Anda di halaman 1dari 5

Wednes day, Dec embe r 12 , 2 012

28

4502

Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak

Proses Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak -Hewan memamah biak (Ruminansia)
adalah hewan herbivora murni, misalnya sapi, kerbau, dan kambing. Disebut hewan memamah biak
karena memamah atau mengunyah makanannya sebanyak dua fase. Pertama saat makanan tersebut
masuk ke mulut. Makanan tersebut tidak dikunyah hingga halus dan terus ditelan. Selang beberapa
waktu makanan tersebut dikeluarkan kembali ke mulut untuk dikunyah sampai halus. Makanan
hewan memamah biak berupa rumput atau tumbuhan. Sel tumbuhan tersusun dari bahan selulosa
yang sulit dicerna. Oleh karena jenis makanan tersebut, hewan memamah biak mempunyai sistem
pencernaan dengan struktur khusus yang berbeda dengan hewan karnivora dan omnivora.
Perhatikan Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan saluran pencernaan hewan karnivora dan herbivora

Saluran pencernaan hewan memamah biak terdiri atas organ-organ berikut.


1. Rongga Mulut (Cavum Oris)
Gigi yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan mamalia lain dalam hal berikut.
a. Gigi seri (insisivus) mempunyai bentuk yang sesuai untuk menjepit makanan berupa tetumbuhan
seperti rumput.
b. Gigi taring (caninus) tidak berkembang.
c. Gigi geraham belakang (molare) berbentuk datar dan lebar.
Makanan yang direnggut dengan bantuan lidah secara cepat dikunyah dan dicampur dengan air liur
dalam mulut, kemudian ditelan masuk ke dalam lambung melalui esofagus.

2. Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung. Di sini tidak terjadi
proses pencernaan. Esofagus pada sapi sangat pendek dan lebar, serta lebih mampu membesar
(berdilatasi). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi, diperkirakan sekitar 5 cm.
3. Lambung
Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dikunyah
kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung Ruminansia terdiri atas empat ruangan (perhatikan Gambar2), yaitu:

Gambar 2. Lambung hewan memamah biak

a. rumen (perut besar/perut urat daging),


b. retikulum (perut jala),
c. omasum (perut buku),
d. abomasum (perut kelenjar/perut masam).
Ukuran ruangan tersebut bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen
80%, retikulum 5%, omasum 78%, dan abomasum 78%.
Mula-mula makanan masuk ke dalam rumen. Makanan yang masuk ke lambung ini telah bercampur
dengan ludah yang bersifat alkali sehingga memberi suasana basa dengan pH 8,5. Selanjutnya,
dalam lambung sapi berlangsung proses pencernaan sebagai berikut.
a. Rumen
Rumen berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang ditelan. Setelah rumen cukup terisi
makanan,
sapi beristirahat. Di dalam rumen terdapat populasi bakteri dan Protozoa. Mikroorganisme tersebut
menghasilkan enzim yang menguraikan polisakarida, misalnya enzim: hidrolase, amilase,
oligosakharase, glikosidase, dan enzim selulase yang berfungsi untuk menguraikan selulosa. Selain
itu juga terdapat enzim yang menguraikan protein, yaitu enzim proteolitik; dan enzim pencerna
lemak.
b. Retikulum
Di dalam retikulum makanan diaduk-aduk kemudian dicampur dengan enzim yang dihasilkan oleh
bakteri yang ada, hingga akhirnya menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (bolus).

Pengadukan dilakukan oleh kontraksi otot dinding retikulum. Kemudian, gumpalan makanan
tersebut didorong kembali ke mulut untuk dikunyah lebih sempurna (dimamah kedua kali), sambil
beristirahat. Setelah itu, gumpalan makanan ditelan lagi masuk ke omasum melewati rumen dan
retikulum.
c. Omasum
Di dalam omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus.
Makanan
dijadikan lebih halus lagi di omasum. Kadar air dari gumpalan makanan dikurangi (terjadi absorpsi
air), kemudian gumpalan makanan diteruskan keabomasum.
d. Abomasum
Di dalam abomasum makanan dicernakan lagi dengan bantuan enzim dan asam klorida. Abomasum
merupakan perut yang sebenarnya, karena di sini terjadi pencernaan sebenarnya secara kimiawi
oleh enzim-enzim pencernaan. Enzim yang dikeluarkan oleh dinding abomasum sama dengan yang
terdapat pada lambung mamalia lain. Misalnya, enzim pepsin merombak protein menjadi asam
amino.
Asam klorida (HCl) selain mengaktifkan pepsinogen yang dikeluarkan dinding abomasum, juga
sebagai desinfektan (zat pembunuh bakteri, karena bakteri akan mati pada pH yang sangat rendah).
Namun, bakteri yang mati dapat dicerna menjadi sumber protein bagi hewan memamah
biak. Dengan demikian, hewan memamah biak tidak memerlukan asam amino esensial seperti pada
manusia. Kemudian, makanan yang telah halus dari ruang abomasum didorong masuk ke usus halus.
Di usus halus ini sari-sari makanan diserap dan diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Selanjutnya
sisa makanan keluar melalui anus. Perhatikan sistem pencernaan sapi pada Gambar 5. pada
halaman sebelumnya.

