Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU TERNAK UNGGAS

“Sistem Pencernaan Ternak Unggas”

OLEH
KELOMPOK VII

SARJIMAN SAPUTRA BUDIMAN (L1A122053)


SAUJIMAN OKTADEWA (L1A122054)
SITI HERLIN (L1A122056)

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini. Penulis memohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat salah kata dan tata penulisan dan mohon bantuan dari dosen
pengampu mata kuliah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah “Sistem Pencernaan
Ternak Unggas” dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh.

Kendari, 3 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Anatomi Sistem Pencernaan...........................................................3
B. Saluran Pencernaan
............................................................................................................
4
C. Organ Pencernaan Tambahan
............................................................................................................
11
BAB III PENUTUP.........................................................................................14
A. Kesimpulan ......................................................................................14
B. Saran.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................15

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencernaan adalah rangkaian proses perubahan fisik dan kimia yang


dialami bahan makanan di dalam saluran pencernaan ternak unggas. Pencernaan
adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat- zat makanan dalam saluran
pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan – jaringan tubuh.
Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek
menjadi sederhana. Dan kegunaannya adalah untuk mempermudah penyerapan
oleh vili usus.
Saluran pencernaan dapat dianggap sebagai tabung memanjang yang
dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa.
Sistem pencernaan terdiri dari seluran pencernaan dan organ asosori. Saluran
pencernaan merupakan organ yang menghubungkan dunia luar dengan dunia
dalam tubuh hewan, yaitu proses metamolik di dalam tubuh.
Pada unggas memiliki proses pencernaan yang berbeda dengan hewan
lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain
proses pencernaan pada unggas memiliki tiga prinsip yaitu secara mekanik yang
berlangsng di empedal, enzimatis, dan mikrobiologik pada tembolok dan usus
besar.
Pencernaan merupakan serangkaian proses yang terjadi didalam saluran
pencernaan yaitu memecah bahan makanan menjadi bagian atau pertikel yang
lebih kecil, dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana hingga larut dan
dapat diabsorpsi lewat dinding saluran pencernaan untuk memasuki sisitem
peredaran darah atau getah bening, selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh. Organ
pencernaan unggas berupa saluran berkembang sesuai dengan evaluasi yang
diarahkan untuk terbang. Modifikasi yang terjadi dalam sistem pencernaannya
sangat sederhana. Unggas tidak lagi memiliki gigi dan tulang rahang yang besar
berikut ototnya, yang berkembang adalah paruh, lidah, rempela. Unggas memakan
beragam pakan dari biji-bijian ikan dan cacing serta rerumputan maka ragam
sistem pencernaannya berkembang sesuai dengan makanan utamanya.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Bagaimana Anatomi sistem pencernaan?
2. Apa saja organ pencernaan unggas?
3. Apa saja organ pencernaan tambahan unggas?
C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui


bagian-bagian dari sistem pencenaan unggas, mengetahui proses pencernaan
makanan pada unggas dan mampu mendeskripsikan organ-organ pencernaan pada
ternak unggas

