S.K. 1980. Animal Nutrition in Tropics. Vikas Publishing House, PVT
LTD. Sahibabad, Disst, Ghaziabad, Uthar Pradesh, India.
Wilson, P.T. nd T.D.A. Brigstocke. 1981. Improved Feeding of Cattle and Sheep.
Granada Publishing. Granada.

Sistem Pencernaan Ternak Ruminansia 42

Anda mungkin juga menyukai