Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PENCERNAAN UNGGAS

Dosen Pengamzpu:
Evi Irawati, S.Pt., MP

Disusun oleh:

WILDAN HANIFAH
11880120362

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF
KASIM RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Ta’ala karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan sejuta nikmatnya yang telah diberikan penulis dapat
menyelasaikan makalah tentang “Sistem Pencernaan Unggas” ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Penulis juga berterimakasih
kepada Ibu Evi Irwati, S.Pt., M.P selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
dan Teknologi Produksi Ternak Unggas Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka


memenuhi tugas dari mata kuliah Ilmu dan Teknologi Produksi Ternak
Unggas dan menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai berbagai
sistem pencernan ungggas. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah penulis buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun dimasa depan.

Pekanbaru, November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................3
2.1 Pengertian Organ Pencernaan .............................................................. 3
2.2 Organ-Organ Pencernaan..................................................................... 4
1. Mulut/Paruh ................................................................................... 4
2. Esophagus ...................................................................................... 5
3. Crop (Tembolok) ........................................................................... 6
4. Proventiculus ................................................................................. 7
5. Gizzard (Empedal) ......................................................................... 8
6. Usus Kecil (Small Intestine) .......................................................... 9
7. Usus Buntu .................................................................................. 11
8. Usus Besar ................................................................................... 11
9. Kloaka .......................................................................................... 12
2.3 Organ Pencernaan Tambahan ............................................................ 13
1. Pangkreas ..................................................................................... 13
2. Liver (Hati) ................................................................................. 13
3. Kantong Empedu (Gallblader) .................................................... 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 15
3.2 Saran .................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang
dialami bahan makanan di dalam saluran pencernaan ternak unggas.
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat- zat makanan
dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan
– jaringan tubuh. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah
bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaannya adalah untuk
mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Saluran pencernaan dapat dianggap sebagai tabung memanjang yang
dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh
mukosa. Sistem pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ
asosori. Saluran pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia
luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam
tubuh.
Pada unggas memiliki proses pencernaan yang berbeda dengan
hewan lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana
hewan lain proses pencernaan pada unggas memiliki tiga prinsip yaitu
secara mekanik yang berlangsng di empedal, enzimatis, dan mikrobiologik
pada tembolok dan usus besar.
Pencernaan merupakan serangkaian proses yang terjadi didalam
saluran pencernaan yaitu memecah bahan makanan menjadi bagian atau
pertikel yang lebih kecil, dari senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana hingga larut dan dapat diabsorpsi lewat dinding saluran
pencernaan untuk memasuki sisitem peredaran darah atau getah bening,
selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh. Organ pencernaan unggas berupa
saluran berkembang sesuai dengan evaluasi yang diarahkan untuk terbang.
Modifikasi yang terjadi dalam sistem pencernaannya sangat sederhana.
Unggas tidak lagi memiliki gigi dan tulang rahang yang besar berikut
ototnya, yang berkembang adalah paruh, lidah, rempela. Unggas memakan

1
beragam pakan dari biji-bijian ikan dan cacing serta rerumputan maka
ragam sistem pencernaannya berkembang sesuai dengan makanan
utamanya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sistem pencernaan?
2. Apa saja organ pencernaan unggas?
3. Apa saja organ pencernaan tambahan unggas?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui
bagian-bagian dari sistem pencenaan unggas, mengetahui proses pencernaan
makanan pada unggas dan mampu mendeskripsikan organ-organ
pencernaan pada ternak unggas serta tidak lain dan tidak bukan adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dan Teknologi Produksi Ternak Unggas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pencernaan


Sistem pencernaan merupakan serangkaian proses yang terjadi
didalam saluran pencernaan yaitu memecah bahan makanan menjadi bagian
atau pertikel yang lebih kecil, dari senyawa kompleks menjadi senyawa
sederhana hingga larut dan dapat diabsorpsi lewat dinding saluran
pencernaan untuk memasuki sisitem peredaran darah atau getah bening,
selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh.