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Sistem Pencernaan

Sistem pencernaan merupakan serangkaian proses yang terjadi didalam


saluran pencernaan yaitu memecah bahan makanan menjadi bagian atau partikel
yang lebih kecil, dari senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana hingga larut
dan dapat diabsorpsi lewat dinding saluran pencernaan untuk memasuki sistem
peredaran darah atau getah bening, selanjutnya diedarkan keseluruh tubuh.
Saluran pencernaan semua hewan dapat dianggap sebagai tabung dari
mulut sampai ke anus dan fungsinya adalah mencerna, mengabsorbsi, dan
mengeluarkan sisa ransum yang tidak tercerna. Alat pencernaan unggas termasuk
ke dalam kelompok ternak non ruminansia atau monogastrik (ternak berlambung
tunggal sederhana). Alat pencernaan unggas digambarkan sesuai dengan adanya
tujuh fungsi utama dari bagian-bagian alat pencernaan tersebut yang dihubungkan
dengan ransum yang diberikan yaitu :
1. Mengumpulkan dan membuat bagian-bagian kecil dari ransum yang besar.
2. Menghaluskan ransum dengan berfungsinya enzim pencernaan.
3. Menciptakan lingkungan yang sesuai untuk mikroba usus.
4. Meningkatkan proses sintesa di dalam usus.
5. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh.
6. Mengabsorbsi, mengeluarkan, dan mendaur ulang substansi dalam
pencernaan.
a) Proses Pencernaan
1. Secara Mekanik
Pencernaan secara mekanik (fisik) dilakukan oleh kontraksi otot polos,
terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Proses
mekanik terdiri dari penelanan makanan ke dalam mulut dan gerakan peristaltic
alat pencernaan karena kontraksi otot usus.Pencernaan ini banyak terjadi pada

3
ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak
daripada ayam yang dipelihara secara terkurung.

2. Sistem pencernaan enzimatik


Pencernaan secara kimiawi (enzimatik) dilakukan oleh enzim pencernaan
yang menghasilkan: (1) kelenjar saliva di mulut; (2) enzim yang dihasilkan oleh
proventrikulus; (3) enzim dari pankreas; (4) enzim empedu dari hati; dan (5)
enzim dari usus halus. Peranan enzim-enzim tersebut sebagai pemecah ikatan
protein, lemak, dan karbohidrat.

3. Sistem pencernaan fermentatif


Pencernaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) dan terjadi di
sekum dan kolon. Secara umum pencernaan pada unggas meliputi aspek:
a. Digesti yang terjadi pada paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus
(empedal/gizzard), usus halus, usus besar, dan caeca.
b. Absorpsi yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili
(jonjot usus).
c. Metabolisme yang terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi
protein, glukosa, dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau
daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan menjaga/memelihara
tubuh pada proses kehidupannya. Disamping itu enzim dapat pula dihasilkan
oleh mikroba usus yang dapat berasal dari ransum.

B. Saluran Pencernaan

1. Paruh/Mulut
Unggas tidak memiliki pipi, dan gigi. Langit-langitnya lunak, tetapi
memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Rahang
atas melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah bergantung. Langit-langit
kertas dibagi oleh celah sempit yang panjang di bagian tengah yang terbuka ke
bagian saluran nasal. Lubang ini dan tidak adanya langit-langit lunak menjadikan
tidak mungkin bagi burung untuk melakukan penghampaan untuk menghisap air
ke dalam mulut. Burung harus menyeduk air ke atas bila minum dan
membiarkannya turun kerongkongan oleh adanya gaya gravitasi.

4
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah
kedepan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong
makanan ke esophagus sewaktu lidah digerakan ke belakang. Lidah berfungsi
membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang
berfungsi sebagai elumas makanan untuk mempermudah masuk ke esophagus.
Namun, pakan melalui mulut lajunya terlalu cepat sehingga sedikit terjadi
perubahan pada pencernaan di sini.
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara
menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam
kerongkongan setelah menengadah kepala memanfaatkan gaya gravitasi.

Gambar 1. Paruh Ayam

2. Esophagus (Tenggorokan)
Esophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang
merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan
pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi
selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok.
Setiap kali ayam menelan secara otomatis esophagus menutup dengan adanya
otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.

Gambar 2. Esophagus

3. Crop (Tembolok)

5
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang
merupakan perbesaran dari oseophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak
kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan
makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara
sebelum masuk ke proventriculus.
Tembolok adalah modifikasi dari esofagus. Fungsi utama dari organ ini
adalah untuk menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam
jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama dua jam. Kapasitas tembolok
mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok terdapat saraf yang
berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus sehingga banyak
sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada
saraf untuk makan atau menghentikan makan.
Tembolok mensekresikan mukus yang berfungsi sebagai cairan lubrikasi
yang dapat menghaluskan pakan. Jika ayam lapar, pakan akan melewati tembolok
dan menuju langsung ke proventrikulus dan lambung otot. Selama proses
memakan, tembolok mulai terisi dan bertindak sebagai organ penyimpanan.
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya
kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa
serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk
proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat
kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan.

