Anda di halaman 1dari 3

Sistem Pencernaan Ruminansia

Sistem pencernaan pada hewan mamalia pada umumnya sama dengan manusia, kecuali
pada susunan dan bentuk gigi serta struktur lambung, khususnya pada hewan pemamah biak
(ruminansia) dan hewan karnivora.

1. Rongga mulut (kavum oris)

Rongga mulut mamalia dibentuk oleh tiga atap yaitu :


Langit-langit keras (palatum durum)
Langit-langit lunak (palatum mole)
Bagian tepi (velum palastini)

Dasar rongga mulut bersifat lunak dan di dalamnya terdapat gigi, lidah, dan kelenjar ludah.
Jenis gigi pada hewan mamalia sama dengan gigi manusia , tetapi mengalami perubahan bentuk
sesuai dengan cara hidupnya.

Jenis jenis gigi

a. Gigi Seri (dens insisivus)


Gigi seri berbentuk pahat dan berfungsi untuk untuk menjepit dan memotong makanan
berupa tetumbuhan seperti rumput. Email hanya ada dibagian dataran muka dan dibagian ini gigi
terus tumbuh.
b. Gigi Taring (dens caninus)
Gigi taring berbentuk runcing dan berfungsi untuk menyobek. Namun, pada hewan
herbivor termasuk ruminansia gigi taring tidak berkembang.
Gigi taring tumbuh dan berkembang dengan baik pada hewan karnivora.
c. Geraham Muka (premolar)
Gigi geraham muka berfungsi untuk mengunyah. Bagian mahkotanya terdiri dari email
yang melintang dan tajam.
d. Geraham Belakang (molar)
Gigi geraham belakang fungsinya sama dengan gigi geraham muka yaitu untuk mengunyah
rerumputan yang sulit dicerna. Bentuknya sama dengan molar pada manusia.

Contoh susunan gigi pada hewan ruminansia khususnya sapi :


2. Lambung
Khusus hewan ruminansia seperti sapi, rusa, dan kambing lambungnya terbagi menjadi
empat ruang yaitu :
Rumen (perut besar);
- Retikulum (perut jala) ;
Omasum (perut kitab) ; dan
Abomasum (perut masam).

Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8/o.Pembagian ini terlihat dari
bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang
sesungguhnya pada hewan ruminansia.

- Proses pencernaan
Rumput atau daun-daunan dikunyah sekadarnya serta dicampur air ludah, lalu ditelan ke
esofagus. Dari esofagus, makanan masuk ke rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara
bagi makanan yang tertelan. Rumput dan daun-daun tersebut mengandung selulosa yang tinggi .
Selanjutnya , di dalam rumen terjadi pencernaan oleh mikroorganisme yang dapat memecah
selulosa menjadi glukosa.

Di rumen terdapat simbiosis antara hewan ruminansia dengan bakteri dan flagelata yang dapat
menghasilkan enzim selulase. Mikroorganisme yang menghasilkan enzim selulase ini berasal
dari kelompok bakteri selulolitik anaerob, khamir dan protozoa. Bakteri yang mampu
menghancurkan selulosa contohnya adalah Cytophaga, sedangkan flagelata yang biasa terdapat
dalam tubuhhewan ruminansia adalah Cypromonas subtilis. Enzim selulase yang dihasilkan oleh
bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk merombak selulosa, tetapi juga dapat menghasilkan
biogas yang berupa CH4 melalui proses peragian yang dapat digunakan sebagai sumber energi
alternatif dan fesesnya dapat digunakan untuk pupuk.

Di dalam rumen terjadi pencernaan protein dan polisakarida, serta fermentasi selulosa oleh
enzim selulase. Disamping terjadi pemecahan selulosa juga terjadi fermentasi glukosa untuk
menghasilkan asam organik (asam-asam lemak), asam amino, gas karbon dioksida, dan metan
sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif. Asam organik
dapat langsung diserap oleh rumen dan merupakan sumber energi utama bagi ruminansia.
Bakteri rumen juga membentuk protein dari nitrogen anorganik (garam-garam amonia) serta
vitamin B kompleks. Dari rumen, makanan masuk ke retikulum.

Di retikulum, makanan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan kasar (bolus). Pada saat hewan
ruminansia beristirahat, bolus yang disimpan sedikit demi sedikit dikeluarkan dari retikulum
untuk dikunyah lagi. Sesudah itu ditelan lagi masuk ke retikulum, lalu ke omasum. Di dalam
omasum terjadi reabsorpsi air dari makanan. Dari omasum, makanan selanjutnya ke obamasum.
Di abomasum ini terjadi pencernaan yang sebenarnya oleh enzim-enzim pencernaan. Di sini
makanan mengalami pencernaan enzimatis seperti pada lambung manusia. Enzim selulase yang
dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan menghancurkan selulosa. Mikroba
penghasil selulase tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya
bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan
pemamah biak. Dengan demikian, rumimansia tidak memerlukan asam amino esensial seperti
pada manusia. Hasil pencernaan di abomasum akan diteruskan ke usus halus. Di dalam usus
halus juga terjadi pencernaan secara enzimatis dan penyerapan sari-sari makanan. Bagian yang
tidak terserap selanjutnya masuk ke dalam usus besar. Di sini juga terjadi reabsorpsi air. Setelah
itu sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.

3. Usus (intestinum)

Usus pada mamalia dapat dibedakan atas :


Usus halus (intestinum tenue) terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum.
Usus besar (intestinum krasum).
Di dalam usus halus terjadi perombakan terakhir dan proses penyarapan sari-sari makanan.
Usus berakhir dengan rektum dan lubang yang disebut anus. Secara garis besar, sistem
pencernaan makanan pada semua hewan mamalia adalah sama kecuali hewan ruminansia yamg
memiliki kekhususan.

Skema pencernaan hewan ruminansia


Rumput di mulut dikunyah Esofagus Rumen, pencernaan protein, polisakarida, dan
fermentasi selulosa oleh enzim selulase Retikulum, membentuk bolus Mulut,dikunyah
lagi Retikulum Omasum Abomasum, pencernaan oleh enzim pencernaan.

Anda mungkin juga menyukai