Saluran pencernaan semua hewan dapat dianggap sebagai tabung


dari mulut sampai ke anus dan fungsinya adalah mencerna, mengabsorbsi,
dan mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna. Alat pencernaan unggas
termasuk ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrik
(ternak berlambung tunggal sederhana). Menurut Patrick dan Schaible
(1980), alat pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya tujuh
fungsi utama dari bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan
dengan ransum yang diberikan yaitu :
1. Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari ransum yang
besar.
2. Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim pencernaan.
3. Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba usus.
4. Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.
5. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
6. Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang substansi dalam
pencernaan.

2.2 Proses Pencernaan


1. Secara Mekanik
Pencernaan secara mekanik (fisik) dilakukan oleh kontraksi otot
polos, terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan

3
(grit). Proses mekanik terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut
dan gerakan peristaltic alat pencernaan karena kontraksi otot
usus.Pencernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara
umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak daripada ayam yang
dipelihara secara terkurung.

2. Sistem pencernaan enzimatik


Pencernaan secara kimiawi (enzimatik) dilakukan oleh enzim
pencernaan yang menghasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim
yang dihasilkan oleh proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim
empedu dari hati; dan (5) enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim
tersebut sebagai pemecah ikatan protein, lemak, dan karbohidrat.

3. Sistem pencernaan fermentatif


Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan
terjadi di sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas
meliputi aspek:
a. Digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus,
ventrikulus (empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan caeca.
b. Absorpsi yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui
vili-vili (jonjot usus).
c. Metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian
disintesis menjadi protein, glukosa, dan hasil lain untuk
pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan
bulu, penimbunan lemak, dan menjaga/memelihara tubuh pada
proses kehidupannya. Disamping itu enzim dapat pula
dihasilkan oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum
(Thilman, dkk. 1989).

2.3 Organ-Organ Pencernaan


1. Paruh/Mulut
Unggas tidak memiliki lidah, pipi, dan gigi. Langit-langitnya lunak,
tetapi memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup
mulut. Rahang atas melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah

4
bergantung. Langit-langit kertas dibagi oleh celah sempit yang panjang
di bagian tengah yang terbuka ke bagian saluran nasal. Lubang ini dan
tidak adanya langit-langit lunak menjadikan tidak mungkin bagi burung
untuk melakukan penghampaan untuk menghisap air ke dalam mulut.
Burung harus menyeduk air ke atas bila minum dan membiarkannya
turun kerongkongan oleh adanya gaya gravitasi.
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan
arah kedepan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk
mendorong makanan ke esophagus sewaktu lidah digerakan ke
belakang (Akoso 1993). Lidah berfungsi membantu menelan makanan.
Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai
elumas makanan untuk mempermudah masuk ke esophagus (Neisheim
et al., 1972). Namun, pakan melalui mulut lajunya terlalu cepat
sehingga sedikit terjadi perubahan pada pencernaan di sini.
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase (Neisheim et al., 1972).
Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan
paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah menengadah
kepala memanfaatkan gaya gravitasi (North,1978).

Gambar 1. Paruh Ayam

2. Esophagus (Tenggorokan)
Esophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti
tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan
tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus
bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu
melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam

5
menelan secara otomatis esophagus menutup dengan adanya otot.
Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.

Gambar 2. Esophagus

3. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang
merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya
terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang
berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan
dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke
proventriculus.
Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari
organ ini adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat
ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama
dua jam. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada
tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar
di hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam
tembolok akan memberikan respon pada saraf untuk makan atau
menghentikan makan (Yuwanta 2004).
Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan
lubrikasi yang dapat menghaluskan pakan. Jika ayam lapar, pakan akan
melewati tembolok dan menuju langsung ke proventrikulus dan
lambung otot. Selama proses memakan, tembolok mulai terisi dan
bertindak sebagai organ penyimpanan
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di
dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan

6
unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok
selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini
disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah
yang berfungsi untuk melunakkan makanan (Sudaryati, 1994).