Gambar 3. Saluran pencernaan Ruminansia (memamah biak)

Apabila sapi meminum air, lipatan dinding antara rumen dan retikulum membentuk saluran yang
menghubungkan mulut-esofagus-omasum-abomasum. Keadaan yang demikian mengakibatkan air
yang diminum dapat langsung masuk ke abomasum. Pada anak sapi yang masih menyusu induknya,
rumen, retikulum, dan omasum masih kecil serta belum berfungsi. Saluran lipatan tertutup oleh
gerakan refleks sehingga air susu yang diisap dari puting susu induknya langsung masuk ke
abomasum.
Pada kelinci, marmot, dan kuda, fermentasi selulosa terjadi di dalam sekum. Sekum (usus buntu)
adalah kantong (bagian usus besar) yang berada di antara pertemuan usus halus dengan usus besar
dan umbai cacing. Di dalam sekum banyak bakteri selulolitik. Selain itu, pada hewan-hewan
tersebut hanya terjadi pengunyahan satu kali, sehingga feses yang dikeluarkan lebih kasar dan
berserat daripada feses sapi (yang mengalami pengunyahan selulosa dua kali.

Tahukah Anda tentang Gigi Sapi ?


Susunan gigi sapi sebagai berikut.

3 3 0 0 0 0 3 3
M PC I I CPM
3 3 0 4 4 0 3 3

Rahang atas
Jenis gigi
Rahang bawah

Keterangan:
I : Insisivus = gigi seri
C : Caninus = gigi taring
P : Premolare = gigi geraham depan
M: Molare = gigi geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi
seri bagian atas dan taring, tetapi memiliki geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia.
Hal ini sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel
tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
Mengapa Kambing Suka Menjilati Tanah ?
Beberapa herbivora misalnya kambing, tidak dapat mencukupi kebutuhan Na+ dan Cl- dari tumbuhtumbuhan. Kebutuhan kedua mineral tersebut diperoleh dengan cara menjilati garam alami yang
ada di permukaan tanah.

Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia


January 7th, 2014Pustakers4 Comments

Sistem Pencernaan Hewan Ruminansia Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini
Pustaka sekolah akan share mengenai sistem pencernaan hewan Ruminansia pemamah biak.
Hewan pemamah biak atau ruminansia memiliki susunan gigi yang berbeda dengan manusia. gigi
yang berkembang pada hewan pemamah biak adalah gigih geraham karena diperlukan untuk
mencernakan makanan yang berserat.
Gigi seri dierlukan untuk menjepit dan memotong makanan berupa rumput. Jenis makanan berupa
rumput dan sejenisnya sukit untuk dicernakan sehingga sistem pencernaan hewan ruminansia
lebih kompleks daripada manusia, baik strukturnya maupun caranya.

Lambung ruminansia seperti domba, kerbau dan sapi terdiri atas rumen (perut besar), retikulum
(perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam). Rumput yang ditelan masih
kasar dan masuk ke dalam rumen dan retikulum untuk menjalani proses pencernaan secara
mekanik oleh gerakan dindingnya yang tebal. Pencernaan tersebut terjadi secara kimia oleh
bakteri fermentasi (respirasi anaerob) sehingga dihasilkan bubur makanan yang relatif masih
kasar.
Jika sudah merasa kenyang, pemasukan makanan dihentikan. Makanan yang berupa bubur kasar
dari retikulum sedikit demi sedikit akan dikembalikan ke mulut dan mengalami pencernaan secara
kimia oleh air ludah yang ber-PH netral. Di dalam mulut, selulosa alam akan diubah menjadi
glukosa oleh enzim selulose. Selain itu , glukosa akan diubah menjadi asam lemak, CO2, dan CH4.
Setelah dari mulut, makanan yang menjadi lebih halus akan masuk ke omasum dan mengalami
pencernaan secara mekanik, kemudian akan diteruskan ke dalam abomasum. Abomasum serupa
dengan lambung manusia. di dalam abomasum, makanan akan mengalami pencernaan secara
mekanik oleh dinding abomasum dan pencernaan

secara kimia oleh enzim-enzim yang

dihasilkannya. Di dalam abomasum juga terjadi pencernaan oleh bakteri yang bersimbiosis dengan
hewan tersebut. makanan dari abomasum masuk ke dalam usus halus untuk dicernakan lebih
lanjut.
Pada ruminansia, terdapat enzim selulose yang berfungsi mencerna selulosa. Enzim ini tidak
terdapat pada manusi. Adapun pada kuda, pencernaan selulosa terjadi hanya satu kali, yakni
didalam usus buntu. Oleh karena itu, feses sapi dan kerbau lebih halus daripada feses kuda.
secara singkat, alur mekanisme pencernaan hewan pemamah biak adalah sebagai berikut:
Mulut => kerongkongan => rumen => retikulum => kerongkongan => orasum => abomasum
=> usus halus => usus besar => anus.
Hewan Herbivor, seperti berang-berang atau beaver (aplodonatia sp), memiliki taring bawah dan
taring atas yang besar yang digunakan untuk mengerat tumbuhan. Hewan ini tidak memiliki gigi
seri, sedangkan badak tidak memiliki gigi taring dan gigi seri. Adapun hewan karnivor, seperti
kucung, memiliki gigi taring, gigi seri dan geraham untuk menguyah makanan.
Demikianlah Artikel Pustaka sekolah yang membahas mengenai sistem pencernaan pada hewan
ruminansia atau pemamah biak, semoga artikel ini tentunya dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi kita semua[ps]

Anda mungkin juga menyukai