Gambar 3. Crop atau Tembolok


4. Proventriculus
Proventriculus adalah suatu pelebaran dari kerongkongan sebelum
berhubungan dengan gizzard (empela). Proventriculus juga dapat diartikan

6
sebagai perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari
ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis,
karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang
berguna mencerna protein. Kadang-kadang disebut glandula stomach atau true
stomach. Oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada
pencernaan material pakan di sini. Akan tetapi, sekresi enzim mengalir kedalam
gizzard sehingga dapat bekerja di sini.
Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut
begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena
makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam
proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit
terjadi.

Gambar 4. Proventiculus

5. Gizzard (Ampela)
Gizzard sering kali juga disebut muscular stomach (perut otot). Lokasinya
berada di antara ventrikulus dan bagian atas usus halus. Gizzard memiliki dua
pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan tenaga yang
kuat. Mukosa permukaan gizzard sangat tebal, tetapi secara tetap tererosi.
Reruntuhan gizzard tertinggal bila kosong, tetapi bila pakan masuk, otot
berkontraksi. Partikel pakan yang lebih besar menyebabkan kontraksi juga
semakin cepat. Biasanya, gizzard mengandung material yang bersifat menggiling,
seperti grit, karang dan batu kerikil. Partikel pakan segera digiling menjadi
partikel kecil yang mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk
gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi pakan berupa meterial kasar
akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam.
Fungsi utama gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik
dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan

7
oleh ayam. Partikel empedal adalah memecah atau melumatkan pakan dan
mencampurnya dengan air menjadi pasta yang dinamakn chymne. Bagian atas
lubang pemasukan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang
pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh
aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka
emedal akan kisut.
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan
batas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat
menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal. Peroton
empela dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu
menit. Batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya
otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine.

Gambar 5. Gizzard
6. Usus kecil (Small Intestine)

Gambar 6. Usus halus


Usus halus memanjang dari ventrikulus sampai usus besar dan terbagi atas
tiga bagian yaitu: duodenum, jejunum,dan ileum. Duodenum(usus 12 jari)
berbentukhuruf V dengan bagian pars ascendens sebagai bagian naik. Selaput
mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol
seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas
penyerapan nutrient.

8
Pada ayam dewasa, panjang usus halus sekitar 62 inci atau 1,5 m. Secara
anatomis, usus halus di bagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan
ileum.

a. Duodenum (12 jari)


Duodenum berbentuk kelokan, disebut duodenal loop. Panjang sekitar 20
cm. Pada duodenum menempel pankreas yang mensekresikan pancreatic juice
(mengandung enzim amilase, lipase dan tripsin). Sekresi garam empedu dari gall
bladder yang menempel pada liver dan panceatic juice masuk ke usus halus pada
bagian caudal duodenum. Duodenum bersifat asam (pH 6) karena ada sekresi
getah empedu yang bersifat asam. kantong empedu berisi empedu,yang dihasilkan
oleh hati dan berguna untuk mengemulsikan lemak. pankreas menempel pada
kelokan ini mengsekresikan pankreati juice yang mengandung enzim:
Amilase :mengubah tepung jadi gula
Tripsin : mengubah protein jadi peptide
Lipase : mengubah trigleserid/lemak:asam lemak+ gliserol
b. Jejenum dan Ilium
Merupakan kelanjutan duodenum. Dua bagian tersebut sulit dibedakan.
Berfungsi melanjutkan proses pencernaan yang belum selesai dari duodenum, dan
tempat absopsi nutrien. Panjang jejunum dan ileum sekitar 120 cm, dari caudal
duodenum sampai ileo-caecal-colic junction (dimana usus halus, 2 ceca dan colon
bertemu). Struktur mirip duodenum, kecuali:
1) Bagian tergantung di mesenterium
2) Villi lebih pendek
3) Sedikit jaringan limfoid
Pada jejunum (usus kosong) makanan mengalami pencernaan kimiawi
oleh enzim yang dihasilkan di dinding usus. Enzim-enzim yang dihasilkan
tersebut adalah enzim enterokinase, erepsin, maltase, disakrase, peptidase, sukrase
dan lipase.
Enzim-enzim yang dihasilkan dinding usus sebagai berikut :
a) Enterokinase :mengaktifkan tripsinogen yang dihasilkan pankreas.
b) Erepsin: mengubah dipeptida/peptone menjadi asam amino