Gambar 3. Crop atau Tembolok

4. Proventriculus
Proventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum
berhubungan dengan gizzard (empedal). Proventriculus juga dapat
diartikan sebagai perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga
merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat
terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan
asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna
protein (Nesheim et al., 1979). Kadang-kadang disebut glandula
stomach atau true stomach. Oleh karena pakan berlalu cepat melalui
proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan di sini. Akan
tetapi, sekresi enzim mengalir kedalam gizzard sehingga dapat bekerja
di sini.
Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar
perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara
mekanis. Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang
pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material
makanan secara enzimatis sedikit terjadi.

7
Gambar 4. Proventiculus

5. Gizzard (Empedal)
Gizzard sering kali juga disebut muscular stomach (perut otot).
Lokasinya berada di antara ventrikulus dan bagian atas usus halus.
Gizzard memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam
mampu menggunakan tenaga yang kuat. Mukosa permukaan gizzard
sangat tebal, tetapi secara tetap tererosi. Reruntuhan gizzard tertinggal
bila kosong, tetapi bila pakan masuk, otot berkontraksi. Partikel pakan
yang lebih besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat. Biasanya,
gizzard mengandung material yang bersifat menggiling, seperti grit,
karang dan batu kerikil. Partikel pakan segera digiling menjadi partikel
kecil yang mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk
gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi pakan berupa
meterial kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam.
Fungsi utama Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara
mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam
gizzard yang ditelan oleh ayam. Partikel empedal adalah memecah atau
melumatkan pakan dan mencampurnya dengan air menjadi pasta yang
dinamakn chymne. Bagian atas lubang pemasukan berasal dari
proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke
duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya,
apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka emedal
akan kisut.

Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara


proventriculus dan batas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot
yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan

8
mempunyai mucosa yang tebal. Peroton empedal dapat melakukan
gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit.

batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan


adnya otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine.

Gambar 5. Gizzard

6. Usus kecil (Small Intestine)

Gambar 6. Usus halus

Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan


terbagi atas tiga bagian yaitu: duodenum, jejunum,dan ileum.
Duodenum(usus 12 jari) berbentukhuruf V dengan bagian pars
ascendens sebagai bagian naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus
memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi
sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas penyerapan nutrient.
Pada ayam dewasa, panjang usus halus sekitar 62 inci atau 1,5 m.
Secara anatomis, usus halus di bagi menjadi tiga bagian, yaitu
duodenum, jejunum, dan ileum.
a. Duodenum (12 jari)
Duodenum berbentuk kelokan, disebut duodenal loop. Panjang
sekitar 20 cm. Pada duodenum menempel pankreas yang mensekresikan

9
pancreatic juice (mengandung enzim amilase, lipase dan tripsin).
Sekresi garam empedu dari gall bladder yang menempel pada liver dan
panceatic juice masuk ke usus halus pada bagian caudal duodenum.
Duodenum bersifat asam (pH 6) karena ada sekresi getah empedu yang
bersifat asam. kantong empedu berisi empedu,yang dihasilkan oleh hati
dan berguna untuk mengemulsikan lemak. pankreas menempel pada
kelokan ini mengsekresikan pankreati juice yang mengandung enzim:
Amilase :mengubah tepung jadi gula
Tripsin : mengubah protein jadi peptide
Lipase : mengubah trigleserid/lemak:asam lemak+ gliserol

b. Jejenum dan Ilium


Merupakan kelanjutan duodenum. Dua bagian tersebut sulit
dibedakan. Berfungsi melanjutkan proses pencernaan yang belum
selesai dari duodenum, dan tempat absopsi nutrien. Panjang jejunum
dan ileum sekitar 120 cm, dari caudal duodenum sampai ileo-caecal-
colic junction (dimana usus halus, 2 ceca dan colon bertemu). Struktur
mirip duodenum, kecuali:
1) Bagian tergantung di mesenterium
2) Villi lebih pendek
3) Sedikit jaringan limfoid
Pada jejunum (usus kosong) makanan mengalami pencernaan
kimiawi oleh enzim yang dihasilkan di dinding usus. Enzim-enzim
yang dihasilkan tersebut adalah enzim enterokinase, erepsin, maltase,
disakrase, peptidase, sukrase dan lipase.
Enzim-enzim yang dihasilkan dinding usus sebagai berikut :
a) Enterokinase :mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
b) Erepsin: mengubah dipeptida/peptone menjadi asam amino
c) Maltase: mengubah maltosa menjadi glukosa
d) Disakarase: mengubah disakarosa menjadi monosakarida
e) Peptidase: mengubah polipeptida menjadi asam amino
f) Sukrase: mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
g) Lipase: mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.

