MAKALAH
“ Pencernaan Poligastrik “
Dosen Pengampu :
Kelompok 5 :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
padawaktunya. penulis menyadari bahwa laporan tidak sempurna. oleh karena itu,
penulis menerima saran dan kritik agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
penulis bisa lebih baik. Akhir kata, mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
salah dalam hal penulisan dan lain-lain . penulis berharap laporan ini bukan hanya
bermanfaat bagi penulis yang menyusunya. melainkan juga bagi orang-orang yang
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehidupan sehari-hari ternak pada saat makan tentunya akan terjadi proses
di dalam tubuh ternak proses yang terjadi yaitu proses pencernaan. Sistem
kimia dan mikroba) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana dalam
saluran pencernaan hewan proses pencernaan dapat terjadi secara sempurna dan
kurang sempurna. Sistem pencernaan pada mamalia memiliki anatomi dan fisiologi
yang hampir sama pada hewan mamalia yang satu dengan yang lain. Namun
terdapat hal yang berbeda dalam sistem pencernaan pada salah satu mamalia yaitu
biak yang sering kita temui memiliki kebiasaan mengunyah sepanjang hari.
Mamalia ini memiliki lambung yang berbeda dari mamalia lain yakni memiliki 4
ruang. 4 ruang pada lambung tersebut yakni rumen, omasum, obamasum, dan
1.3 Tujuan
1
3. Untuk mengetahui prinsip dari pencernaan ruminansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sistem pencernaan adalah suatu saluran yang dimulai dari mulut sampai
menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh.
yang berfungsi untuk mencerna makanan, hubungan kerja ini meliputi mulut,
(Kartadisastra, 1997).
menjadi zat-zat yang dapat diserap oleh tubuh, mengabsorbsi nutrisi tersebut, serta
mengeliminasi sisa-sisa yang tidak dapat dicerna. Fungsi utama sistem pencernaan
adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang
3
melalui sistem sirkulasi. Sinyal atau isyarat pada fungsi sistem gastrointestinal
efektor (sensasi kelenjar) lapisan otot dalam dinding saluran GI dan kelenjar
sederhana yang dapat diserap dan digunakan sel jaringan tubuh. Berbagai
perubahan sifat makanan terjadi karena kerja berbagai enzim yang terkandung
dalam berbagai cairan pencerna. Setiap jenis zat ini mempunyai tugas khusus
menyaring dan bekerja atas satu jenis makanan dan tidak mempunyai pengaruh
(hewan dengan rumen) yaitu lembu,kerbau, kambing, domba, rusa, kijang. Pada
poligastrik perut dibagi menjadi empat yaitu rumen, reticulum, omasum, dan
1. Mekanik
pencernaan mekanis terjadi di mulut dengan bantuan gigi sebagai alat pemotong.
4
2. Kimiawi
(duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi dekstrin
sederhana dan maltosa. Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah
3. Mikrobiologik
lemak terbang.. Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein
dan nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
CFU/ml cairan rumen. Sedangkan Protozoa memiliki jumlah 106 /ml cairan rumen.
diantaranya :
(selulosa) menjadi vollatile fatty acid (VFA) berupa asetat, propionat, butirat.
5
diatranya banyak energi yang terbuang sebagai gas metan, dan protein yang
1. Mulut
mengandung enzim amilase atau ptyalin. Saliva adalah cairan kompleks yang
diproduksi oleh kelenjar khusus dan disebarkan ke dalam cavitas oral (Frandson,
1992). Air liur mengandung enzim ptialin (amilase ludah), yakni enzim yang
pHnya atau tingkat keasamannya adalah hampir mendekati netral kira-kira 6,7.
Kandungan airnya tinggi sekitar 98%, air liur ini berfungsi untuk membasahi
makanan, membunuh bakteri yang tidak baik bagi kesehatan, mencegah mulut
dari kekeringan.
6
2. Esophagus
esofagus, lapisan otot hanya terdiri sel-sel otot polos, pada bagian tengah, campuran
sel-sel otot lurik dan polos, dan pada ujung proksimal, hanya sel-sel otot lurik.
3. Lambung
sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung
dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses
terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum dengan
a. Retikulum
dan struktur seperti jala. Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware
stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat
langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat.