9
c) Maltase: mengubah maltosa menjadi glukosa
d) Disakarase: mengubah disakarosa menjadi monosakarida
e) Peptidase: mengubah polipeptida menjadi asam amino
f) Sukrase: mencerna sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa
g) Lipase: mengubah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak.
Pada ileum (usus penyerapan), sepanjang permukaan lumen usus halus
terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut vili atau jonjot usus. Vili
berfungsi memperluas permukaan usus sebagai proses penyerapan zat makanan
akan lebih sempurna. Setiap vilus mengandung pembuluh limfa yang di sebut
lacteal dan pembuluh kapiler.
7. Sekum (Usus Buntu)

Gambar 7. Sekum
Sekum terletak diantara usus halus dan usus besar dan pada unjungnya
buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon
tinja. Fungsi utama sekum secara jelas belum diketahui tetapi didalamnya terdapat
sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga
terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisme.

8. Usus Besar (Large intestine)

Gambar 8. Usus besar


Usus besar terdiri atas sekum yang merupakan suatu kantung dan kolon
yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar, dan turun. Bagian yang turun akan
berakhir di rektum dan anus. Variasi pada usus besar (terutama pada bagian kolon
yang naik) dari satu spesies ke spesies lain jauh lebih menonjol dibandingkan

10
dengan pada usus halus. Usus besar tidak mensekresikan enzim, namun
didalamnya terjadi proses penyerapan air untuk meningkatkan kadar air di dalam
sel tubuh dan menjaga keseimbangan air ayam broiler karena usus besar
merupakan tempat penyerapan kembali air dari usus halus. Usus besar juga
menyalurkan sisa makanan dari usus halus ke kloaka untuk dibuang. Air diserap
kembali di usus besar untuk ikut mengatur kandungan air sel-sel tubuh dan
keseimbangan air. Panjang usus besar yang dimiliki ayam dewasa berkisar 8-10
cm/ekor. Usus besar merupakan kelanjutan saluran pencernaan dari persimpangan
usus buntu ke kloaka.

9. Kloaka

Gambar 9. Kloaka
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka
merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin, dan merupakan muara saluran
reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan
melaui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
saluran kencing dan kelamin,coprodeum sebagai muara saluran makanan dan
proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan udara luar
disebut vent.
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricus pada sisi atas berdekatan pada
sisi luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang
disebut vent, yang pada betina lebih lebar disbanding jantan, karena merupakan
tempat keluarnya telur.
C. Organ Pencernaan Tambahan