10
Pada ileum (usus penyerapan), sepanjang permukaan lumen usus
halus terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot
usus. Vili berfungsi memperluas permukaan usus sebagai proses
penyerapan zat makanan akan lebih sempurna. Setiap vilus
mengandung pembuluh limfa yang di sebut lacteal dan pembuluh
kapiler.

7. Sekum (Usus Buntu)

Gambar 7. Sekum

Sekum terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada
unjungnya buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15
cm dan berisi calon tinja. Fungsi utama sekum secara jelas belum
diketahui tetapi didalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan
protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh
aktivitas mikroorganisme.

8. Usus Besar (Large intestine)

Gambar 8. Usus besar

Usus besar terdiri atas sekum yang merupakan suatu kantung dan
kolon yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar, dan turun. Bagian
yang turun akan berakhir di rektum dan anus. Variasi pada usus besar
(terutama pada bagian kolon yang naik) dari satu spesies ke spesies lain
jauh lebih menonjol dibandingkan dengan pada usus halus (Frandson,
1992). Usus besar tidak mensekresikan enzim, namun didalamnya

11
terjadi proses penyerapan air untuk meningkatkan kadar air di dalam sel
tubuh dan menjaga keseimbangan air ayam broiler karena usus besar
merupakan tempat penyerapan kembali air dari usus halus. Usus besar
juga menyalurkan sisa makanan dari usus halus ke kloaka untuk
dibuang (Bell dan Weaver, 2002). Air diserap kembali di usus besar
untuk ikut mengatur kandungan air sel-sel tubuh dan keseimbangan air.
Panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10 cm/ekor.
Usus besar merupakan kelanjutan saluran pencernaan dari
persimpangan usus buntu ke kloaka (Blakely dan Bade, 1991).

9. Kloaka

Gambar 9. Kloaka

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka


merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan
muara saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan
asam urat dikeluarkan melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk
seperti pasta putih.
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum
sebagai saluran kencing dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran
makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang
berhubungan udara luar disebut vent.
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan
pada sisi luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang
pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar disbanding
jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.

12
2.3 Organ Pencernaan Tambahan
Organ-organ tertentu berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran
sekresi ke dalam saluran pencernaan. Fungsinya membantu dalam
pemprosesan pakan organ tersebut yaitu pangkreas, lever, kantong empedu.
1. Pangkreas
Pangkreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus.
Pangkreas merupakan suatu kelenjer yang berfungsi sebagai kelenjer
endokrin maupun sebagai kelenjer eksokrin. Sebagai kelenjer endokrin,
pangkreas mensekresikan hormon insulin dan glukagon. Sementara
sebagai kelenjer eksokrin, pangkreas mensekrsikan cairan yang
diperlukan sebagai proses pencernaan di dalam usus halus,
yaitu pencreatic juice. Cairan ini selanjutnya mengalir kedalam
duodenum melalui pancreatic duct (saluran pangkreas), dimana lima
enzim yang kuat membantu pencernaan pati, lemak, dan protein.
Beberapa enzim dari pangkreas di simpan dan disekresikan dalam
bentuk inaktif dan menjadi aktif pada saat berada di saluran pencernaan.
Tripsinogen adalah enzim proteolitikyang di aktifkan di dalam usus
halus oleh enterokinase, suatu enzim yang di sekresikan dari mukosa
usus. Tripsinogen di aktifkan menjadi tripsin. Kemudian, tripsin akan
mengaktifkan kimotripsinogenmenjadi kimotripsin. Enzim yang
lainnya-nuklease, lipase dan amilase-disekresikan dalam bentuk aktif.
Beberapa enzimmembutuhkan kondisi lingkungan optimal untuk dapat
berfungsi.