7
Pembatas antara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel
retikulum dapat menahan pakan kasar. Pakan kasar dapat ditolak oleh retikulum ke
kembali ke mulut untuk dikunyah lagi atau ditolak ke dalam rumen untuk dicerna
ke dalam mulut.
b. Rumen
mekanis dan memiliki ukuran paling besar dengan kapasitas sebesar 80%. Rumen
terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut
beludru atau handuk. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat
papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap di
bagian ventral. Fungsi dari rumen adalah sebagai tempat fermentasi oleh mikroba
Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu bakteri, protozoa dan
fungi. Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangat bermanfaat bagi pencernaan
pakan serat, karena dia membentuk koloni pada jaringan selulosa pakan. Rizoid
fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tanaman sehingga pakan lebih terbuka
untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen (Kosnoto, 1999). Bakteri rumen dapat
8
diklasifikasikan berdasarkan morfologinya sebab mudah dilihat berdasarkan
Succinnimonas amylolytica).
yang mempunyai silia hampir diseluruh tubuhnya dan mencerna karbohidrat yang
merombak karbohidrat yang lebih sulit dicerna (Kosnoto, 1999). Jumlah bakteri
rumen mencapai 1010-11, jumlah protozoa mencapai 105-6, fungi berjumlah 102-
enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
Isi rumen dan retikulum cenderung membentuk tiga lapisan. Lapisan yang
paling bawah (paling ventral) terdiri terutama dari cairan yang berisi bahan-bahan
yang setengah tercerna, termasuk biji-bijian. Lapis tengah adalah partikel - partikel
makanan paling akhir masuk ke dalam rumen dan belum tercelup sepenuhnya.
Lapis yang paling dorsal terutama terdiri dari gas karbondioksida dan metan, yang
9
c. Omasum
langsung dengan rumen, tetapi digesta yang sudah halus dapat masuk ke dalam
secara langsung dari esophagus ke dalam omasum tanpa singgah ke dalam rumen.
Pada saat dilahirkan dalam periode menyusu, sulcus esophagii dapat membentuk
sebuah tabung sehingga susu yang diminum tidak tercecer ke dalam rumen dan
(5) absorbsi material pakan dan air sehingga banyak material pakan menjadi kering
di omasum
d. Abomasum
kimiawi dengan bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.
Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati, karena permukaannya halus.
10
Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba
menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah ke sebelah kiri. Permukaan
abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi
dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa
dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan
4. Usus Halus
Usus atau disebut juga usus halus terdiri atas tiga bagian yaitu duodenum,
Proses penyerapan sari makanan dari organ gastrointestinal terjadi dengan cara
transpor pasif atau dengan difusi dipermudah. Transpor pasif terjadi karena ada
bantuan molekul carrier pada sel penyerap. Penyerapan karbohidrat dan protein
berlangsung secara difusi dipermudah. Pada bagian duodenum kim asam yang
dihasilkan dari lambung bercampur dengan getah pencernaan dari pankreas, hati,
memiliki potensi sebagai sumber mikroba, karena mengandung bakteri sekitar 109
/gram cairan rumen. Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam rumen adalah
bakteri, protozoa, fungi, dan virus. Kecernaan pakan sangat tergantung dari peranan
mikroba rumen. Fermentasi pakan serat dalam rumen merupakan suatu sistem yang
11
kompleks dan dipengaruhi oleh adanya interaksi dinamik antara faktor ternak,
radikal ini secara spontan atau bertahap melepaskan ikatan antarmolekul dan
ke dalam substrat dan mengaktifkan proses oksidasi. Proses ini diakhiri dengan
serta gugus amina menjadi kuinon dan memberi perubahan warna terhadap
paling efisien dan berperanan penting dalam siklus karbon. Spesies jamur perombak
lignin dikelompokkan berdasarkan warna saat fermentasi substrat, yaitu soft rot,
brown rot, dan white rot. Beberapa mikrobia prokariotik, seperti bakteri mempunyai
12
Flavobacterium, Pseudomonas, maupun Streptomyces memiliki kemampuan
enzimatis dalam menggunakan senyawa cincin aromatik (aromatic ring) dan rantai
samping yang ada pada lignin. Martani et al. (2003) mengungkapkan bakteri dari
genus Micrococcus (isolat SPH-9) dan Bacillus (isolat SPH-10) yang diisolasi dari
78%.