11
Organ-organ tertentu berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran
sekresi ke dalam saluran pencernaan. Fungsinya membantu dalam pemprosesan
pakan organ tersebut yaitu pangkreas, lever, kantong empedu.
1. Pangkreas
Pangkreas terletak di antara duodenal loop pada usus halus. Pangkreas
merupakan suatu kelenjer yang berfungsi sebagai kelenjer endokrin maupun
sebagai kelenjer eksokrin. Sebagai kelenjer endokrin, pangkreas mensekresikan
hormon insulin dan glukagon. Sementara sebagai kelenjer eksokrin, pangkreas
mensekrsikan cairan yang diperlukan sebagai proses pencernaan di dalam usus
halus, yaitu pencreatic juice. Cairan ini selanjutnya mengalir kedalam duodenum
melalui pancreatic duct (saluran pangkreas), dimana lima enzim yang kuat
membantu pencernaan pati, lemak, dan protein.
Beberapa enzim dari pangkreas di simpan dan disekresikan dalam bentuk
inaktif dan menjadi aktif pada saat berada di saluran pencernaan. Tripsinogen
adalah enzim proteolitikyang di aktifkan di dalam usus halus oleh enterokinase,
suatu enzim yang di sekresikan dari mukosa usus. Tripsinogen di aktifkan menjadi
tripsin. Kemudian, tripsin akan mengaktifkan kimotripsinogenmenjadi
kimotripsin. Enzim yang lainnya-nuklease, lipase dan amilase-disekresikan dalam
bentuk aktif. Beberapa enzimmembutuhkan kondisi lingkungan optimal untuk
dapat berfungsi.
2. Liver (Hati)
Dari perut dan usus halus, sebagian besar pakan yang diserap masuk ke
dalam vena portal menuju hati, suatu kelenjar terbesar kedalam tubuh. Hati
tersusun dari dua lobi besar.
Fungsi fisiologi hati sebagai beriku:
1) Sekresi empedu.
2) Detoksifikasi persenyawaan racun bagi tubuh.
3) Metabolisme protein, karbohidrat, dan lipida.
4) Penyimpan vitamin.
5) Penyimpan karbohidrat.
6) Destruksi sel-sel darah merah.
7) Pembentukan protein plasma.

12
8) Inaktifasi hormon polipeptida.
Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi
empedu. Empedu penting dalam proses penyerapan lemak pakan dan ekskresi
limbah produk, seperti kolesterol dan hasil sampingan degradasi hemoglobin.
Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel darah
merah, yaitu biliverdin dan dilirubin. Volume empedu tergantung pada.
1) Aliran darah
2) Status nutrisi unggas
3) Tipe pakan yang dikonsumsi
4) Sirkulasi empedu enterohepatic.
3. Kantong Empedu (Gallblader)
Dua saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus. Saluran kanan
kantong empedu terbentuk melebar, dimana sebagian besar empedu mengalir dan
kadang-kadang di tampung. Sementara pada seluran sebelah kiri tidak melebar.
Oleh karena itu, hanya sedikit empedu yang mengalir melelui bagian ini secara
langsung ke usus.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pencernaan ayam berbeda dengan hewan lainya. Pakan akan


melewati esofagus dan langsung menuju tembolok. Pakan di dalam tembolok
akan mendapatkan sekreta mukus yang berfungsi untuk menghaluskan pakan.
Setelah melewati tembolok, pakan menuju lambung kelenjar (proventrikulus)
yang merupakan organ berdinding tebal dan berada di depan lambung otot
(gizzard). Gizzard atau lambung merupakan organ tersusun dari otot yang kuat,
yang berisi bebatuan atau pasir, dan di dalamnya pakan akan dihancurkan. Pakan
kemudian berpindah menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan berakhir di
kloaka. Sistem pencernaan pada unggas tergolong cepat karena membutuhkan
waktu cerna hanya 2½ jam pada ayam petelur dan 8- 12 jam pada ayam lain.
B. Saran

Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya.
Dan semoga makalah ini bergunauntuk kita semua. Amin.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akoso, dan Nuggroho. 1993. Keanekaragaman Ternak Unggas. Dian Rakyat:


Jakarta.
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.
Kamal, S.1994. Pencernaan Ayam Bloiler. Aciar: Bogor.
Sudjarwo, E., & Hamiyanti, A. A. (2017). Ilmu Produksi Ternak Unggas.
Universitas Brawijaya Press.
Widodo, E. (2018). Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Brawijaya Press.

15

Anda mungkin juga menyukai