2. Liver (Hati)
Dari perut dan usus halus, sebagian besar pakan yang diserap
masuk ke dalam vena portal menuju hati, suatu kelenjar terbesar
kedalam tubuh. Hati tersusun dari dua lobi besar.
Fungsi fisiologi hati sebagai beriku:
1) Sekresi empedu.
2) Detoksifikasi persenyawaan racun bagi tubuh.
3) Metabolisme protein, karbohidrat, dan lipida.
4) Penyimpan vitamin.

13
5) Penyimpan karbohidrat.
6) Destruksi sel-sel darah merah.
7) Pembentukan protein plasma.
8) Inaktifasi hormon polipeptida.
Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi
empedu. Empedu penting dalam proses penyerapan lemak pakan dan
ekskresi limbah produk, seperti kolesterol dan hasil sampingan
degradasi hemoglobin. Warna kehijauan empedu disebabkan karena
produk akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan
dilirubin. Volume empedu tergantung pada.
1) Aliran darah
2) Status nutrisi unggas
3) Tipe pakan yang dikonsumsi
4) Sirkulasi empedu enterohepatic.

3. Kantong Empedu (Gallblader)


Ayam memiliki kantong empedu tetapi beberapa jenis burung
tidak. Dua saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus.
Saluran kanan kantong empedu terbentuk melebar, dimana sebagian
besar empedu mengalir dan kadang-kadang di tampung. Sementara
pada seluran sebelah kiri tidak melebar. Oleh karena itu, hanya sedikit
empedu yang mengalir melelui bagian ini secara langsung ke usus.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa system pencernaan
ayam bebeda dengan hewan lainya. . Pakan akan melewati esofagus dan
langsung menuju tembolok. Pakan di dalam tembolok akan mendapatkan
sekreta mukus yang berfungsi untuk menghaluskan pakan. Setelah melewati
tembolok, pakan menuju lambung kelenjar (proventrikulus) yang
merupakan organ berdinding tebal dan berada di depan lambung otot
(gizzard).
Gizzard atau lambung merupakan organ tersusun dari otot yang kuat,
yang berisi bebatuan atau pasir, dan di dalamnya pakan akan dihancurkan.
Pakan kemudian berpindah menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan
berakhir di kloaka. Sistem pencernaan pada unggas tergolong cepat karena
membutuhkan waktu cerna hanya 2½ jam pada ayam petelur dan 8- 12 jam
pada ayam lain (Scanes et al. 2004).

15
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka


Utama: Jakarta.
Kamal, S.1994. Pencernaan Ayam Bloiler. Aciar: Bogor.
Akoso, dan Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian
Rakyat: Jakarta.
Anonim. 2014. Sistem Pencernaan Ayam Unggas. Ilmu Ternak. Diakses
melalui https://www.ilmuternak.com/2014/11/sistem-pencernaan-
ayam-unggas.html pada 13 November 2019.
Heryahyadi. 2013. Pencernaan Ayam. Coretan Ayam Kampus. Diakses
melalui http://heryahyadi.blogspot.com/2013/04/pencernaan-
ayam.html pada 13 November 2019.
Reski, Ayu et.al,. 2013. Sistem Pencernaan Unggas. Blogspot Hijratul Darussalam.
Padang. Diakses melalui
http://hijratuldarussalam.blogspot.com/2013/08/sistem-pencernaan-
unggas_23.html pada 13 November 2019.
Danupoyo, Citra M., et.al, 2016. Sistem Pencernaan Nonruminansia Unggas.
Manado. Diakses melalui
https://www.academia.edu/28955665/MAKALAH_Sistem_Pencernaan_N
onruminansia_Unggas_ pada 13 November 2019.

16

Anda mungkin juga menyukai