dan hemiselulosa,
selulolitik rumen dapat berbentuk thallus maupun flagella, dan dalam bentuk kultur
murni terbukti dapat merombak selulosa menjadi VFA. Fungi selulolitik rumen
mempunyai peranan yang sangat penting dalam perombakan serat kasar pakan
(2) Mampu mengkoloni jaringan dinding sel tanaman secara lebih baik jika
13
(3) Hasil inkubasi pakan berserat oleh fungi/jamur rumen lebih lunak jika
4. Ekosistem Rumen
a. Bakteri
sel. Banyak spesies pada permukaan luar dinding selnya ditutupi oleh kapsul atau
lapisan lendir, seperti lem perekat termasuk sel prokariotik yang relatif kecil dan
sederhana. Bentuk khas bakteri ada tiga, antara lain: 1. bulat (coccus) dengan
dalam mencerna serat. Bakteri rumen cenderung bersifat anaerob atau facultative
aerob. Bakteri asam laktat berperan dalam pembuatan silase, karena kelompok
14
bakteri inilah yang menghasilkan asam laktat dan menurunkan pH bahan sehingga
bahan pakan dapat diawetkan. Spesies bakteri selulolitik aerob dari cairan rumen
b. Fungi (Jamur)
Fungi dapat berupa sel tunggal, seperti khamir atau berwujud koloni
berfilamen yang multiseluler, misalnya kapang dan jamur yang memiliki badan
buah (mushroom, supa). Bentuk yang multiseluler, tidak memiliki daun, batang,
dan akar. Fungi tidak bersifat saprofitik atau porasitik. Fungi mempunyai hifa yang
reproduktif.
rumen ini melakukan penetrasi ke dalam jaringan tanaman atau pakan, sehingga
struktur jaringan menjadi rapuh dan hancur. Oleh karena itu, permukaan menjadi
luas, dan permukaan yang luas ini menguntungkan bakteri rumen selulolitik dalam
dan berkembang biak secara aseksual melalui spora (Dhawale dan Katrina, 1993).
Kapang “white rot” mempunyai kemampuan kuat merombak lignin secara efektif
Protozoa dan algae termasuk eukariot yang mempunyai struktur yang telah
15
bentuk uniseluler maupun multiseluler. Atas dasar kemampuan fotosintesis,
lain yang terasosiasi dengan klorofil, seperti karotenoid, xantofil, dan fitosianin
1992).
membantu dalam proses fermentasi mikroba pada rumen. Beberapa jenis alga yang
terdapat pada rumen sapi antara lain Chlorella, Spirogyra, dan Scenedesmus. Alga-
alga tersebut dapat menjadi sumber nutrisi bagi mikroba rumen dan membantu
Poligastrik Monogastrik
Definisi Jenis sistem pencernaan Jenis sistem pencernaan dengan
dengan perut empat titik perut satu kompartmen
Perut Empat kompartmen/ruang Satu kompartmen/ruang
Pencernaan Ruminansia atau hewan Herbivora monogastrik
selulosa poligastrik menunjukkan menunjukkan pencernaan
pencernaan selulosa yang selulosa parisal
lengkap
Aksi bakteri Bakteri yang ada pada Hanya bakteri usus herbivora
ruminansia memainkan peran monogastrik yang dapat
penting dalam memcah mencerna sebagian selulosa
selulosa
16
Hal Memuntahkan dan tidak memuntahkan dan
memamah mengunyah makanan untuk mengunyah makanan
biak merangsang pencernaan
Contoh Sapi, domba, kambing Manusia, kelinci, kucing
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem pencernaan adalah suatu saluran yang dimulai dari mulut sampai
menjadi bentuk yang lebih sederhana agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Saluran
abomasum) dan usus halus. Mikroba yang terdapat dalam rumen dapat
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami buat masih jauh dari kata
18
DAFTAR PUSTAKA
Chandel, A. K., Chan, E. S., Rudravaram, R., Narasu, M. L., Rao, L. V., &
Ravindra, P. (2007). Economics and environmental impact of
bioethanol production technologies: an appraisal. Biotechnol Mol Biol
Rev, 2(1), 14-32.
Evelyn C.Pearce. 2008. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: PT
Gramedia.
Frandson, R.D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: UGM. Press
Kosnoto, M. 1999. Teknologi Limbah Rumen untuk Pakan dan Pupuk Organik.
Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga, Surabaya.
Martani, E., N. Haedar dan S. Margino. 2003. Isolasi dan karakterisasi bakteri
pendegradasi lignin dari beberapa substrat alami. Gama Sains V (2) :
32 – 35.
19
Wanapat, M., Kang, S., & Polyorach, S. (2013). Development of feeding systems
and strategies of supplementation to enhance rumen fermentation and
ruminant production in the tropics. Journal of animal science and
biotechnology, 4(1), 32.
Widiastuti, E., & Harlia, E. (2017). Pencernaan pada Ternak Ruminansia dan Non
Ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 27(2), 83-92.
20