Anda di halaman 1dari 2

TERKUCIL

Oleh Devih

Musim sekolah mulai datang, para pelajar juga mulai masuk sekolah dan perlahan sudah
mulai menjalani rutinitas sekolah. Seorang siswi tersenyum ramah pada semua teman- temannya
tapi tak seorang pun yang membalas senyum ramahnya. Namanya Rara, dia gadis yang
sederhana. Dalam kelas dia duduk dengan seorang anak yang pintar dan kaya. Dia duduk dengan
tenang dan senyum ramah, tapi tidak semua yang ada di dalam kelas menyukainya mungkin
karena dia bukan gadis pintar, pertanyaannya kadang menjadi bahan tertawaan anak satu kelas.

Saat istirahat dia duduk didepan kelas kadang sapaanya di anggap angin lalu, tapiyang
kadang membuatku heran kok bisa dia tetap tersenyum padahal jika aku jadi dia aku akan sangat
marah dan tidak mau lagi menyapa mengapa mereka tapi aku dan dia memang berbedah dan
penyabar, dia baik dan pantas jika di anggap bidadari. Dia berhati baik dan lembut, senyumnya
juga manis tapi itu hanya bisa di lihat oleh orang yang sama dengannya.

Kadang aku mengamatinya diam diam, bersyukur karena diia adalah temanku walu
kadang juga aku suka ikut tertawa saat dia diejek tapi itu hanya kadang kadang. Namun jika
teman sekelasku mulai keterlaluan aku kadang tidak enak hatipadanya. Diam diam aku
mengamati rauk wajahnya saat itu tapi aku kanget dia malah ikut tertawa. Dasar aneh kataku
kadang kadang. Pernah saat aku masih kelas XI dia mempunyai kakak kelas yang dia sukai sebut
saja dia Mamat, kakak kelas yang menurutku biasa saja tapi dia malah suka sekali padanya. Aku
bertanya kenapa kamu bisa suka sekali dengan Mamat dan kalian tahu apa jawabnya dia hanya
berkata aku menganguminya karena dia baik soleh dan pintar. Walau dia tidak ganteng. Aku
menganga mendengar jawabannya. Padahal banya teman kelasku yang malah menyukai seorang
lelaki akarena dia ganteng, anak basket, atau kaya. Hahaha itu mereka yang berkepribadian
buruk. Berbeda hal dengan Rara dia sangat mengangumi Mamat karena mempunyai agama yang
kuat, dia laki laki yang bertanggung jawab dan suka menolong. Tapi ada juga teman kelasku
yang tidak sadar kalau perlahan mereka telah mendekati hal buruk. Itu karena mereka menjalin
hubungan dengan lelaki berlainan agama. Aku berfikir apa mereka memikirkan dampaknya
kelak saat sudah benar benar mencintai orang itu.

Rara hanya dia yang banar benar seorang teman walaupun dia sering di ejek satu kelas,
tapi dia tidak pernah menceritakan hal buruk teman kelasnya. Dia hanya diam walau pun dia bisa
saja menceritakan keburukan teman kalasnya kerena semua orang percaya dengannya. Saat ada
pelajaran yang menyuruh kita membuat kelompok Rara hanya diam mengamati teman kelasnya
yang sedang memilih teman kelompok, hingga salah seorang dari teman kelasnya bertriak
sudah semua perempuan jadi sekarang prianya. Rauk wajahnya berubah, perlahan senyumnya
hilang dan matanya berkaca kaca, dia hanya bisa berkata aku belum teman teman teman
kelasnya hanya berkata oh, siapa yang mau sama Rara? kata temannya. Tapi kalasnya saling
memandang, meraka saling tujuk hingga salah satu dari kelompok mau menjadikannya setelah
saling bertengkar. Tapi dia memeng dia selalu bernasib buruk , kelompok yang mengambilnya
hanya memanfaatkannya, dia di suru mencuci perlengkapan , ambil air hingga membawa bahan
untuk kerja kelompok. Tapi saat gurunya datang para teman kelompoknya saling berebut untuk
memperestasikan hasil yang di dapatkan Rara. Jadilah yang mendapatkan nilai itu temannya
yang tinggal terima beres, sedangkan Rara namanya di tulis paling akhir dan tidak mendapatkan
nilai plussama sekali.

Hal buruk seperti inilah yang aku harapkan hilang dari sikap pelajar, apakah kalian tidak
pernah berpikir jika kalian ad di posisi Rara. Apa kalian mampu, belum tentu bisa kan? Maka
dari itu jauhilah pilih pilih teman ataupun memanfaatkan teman kita. Jangan membuat dia merasa
terkucilkan. Tersenyumlah saat ada teman kita yang tersenyum pada kitakarena tersenyum tidak
butuh banyak uang, lagi pula senyum itu bangian dari iman.

Rara adalah salah satu dari banyaknya Rara-Rara di kalangan pelajar. Rara hanya dapat
semoga berharap semoga suatu saat nanti ssenyumnya akan terbalah.

selesai

Anda mungkin juga menyukai